ALDILA SYARIFATUL NAIM, 2151407001 Serat Sastra Gendhing dalam Kajian Strukturalisme Semiotik.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DEVI DWI ASTITI, Kepribadian Tokoh dalam Novel Pawestri Tanpa Idhentiti Karya Suparto Brata.
Advertisements

SUWARSIH, Kriminalitas dalam Novel Kembang Kantil Karya Senggono.
DIDIK AGUNAWAN, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Teknik Skimming dan Scanning pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Rembang Tahun.
KRISTIANA EVA YULIANI, Tokoh Arjuna Sebagai Titik Temu Antara Wayang Gombal dan Carita Baratayuda.
RATIH BUDI NURANI, Cerita Jaka Setya Lan Jaka Sedya Karangan Mas Arjasuwita Dalam Kajian Greimas.
HERI ROHMADANI, Heroisme Dalam Serat Menak Dewi Soja.
GALIH WICAKSONO, Tindak Tutur Ekspresif pada Rubrik Gambang Suling di Majalah Jaya Baya.
RUDIANTO, NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SERAT CEMPORET KARYA R. NG. RANGGAWARSITA.
SITI ROKHANA, Analisis Tokoh Utama dengan Teori Psikoanalisa Sigmund Freud pada Cerpen HANA Karya Akutagawa Ryunosuke.
WIDODO, Kajian Filologis Serat Patraping Ngelmu Pangukudan.
SUWASTI RATRI ENI LESTARI, Semiotik Syair Lagu Karya Sujiwo Tejo Album Pada Suatu Ketika.
YULIA PUSPITASARI, Struktur Cerita dan Nilai Kepatuhan Masyarakat Desa Somawangi Kabupaten Banjarnegara Dalam Narasi Cerita Rakyat Raden Somawangi.
ZULNITA MUSFIANI, Intertekstual Wayang Gombal dalam Majalah Jaya Baya.
WAHYU HANDAYANI, Serat Warawurcita dalam Kajian Struktural.
DIAH AYUNANI, Implikasi Hukum Pertanggungjawaban Publik Kepala Daerah Pasca Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan.
PUJIANIK, Novel Panglipur Wuyung Asmara Ing Bandjir Lusi Karya JA. Setia Kajian Stilistika.
LAILY HAYUNING TYAS, Analisis Kelayakan Penyajian Materi Kompetensi Berbicara Pada Buku Teks Basaku Basamu Basa Jawa dan Marsudi Basa lan Sastra.
MUHAMMAD HERU WIBAWA, WATAK DAN PERILAKU TOKOH UTAMA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA.
ANDIKA RAKA DIANJAYA, Skizofrenia sebagai Fenomena Psikologis dalam Cerpen Le Horla Karya Guy de Maupassant.
HENDI ANGGORO, Stuktur Mantra Primbon Ajimantrawara.
NOR HIDAYAH, CITRA DIRI WANITA CINA DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA.
ROMADHASARI, PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 3 REMBANG DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI.
RAHDATU NOR KOMALA, Tingkat Pengetahuan Dasar Masyarakat Perumahan Pokok Pondasi di Kota Semarang Tentang Instalasi Rumah Tinggal.
TRIMIATI, Puitika Widodo Basuki Dalam Kumpulan Geguritan Layang Saka Paran.
YENNY NOOR AFIFA, KONFLIK BUDAYA TOKOH LELAKI DALAM NOVEL TIBA-TIBA MALAM KARYA PUTU WIJAYA.
SAINAH, Tokoh dan Fungsi Punakawan dalam Pertunjukan Wayang Orang Ngesti Pandawa di Semarang.
JOKO WURYANTO, Struktur dan Nilai-Nilai Pendidikan dalam Lakon Dewa Ruci Versi Ki Anom Suroto dan Kemungkinannya sebagai Bahan Ajar bagi Siswa.
RATNA INDRIATI, Serat Aji Pamasa Dalam Kajian Hermeneutika Gadamer.
TAWAR INDARWANTO, Tinjauan Tema, Amanat, Fungsi Ekspresif Referensial dan Puitik dalam Kumpulan Puisi Le feu de joie Karya Louis Aragon.
WAHYU HASTHO SUSILO, PILIHAN BAHASA DALAM IKLAN TELEVISI.
CHARISAH MILATILLAH, Watak Tokoh-tokoh dalam Kumpulan Crita Cekak Ajur Karya Akhir Lusono.
