PENILAIAN RANAH AFEKTIF

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo.
Advertisements

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
(Tes Prestasi Belajar – Pertemuan 1)
PERILAKU.
TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM BENTUK KOMPETENSI
PERENCANAAN PENGAJARAN SEJARAH HANSISWANY KAMARGA.
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN AFEKTIF.
Paket 12 PENERAPAN JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN IPS-MI
PENGANTAR BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Oleh: Dr. Yetti Supriyati, MPd
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Materi Pertemuan 4 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1/20.
MATERI-4 EVALUASI PEMBELAJARAN
PENILAIAN KETERAMPILAN
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
PENDEKATAN TEORI SIFAT,
MATERI-3 EVALUASI PEMBELAJARAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pengembangan Penilaian Psikomotor
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan Pembelajaran 5th session.
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Taksonomi Tujuan Pendidikan (Teori Bloom)
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
Keluar 1.
Pertemuan ke – IV, Perilaku Individu dalam Organisasi
PERILAKU PETANI Sub Pokok Bahasan Ini Mempelajari Teori Perilaku Manusia Dan Faktor Yang Berkorelasi Dng Perilaku Manusia BY : SUTRISNO.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
MERANCANG PEMBELAJARAN IPA DI SD PERTEMUAN 13
PERILAKU.
ALAT UKUR RANAH AFEKTIF DAN ANALISISNYA
sikap & kepuasan kerja Kelompok 1 Dian Purnama Yuliantini
PENILAIAN HASIL BELAJAR
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH GURU
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
PERUBAHAN PERILAKU SASARAN
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
PERILAKU PETANI Sub Pokok Bahasan Ini Mempelajari Teori Perilaku Manusia Dan Faktor Yang Berkorelasi Dng Perilaku Manusia BY : SUTRISNO.
Tata Urutan dan Susunan RPP
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB
(PERTEMUAN KE 4) PENDEKATAN TEORI SIFAT, PERILAKU DAN HUBUNGAN
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
ASESMEN ALTERNATIF GALIH ISTININGSIH PGSD UMM.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
Teori belajar teori taksonomi bloom
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
ALAT UKUR RANAH AFEKTIF
PERILAKU DALAM ORGANISASI
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
Glossary. ACM SIGCHI  Special Interest Group on Computer–Human Interaction ( SIGCHI )  is the one of the Association for Computing Machinery's special.
SISTEM PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
DOMAIN PERILAKU.
KOMPONEN EVALUASI PENDIDIKAN
PENGEMBANGAN SILABUS dan RPP dalam Implementasi KTSP
Tes Prestasi (Pertemuan 2)
KONSTRUKSI ALAT UKUR (Definisi dan Tujuan)
Transcript presentasi:

PENILAIAN RANAH AFEKTIF Oleh : Amat Jaedun Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik UNY

Hakikat Pembelajaran Afektif Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. Andersen (1981), berpendapat bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari: berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Tingkatan Ranah Afektif Tingkat receiving Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus tertentu. Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena tertentu yang positif. Misalnya, mengarahkan agar peserta didik senang membaca buku, senang bekerjasama, dsb.

2. Tingkat responding Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga sudah memberikan reaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian kesenangan thd sesuatu objek atau aktivitas yg khusus. Misalnya: senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian didasarkan pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil berkaitan dgn nilai yg dianut. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

4. Tingkat organization Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya, pengembangan falsafah hidup seseorang.

5. Tingkat characterization Tingkat ranah afektif tertinggi adalah karakterisasi (characterization) nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yg menjadi karakter dirinya, yang akan mengendalikan semua perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan karakter pribadi, emosi, dan sikap sosial.

