Psikologi Gestalt Ekarini Saraswati.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 Oleh : LUGTYASTYONO BN Tugas.
Advertisements

Disampaikan pada mata kuliah pengantar psikologi sosial Fisip Unair
PERSEPSI PSIKOLOGI.
PENERAPAN TEORI GESTALT DALAM PEMBELAJARAN
TEORI MEDAN Kurt Lewin.
ALIRAN-ALIRAN DALAM PSIKOLOGI
The Field Thoeritical Theory
Psikologi Eksistensialis Ekarini Saraswati. Pendahuluan  Psikologi fenomenologis sebagaimana namanya menyoroti perilaku manusia dari segi gejala yang.
BEHAVIORISME Behavioris menekankan pada rangsangan: disadari dan tidak disadari Disadari: kegiatan belajar mengajar, latihan-latihan, organisasi Tidak.
TEORI PENDIDIKAN Adriy.weebly.com.
MOTIVASI Devi Risma.
Pokok Bahasan 2 Sejarah dan Aliran Psikologi
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
Mengingat, Belajar dan Berpikir Psikologi Umum dan Sejarah Rika Riany Yoanna Febrianita Ruslim.
PSIKOLOGI UMUM Presepsi Erdinal Mawan Sihombing Fakultas Psikologi Universita 17 Agustu 1945 Samarinda.
Sejarah & Definisi Psikologi
PROBLEM SOLVING ADE PANJI RUKMANA NURSIDDIK TRI ANDIKA M. HATIF
Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
Psikologi Kognitif By Adam Nur Fauzan.
GESTALT THEORY WOLFGANG KOHLER Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psi
LAILI ALFITA, S.Psi, MM, M. Psi. Psikolog
Pengantar Psikologi Sosial
TEORI MEDAN Kurt Lewin.
Field Theory – Kurt Lewin (1890 – 1947)
Pengertian gestalt Gestalt merupakan salah satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam.
Psikologi Gestalt Ekarini Saraswati.
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Sejarah & Definisi Psikologi
Sejarah & Definisi Psikologi
TEORI BELAJAR AUSUBEL, GAGNE DAN BARUDA
Kurt Goldstein TEORI ORGANISMIK.
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Sejarah & Definisi Psikologi
Veny Hidayat, M.Psi., Psikolog
T E K N I DASAR.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Sejarah dan Perkembangan Psikologi.
BIMBINGAN KONSELING.
Judul Latar Belakang Masalah Perumusan masalah Tujuan Penelitian :
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
Perubahan Paradigma Berorientasi pada guru Siswa sebagai objek belajar
FILSAFAT MANUSIA TUBUH DAN JIWA.
Abraham Maslow Devi Ari, M.si
Persembahan Pembawa Maut
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme
Orientasi Baru Dalam Pembelajaran
TEORI BELAJAR BRUNER, GESTALT DAN BROWNELL
GESTAL Oleh: RUDI IRAWANTO.
PENYUSUN MAHFUD FAUZI DENTI AGUSTINA ISMI NURUL AINI PRAHESTI YULIANA DWI A DWIANI NUR F.P.
LANDAS AN PSIKOLOGIS DALAM PENGEM BANGAN KURIKULUM
ASSALAMUALAIKUM. WR. WB.
Paikologi pendidikan Login.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
Daniar Wikan Setyanto, M.Sn
TEORI PSIKOLOGI STRUKTURALISME Tokoh : WILHELM WUNDT Pendapatnya : Utk mempelajari gejala-gejala kejiwaaan kita hrs mempelajari isi & struktur jiwa.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
PENDAHULUAN Pertemuan 01
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
LAILI ALFITA, S.Psi, MM, M. Psi. Psikolog
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
Konflik dan keterampilan dalam bernegosiasi
Metode Penelitian Sastra
TUJUAN : SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PEGERTIAN BELAJAR, CIRI-CIRI BELAJAR,TOERI BELAJAR, FAKTOR-2 YANG MEPENGARUHI,PRINSIP.
Transcript presentasi:

Psikologi Gestalt Ekarini Saraswati

Pendahuluan Psikologi gestal memiliki pandangan yang sama dengan psikologi humanistik yang menganggap manusia secara utuh bukan elemen-elemen. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar di samping tokoh-tokoh pencetusnya pun berbeda. Maslow sebagai tokoh humanistik mendasarkan diri pada ketidakpuasan terhadap pendapat kaum behaviorisme sedangkan para tokoh gestalt mendasarkan pendapatnya pada ketidakpuasan terhadap kaum strukturialisme

Pengertian Istilah “Gestalt” sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain.Arti Gestalt bisa bermacam-macam, yaitu “form” “shape”. (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjemahannya ke dalam bahasa inggris pun bermacam-macam antara lain “shape psychology”, “configurationism” “whole psychology” dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahan. Akhirnya para sarjana diseluruh dunia sepakat untuk menggunakan istilah “Gestalt” tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa lain.

