LUAS WILAYAH: 15.273,60 Km JUMLAH PENDUDUK: 2.186.810 Jiwa. JUMLAH KAB/KOTA: 15 Kab/Kota. JUMLAH KEC/DESA: 149 Kec / 1.496 Desa RS PEMERINTAH: 10 RS.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

KEBIJAKAN PELAYANAN KES DASAR DALAM PROGRAM JAMKESMAS TAHUN 2008
HASIL PEMBAHASAN DISKUSI KELOMPOK C-2 SDM KESEHATAN: DALAM RANGKA PENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL, AKSES DAN MUTU PELAYANAN.
KEBIJAKAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN
Pusdiklat Aparatur BPPSDM Kesehatan
KEPALA PERPUSTAKAAN SEKOLAH
(Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011)
Workshop Quality Assurance (Internal LPMP) Usulan Program LPMP SULTRA 2009.
DELAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
RENCANA PELAKSANAAN DIKLAT PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN DALAM IMPLEMENTASI KEPMENKES 971 / 2009 KELOMPOK C & D KETUA : PAK SUBUR PENYAJI : PAK SUPRIYADI.
KEPALA INSPEKTORAT UTAMA SEKRETARIAT UTAMA 1
DAN RENCANA TINDAK LANJUT
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN DESKRIPSI PPSDMK
PENILAIAN PRESTASI KERJA (Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011)
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
SOSIALISASI PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Analisis Standar Proses
PROBLEMATIKA PEMBANGUNAN
PENGORGANISASIAN DAN PEMBINAAN POKJANAL POSYANDU
KEBIJAKNAN PELATIHAN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL
“Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”
MEKANISME AKREDITASI SD / MI
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KARIR GURU (PTK DIKDAS)
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
PERAN PROVINSI DALAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN HASIL DISKUSI KELOMPOK I.
DATA KETENAGAAN DALAM KOMUNIKASI ON LINE
RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN KKG DAN MGMP
PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PARADIGMA SEHAT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KENDALA /TANTANGAN IMPLEMENTASI EDS/M - MSPD
Tahun 2010 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KESEHATAN
RENCANA PELATIHAN KESEHATAN HAJI PUSDIKLAT APARATUR 2012
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
PERAN BKKBN DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN JAMPERSAL.
KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN JAWA BARAT DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) KESEHATAN OLEH : KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT.
PETA STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
JUKNIS PENYUSUNAN LAPORAN ANALISIS KONTEKS
PENGORGANISASI BIDANG KEPERAWATAN
Prospek Jaminan Kesehatan Maskin di Masa Mendatang?
HASIL DISKUSI KELOMPOK PTK PAUD
PRESENTASI PERTEMUAN KEMITRAAN
BINDIKLAT Kebijakan Direktorat Departemen Pendidikan Nasional
RAPAT KOORDINASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
MEKANISME DAN KAJIAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH
AKREDITASI PUSKESMAS.
KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2016
RAKOR SOSIALISASI SEKOLAH MODEL
Pengelolaan Data Prioritas Pada Aplikasi Komunikasi Data
Pengelolaan data dan Informasi SDMK
LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) JAWA TIMUR
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
DOKUMEN MUTU UM PALANGKARAYA 2014
OVERVIEW PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN PELATIHAN DASAR CALON PNS
H. ARSON ABADI, SKM, M.Si Dinas Kesehatan Kab.OKU SELATAN
PEMBAHASAN PROGRAM KERJA SPIP LKPP
OPTIMALISASI BOK DALAM PROGRAM PAMSIMAS/STBM TAHUN 2017
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
VERIFIKASI SEKOLAH MODEL PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017
DITJEN MANAJEMEN DIKDASMEN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
25 APRIL 2013 Dinas Kesehatan Kab. Sumedang
PERTEMUAN PENGELOLA KETENAGAAN SARKES SWASTA Sdmkes Dinkes kab blitar
REVIEW PERMENKES tentang Penempatan Tenaga Kesehatan Melalui Penugasan Khusus di DTPK Tahun 2010 KELOMPOK III.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS PEGAWAI.
Evaluasi dan Rencana Kerja
“Akreditasi Bermutu untuk Pendidikan Bermutu”
OVERVIEW PELATIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN PELATIHAN DASAR CALON PNS
Keputusan Menteri Kesehatan No.128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Kelompok II : Aditya Prayudha Setri Endah Pratiwie Siti Ayu Puspasari Khana.
Transcript presentasi:

LUAS WILAYAH: ,60 Km JUMLAH PENDUDUK: Jiwa. JUMLAH KAB/KOTA: 15 Kab/Kota. JUMLAH KEC/DESA: 149 Kec / Desa RS PEMERINTAH: 10 RS. RS SWASTA: 14 RS. RS TNI/POLRI: 5 RS. PUSKESMAS: 159 Puskesmas. PUSTU: 530 Pustu POSYANDU: Posy. POLINDES: 425 Polindes. JUMLAH PNS KES: orang.

NOINDIKATOR PERKEMBANGAN BANGKES SULUT 2005 IND.2005 SASARAN BANGKES 2009 (RPJMN) 1IMR (Per 1000 KH) MMR (Per KH) UHH (Tahun)70,9 (2005) 69 72,01(2008) 70,6 4 Gizi Kurang Balita (%) 6, %

1.Peningkatan kualitas, jumlah dan jaringan puskesmas 2.Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan 3.Pengembangan sistem jaminan kesehatan terutama bagi penduduk miskin 4.Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat 5.Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini

NOJENIS TENAGAJML NAKES DI SULUT RASIO KEBUTUHAN JUMLAH KEBUTUHAN 1Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Bidan Tenaga Keperawatan Tenaga Kefarmasian Tenaga Kesehatan Masy Tenaga Gizi Tenaga Keterapian Fisik Tenaga Keteknisan Medis

1. Nakes rangkap tugas 2. Tupoksi tidak sesuai dengan kompetensi. 3. Pemekaran wilayah menyebabkan mutasi nakes. 4. Penyebaran nakes tidak merata, ada yg kelebihan tetapi ada yg kekurangan. 5. Kurangnya kaderisasi ditempat kerja.

1. Pemerataan nakes terutama daerah dtpk dengan sistem kontrak. 2. Mendekatkan pelayanan kesehatan dengan program dokter ptt. 3. Beasiswa sekolah kesehatan sampai dokter spesialis. 4. Pemberian insentif bagi nakes untuk daerah tertentu.

1. Menambahkan apa yang belum dimiliki. 2. Meningkatkan apa yang sudah dimiliki. 3. Menyempurnakan apa yang seharusnya dilakukan. PERLU PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KEBUTUHAN LOCAL SPESIFIK DAERAH.

1. Pelatihan SDM Kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan yang bermutu dalam upaya untuk mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2. Pelatihan diselenggarakan dengan menerapkan prinsip peningkatan mutu yang berkesinambungan :  Mengacu pada penggunaan metodologi dan teknologi pelatihan yang inovatif, kreatif dan tepat guna  Dilaksanakan secara berjenjang dan berlanjut  Meningkatkan kompetensi dan menunjang pengembangan karir  Memenuhi kebutuhan individu, tim dan organisasi

3.Pelatihan kesehatan mengikutkan peran aktif unit diklat daerah, masyarakat, organisasi profesi dan swasta dengan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan ( membangun jejaring kediklatan) 4. Pembinaan SDM Kesehatan diklat melalui peningkatan kapasitas individu maupun institusi. 5.Peningkatan sarana dan prasarana Institusi Diklat di Bapelkes.

Peningkatan Kapasitas SDM Diklat Bapelkes  Pelatihan Training Officer Course ( TOC )  Pelatihan Akreditasi pelatihan  Pelatihan Management Of Training ( MOT )  Fasilitator TB  Pelatihan CPD  Pelatihan TNA  TOT Surveylance  TOT Kesling  MOT ( Master of Training )  Pelatihan Widyaiswara dengan pendekatan NLP  TOT Adminkes

