Islamisasi Nusantara THE SPREAD AND COMING OF ISLAM
Empat Isu Pokok TIME PROVENANCE ACTOR MEANS
“Scholars of Islam in the Malay world are almost in agreement on the fact that the process of Islamization of the region by and large was one that can conveniently be described as peaceful” . (Azyumardi Azra, Islam in Indonesian World, p. 4)
“It is clear that the great diversity of the Malay-Indonesia archepilago not only in terms of the geographical distribution of its population but also of its socio-cultural, economic and political expression makes it impossible to formulate any single theory of conversion (islamization) or any periodezation common to whole region”. Azyumardi Azra
Teori-teori tentang asal usul indonesian islam
Teori Asia Selatan (12 M) Gujarat Coromandel Malabar Bengal Argumentasi: Kesamaan Mazhab Hukum Syafii Batu Nisan Di Pasai Di Jawa Timur
Teori arab (abad ke-7) Hadramaut Makkah ARGUMENTASI Kesamaan Mazhab Hukum, Syafii Worldview Melayu Hadramaut Makkah
TEORI PERSIA Argumentasi Ajaran Mistik (Manunggaling Kawula Gusti) Istilah Persia dalam harakat al-Quran : alif jabar a, alif jer i, alif pes u. Peringatan Asyura (Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa) Tradisi Tabot di Bengkulu
Argumentasi Manuskrip di Klenteng Sampokong Semarang Teori Cina Argumentasi Manuskrip di Klenteng Sampokong Semarang
Jalan keluar (sintesis): Perumusan Periodesasi 1. Islamisasi Pantai Utara 2. Islam daerah pedalaman 3. Terbentuknya Islam pedesaan Denys Lombard Fase kedatangan Islam Fase terbentuknya kerajaan Islam Fase pelembagaan Islam Hasan Ambry
Teori-teori tentang saluran islamisasi Perdagangan Pernikahan Pendidikan Kesenian (arsitektur masjid, sekaten, dll)
“Islam yang masuk ke Indonesia tidak begitu kreatif lagi di bidang ilmu; dan di bidang politik sudah agak lemah. Hal tersebut diakibatkan oleh kemunduran Islam secara internasional”. (Karel Steenbrink, Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, h. 5)
Islam Luar Jawa : Puritan Islam Jawa : Sinkretik Islam Luar Jawa : Puritan
“Di daerah-daerah yang belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan di daerah yang bersangkutan. Demikianlah keadaannya misalnya di Aceh, Banten, Pantai Utara Jawa dan Sulawesi Selatan…Sebaliknya, di daerah-daerah di mana pengaruh kebudayaan Hindu itu kuat dan telah mengembangkan suatu corak tersendiri seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, agama Islam dirobah menjadi suatu agama yang kita kenal menjadi agama Jawa”. (Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, h. 25-26)
Sintesis Mistik (Rekonsiliasi keyakinan Jawa dan Islam) Suatu kesadaran identitas Islami yang kuat: menjadi orang Jawa berarti menjadi Muslim; Pelaksanaan 5 rukun ritual dalam Islam: mengucapkan syahadat, shalat 5 kali sehari, membayar zakat, berpuasa Ramadan, dan menunaikan haji Penerimaan terhadap kekuatan spiritual khas Jawa seperti Ratu Kidul, Sunan Lawu (roh Gunung Lawu/dewa angin) dan banyak lagi makhluk adikodrati lainnya. (Ricklefs, Mengislamkan Jawa, h. 32.)
Polarisasi Masyarakat Jawa Pasca Sintesis Mistik “Perbedaan antara putihan dan abangan menjadi sangat lebar…Kaum putihan lebih kaya, aktif dalam bisnis, mengenakan pakaian yang lebih baik, rumah yang lebih besar, lebih santun, menghindari opium dan judi, menjalankan rukun Islam, menyediakan pendidikan bagi anak mereka”. “Kaum abangan lebih miskin, tidak terlibat perdagangan dan tidak memberikan pendidikan bagi anak-anak mereka”. Kaum putihan membaca karya-karya dalam bahasa Arab serta mendiskusikan beragama permasalahan dalam dunia Islam, kaum abangan lebih memilih untuk menonton wayang”. (Ricklefs, h. 51.)
Why did Islam replace the position of Hindu so fast as majority religion in Indonesia? Islam came to Indonesia together with christianity. Yet, why then Islam become the winner of competition and grows as the majority belief in Indonesia?
Tugas minggu depan Pembaruan Islam Ibnu Taimiyah Pembaruan Islam Muhammad Abduh