Sikap & perilaku terhadap lingkungan PSKOLOGI LINGKUNGAN Kuliah ke-4 Sikap & perilaku terhadap lingkungan Arundati Shinta Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Apa sikap itu? Kecenderungan manusia untuk mengevaluasi suatu objek atau suatu ide dengan cara positif atau negatif. Aspek sikap: afeksi, kognisi, dan kecenderungan perilaku. Sikap terbentuk karena adanya proses belajar * Classical conditioning * Social learning
Pembentukan sikap & classical conditioning Lingkungan kampus dekat dg: * tumpukan sampah bau, pangkalan preman, pabrik yg polusinya tinggi, arus lalu lintas yg bising. Bangunan kampus sifatnya netral (spt bangunan biasa) Kita mengasosiasikan hal2 yg netral dg hal2 yg tidak menyenangkan sikap kita thd kampus menjadi negatif.
Pembentukan sikap & Classical conditionin Asosiasi yg terbentuk dari stimulus buruk + stimulus netral = sikap yg negatif thd objek, kemudian digeneralisasi 9stimulus generalization). Lingkungan bau + gedung kampus yg netral = indv tidak suka pada kampus indv tidak suka pd dosennya, pada kurikulumnya, pada teman2nya. Apa yg keliru dg kurikulum kampus, teman2 kuliah, dosen2nya? Sulitkah untuk menjadi objektif? Sulit, karena manusia pada hakekatnya selalu menilai
Pembentukan sikap mell social learning Tokoh social learning = Albert Bandura * Bila kita melihat model berperilaku ttt kita mungkin menirunya. * Bila kita melihat model itu diberi reward karena perilakunya kita sebagai observer akan merasa juga diberi reward bila meniru perilaku model. * Bila kita melihat model itu mendapat punishment karena perilakunya / ia menghukum dirinya sendiri, kita cenderung tidak meneiru perilakunya.
Contoh penerapan social learning? Orgtua sering buang sampah sembarangan di jalan raya dr mobilnya anak cenderung menirunya. Bila kita meminta tetangga untuk mengecilkan ac dan tetangga menurutinya kita juga akan mengecilkan ac. Bila tetangga menolak permintaan itu kita juga menolak mengecilkan ac.
Hal2 yg perlu diperhatikan dlm social learning Model = * bukan org sembarang, tetapi orang2 signifikan thd subjek yg bisa beri reward & punishment. * orang2 yg dikagumi subjek * instruksi yang ada di buku2 / media massa. Misal = orangtua, guru, sahabat, idola di film/media massa, tetangga yg menyenangkan, kerabat yg dekat, instruksi rinci dari internet tuk buat bom / bunuh diri.
Hal2 yg perlu diperhatikan dlm social learning Proses peniruan tidak otomatis langsung terjadi, tetapi melalui proses kognisi subjek. Meski orangtua jadi model, namun bila perilakunya dinilai negatif (proses kognitif) oleh subjek maka subjek cenderung tidak menirunya. Hal tsb agak sulit terjadi karena proses kognitif indv cenderung dipengaruhi oleh suri tauladan orangtua (model) orgtua sering memberi justifikasi terhadap perilakunya yg keliru.
Contoh social learning Misal orgtua merokok anak bertanya2 haruskah ia menirunya? anak cari informasi dari buku bahwa merokok itu berbahaya tetapi orgtua beri justifikasi bahwa merokok adalah sarana untuk konsentrasi sehingga bisa untuk cari uang, sehingga merokok itu penting buku vs orgtua mana yag lebih kuat? Jadi yg penting: kekuatan ant orgtua vs proses kognisi anak
Ubah sikap dg drive reduction theory of attitude change (Higbee, 1969) * individu akan mengubah sikap bila emosinya dibangkitkan dg hal2 yg tidak menyenangkan / menakutkan. Indv akan berusaha mengurangi rasa tidak nyaman itu dg cara mengubah sikapnya. * bila berita yg tidak menyenangkan itu diiringi dengan rekomendasi tuk hindari bahaya dr objek, dan juga ada jaminan bahwa menerima rekomendasi bakal terhindar dari bahaya objek, maka indv akan mengubah sikapnya.
Perobaan ubah sikap (Harris & Jellison, 1971) Perlakuan = mendengar berita ttg bahaya pestisida & rekomendasi tuk kurangi pestisida * Subjek 1 = perlakuan + info rekomendasi ttg tingkat ketakutan mereka dr physiograph (info palsu ttt saja). * subjek 2 = perlakuan tanpa info ttg tingkat ketakutan mereka. * subjek 3 = perlakuan + info ttg tingkat ketakutan + info berkurangnya ketajutan ketika dengan rekomendasi. Hasil = subyek ke-3 cenderung mengubah sikap terhadap pestisida.
Mengapa ada indv menolak ubah sikap? Teori = Psychological reactance (Jack Brehm, 1972). * indv senang dengan kebebasan dlm berpikir, bertindak. Indv akan berusaha semaksimal mungkin & dg berbagai cara bila ia merasa kebebasannya mulai dikekang. * bila org lain membujuk kita secara keras tuk mengubah pilihan, mk kita merasa tersudut (tidak ada pilihan lain) atau kebebasan kita menajdi terancam. Dampaknya kita justru akan berusaha keras untuk memilih hal-hal yg berlawanan dg arah bujukan awal.
Contoh penerapan psychological reactance Kita membujuk dengan keras & bersemangat agar masyarakat beli minuman dg botol yg bisa dikembalikan lagi, supaya lingkungan terjaga dg adanya proses daur ulang. Dampaknya kita justru membeli minuman dg botol plastik sehingga lingkungan menjadi semakin kotor. Jd lebih baik ubah strategi agar komunitas pro lingkungan hidup, tanpa memojokkan cara berpikir mereka.
Cara menjaga agar sikap tidak berubah? Ketika indv sudah berubah sikap menjadi pro lingkungan hidup, mk sikap baru itu perlu dipelihara / dipertahankan – dg inoculate approach (William McGuire, 1961). Caranya: kita memberikan argumentasi yg lebih adil kepada ke2 belah pihak yaitu yg pro dan yg anti lingkungan hidup. Kita dipandang menjadi lebih objektif, lebih adil, dan tidak memaksa orang lain.
Chapter. 5. Hub. Manusia & lingkungannya pp. 44-66. Apa saja referensinya? Fisher, J. D., Bell, P. A. & Baum, A. (1984). Environmental psychology. 2nd ed. New York: Holt, Rinehart and Winston. Chapter 2. Environmental perception, cognition, and attitudes. pp. 18-57 Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI. Chapter. 5. Hub. Manusia & lingkungannya pp. 44-66.