NOVIA FITRIANI, Kepahlawan Dalam Serat Pedhalangan Arjuna Wiwaha.
ENIK MURDIESTI, PENYIMPANGAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM KUMPULAN CERPEN CERITA PENDEK TENTANG CERITA CINTA PENDEK KARYA DJENAR MAESA.
FRANSISCUS XAVERIUS HARDANTO, Penokohan dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya N.H. Dini dan Kemungkinannya sebagai Bahn Ajar di SMA/ MA.
B.WIDIA HAYU SAMAPTA, Novel Ombak Sandyakalaning dalam Kajian A.J. Greimas.
DIDIK KUSUMA SAPUTRA, Fakta Cerita dan Tema Novel Purasani Karya Yasawidagda.
ANANG FEBRI PRIAMBADA, Bentuk dan Makna Leksikon Pembentuk Rumah Adat Kudus.
SUDIHARTI, Nilai Religius dalam Kumpulan Cerpen Derai-Derai Kamboja Karya Kusmawanti sebagai Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMP.
FINNA DWI ESTIANINGRUM, Cerita Rakyat Ki Sondong Majeruk dan Ki Sondong Makerti Dalam Perspektif Greimas.
HENI PURWATI, Gaya Bahasa dalam Cerita Sambung Sang Fotografer Karya Ay. Suharyono.
DEWI KARTIKAWATI, Lagu dalam Teks yang Mengiringi Kesenian Rakyat Jatilan di Desa Beseran Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
RIA HIKMASARI BAHAR, Analisis wacana Ramalan Bintang dalam Majalah Elle (Kajian Pragmatik)
SULIYATI, Ajaran Serat Nitiprana Dalam Kajian Struktural Semiotik Todorov.
ASTRI YULIASTUTI, Analisis Makna Verba UKERU dalam Kalimat Bahasa Jepang.
AULIA AHMAD RITAUDDINZ, SUDUT PANDANG DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMA.
ANITA RETNO PURNAMASARI, Kajian Filologis Naskah Pelayaran Ke Makkah.
SANDRA PUSPITA, HUBUNGAN ANTARA SARANA DAN PRASARANA MENJAHIT DENGAN EFISIENSI MENJAHIT PADA MATA PELAJARAN MENJAHIT II SISWA KELAS XI SMK NEGERI.
RITA FIYANI, Pemakaian Tingkat Tutur Bahasa Jawa Mahasiswa Kos di Lingkungan Kampus Universitas Negeri Semarang.
WIWIT UJI SHARASWATI, Struktur Cerita Novel Kembang saka Persi Karya Soebagijo I.N.
RIZQIYA AFIFATUN NISRINA, Struktur Frasa Pengisi Fungsi Predikat Pada Kumpulan Romansa Jawa Tembange Wong Kangen.
RESTU KURNIAWAN, Lamating Kewan pada Masyarakat Desa Sunggingsari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung.
NAUFAL ALIN, Perempuan Dalam Novel Dawet Aju Karya Widi Widajat.
IKA KUSUMA WARDANI, Makna Simbol Semar dan Gareng pada Dawet Ayu Banjarnegara.
NOVITA LAELLY, Sinden Dalam Cerbung Tembang Katresnan Karya Atas S. Danusubroto.
RETNO CAHYANINGTYAS, Menak Gandrung Yasadipura I dalam Kajian Struktural Semiotik.
BAGUS PRASETYO ADILUHUNG, Sirwenda Danurwenda Dalam Kajian Strukturalisme Greimas.
GANJAR TRIADI, Simbol dan Makna Pepali Adipati Wirasaba dan Relevansinya pada Masyarakat di Eks-karesidenan Banyumas.
DEWI MAFTUCHAH, Alur Novel Emprit Ambuntut Bedhug Karya Suparto Brata.
DEFIANA LUTFITASARI, Mitos Cerita Candi Gamelan Di Kabupaten Pekalongan.
SITI ZULAEKHAH, TRADISI KHAUL KH HASAN KAFRAWI DI DESA PANCUR KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA.
AGUSTINA TRI LESTARI, Cerita Dewi Rayungwulan dalam Serat Babad Pati.
DIAN MUSTIKASARI, Serat Dharma Sasana Dalam Kajian Semiotik.
DEDDY DWI WIJAYA, Struktur Cerita Misteri Alaming Lelembut pada Majalah Jawa Panjebar Semangat Tahun 2010.
ENDANG MURDININGSIH, NALURI DAN REAKSI TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUKJIZAT CINTA KARYA MOHAMMAD MASYKUR A.R.SAID.
