PENGENDALIAN VEKTOR.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSYARATAN HYGIENE SANITASI TPM
Advertisements

PENERAPAN KONSEP DASAR LINGKUNGAN HIDUP
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
Penyebab , Musim Hujan... banjir penyakit. Seperti flu, demam, malaria
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
Lipas Upik Kesumawati Hadi
MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Kesehatan Masyarakat disekitar Sungai Siak
ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
OLEH NISWAN ISKANDAR ALAM
DIARE (MENCRET).
(BIOLOGIS, KIMIA DAN FISIK) SERTA CARA MENGATASINYA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
II. MEMENUHI KEBUTUHAN PSYCHOLOGIS
Deteksi Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
SURVEiLANs VEKTOR PENGAMATAN YG SISTEMATIS DAN TERUS MENERUS
Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia
(BIOLOGIS, KIMIA DAN FISIK) SERTA CARA MENGATASINYA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
Demam Berdarah Dengue Kelompok
SEMARANG “PERANGI” DBD
KESEHATAN LINGKUNGAN.
DEMAM BERDARAH dan PENCEGAHANNYA
Achmad Ramdani Ardiya Regita Pramesti Arina Dwi Saputri Agus Setiawan
Lipas Upik Kesumawati Hadi
KESEHATAN, PENYAKIT, DAN PENCEGAHANNYA
Peranan Air Bagi Kehidupan PERTEMUAN IV Nayla Kamilia Fithri
Oleh :dr.Fauziah Elytha,MSc
Epidemiolog Kesehatan Pertama
DR ADOLFINA PUSKESMAS BANTUL II
Dhf (Dengue hemoragic fever)
BANJIR dan PANCAROBA.
Disusun oleh: Hemanath Sinnathamby ( )
PENYULUHAN GERAKAN 3MPLUS
Rekayasa Lingkungan Semester V Norma Puspita, ST. MT.
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
KESEHATAN KODAM JAYA JAYAKARTA
PENYAKIT-PENYAKIT PADA ANAK USIA SEKOLAH
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
PROPOSAL TUGAS AKHIR GAMBARAN PRILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MENGENDALIKAN ANGKA BEBAS JENTIK DI PUSKESMAS TEBAS TAHUN 2018 Disusun Oleh H.MARADI NIM
 DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.  Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk.
DINAS KESEHATAN KOTA BATAM. GAMBARN UMUM PERJALANAN PENYAKIT DBD DI INDONESIA TAHUN KASUS DBD 24 MENINGGAL Selama 41 Tahun 2 Provinsi 2 kota.
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DINKES KPB. KRUI 2016.
Universitas Advent Indonesia JURUSAN Biologi TA.2014/2015
Demam Berdarah Dengue (DBD) KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA.
Vector Control (Pengendalian Vektor)
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD). PENGERTIAN DBD DBD merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah. Penyakit ini merupakan salah satu.
PROGRAM PENGENDALIAN KECACINGAN TERINTEGRASI
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Disampaikan oleh : Ns. M. Nurman, M. Kep Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIKes Tuanku Tambusai Bangkinang.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
J AMBAN S EHAT F AKULTAS KEDOKTERAN U NIVERSITAS TRISAKTI.
PROGRAM PENGENDALIAN KECACINGAN TERINTEGRASI
Pelaksanaan FL topik: DBD Pretes: Rabu, 26 Feb 2014 Koordinasi dg Puskesmas: Selasa, 13 Mei 2014 Lapangan I: Selasa, 20 Mei 2014 Lapangan II: Selasa,
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Demam Berdarah Dengue FKM UI. Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk demam berdarah Dan bisa menyebabkanKEMATIAN…!!!!!
Presentation Title Pitch Deck Tagline Can Extend to Two Lines PEMANFAATAN BUKU KIA Pitch Deck Tagline Can Extend to Two Lines PEMANFAATAN BUKU KIA PEMBERANTASAN.
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
PHBS RUMAH TANGGA (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Oleh : Almayda Anastasia,SKM Puskesmas Cipadu.
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUWAWA TENGAH.
Transcript presentasi:

PENGENDALIAN VEKTOR

(Aedes Aegypti, Albopictus)

PENDAHULUAN Penyakit DBD adalah menular yang sering menimbulkan wabah serta menyebabkan kematian pada orang banyak Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypt Nyamuk tersebut tersebar disekeliling rumah kita sehingga keluarga serta masyarakat mengandung resiko tertular penaykit DBD Obat setara vaksin untuk penyakit ini belum ada, sehingga untuk memberantas penyakit ini adalah dengan membasmi nyamuk Aedes Aegypt.

