توحيد الله TAUHIDULLAH

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
Advertisements

TOLERANSI DALAM BERAGAMA
AKIDAH.
Tauhid Nama : Dian Ari Wicaksono ( )
AQIDAH Mmtc, ‘ 11.
Oleh : PATRICIA ( ) Prodi Matematika B STAIN PALOPO
DAKWAH ADALAH KEBUTUHAN MANUSIA
Agama Islam Pertemuan ke-3.
BAB 3 AQIDAH, IMAN DAN TAUHID
SYAHADAT Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat sering disebut.
Dua puluh Fenomena Kekufuran Yang Membatalkan Syahadatain
BERIMAN KEPADA RASUL - RASUL ALLAH SWT
Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
BERIBADAH DENGAN IKHLAS
MA’RIFATUSY SYAHADATAIN
Pendidikan Agama Hadits sebagai ajaran islam February 28,
RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM AKIDAH (TAUHID)
IMAN KEPADA RASUL.
BAB IX KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
BAB II IMAN DAN TAQWA.
Studi Islam 2 Wujudullah Tahun Akademik 2015
Oleh : Achmad Farisi Aziz, M.Pd.I
Islam Sebagai Way of Life Disusun oleh :  M. Asnun Munir  Ellyn  Zulfa Wafiroh  Disusun oleh :  M. Asnun Munir
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
TAUHID oleh M. Taberi Hasany السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2011
PENGERTIAN TAUHID Tauhid adalah meyakinkan (mengitikadkan bahwa Allah adalah satu, tidak ada syarikat bagi-Nya).
Oleh: Rohmansyah, S.Th,I., M.Hum
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
MENGENAL ALLAH Melalui asmaul husna
Mata Kuliah Tauhid AQIDAH AKHLAK Pertemuan 3
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
IMAN PADA ALLAH SWT SMKN 22 JAKARTA Oleh : Miswan, S.Ag.S.Kom.
Inilah Kunci Surga Surga, dengan segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia, memiliki.
Pentingnya Syahadatain
Kedahsyatan Dua Kalimah Syahadat
[”Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa [”Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.
TAFSIR SURAT AL-DZARIYAT 56
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَافِي السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌ {الحج : 70}
MEDIA PENDIDIKAN Disusun oleh : NUR AMIN : KLS : D/4
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Kandungan Kalimat Syahadat (Madlulusy syahadah)
AZAS-AZAS HUKUM ISLAM.
KODE D.11.2 TAFSIR SURAT ASY-SYU’ARA 214 OBJEK PENDIDIKAN
MATA KULIAH TAUHID AQIDAH AKHLAK
Kesempurnaan Ajaran Islam
Cinta yang membawa ke surga
Kaidah – kaidah dalil asma’ wa sifat
BAB IV. PERILAKU TERPUJI ADIL, RIDHA DAN AMAL SALEH
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
KONSEP ISLAM TENTANG METODE, PROSES MENGENAL ALLAH SEBAGAI PENCIPTA ALAM SEMESTA Disusun oleh: Mochammad Tri Indrawan( ) Siti Nur Rahmah( )
MENGENAL ALLAH Melalui asmaul husna
AL-’AQIDAH AL-ISLAMIYAH
AQIDAH UNIT 2 Kelas Bimbingan Dewasa.
Cinta yang membawa ke surga
BAB 1 DASAR-DASAR PENCARIAN KEBENARAN
BAB 2 PENCIPTAAN DUNIA DAN MANUSIA SERTA PERKARA TERPENTING
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Diploma Pengajian Islam Andalus
Aqidah Islam Oleh: Muhsin Hariyanto
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Cinta yang membawa ke surga
AL QUR’AN SOLUSI SEMUA PROBLEMA
 Bersaksi  Menyaksikan  Melihat  Memperhatikan  Meyakini.
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
AKIDAH ISLAM. 1.Pengertian secara Bahasa Akidah diambil dari kata al ‘aqdu yang merupakan bentuk infinitive (masdar) darai kata ‘aqoda ya’qidu yang berarti.
Nama Kelompok : 1. Abdul Majid Ridwan 2. Kusnadi.
IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT. DENGAN MEMBACA Y  N  Y  QW  Y  W  N  WQ  Y  TPV  Y  TN Y 
Kusandarkan aktifitasku hanya kepada Allah
Transcript presentasi:

توحيد الله TAUHIDULLAH Makna Tauhidullah Keutamaan Tauhid Rukun Syahadat Tauhid Macam-macam Tauhid Syarat Syahadat Tauhid Pembatal Syahadat

MAKNA TAUHIDULLAH Mengesakan Allah dalam hal Rububiyah, Nama dan Sifat serta dalam hal Uluhiyah (Ibadah)