Tokoh-tokoh Max Wertheimer merupakan tokoh pendiri psikologi Gestalt di Jerman. Psikologi Gestalt lebih menekankan kritiknya pada penguraian kesadaran ke dalam elemen-elemen yang dilakukan oleh strukturalismenya Wundt, tetapi masih mengakui adanya unsur kesadaran itu sendiri dalam bentuk yang utuh (totalitas tidak terbagi-bagi dalam elemen-elemen)

Psikologi Gestalt mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dan bahwa data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai fenomena Prinsip mempelajari gejala sebagai totalitas dikemukakan pertama kalinya oleh Christian Von Ehrenfels, tokoh yang merangsang timbulnya aliran ini, pada tahun 1890 dalam eksperimennya mengenai musik.

Suatu komposisi lagu mempunyai sifat tertentu yang disebut “emergent” yang tidak dimiliki oleh not-not dalam lagu itu secara satu pe satu. Kalau tangga nada lagu itu diubah, maka not-not dalam lagu itupun berubah, namun selama komposisinya masih tetap, maka emergentnya masih sama, maka kita tetap akan mendengar lagu yang sama. Jadi, yang penting adalah sifat daripada totalitas yang disebut emergent, bukan sifat-sifat dari pada elemen-elemen.

psikologi Gestelt sependapat dengan pandangan filsafat fenomenologi yang mengatakan bahwa pengalaman haruslah dilihat secara netral. Tidak dipengaruhi oleh apapun. Di dalam fenomena kita harus selalu melihat adanya dua unsur, yaitu objek dan arti. Objek dari fenomena mempunyai sifat-sifat yang dapat dideskripsikan, tetapi segera objek itu tertangkap oleh indera kita, maka kita akan menerimanya sebagai informasi dan pada saat ini kita sudah memberi arti pada objek itu.

Ilusi Kontur

Max Wertheimer Dalam kertas kerjanya ini ia mengemukakan hasil eksperimennya dengan menggunakan alat yang disebut Stroboskop (stroboscop) yaitu alat yang berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat gambar dua buah garis yang satu melintang dan yang lain tegak. Kedua gambar itu tidak terlihat sekaligus, melainkan berganti-ganti. Mula-mula tampak garis yang melintang, kemudian tampak garis tegak, kemudian melintang lagi dan demikian seterusnya.Kesan yang akan terjadi adalah akan tampak bahwa garis itu bergerak dari tegak ke melintang dan sebaliknya, terus menerus. Gerak yang disebut gerak stroboskopik ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis-garis itu sendiri tidak bergerak melainkan muncul berganti-ganti. Gejala ini disebut juga sebagai Phi-phenomenon dan dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai misalnya kalau kita menonton bioskop atau melihat lampu-lampu reklame yang bergerak-gerak.

Kurt Koffka (1886 – 1941) Tokoh kedua adalah Kurt Koffka (1886 – 1941) yang mengungkapkan tentang teori belajar Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan (memory traces), yaitu pengalaman-pengalaman yangmembekas pada temapt-tempat tertentudi otak.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan perkataan lain tidak menyebabkan terjadinya lupa) melainkan menyebabkan perubahan jejak karena jejak ingatan itu cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk Gestalt yang lebih baik dalam ingatan. Latihan-latihan akan memperkuat daya ingat.

Wolfgang Kohler Tokoh ketiga adalah Wolfgang Kohler Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan (intelligent behaviour) pada hewan utamanya simpanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba-salah (trial and error). Kohler membuat eksperimen-eksperimen dengan kera dan membuktikan bahwa pada kera pun terdapat pemahaman (insight).

Kurt Lewin (1890-1947). Tokoh lain yang memiliki pengaruh dalam aliran psikologi ini adalah Kurt Lewin (1890-1947). Menurutnya persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang atau emergent, tetapi ditentukan oleh kekuatan-kekuatan (force) yang ada lapangan psikologis seseorang.

