PenulisRahaju Ernawati; Wahju Tjahjaningsih; Nanik Sianita; Yola Rahmahani;Suwarno Asal Fakultas Kedokteran Hewan Sumber Dana DRK DPP Tahun 1990/1991 Bidang.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SELAMAT DATANG DI PEMBELAJARAN BIOLOGI
Advertisements

ISEMINASI BUATAN PADA KELINCI FKH - UNAIR.
TOXOPLASMOSIS CAUSA : TOXOPLASMA GONDII I.S : MAMALIA,UNGGAS
TINGKAH LAKU SOSIAL V.M. Ani N..
ANTIGEN-ANTIBODI PENGERTIAN : ANTIGEN ANTIBODI
SIGNALEMENT & ANAMNESE
VAKSINASI IKAN.
AVIAN INFLUENZA KEJADIAN : Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur Diagnosa awal : ND tipe Asiatik (ND velogenik-viscerotropik)/VVND Lokasi serangan.
POX VIRUS (CACAR) PADA UNGGAS
VIRUS Loading…… DEPARTEMENT OF BIOLOGY EDUCATION
V I R U S http//:ltps.uad.ac.id.
INFECTIOUS LARYNGOTRACHEITIS
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
KEBUTUHAN NUTRISI ITIK
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis drh. Retno Bijanti, MS.; drh. Retno Sri Wahjuni, MS.; drh. Romziah Sidik, Ph.D. Asal Kedokteran Hewan Sumber Dana DIK Rutin.
IMUNISASI “Bunda arif” Jl. Jatiwinangun No. 16 Purwokerto
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Sesi 9 GAMBARAN UMUM MODUL PELAPORAN Direktorat Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan.
FMIPA Universitas Negeri Medan
TMV Para peneliti virus: D.Ivanovsky M.Beijerinck Wendell M. Stanley.
Uji Coba lapangan (FIELD TRIAL).
FLU BURUNG DAN FLU BABI.
Budidaya domba garut Oleh: Ilma Mahdiana ( )
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 5 – Penyebab Penyakit.
Penulisdr. Bariah Ideham, MS.; Prof. Dr. dr. Yoes Prijatna D., M.Sc.; Prof. Dr. H. Sarmanu, MS. Asal Tropical Disease Center Universitas Airlangga Sumber.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit.
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 3 – Tanda, Sindrom, dan membuat diagnosis File.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Lapangan Sesi 9 – Mengumpulkan data dan menghitung kasus.
EVALUASI BIOLOGIS PAKAN
Departemen Peternakan Fak.Kedokteran Hewan UNAIR
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
V I R U S Standar Kompetensi:
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT
CARA PENYUNTIKAN VAKSIN RABIES
Jumlah telur Mati Hidup
JAPANESE ENCEPHALITIS
SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI Bogor, 8-9 Agustus 2017.
Design By Arya Pratama Pendidikan Ilmu komputer
PENYAKIT UNGGAS Drh Iman Setyowati K.
KEKEBALAN DAN VAKSINASI
Daur Hidup Makhluk Hidup
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MODUL 7 VAKSINASI (VAK).
Budidaya Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica )
Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor
YANUAR TEGUH PARAMITA, PERANAN PETERNAKAN AYAM PETELUR TERHADAP PERUBAHAN KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus di Desa Pakujati.
PROSEDUR UJI HI buang Pengenceran serum
PEMELIHARAAN ANAK AYAM TIPE PETELUR
Virus.
Perkembangbiakan hewan dan Daur tumbuhan
Faculty of Veterinary Medicine Bogor Agricultural University
Beternak Itik Secara Intensif
Virus.
BAB 2 VIRUS. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
MAREKS/POLYNEURITIS/FOWL PARALYSIS/NEURO-LYMPHOMATOSIS GALLINARUM
EVALUASI BIOLOGIS PAKAN
Bahaya Biologis di Tempat Kerja By.
KELOMPOK 4 NI PUTU MITHA DEWI NI LUH GEDE ARIYANTI PUTRI NITYARI
FASE PRODUKSI.