KEUTAMAAN TAUHID 1. Para Rasul diutus untuk menyampaikan tauhid “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-sekali tak ada Ilah bagimu selain-Nya “ (Al-A’raf:59,65,73) “Agar Kamu tidak menyembah selain Allah” (Hud : 26) “(yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertaqwalah kepad-Nya dan taatlah kepadaku” (Nuh : 3)

2. Tauhid, inti dakwah para Rasul “Dan sesungguhnya telah Kami utus seorang rasul pada setiap ummat agar mereka menyeru, ‘Beribadahlah kalian semua kepada Allah dan jauhilah thaghut’.” (An-Nahl : 36). “Dan tidaklah Kami utus seorang rasul sebelum kamu (Muhammad), kecuali telah Kami wahyukan kepadanya bahwa sesungguhnya tiada ilah kecuali Aku, maka sembahlah Aku.” (Al-Anbiya’ : 25).

3. Tauhid merupakan hak Allah atas hamba-Nya "Rasulullah saw bersabda, yang artinya:'Hak Allah atas hamba-hamba-Nya adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain'"

3. Rasulullah SAW diperintahkan untuk memerangi kaumnya hingga mereka bersyahadat Sabda Rasulullah saw, yang artinya: "Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah."[H.R. Bukhari-Muslim]

4.Lebih berat timbangannya dari pada langit dan bumi Hadits: “Seandainya langit dan bumi diletakkan pada satu daun timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah di daun timbangan yang lain niscaya masih berat bobot kalimat laa ilaaha illalah.”

5. Menjadikan haram harta dan darah seseorang Hadits: “ Barang siapa yang berkata Laa Ilaha Illallah dan mengingkari segala yang disembah selain-Nya maka haramlah harta dan darahnya.”

7. Menjadikan seseorang masuk surga dan haram masuk neraka Hadits: “Barang siapa yang berkata Laa Ilaaha Illallah akan masuk surga disebabkan oleh apa yang telah dikerjakannya.” Hadits: “Barang siapa yang akhir perkataannya Laa Ilaaha Illallah akan masuk surga.” Hadits: “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka pada orang yang berkata Laa Ilaaha Illallah ikhlas karena Allah.”

8. Mendapat syafaat Rasulullah SAW Hadits: “Orang yang paling bahagia mendapat syafaatku pada hari kiamat adalah orang yang berkata Laa ilaaha Illallah ikhlas dari hatinya.”

RUKUN SYAHADAT TAUHID Meniadakan (النفي) : لا إله Mengandung konsekwensi al Baro’ (berlepas diri) 2. Menetapkan (الإثبات) :إلا الله Mengandung konsekwensi al Wala’ (loyalitas)

PEMBAGIAN TAUHID: توحيد الربوبية توحيد الأسماء و الصفات توحيد الألوهية

توحيد الربوبية Secara bahasa: Dinisbatkan pada nama Allah “Ar Robb”, yang memiliki beberapa arti: المربي (pendidik), الناصر (penolong), المالك (pemilik), المصلح (yang memperbaiki), السيد (tuan), الولي (pemimpin, pelindung, penolong). Secara istilah: Mengimani bahwa Allah adalah Pencipta, Pemilik, Yang mengatur semua perkara di alam ini, menghidupkan dan mematikan serta persoalan-persoalan taqdir dan sunnah kauniyah yang lain

KANDUNGAN TAUHID RUBUBIYAH: Mengimani perbuatan-perbuatan Allah secara umum; menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, dll. Mengimani qodho’ dan qodar Allah. Mengimani keesaan dzat Allah.

توحيد الأسماء و الصفات Mengakui secara teguh segala nama dan sifat Allah yang terdapat dalam al Qur’an dan as Sunnah.

MADZHAB SALAF DALAM ASMA’ DAN SHIFAT Menetapkan apa yang ditetapkan Allah dan Rasulullah SAW tentang Dzat Allah tanpa تعطيل (penolakan), تحريف (penyimpangan), تمثيل (penyerupaan), dan تكييف (pendiskripsian) dengan batasan firman Allah, yang artinya: “ Tidak ada yang menyerupainya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS.42:11).Penggalan pertama menolak golongan mumatstsil dan mukayyif, sedangkan penggalan ke dua menolak golongan mu’aththil dan muharrif

PEMBAGIAN SHIFAT MENURUT AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH 1. Shifat Tsubutiyah (tetap/positif); yaitu shifat yang mengandung makna kesempurnaan milik Allah SWT. Sifat ini ada dua macam: Shifat Dzatiyah; yang terkait dengan fisik Allah bukan terkait dengan kehendakNya, dan sifat ini selalu melekat padaNya, seperti mendengar, melihat, berkehendak, dll. Shifat Fi’liyah (perbuatan); yaitu yang terkait dengan kehendakNya, dikerjakan atau ditinggal terserah kemauan dan kehendak-Nya seperti istiwa’ (bersemayam), tertawa, ta’jub, turun ke langit dunia, datang pada hari kiamat. 2. Shifat Salbiyah (negatif); yaitu sifat yang mengandung makna yang bertentangan dengan kesempurnaan Allah dalam rangka menetapkan kebalikannya, seperti menafikan rasa kantuk dan tidur yang dimaksudkan untuk menetapkan kebalikannya yaitu al Hayyu dan al Qoyyum