Lewin membagi konflik dalam tiga jenis: Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict). Konflik ini terjadi kalau seseorang menghadapi du aobjek yang sama-sama bernilai positif. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict). Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua objek yang sama-sama mempunyai nilai negatif, tetapi ia tidak bisa menghindari kedua objek itu sekaligus

Konflik mendekat-menjauh (Approach-avoidance conflict) Konflik mendekat-menjauh (Approach-avoidance conflict). Dalam konflik ini terdapat hanya satu objek yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus

Kajian Sastra Novel ini menggambarkan perjalanan hidup seorang ronggeng dianggap memiliki bakat alam. Srintil, nama ronggeng itu, dibentuk oleh lingkungannya sebagai ronggeng dan dididik serta semua perilakinya diarahkan untuk menjadi ronggeng. Kehidupannya sebagai ronggeng itu sendiri bagi Srintil bukan merupakan pilihan hidupnya. Setelah mengalami suka duka menjadi ronggeng, ada perasaan yang hilang dalam dirinya, yaitu cinta. Dia mencintai Rasus dan ingin menjadi istrinya. Keinginannya ini jelas menentang adat dan harapan masyarakat Dukuh Paruk yang menganggap dia sebagai pembawa berkah bagi dukuh itu sebagai dukuh ronggeng. Latar tempat peristiwa di dalam novel ini lebih banyak menggambarkan kehidupan orang Jawa, sekalipun nama Dukuh Paruk itu sendiri tidak ada. Sebagaimana layaknya sebuah dukuh, tempat-tempat yang ditemui dalam novel ini seperti sawah, kuburan, ladang, pasar, kelurahan, kecamatan dan sebagainya. Dalam kajian ini yang menjadi tokoh kajian adalah Srintil dan Rasus. Srintil merupakan seorang ronggeng yang dibentuk oleh lingkungan. Dia belajar menjadi seorang ronggeng karena diarahkan oleh seorang dukun ronggeng. Selain belajar yang dia lakukan juga ada bakat alam yang dia miliki. Hidup sebagai ronggeng memang menjanjikan materi yang banyak dan dapat membuat iri wanita-wanita di dukuh itu. Kecantikan dan kegemerlapan sebagai ronggeng membuat Srintil banyak dipuja orang, selain Rasus kekasihnya. Setelah menjadi ronggeng, Rasus merasa kehilangan Srintil yang telah menjadi milik masyarakat. Rasus benci kepada Srintil dan pergi meninggalkannya. Cintanya kepada Srintil punah. Perasaan kehilangan dalam diri Rasus dialami juga oleh Srintil. Kehidupan ronggeng yang dia jalani ternyata merupakan kehidupan yang semu. Dia mendambakan kehidupan tenang menjadi istri Rasus dan memiliki anak darinya. Dalam diri Srintil dan Rasus ada sisi kehidupan manusia yang tidak mereka dapatkan, yaitu perwujudan cinta. Cinta itu sendiri tidak mungkin terbagi. Setelah terbagi menjadi ternoda. Sekalipun Rasus masih mencintai Srintil, namun dia merasakan tak mungkin menyatu, karena hidup mereka yang berbeda.

Hidup sebagai ronggeng memang menjanjikan materi yang banyak dan dapat membuat iri wanita-wanita di dukuh itu. Kecantikan dan kegemerlapan sebagai ronggeng membuat Srintil banyak dipuja orang, selain Rasus kekasihnya. Setelah menjadi ronggeng, Rasus merasa kehilangan Srintil yang telah menjadi milik masyarakat. Rasus benci kepada Srintil dan pergi meninggalkannya. Cintanya kepada Srintil punah. Perasaan kehilangan dalam diri Rasus dialami juga oleh Srintil. Kehidupan ronggeng yang dia jalani ternyata merupakan kehidupan yang semu. Dia mendambakan kehidupan tenang menjadi istri Rasus dan memiliki anak darinya. Dalam diri Srintil dan Rasus ada sisi kehidupan manusia yang tidak mereka dapatkan, yaitu perwujudan cinta. Cinta itu sendiri tidak mungkin terbagi. Setelah terbagi menjadi ternoda. Sekalipun Rasus masih mencintai Srintil, namun dia merasakan tak mungkin menyatu, karena hidup mereka yang berbeda.

Hidup sebagai ronggeng memang menjanjikan materi yang banyak dan dapat membuat iri wanita-wanita di dukuh itu. Kecantikan dan kegemerlapan sebagai ronggeng membuat Srintil banyak dipuja orang, selain Rasus kekasihnya. Setelah menjadi ronggeng, Rasus merasa kehilangan Srintil yang telah menjadi milik masyarakat. Rasus benci kepada Srintil dan pergi meninggalkannya. Cintanya kepada Srintil punah.

Perasaan kehilangan dalam diri Rasus dialami juga oleh Srintil Perasaan kehilangan dalam diri Rasus dialami juga oleh Srintil. Kehidupan ronggeng yang dia jalani ternyata merupakan kehidupan yang semu. Dia mendambakan kehidupan tenang menjadi istri Rasus dan memiliki anak darinya.

Dalam diri Srintil dan Rasus ada sisi kehidupan manusia yang tidak mereka dapatkan, yaitu perwujudan cinta. Cinta itu sendiri tidak mungkin terbagi. Setelah terbagi menjadi ternoda. Sekalipun Rasus masih mencintai Srintil, namun dia merasakan tak mungkin menyatu, karena hidup mereka yang berbeda.