ODA SHYANTICA HANINGTYAS, DEIKSIS DALAMROMANVENDREDI OU LAVIE SAUVAGE KARYA MICHEL TOURNIER.
EKO GUNAWAN, Penggunaan Kohesi dan Koherensi Antarkalimat Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sapuran Kabupaten Wonosobo.
AMNAH FALESTINA, Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Metode Sugesti- Imajinasi Media Lagu Siswa Kelas X MA Salafiyah Karang Tengah.
YUNITA ENDARWATI, Struktur Crita Cekak (Cerkak) Majalah ''Jaya Baya'' pada Tahun 90-an.
NOVIA DWI TRANWATI, PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MEDIA ANGKA SISWA KELAS X SMA DIAN KARTIKA.
Identitas Mahasiswa - NAMA : INDAH DUHRIYAH IKA SAEPUTRI - NIM : PRODI : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (Pendidikan Bahasa.
Transcript presentasi:

ALDILA SYARIFATUL NAIM, Serat Sastra Gendhing dalam Kajian Strukturalisme Semiotik

Identitas Mahasiswa - NAMA : ALDILA SYARIFATUL NAIM - NIM : PRODI : Sastra Jawa - JURUSAN : Bahasa & Sastra Indonesia - FAKULTAS : Bahasa dan Seni - nona_aldila pada domain yahoo.com - PEMBIMBING 1 : Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. - PEMBIMBING 2 : Yusro Edy Nugroho, S.S., M.Hum. - TGL UJIAN :

Judul Serat Sastra Gendhing dalam Kajian Strukturalisme Semiotik

Abstrak Serat Sastra Gendhing adalah salah satu karya Sultan Agung Hanyakrakusuma ( ) yang dipandang berharga dan secara objektif menarik perhatian kalangan luas karena kandungan isinya yang bernilai dan penting. Isinya yang lengkap, yaitu unsur-unsur mistis, religius, dan filosofis. Untuk memaknai Serat Sastra Gendhing yang sarat nilai ini, diperlukan pendekatan atau teori agar memungkinkan pembaca paham dan bisa memetik hikmahnya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian terhadap Serat Sastra Gendhing agar bisa diketahui simbol dan makna serta ajaran yang terkandung di dalamnya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana simbol dan makna yang terdapat dalam teks Serat Sastra Gendhing karya Sultan Agung Hanyakrakusuma berdasar teori strukturalisme semiotik A. Teeuw? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap simbol dan makna dalam teks Serat Sastra Gendhing berdasar teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif yaitu pendekatan yang memberi perhatian pada karya sastra atau teks sastra sebagai sebuah struktur yang otonom. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interpretasi yang digunakan untuk membedah karya sastra serta untuk menganalisis simbol dan maknanya. Sumber data yang digunakan adalah buku naskah Serat Sastra Gendhing karya Sultan Agung Hanyakrakusuma yang diterbitkan oleh Pakempalan Soetji Rahajoe Purwokerto taun Tahap-tahap penelitian ini adalah menjelaskan simbol dan makna teks Serat Sastra Gendhing menggunakan teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Teori tersebut membagi simbol menjadi tiga kode, yaitu kode bahasa, kode sastra, dan kode budaya. Dari analisis kode bahasa ditemukan beberapa istilah bahasa Jawa, Hindu, dan Islam. (1) Simbol yang maknanya menggambarkan Tuhan, yaitu Widi, Iradat, Dad, Hyang, Allah, Hyang Widi, Pangeran, Hyang Wisesa Jati, Hyang Nurcahya, Hyang Suksma, Hyang Manon. (2) Selain itu juga digunakan bahasa Arab di beberapa bait Serat Sastra Gendhing yaitu amirul mukminin, sayidin, amir rochimin, malikal waliyullahu, gaibul hawiyah, wa ana bur hana dan wujud dullah amma khudusul ngalami, fakayun fida raini, serta La illaha illallah. (3) Sasmita tembang terdapat pada pupuh Durma, Kinanti, Megatruh, lan Pocung. Berdasar simbol- simbol yang ditemukan melalui kode bahasa tersebut, maka dapat diketahui maknanya. Serat Sastra Gendhing mengandung ajaran-ajaran yang sebagian besar disampaikan dengan bahasa Jawa dan beberapa bait dengan bahasa Arab. Ajaran- ajaran tersebut tentang hal ghaib (ketuhanan), tentang asal dan tujuan manusia diciptakan, mengajarkan budi pekerti luhur, dan keselarasan lahir dan batin. Termuat pula ilmu tentang tembang kawi, sastra Arab, teologi, tauhid, dan tasawuf. Kode sastra dalam Serat Sastra