توحيد الألوهية Secara bahasa diambil dari kata “ilaah” bermakna: al ma’buud (yang diibadahi) dan al Mutho’ (yang ditaati). Secara istilah: Mengesakan Allah dalam hal ibadah dan ketaatan. Yaitu mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan manusia seperti sholat, puasa, nadzar, takut. Sehingga Tauhid Uluhiyah tidak terwujud kecuali dengan dua asas: Mengarahkan semua jenis ibadah hanya kepadaNya (ikhlas). Ibadah tersebut harus sesuai dengan perintahNya (ittiba’).

PERBEDAAN ANTARA TAUHID RUBUBIYAH DAN ULUHIYAH Perbedaan dalam hal asal kata, Rububiyah dari kata “ Ar Rob”, Uluhiyah dari kata “Al Ilah”. Keterkaitan Rububiyah dengan persoalan-persoalan kauniyah seperti menciptakan, menghidupkan dll sedangkan keterkaitan Uluhiyah dalam hal perintah dan larangan. Tauhid Rububiyah diyakini oleh kaum musyrikin, sedangkan tauhid Uluhiyah mereka tolak. Kandungan tauhid Rububiyah adalah ‘ilmy (keilmuan/wacana), sedangkan kandungan tauhid Uluhiyah adalah ‘amaly (amalan). Tauhid Rububiyah mengandung konsekwensi tauhid Uluhiyah dan Tauhid Uluhiyah mecakup tauhid Rububiyah. Orang yang bertauhid Rububiyah tidak menjadi mukmin, yang menjadikannya mukmin adalah tauhid Uluhiyah. Tauhid Rububiyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan Allah, sedangkan tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam hal perbuatan-perbuatan manusia.

SYARAT DITERIMANYA SYAHADAT 1. Mengetahui makna dan maksudnya, dengan kedua dimensinya, baik dari segi peniadaan (laa ilaha) "tiada tuhan" maupun dari segi penetapan (illallah) "kecuali Allah", jadi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah swt. 2. Meyakini kandungannya dengan keyakinan yang kuat 3. Menerima apa yang dimaksudkan oleh kalimat ini dengan hati dan lisan 4. Tunduk kepada kandungannya 5. Jujur, yaitu ia menyibukkan dengan lisan yang dibenarkan oleh hatinya 6. Ikhlas yang tidak dicampuri oleh perasaan riya 7. Mencintai kalimat ini dengan segala kandungannya

PEMBATAL SYAHADAT 1. Mengadakan persekutuan (syirik) dalam beribadah kepada Allah ta’ala (An Nisa 116) Termasuk dalam hal ini, permohonan pertolongan dan permohonan doa kepada orang mati serta bernadzar dan menyembelih qurban untuk mereka. 2. Siapa yang menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai perantara kepada Allah, memohon kepada mereka syafaat, serta sikap tawakkal kepada mereka, maka berdasarkan ijma’ dia telah kafir. 3. Siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka, bahkan membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir. 4. Berkeyakinan bahwa petunjuk selain yang datang dari Nabi Muhammad sollallohu ‘alihi wa salam lebih sempurna dan lebih baik. Menganggap suatu hukum atau undang-undang lainnya lebih baik dibandingkan syariat Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam, serta lebih mengutamakan hukum taghut (buatan manusia) dibandingkan ketetapan Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam . 5. Membenci sesuatu yang datangnya dari Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam, meskipun diamalkannya. (QS.Muhammad 9). 6. Siapa yang mengolok-olok sebagian dari Din yang dibawa Rasulullah sollallohu ‘alihi wa salam, misalnya tentang pahala atau balasan yang akan diterima maka dia telah kafir. (At-Taubah 65-66) 7. Melakukan sihir, diantaranya “As-sharf” (mengubah perasaan seorang laki-laki menjadi benci kepada istrinya) dan “Al Athaf” (Menjadikan seseorang senang terhadap apa yang sebelumnya dia benci/pelet) atas bantuan syeitan. Siapa yang melakukan kegiatan sihir atau ridha dengannya maka dia kafir (Al Baqarah 102) 8. Mengutamakan orang kafir serta memberikan pertolongan dan bantuan kepada orang musyrik lebih dari pada pertolongan dan bantuan yang diberikan kepada kaum muslimin. (Al Maidah 5) 9. Beranggapan bahwa manusia bisa leluasa keluar dari syariat Muhammad . (Ali Imron 85) 10. Berpaling dari Dinullah, baik karena dia tidak mau mempelajarinya atau karena tidak mau mengamalkannya. Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala: (As-Sajadah 22).