NYAMUK PENULAR DBD (Aedes Aegypt) 1. Sirkulasi/Sifat Perkembang-biakan Namyuk Aedes Aegypt Nyamuk Dewasa Telur Pupa Kepompong Jentik-Jentik

LIFE CYCLE OF AEDES MOSQUITO 2-3 days 2-3 days 2 weeks 8-9 days 2-3 days GROUP: AEDES

Nyamuk Aedes Aegypti & Perkembangbiakannya.

2. Ciri / Sifat Nyamuk Aedes Aegypt A. Sifat-sifat Nyamuk Aedes Aegypt : Berwarna hitam dan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuhnya Berkembang biak ditempat penampungan air & barang-barang yang memungkinkan air tergenang Berkembang biak diselokan/got atau kolam air yang langsung berhubungan dengan tanah Biasanya mengigit (menghisap darah) pada pagi hari hingga sore hari Mampu terbang sejauh 100 meter

B. Sifat-sifat Jentik-Jentik Nyamuk Aedes Aegypt : Berenang bebas diair Mengalami 4 stage (instar 1 s/d3) Ada corong udara dgn pecten & sekelompok bulu2 Pada waktu istirahat membentuk sudut pd permukaan air Banyak dijumpai pd genangan air dgn tempat tertentu (drum,bak,tempayan,kaleng bekas & pelepah pohon)

C. Sifat-sifat Telur Nyamuk Aedes Aegypt : Diletakkan pada dinding tempat air atau pd benda2 yg terapung di permukaan air satu persatu Sekali bertelur 300 butir 2-3 hari Bisa bertahan tanpa air selama ± 6 bulan.

3. Tempat-tempat Perkembang Biakan Nyamuk Aedes Aegypti Tempat-tempat penampungan air seperti :Bak mandi, Tempayan Air, Drum, Bak WC Barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti : tempat minum burung, pot tanaman, vas bunga, ban bekas, plastik, kaleng bekas atau sampah-sampah yang dibuang sembarangan

Jenis container

CARA PENULARAN PENYAKIT DBD Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit / menghisap darah orang yang TIDAK sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue. (orang yang memiliki kekebalan terhadap virus) Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit dapat pergi kemana saja sehingga dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain ditempat yang ada nyamuk aedes aegypti

Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar keseluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar liurnya Bila nyamuk tersebut menggigit / meghisap darah orang lain maka virus akan pindah bersama air liur nyamuk Bila orang yang ditulari tidak memiliki kekebalan maka ia akan segera menderita DBD Nyamuk Betina Aedes albopictus membawa virus chikungunya sebagai penyebab penyakit Chikungunya.

Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue , seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.

GEJALA KLINIS Demam akut 2-7 hari,bersifat bifasik Manifestasi pendarahan yang biasanya berupa : petekia, ekimosis atau purpura, hematermesis atau melena Trombositopenia < 150.000 μl. Terjadi kebocoran plasma

Tindakan Dini Yang Harus Dilakukan Beri minum sebanyak-banyaknya dengan air yang sudah dimasak seperti : Air susu, sari buah, air teh, oralit atau air lainnya Kompres Berikan obat penurun panas Segera berobat ke Puskesmas / Dokter

MEMBERANTAS JENTIK-JENTIK NYAMUK DBD DI TEMPAT-TEMPAT AIR MENGGENANG. CARA MENCEGAH DBD UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DBD, NYAMUK PENULARNYA HARUS DIBERANTAS SEBAB VAKSIN UNTUK MENCEGAH BELUM ADA. MEMBERANTAS JENTIK-JENTIK NYAMUK DBD DI TEMPAT-TEMPAT AIR MENGGENANG. MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN-DBD)