Gendhing adalah penceritaan serat ini menggunakan metrum tembang macapat. Tembang macapat dalam serat ini secara berurutan dimulai dari pupuh Sinom, Asmaradana, Dhandhanggula, Pangkur, Durma, Kinanthi, Megatruh, dan Pocung yang merupakan filosofi hidup manusia. Cerita selanjutnya yaitu cerita mengenai sastra dan gendhing yang diikuti dengan monodualis dzat- sifat, rasa-pangarsa, cipta-ripta, yang disembah-yang menyembah, kadim-baru, yang bercemin-bayangannya, papan tulis-tulisan, dalang-wayang. Dari analisis kode budaya ditemukan konsep budaya Islam, Jawa, dan Hindu. Simbol-simbol konsep budaya Islam, Jawa, dan Hindu tersebut semuanya mengajarkan tentang satu hal, yaitu manunggaling kawula Gusti. Serat Sastra Gendhing merupakan karya yang sarat dengan latar budaya yang religius. Hal ini menunjukkan bahwa serat ini merupakan hasil akulturasi kebudaayaan Islam-Jawa pada saat itu, yaitu ketika Sultan Agung memerintah kerajaan Maratam Islam, beliau mempunyai misi untuk menyebarkan agama Islam dan mengislamkan rakyatnya. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada pembaca dan peminat sastra agar dapat menerapkan ajaran-ajaran budi pekerti luhur yang terdapat dalam Serat Sastra Gendhing dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain dalam pengembangan teori strukturalisme semiotik terhadap penelitian karya sastra Jawa lainnya > Serat Sastra Gendhing anggitanipun Sultan Agung Hanyakrakusuma ( ) kalebet karya sastra lami ingkang kaserat basa Jawi. Ing salebeting Serat Sastra Gendhing wonten cariyos ngengingi babagan mistis, religius, filosofis, lan pitutur moral. Ugi wonten ilmu tembang kawi, sastra Arab, teologi, tauhid, lan tasawuf ingkang jumbuh wonten ing 8 pupuh tembang macapat. Serat Sastra Gendhing wonten simbol lan makna saking wujud lan isinipun teks menika. Perkawis ingkang badhe dipuntliti inggih menika kados pundi simbol lan maknanipun teks Serat Sastra Gendhing anggitan Sultan Agung Hanyakrakusuma kanthi sarana teori strukturalisme semiotik A. Teeuw?Ancasipun paneliten teks Serat Sastra Gendhing menika kangge ndungkap lan manggihaken simbol lan makna teks Serat Sastra Gendhing kanthi sarana teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Pendhekatan ingkang dipunginakaken ing paneliten menika ngangge pendhekatan objektif kanthi teori strukturalisme semiotik A. Teeuw. Pendhekatan menika nggatosaken karya sastra minangka satunggaling struktur. Teknik ingkang dipunginakaken kangge ndudhah karya sastra inggih menika teknik interpretasi kangge nganalisis simbol lan makna. Paneliten menika sumberipun saking buku naskah Serat Sastra Gendhing anggitanipun Sultan Agung Hanyakrakusuma ingkang diterbitaken dening Pakempalan Soetji Rahajoe Purwokerto taun Cak-cakanipun paneliten menika kanthi ndudhah simbol lan makna mawi “kode bahasa”, “kode sastra”, lan “kode budaya”. Saking analisis “kode bahasa” inggih menika adhedasar teges lan pralambang, (1) teges lan pralambang asma Gusti akarya jagad, inggih menika Widi, Iradat, Dad, Hyang, Allah, Hyang Widi, Pangeran, Hyang Wisesa Jati, Hyang Nurcahya, Hyang Suksma, Hyang Manon. (2) teges lan pralambang basa Arab, inggih menika amirul mukminin, sayidin, amir rochimin, malikal waliyullahu, gaibul hawiyah, wa ana bur hana lan wujud dullah amma khudusul ngalami, fakayun fida raini, ugi La illaha illallah.(3) sasmitaning tembang wonten ing pupuh Durma, Kinanti, Megatruh, lan Pocung. Dene saged mekaten amarga wonten teks Serat Sastra Gendhing wosipun nedahaken pitutur-pitutur ing panguripan. Dene “kode sastra” menika anggenipun ngandharaken ngginakaken metrum macapat. Tembang macapatipun saking pupuh Sinom, Asmaradana, Dhandhanggula, Pangkur, Durma, Kinanthi, Megatruh, lan Pocung inggih menika filosofi manungsa gesang. Sanesipun ugi wonten pencerita ngengingi “sastra” lan “gendhing” inggih menika monodualis tembung sastra-gendhing ingkang kinanten crita dzat-sifat, rasa-pangarsa, cipta-ripta, kang nembah-kang sinembah, kadim- anyar, cermin-wewayangane, papan