NO.PENYELENGGARAJUMLAHKET. 1SWASTA25 2PUSAT15 3PEMDA5 4DINAS KESEHATAN16 5POLTEKES5 6NON PEMDA4

NO.JENIS PELATIHANJUMLAHPENYELENGGARA 1P2TB1 Bina Pengendalian Masalah Kesehatan 2AIDS1Sda 3KUSTA1Sda 4SURVEILANS1Sda 5TB PARU2Sda 6TB KUSTA1Sda 7GIZI1 Bina Kesehatan Keluarga & Gizi 8ANAK1Sda 9HIPERBARIK1 10WOC1Bina Pengendalian Masalah Kesehatan

I.PERSIAPAN Tahap persiapan akreditasi meliputi : *Pembentukan Tim Akreditasi Propinsi Tim akreditasi propinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas KesehatanNomor 188.4/SK.DINKES/2997/X/2009 tanggal 1 Oktober 2009 dengan masa bakti 2 tahun dan akan diperbaharui kemudian.

 Ketua: Dr. Editha K (Kepala Bapelkes)  Wk Ketua: Dr. A. Sumarau, M.Kes (Wi)  Sekretaris: Kasie Pengendalian Mutu Bapelkes  Anggota Tetap : 11 orang terdiri dari unsur pejabat struktural eselon III dan Unsur Bapelkes.  Anggota Tidak Tetap : 8 orang terdiri dari unsur Kepala UPTD dan Ketua Organisisasi Profesi.

1. Melakukan sosialisasi informasi Akreditasi Pelatihan di wilayah Propinsi. 2. Melaksanakan akreditasi terhadap pelatihan yang dilaksanakan oleh unit kerja di tingkat Provinsi dan Kabupaten. 3. Mengevaluasi dan memberikan umpan balik terhadap komponen yang dinilai. 4. Membuat laporan hasil audit dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.

II.KEGIATAN : a. Sosialisasi / Desiminasi Informasi. Pertemuan dipimpin oleh Kepala Dinas dihadir oleh semua pejabat struktural baik eselon III maupun IV dari Dinas Kesehatan maupun UPTD. Ada pemamaran oleh Wakil Ketua Tim Akreditasi tentang :  Apa akreditasi pelatihan.  Mengapa perlu dilakukan.  Bagaimana melakukan akreditasi pelatihan.

b.Surat kepada para Kabid dan Kepala UPTD oleh Ketua Tim Akreditasi Pelatihan berisi penegasan sudah terbentuknya Tim Penilai Akreditasi Pelatihan dan penyampaian formulir akreditasi pelatihan. c.Uji coba pelaksanaan akreditasi pelatihan. Mengingat tahun anggaran 2009, pelaksanaan kegiatan proyek ada keterlabatan maka untuk tahun 2009 pelaksanaan akreditasi hanya beberapa pelatihan saja. Lanjutan…...

Kendala yang dihadapi saat dilakukan uji coba : Waktu yang terlalu singkat antara pengajuan akreditasi dan waktu pelaksanaan pelatihan. Kurikulum pelatihan sudah dibatasi oleh ketersediaan jam dalam DIPA, sehingga sulit untuk ada penyesuaian. Perencanaan usulan pelatihan belum melibatkan Tim akreditasi pelatihan Lanjutan…...

NOBIDANG / UPT JML PELATIHAN 1SEKRETARIAT2 2BIDANG KESGA DAN GIZI10 3BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN5 4BIDANG PROMOSI KESEHATAN2 5BIDANG UPAYA PELAYANAN KESEHATAN2 JUMLAH 21

› Semua pelatihan melalui akreditasi pelatihan. › Tersedia jadwal pelatihan selama setahun untuk menghindari penumpukan pelatihan pada bulan- bulan tertentu. › Perlu koordinasi waktu yang tepat khususnya bagi pelatihan yang ada narasumber/fasilitator dari pusat untuk pengaturan jadwal. › Tim akreditasi dapat terlibat memberi masukan dalam penyusunan rencana pelatihan yang dilakukan program yang tertuang dalam rkakl › Tim akreditasi melakukan pendampingan dalam pembuatan kurikulum pelatihan untuk pelatihan yang belum ada juklak / juknisnya dari pusat. › Bapelkes sebagai institusi pendidikan dan pelatihan kesehatan harus pro aktif menyediakan kurikulum pelatihan yang berbasis kebutuhan local spesifik daerah.

TERIMAKASIH