PERHITUNGAN VAKSINASI ND
ANTIGEN-ANTIBODI PENGERTIAN : ANTIGEN ANTIBODI
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT AVIAN INFLUENSA (FLU BURUNG) PADA TERNAK AYAM Kelompok 5 : Krish Naufal A. R, S.Kep Surya Dewi Puspita,
PEMELIHARAAN ANAK AYAM TIPE PETELUR
IMUNISASI TIM SIMULASI KDM.
FASE PRODUKSI.
Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit ayam
POLIOMIELITIS (PENYAKIT POLIO)
Oleh Agustin Indrawati Retno D Soejodono Rahmat H
Transcript presentasi:

PenulisRahaju Ernawati; Wahju Tjahjaningsih; Nanik Sianita; Yola Rahmahani;Suwarno Asal Fakultas Kedokteran Hewan Sumber Dana DRK DPP Tahun 1990/1991 Bidang Ilmu PENGARUH PEMBERIAN VAKSIN KOMBINASI NEWCASTLE DISEASE DAN INFECTIOUS BRONCHITIS DENGAN VAKSIN TUNGGAL NEWCASTLE DISEASE TERHADAP TITER ANTIBODI PADA AYAM SERTA PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN HISTOPATOLOGIS PADA TELUR AYAM BERTUNAS ABSTRAK Penyakit ND (Newcastle Disease) dan IB (Infectious Bronchitis) merupakan penyakit pernafasan yang banyak menyerang ayam dan menimbulkan kerugian yang besar. Vaksinasi ND maupun IB merupakan cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya penyakit. Vaksinasi dengan menggunakan vaksin kombinasi ND dan IB merupakan cara yang praktis dalam menanggulangi penyakit tersebut. Namun efektifitas vaksin kombinasi dalam pembentukan antibodi masih diragukan mengingat adanya fenomena interferensi. Dari hal tersebut maka permasalahannya adalah (1) Apakah virus kombinasi ND dan IB menimbulkan interferensi terhadap pertumbuhan pada Telur Ayam Bertunas (TAB) dan pembentukan antibodi pada ayam? (2) Sejauh manakah adanya interferensi dalam pembentukan antibodi pada ayam bila diberikan vaksinasi dengan vaksin kombinasi ND dan IB dibandingkan dengan vaksin tunggal ND? Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas dan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peternak ayam khususnya dalam menanggulangi penyakit dengan melakukan vaksinasi yang efektif. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembiakan virus pada TAB serta tahap vaksinasi pada ayam, untuk mengetahui titer antibodi yang dihasilkan. Pada tahap pembiakan virus digunakan masing-masing 10 butir TAB yang disuntik dengan virus 47 vaksin kombinasi ND dan IB sebanyak 10 EID serta dosis 10 EID untuk virus vaksin tunggal ND. Tanda pertumbuhan virus ND menunjukkan hasil hemaglutinasi (HA) positip serta perubahan histopatologi, sedangkan pertumbuhan virus IB pada embrio TAB berupa hambatan pertumbuhan (kerdil) serta jari kaki keriting. Tahap vaksinasi digunakan tiga kelompok masing-masing 30 ekor ayam pedaging CP 707 umur 3 minggu yang divaksinasi dengan vaksin tunggal ND, vaksin kombinasi ND+IB Mass (vaksin komersial) secara tetes mata, serta kelompok kontrol yang tidak divaksinasi. Titer antibodi diperiksa dengan uji HI mikroteknik setiap minggu setelah vaksinasi sampai selama 4 minggu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan titer HA serta perubahan histopatologis pada TAB yang disuntik dengan virus vaksin tunggal ND dan virus vaksin kombinasi ND+IB. Terdapat perbedaan pertumbuhan virus vaksin pada embrio TAB. Titer antibodi ND yang dihasilkan oleh vaksin tunggal lebih tinggi dibandingkan dengan vaksin kombinasi. Atas dasar hasil penelitian tersebut disarankan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui titer antibodi IB yang dihasilkan oleh vaksin tunggal IB dan vaksin kombinasi ND+IB. Kata kunci : Newcastle Disease, Infectious Bronchitis, Titer Antibodi