tulis-tulisan, dalang-wayang. Saking analisis “kode budaya” inggih menika wonten konsep budaya Islam, Jawa, lan Hindu. Simbol-simbol konsep budaya Islam, Jawa, lan Hindu menika sedaya nedahaken pitutur manunggaling kawula Gusti. Paneliten menika saged ngaturi saran, bilih naskah Serat Sastra Gendhing supados saged nyengkuyung wonten upayanipun ndudhah lan nepangaken naskah Serat Sastra Gendhing dados dipunlestantunaken, mawi karya sastra lami ingkang kasunyatan menika minangka naskah kina kirang dipungatosaken kaliyan bebrayaning ngaurip. Paneliten saged dados tuladha cak-cakanipun analisis sastra strukturalisme semiotik modhel A. Teeuw.

Kata Kunci Simbol, makna, ajaran,, piwulang, semiotik, Serat Sastra Gendhing.

Referensi Aminuddin Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru. _________ Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Chaer, Abdul Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. ___________ Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Damono, Sapardi Joko Sosiologi Sastra. Jakarta: Depdikbud. Daryanto Kawruh Basa Jawa Pepak. Surabaya: Apollo. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djajasudarma, Fatimah Semantik 1 Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama. Dojosantosa Unsur Religius dalam Sastra Jawa. Semarang: Aneka Ilmu. Endraswara, Suwardi Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Kawuryan, Megandaru Kamus Lengkap, Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa. Bantul: Bahtera Pustaka. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahdayanti, Dwi Skripsi: Simbol dan Makna dalam Serat Panitisastra Karya Empu Widdhayaka. FBS UNNES. Mangunsuwito Kamus Lengkap Bahasa Jawa. Bandung: Yrama Widya. Mardiwarsito Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Ende: Nusa Indah. Mardiyoga, Galih Skripsi: Struktur Teks Serat Panitibaya. FBS UNNES. Mustikawati, Yaroh Skripsi: Menelusuri Makna Serat Suluk Kaga Kridha Sopana. FBS UNNES. Nugroho, Yusro Edy Senarai Puisi Jawa Klasik. Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang. Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti Press. Pengertian Tauhid (2 Aug. 2010). Poerbatjaraka, R.Ng Kapustakan Djawi. Djakarta: Djambatan. Pradopo, Rahmat Djoko Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ___________________ Beberapa Teori Sastra, Metode, Teknik, dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Purwadi Kamus Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa. Yogyakarta: Bina Media. Purwadi dan Djoko Dwiyanto Filsafat Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka. Ratna, Nyoman Kutha Estetika: Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rohim, Khoirul Basa Jawi Pepak. Surabaya: Terbit Terang. Sachari, Agus Estetika Makna, Simbol dan Daya. Bandung: ITB Sangidu Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Sendy Tasawuf adalah Intisari Islam. com/2008/01/definisi-tasawuf.html (2 Aug. 2010). Setiawan, Rudi Filsafat Dibalik Tembang Macapat. (3 Nov. 2010). Sudaryanto, (ed) Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudjiman, Panuti Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia. Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest Serba-Serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sukada, Made Pembinaan Kritik Sastra Indonesia: Masalah Sistematika Analisis Struktur Fiksi. Bandung: Angkasa. Sukmawijaya, Bambang Teori-teori Semiotika Sebuah Pengantar. (2 Aug. 2010). Supadjar, Damardjati Filsafat Sosial Serat Sastra Gending. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Suseno, Franz Magnis Etika Jawa. Jakarta: Gramedia. Suseno, Franz Magnis dan S. Reksosusilo Etika Jawa dalam Tantangan. Yogyakarta: Kanisius. Teeuw, A Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ________ Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Wellek, Rene dan Warren Teori Kesusastraan (diindonesiakan oleh Melani Budiarta). Jakarta: Gramedia. Yunus, Mahmud Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung.

Terima Kasih