3 M PLUS 3 M : MENGURAS,MENUTUP, MENGUBUR MEMBUBUHKAN LARVASIDA MEMELIHARA IKAN MENGUSIR NYAMUK : MEMBAKAR OBAT NYAMUK MEMASANG kawat kasa , MENGGUNAKAN kelambu, PAKAIAN PANJANG. MENCEGAH GIGITAN : MENGOLESKAN REPELANT MENYEMPROT RUANGAN

3M plus Kasa Larvasiding Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot Obat Nyamuk Gosok plus Pencahayaan Ventilasi Kasa

Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia Leptospirosis Kupu, Lepidoptera Caplak, Haemophysalis, Hyaloma, Dermacentor, Ornithodoros, Rhipicephalus Kutu, Anoplura Kalajenking (Acarina) Pes Pinjal Tikus di dalam sarang Tungau (Acarina) Kelabang, Myriapoda (Acarina) Demam semak Murine typhus Kaki seribu, Diplopoda Kumbang predator, Hemiptera

Biologi dan Perilaku Pinjal Tubuh pinjal dewasa adalah pipih bilateral, Berukuran 1,5-4 mm, berwarna kuning terang hingga coklat tua, tidak bersayap, memiliki 3 pasang tungkai panjang yang digunakan untuk lari dan melompat, tungkai dan tubuhnya ditutupi rambut kasar atau rambut-rambut halus,

Biologi dan Perilaku Pinjal Kepalanya kecil berbentuk segitiga dengan sepasang mata dan 3 ruas antena yang berada pada lekuk antena di belakang antena ada yang dilengkapi dengan sisir gena dan ada juga yang tidak, Bagian tubuh terdiri dari protoraks, mesotorak dan metatoraks dan pinjal Balam siklus hidupnya mengalami metamorfosa sempurna.

Peranan Pinjal dalam Bidang Kesehatan Pinjal dapat mengganggu manusia maupun hewan baik secara langsung (reaksi kegatalan pada kulit dan bentuk-bentuk kelainan kulit lainnya) dan secara tidak langsung (menimbulkan beberapa penyakit)

Peranan Pinjal dalam Bidang Kesehatan Contohnya penyakit yang dapat ditularkan melalui pinjal adalah : bubonic plaque atau pes yang disebabkan oleh Pasteurella pestis atau Xenopsylla cheopis, kecacingan pada anjing dan kucing dan kecacingan pada anak-anakyang bermain dengan anjing dan kucing.

Pengendalian Pinjal Pengendalian secara mekanik- fisik adalah : Membersihkan karpet Membersihkan alas kandang hewan peliharaan Membersihkan lantai rumah dengan vaccum cleaner Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan hewan peliharaan

Pengendalian Pinjal Memberi nutrisi yang tinggi gizi untuk meningkatkan daya tahan hewan juga perlindungan dari kontak hewan piaraan dengan hewan liar atau tidak terawatt lain disekitarnya. Untuk binatang pengerat seperti tikus adalah dengan : membuang sampah pada tempat-tempat yang tertutup, membuat konstruksi rumah yang rapat tikus (ratprofing

Pengendalian Pinjal Pengendalian secara kimia Pada hewan peliharaan : penggunaan rotenone atau pyretherum yang dapat berupa dust, dan penggunaan malathion dan carboryl dalam bentuk 2-5% debu atau 0,5% semprot. Saat ini di pasaran banyak dijual bahan-bahan pengendalian pinjal untuk hewan peliharaan seperti : sampo, spray, bahan dipping, sabun foam untuk mandi, serbuk bedak dan spoton, kerah atau kalung anti pinjal dan tablet yang dapat ditelan oleh hewan peliharan

Pengendalian Pinjal Aplikasi IGR (insect Growth Regulator) adalah pengendalian stadium pradewasa pinjal dengan cara penghambatan pembentukan kitin dengan alsistin, siromazine, diflubenzuron, lufenuron, piriprosifen, fenoksikarb dan metoprene. Di pasar produk IGR dalam bentuk sampo, spray, maupun collar bahkan oral yang berupa tablet sudah dapat ditemukan.

