KONSEP ADMINISTASI SEBAGAI PHILOSHOPY IN ACTION IKA RUHANA
PENGERTIAN ADM. SEBAGAI PHILOSHOPY IN ACTION Administrasi adalah filsafat dalam tindakan. filsafat dan administrasi, keduanya saling berhubungan dan memiliki relevansi satu sama lain. Filosofi adalah proses berpikir benar dan proses penilaian rasionalitas atau logika dan nilai-nilai. Aktivitas ini yang menjadikan administrasi menjadi filasat. Administrasi dapat dipahami sebagai “rasionalitas yang diterapkan dalam hubungan sosial” dan secara berkelanjutan sebagai sebuah “system artificial ‘ (Thompson, 1975, 76)
Etika dan Administrasi Etika adalah dunianya filsafat, nilai, dan moral. Administrasi (bisnis) adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk. Administrasi (bisnis) adalah konkrit dan harus mewujudkan apa yang diinginkan (get the job done). Pembicaraan tentang etika dalam administrasi adalah bagaimana mengaitkan keduanya. Bagaimana gagasan-gagasan administrasi —seperti ketertiban, efisiensi, kemanfaatan, produktivitas— dapat menjelaskan etika dalam prakteknya, Bagaimana gagasan-gagasan dasar etika –mewujudkan yang baik dan menghindari yang buruk itu—dapat menjelaskan hakikat administrasi.
Pengertian Administrasi Hodgkinson (1978: 5). Mendefinisikan ” Administrasi adalah aspek-aspek yang lebih banyak berurusan dengan formulasi tujuan, masalah-masalah yang menyangkut nilai, dan komponen manusia dalam organisasi.
Administrasi hasil pemikiran penalaran manusia yang disusun berdasarkan dengan rasionalitas dan sistematika yang mengungkapkan kejelasan tentang objek formal, yaitu pemikiran untuk menciptakan suatu keteraturan dari berbagai aksi dan reaksi yang dilakoni oleh manusia dan objek material, yaitu manusia yang melakukan aktivitas administrasi dalam bentuk kerjasama menuju terwujudnya tujuan tertentu.
PENGERTIAN STAKEHOLDERS Stakeholder :merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai : kekuasaan, legitimasi, kepentingan terhadap perusahaan.
INTERNAL & EKSTERNAL STAKEHOLDERS
Peren stakeholders internal PERAN PEMILIK Pemilik modal/ uang, dan menanggung resiko bisnis KARYAWAN Menjalankan kegiatan perusahaan MANAGER Mengorganisasikan dan mengelola perusahaan
Peran stakeholders eksternal KREDITOR MEMBERIKAN PINJAMAN KEPADA PERUSAHAAN PEMASOK MEMENUHI KETERSEDIAAN BAHAN BAKU PELANGGAN PENGGUNA BARANG /JASA YANG DIBERIKAN PERUSAHAAN PEMERINTAH PEMBUAT KEBIJAKAN/ATURAN PERS MASYARAKAT
Stakehoder dalam dunia bisnis Dunia bisnis adalah dunia komitmen/ saling terikat baik secara moral dan etika. Menjaga integritas demi kepentingan para stakeholder , hubungan saling percaya dan saling mendukung. Pada dasarnya setiap stakeholder memiliki kebutuhan yang berbeda, kecuali dalam hal pelayanan, di mana semua stakeholder memiliki kebutuhan yang sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur,terbuka, penuh tanggung jawab, wajar, berkualitas, dan adil. Para pengelola bisnis harus bersikap profesional untuk memberikan yang terbaik bagi kepentingan para
Stakeholder dalam dunia bisnis yaitu orang- orang / kelompok/lembaga yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak langsung dalam sebuah bisnis. Keberadaan stakeholder merupakan bagian dari mata rantai bisnis. Stakeholder akan hadir dengan misi dan visi yang berbeda, dan untuk melayani misi dan visi yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis(manajemen) wajib menjalankan praktik-praktik bisnis yang beretika dan bermoral tinggi, agar semua kepentingan stakeholder terpenuhi dengan sempurna.
Dalam dunia bisnis hubungan antara pengelola bisnis (manajemen) dengan stakeholder adalah hubungan etika dan moral untuk tidak merugikan kepentingan mereka di dalam bisnis tersebut. Hubungan yang harmonis diantara stakeholder adalah sebuah obsesi yang wajib diwujudkan oleh para pengelola bisnis, dan harus menjadi komitmen untuk menjaga kepentingan dari para stakeholder dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonis dan seimbang. Menjaga kepentingan stakeholder haruslah menjadi kunci kekuatan dalam sebuah hubungan bisnis yang hebat, sikap cerdik dari pengelola bisnis untuk bertindak jujur dan adil kepada stakeholder adalah sebuah tindakan hebat yang akan mengantar perusahaan bersama bisnisnya ke arah kinerja terhebat.