MK: METODE ILMIAH DOSEN: SUTRISNO HADI PURNOMO
Silabus Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendahuluan Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat 2 Ilmu Pengetahuan, Logika dan Preposisi 3 UKD I 4 Ilmu Pengetahuan, Logika dan Preposisi (Lanj) 5 Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian 6 Dasar-dasar Penelitian dan Metode Ilmiah 7 UKD II 8
Silabus Mata Kuliah Sifat-sifat Ilmu Pengetahuan dan Penalaran Ilmiah 9 Peran Filsafat Ilmu dalam Pengembangan Metode Ilmiah 10 Tanggungjawab dan etika keilmuan 11 UKD III 12 Presentasi dan diskusi 13 Presentasi dan diskusi 14 Presentasi dan diskusi 15 UKD IV 16
Sifat-sifat Ilmu Pengetahuan dan Penalaran Ilmiah
FILSAFAT ILMU – METODE ILMIAH BAGAIMANA (EPISTEMOLOGI) Empirisme Rasionalisme APA (ONTOLOGI) - keberadaan UNTUK APA (AXIOLOGI) – Nilai/etika Logika dan penalaran : Deduktif (Umum khusus) Induktif (khusus umum) Ilmu pengetahuan : Pengetahuan Ilmu Science FILSAFAT ILMU LANGKAH-LANGKAH: : Merumuskan masalah Mengumpulkan keterangan (teori/pustaka) Menyusun hipotesis Mengumpulkan data Mengolah data (analisis) Membuat kesimpulan Mempublikasikan KARAKTERISTIK: Sistematik (berurutan) Logis (induktif/deduktif) Empirik (Fakta di lapangan) Replikatif (bisa diulang/diuji kembali) METODE ILMIAH Logico-hypothetico-verifikasi
Filsafat Sebagai “ibu ilmu” (The Mother of Sciences). Pemunculannya sejak abad ke-5 Sebelum Masehi, filsafat telah menunjukkan supremasinya dalam pentas pemikiran dan keilmuan dunia sebagai “ibu ilmu” (the mother of sciences). Sebagai ibu, filsafat telah menunjukkan diri sebagai kekuatan yang mengandung benih-benih pemikiran keilmuan, terus membina perkembangan ilmu menjadi cabang dan ranting-ranting keilmuan, serta mendewasakan ilmu sebagai ilmu yang otonom dan mandiri.
Filsafat Sebagai “ibu ilmu”
A. Sifat Ilmu Pengetahuan 1.Logis atau masuk akal : Yaitu sesuai dng logika atau aturan berfikir yg ditetapkan dlm cabang ilmu pengetahuan yg bersangkutan. Merupakan bentuk logika yg menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dlm ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dng fakta. Fakta adalah informasi yg diperoleh daripengamatan atau penalaran fenomena.
A. Sifat Ilmu Pengetahuan 2. Obyektif : Dalam ilmu pengetahuan berkenaan dng sikap yg tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mngd arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yg dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.
A. Sifat Ilmu Pengetahuan 3. Sistematis : Adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dng adanya penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
A. Sifat Ilmu Pengetahuan 4. Andal : Yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yg ditentukan yg dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal. 5. Dirancang : Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut rancangan yg menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.
A. Sifat Ilmu Pengetahuan 6. Akumulatif: Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum,dan lain-lain yg terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaidah yg salah, maka kaidah itu akan diganti dng kaidah yg benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporer, tidak pernah mutlak dan final sehingga dng demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
B. Ciri Ilmu Pengetahuan Keluaran penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi yg ada. Originalitas yg dikandung dalam kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya dan tingkat kontribusi ini akan menentukan mutu penelitian. Misalnya penelitian biasanya merupakan hasil karya mandiri dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yg diperoleh selama belajar.
B. Ciri Ilmu Pengetahuan Di tingkat S1. Kontribusi itu dirumuskan sebagai Skripsi. Kontribusi penelitian S2 dirumuskan sebagai Tesis dan bersifat kelanjutan atau penambahan teori, proses atau penerapan yg telah ada. S3 kontribusinya dinamakan sebagai Disertasi dan mempunyai sifat yang mendasar, mempunyai keberlakuan yg universal atau mempunyai dampak luas pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
C. Penalaran Ilmiah Nalar merupakan daya atau bakat memahami dan menarik kesimpulan. Penalaran merupakan proses berfikir yg membuahkan pengetahuan. Ciri penalaran adalah adanya logika dan sifat analisis dari proses berfikir. Cara penarikan kesimpulan scr induksi merupakan cara berfikir dng metode menarik kesimpulan yg bersifat umum dari kasus bersifat individual.
C. Penalaran Ilmiah ARTI PENALARAN : Nalar adalah daya atau bakat memahami dan menarik kesimpulan. Penalaran adalah suatu hasil perbuatan seseorang mendapatkan kesimpulan dng jalan berfikir secara seksama dan bertautan. Penalaran adalah suatu proses berfikir yg membuahkan suatu pengetahuan. Nalar dapat membuat suatu gagasan atau pendapat secara tertib, teratur dng struktur tertentu. Melalui nalar ilmu dapat menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan atau kejadian.
D. Ciri Penalaran Ilmiah Kegiatan penalaran mrpk kegiatan berfikir logis atau proses berfikir yg menurut pola tertentu atau logika tertentu. Penalaran ilmiah diartikan sbg kegiatan analisis yg menggunakan logika ilmiah. Tidak semua kegiatan ilmiah bersifat logis dan analitis. Ciri berfikir menurut penalaran berbeda dng berfikir bukan berdasarkan penalaran. Perasaan mrpk suatu penarikan kesimpulan yg tidak berasal penalaran. Intuisi mrpk kegiatan berfikir yg tidak analitik dan tidak berdasarkan pada pola berfikir tertentu atau tidak berdasarkan penalaran.
D. Ciri Penalaran Ilmiah Dalam penggunaan penalaran harus hati-hati, karena bila salah menerapkannya akan menimbulkan kesalahan dan kesesatan. Manusia dapat mengembangkan pengetahuan dikarenakan adanya kemampuan bernalar. Kemampuan manusia tersebut adalah cara komunikasi dan latar belakang berkomunikasi serta berfikir menurut kerangka berfikir yg mempunyai ciri tertentu dlm menemukan kebenaran shg dpt menarik kesimpulan secara valid dan sahih.
E. Bentuk Penalaran Ilmiah BENTUK DASAR PENALARAN : Dasar penarikan kesimpulan : Logika induktif berkaitan dng penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual menjadi kesimpulan bersifat umum. Logika deduktif berkaitan dng penarikan kesimpulan dari kasus-kasus umum menjadi kesimpulan bersifat individual
E. Bentuk Penalaran Ilmiah PENALARAN INDUKSI : Induksi berpangkal pd sejumlah fakta untuk menyusun suatu penjelasan teori atau kaidah yg berlaku umum. Induksi mrpk cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari berbagai kasus bersifat individual Awal dari penalaran induksi adalah cara mengemukakan pernyataan dng ruang lingkup yg khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi kemudian diakhiri dng pernyataan yg bersifat umum.
E. Bentuk Penalaran Ilmiah PENALARAN DEDUKSI : Deduksi berpangkal pada sejumlah fakta untuk menyusun suatu penjelasan teori atau kaidah yg berlaku khusus. Deduksi merupakan cara berfikir utk menarik kesimpulan dr berbagai kasus bersifat umum. Penalaran ilmiah pada hakikatnya mrpk gabungan dari penalaran induksi dan deduksi.