Pengendalian Pinjal Pada binatang pengerat seperti tikus : Dusting (penaburan bubuk insektisida) pada ling terowongan dan tempat persembunyian binatang mengerat Penggunaan bumbung bamboo insektisida Fumigasi dengan propoxur, permethrin, eyfluthrin, deltametrin Repelen : dielthyl-toluamide (deet)

DAN VEKTOR ektoparasit

Peranan Lipas Dibidang Kesehatan Lipas mempunyai perilaku mengeluarkan makanan yang baru dikunyahnya atau memuntahkan makanan dari lambungnya, makanan ini berasal dari sisa-sisa makanan kita bahkan dari kotoran manusia, sehingga lipas mudah menularkan penyakit (vector mekanis phatogen) pada manusia. Penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah : Diare yang diakibatkan oleh protozoa : Entamoeba histolytica, Trichomonas hominus, Giardia intestinalis, Balantidum coli Disentri, diare, lepra, pes dan demam typhoid yang diakibatkan oleh bakteri : Mycobacterium leprae, Pasteurella pestis, Shigella dysentriae, Shigella paradysentriae, Stapylococcus aureus, Yersinia pestis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhimurium

Peranan Lipas Dibidang Kesehatan Lipas mempunyai perilaku mengeluarkan makanan yang baru dikunyahnya atau memuntahkan makanan dari lambungnya, makanan ini berasal dari sisa-sisa makanan kita bahkan dari kotoran manusia, sehingga lipas mudah menularkan penyakit (vector mekanis phatogen) pada manusia. Penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas adalah : Diare yang diakibatkan oleh protozoa : Entamoeba histolytica, Trichomonas hominus, Giardia intestinalis, Balantidum coli Disentri, diare, lepra, pes dan demam typhoid yang diakibatkan oleh bakteri : Mycobacterium leprae, Pasteurella pestis, Shigella dysentriae, Shigella paradysentriae, Stapylococcus aureus, Yersinia pestis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella typhimurium

Kecacingan yang disebabkan oleh : Schistosoma haematobium, Taenia saginata, Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Hymenolepisnana, Moniliformis moniliformis, Gongylonema neoplasticum, Spirura gastrophila dan Oxyspirura mansonia. Polio, hepatitis yang disebabkan oleh virus Poliomielitis, virus Hepatitis dan virus Coxackie Kulit yang disebabkan oleh jamur : Aspergillus fumigatus, A. niger, Candida krusei, Candida tropicalis, Mucor spr, Rhizopus dan Trichoderma viride

Tinja lipas juga mengandung asam xanturenat, asam kinurenat dan asam 8 hidroksikuinaldat yang bersifat mutagenic dan karsinogenik.

Pengendalian Lipas Dalam upaya pengendalian lipas pengetahuan akan bioekologi dan prilaku lipas merupakan hal penting dimiliki oleh pengendali supaya mendapatkan hasil yang optimal seperti : pemeriksaan awal yang menyeluruh terhadap seluruh wilayah yang hendak diberantas, pencatatan dan pemetaan hasil pengamatan seluruh wilayah populasi kecoa. Pengendalian lipas terdiri dari 4 metode yaitu :

Pengendalian Lipas Sanitasi Meniadakan tempat hidup dan meniadakan makanan, minuman bagi lipas/kecoa Menutup semua lubang/celah atau retakan pada gedung-gedung yang memungkinkan lipas/kecoa untuk masuk Sering membersihkan tempat-tempat yang memungkinkan lipas tinggal seperti tempat cucian, pemanas, kulkas dll Timbunan kertas, karton, kardus atau bahan lainnya harus segera dibuang Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi pada tempat-tempat tertutup Membuang sampah pada tempatnya dan dibuang setiap hari ke tempat pembuangan akhir Memasang kawat kasa pada saluran pembuangan air. Menggambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, almari, peralatan dengan cara dibakar atau dihancurkan

Pengendalian Lipas Keuntungan metode ini : Kelemahan metode ini : Mudah dilakukan Biaya rendah Kelemahan metode ini : jika tingkat intensitas lipas tinggi metode ini kurang mendapat hasil yang maksimal