Karakteristik Ranah Afektif Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 1. Sikap Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu predisposisi kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. 2. Minat Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Lanjutan Karakteristik Ranah Afektif 3. Konsep Diri Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu thd. kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. 4. Nilai Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. 5. Moral Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Pengukuran Ranah Afektif Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu: (1) metode observasi, dan (2) metode laporan diri. Penggunaan metode observasi didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologis seseorang. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, metode ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Pengembangan Penilaian Aspek Afektif membuat kisi-kisi instrumen menulis instrumen menentukan skala pengukuran menentukan pedoman penskoran menelaah (validitas isi) instrumen melakukan ujicoba instrumen menganalisis hasil ujicoba memperbaiki instrumen melaksanakan pengukuran menafsirkan hasil pengukuran

Instrumen Sikap Definisi konseptual: Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.

Pengembangan Instrumen Sikap Contoh indikator sikap thd. mata pelajaran matematika Membaca buku matematika Mempelajari matematika Melakukan interaksi dengan guru matematika Mengerjakan tugas matematika Melakukan diskusi tentang matematika Contoh pernyataan untuk kuesioner: Saya senang membaca buku matematika Tidak semua orang harus belajar matematika Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematika Saya tidak senang pada tugas pelajaran matematika Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaik-baiknya

Instrumen minat Definisi konseptual: Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu berusaha mencari objek, melakukan aktivitas, dan keterampilan untuk tujuan memperoleh kepuasan. Definisi operasional: Minat adalah keingin-tahuan seseorang tentang keadaan suatu objek, dan atau melakukan aktivitas tertentu.

Pengembangan Instrumen Minat Contoh indikator minat thd pelajaran matematika: Memiliki catatan pelajaran matematika. Berusaha memahami matematika Memiliki buku matematika Mengikuti pelajaran matematika Contoh pernyataan untuk kuesioner: Catatan pelajaran matematika saya lengkap Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika Saya senang mengerjakan soal matematika. Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

Instrumen konsep diri Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Definisi konseptual: konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan kelemahannya. Definisi operasional: konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri sendiri yang terkait dengan sesuatu hal.

Pengembangan Instrumen Konsep Diri Contoh indikator konsep diri: Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit Contoh pernyataan untuk instrumen: Saya sulit mengikuti pelajaran matematika Saya mudah memahami bahasa Inggris Saya mudah menghafal suatu konsep. Saya mampu membuat karangan yang baik Saya bisa bermain sepak bola dengan baik Saya mampu membuat karya seni yang baik Saya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran fisika.

Instrumen Nilai Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan aktivitas atau tindakan seseorang terhadap sesuatu yg merupakan refleksi dari nilai yang dianutnya. Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek. Definisi operasional: nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.

Pengembangan Instrumen Nilai Contoh indikator nilai adalah: Menyakini keberhasilan peserta didik Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru. Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik: Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk ditingkatkan. Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal. Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan diterima di perguruan tinggi. Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik adalah atas usahanya sendiri.

Instrumen Moral Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik. Contoh indikator moral sesuai dengan definisi tersebut adalah: Memegang janji Memiliki kepedulian terhadap orang lain Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas Memiliki Kejujuran

Pengembangan Instrumen Moral Contoh pernyataan untuk instrumen moral: Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati. Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain. Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu. Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau ia tidak melihat saya. Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, walau tidak seluruhnya benar. Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.

Skala Instrumen Penilaian Afektif Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah No PERNYATAAN 7 6 5 4 3 2 1 1. Saya senang belajar Sejarah 2. Pelajaran sejarah bermanfaat 3. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran sejarah 4. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Sejarah 5. Pelajaran sejarah membosankan dst

Sikap thd Mata Pelajaran matematika NO PERNYATAAN SS S N TS STS 1. Pelajaran matematika bermanfaat 2. Pelajaran matematika sulit 3. Tidak semua harus belajar matematika 4. Pelajaran matematika harus dibuat mudah 5. Pembelajaran matematika menyenangkan

Contoh Skala Beda Semantik Pelajaran ekonomi 7 6 5 4 3 2 1 Menyenangkan Membosankan Sulit Mudah Bermanfaat Sia-sia Menantang Menjemukan Banyak Sedikit Dst.