Pengendalian Lipas 2. Penggunaan jebakan/pengumpanan (trapping) Pengumpanan atau jebakan sangat efektif dilakukan jika dibarengi dengan insektisida. Jebakan yang sering dipakai adalah sticky trap dengan feromon yang dapat menarik lipas berkumpul. Jebakan atau umpan harus diletakkan sedemikian rupa agar lipas merasa itu bukan jebakan, jika lipas tidak terjebak pada jebakan pertama maka setelah 2 hari jebakan harus segera dipindahkan. Insektisida yang dapat digunakan pada umpan adalah : Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap pakai) Abamectin (berbentuk jeli atau bubuk siap pakai) Abamectin dan hydroprene (bait station) Boric acid (berbentuk pasta siap pakai) atau berbentuk granul Fipronil (bait station) Hydromethylnon (berbentuk granul atau jeli siap pakai)

Pengendalian Lipas Keuntungan menggunakan metode ini adalah : Dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah persembunyian kecoa Dapat digunakan untuk menentukan infestasi kecoa Dapat digunakan untuk upaya memonitoring keefektipan umpan Dapat mendekteksi populasi kecoa Tidak mahal Nyaman dipakai Insektisida yang dipakai sebagai umpan tidak toksik Kelemahan metode ini : Hanya mampu memberantas lipas dewasa Membutuhkan perhatian dan kesabaran Membutuhkan ketepatan dalam meletakkan jebakan

Pengendalian Lipas 3. Phisik Adalah pengendalian dengan menggunakan alat ultrasonic dan elektromagnetis 4. Kimiawi Adalah dengan menggunakan insektisida yang dapat berupa : Residual (surface spray) : Bendiocarb 50% WP, Chlorpyrifos 30%EC, Deltamethrin 1% SC, Permethrin 25% WP, Propoxur 20% EC dan Propoxur 80% WP Non residual (Space spray) : Dichlorvos (high pressure aerosol atau fogging), Pyrethrins dan Piperonyl butoxide (high pressure aerosol atau fogging) dan Hydroprene (one shot aerosol) Dusting (tabor) : Boric acid 1% dust, Bendiocarb 17,3% dust, Permethrin 1% dust, Propoxur 1% dust, Pyrethrins dengan Rotenon dan Piperronyl butoxide 2% dust Baiting : Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap pakai), Abamectin (berbentuk jeli atau bubuk siap pakai), Abamectin dan hydroprene (bait station), Boric acid (berbentuk pasta siap pakai) atau berbentuk granul, Fipronil (bait station), Hydromethylnon (berbentuk granul atau jeli siap pakai) Pengendalian lipas dengan menggunakan insektisida telah dilakukan pada pertengahan abad 20, apa yang digunakan dijelaskan pada table dibawah ini :

Pengendalian Lipas Baiting : Trichlorphon dan dichlorvos (umpan siap pakai), Abamectin (berbentuk jeli atau bubuk siap pakai), Abamectin dan hydroprene (bait station), Boric acid (berbentuk pasta siap pakai) atau berbentuk granul, Fipronil (bait station), Hydromethylnon (berbentuk granul atau jeli siap pakai) Pengendalian lipas dengan menggunakan insektisida telah dilakukan pada pertengahan abad 20

Pengendalian Lipas Kelemahan metode ini : Insektisida residual meninggalkan bahan residu pada aplikasinya Perlu dilakukan pengulangan aplikasi insektisida untuk mendapatkan hasil yang optimal Membutuhkan keterampilan dalam mengkombinasikan bahan-bahan insektisida dalam pemakaiannya Penggunaan insektisida dari jenia minyak harus hati-hati karena dapat merusak permukaan benda atau tempat yang disemprot dan dapat menimbulkan kebakaran Jenis insektisida yang berbentuk bubuk tidak cocok untuk lokasi yang basah Dapat menimbulkan resistensi pada lipas Harganya mahal Harus memperhatikan aturan pakai yang tertera pada labelnya Dapat mencemari lingkungan jika botol-botol bekas atau kemasan insektisida dibuang begitu saja ke lingkungan Dapat menimbulkan keracunan pada saat aplikasi

Pengendalian Lipas Keuntungan metode ini : Efektif untuk mengendalikan lipas dalam jumlah yang tinggi Hasil diperoleh dengan cepat