KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN TA 2014

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

PELAKSANAAN 2014 & RENCANA 2015 UNTUK PENCAPAIAN RPJMN 2010–2014 & MDGs 2015 KELOMPOK SIDANG KOMISI A.
PRESENTASI BUPATI LINGGA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
ARAHAN SEKRETARIS DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
Perencanaan Nasional Dana Alokasi Khusus TA 2012 Oleh: Dr. Ir. Budhi Santoso, MA Direktur Otonomi Daerah Disampaikan pada: Sosialisasi DAK Bidang Lingkungan.
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
KEBIJAKAN PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN TA 2013
PENGANTAR KEPALA BKKBN KONFERENSI PERS
Human Development Approach to Strategic Planning in Aceh
Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc
Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Anak di daerah
PEMBUKAAN RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL Jakarta, 22 – 23 Agustus 2005 MENTERI KESEHATAN RI.
LAPORAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
pembinaan penyusunan draft protokol risbinkes 2015
PEMBEKALAN MENTERI KESEHATAN DR. Dr. SITI FADILAH SUPARI, SPJP (K)
PENIMBANGAN BERAT BADAN DAN PENGUKURAN TINGGI / PANJANG BADAN
DIALOG MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN LEMBAGA MASYARAKAT PEDULI ANAK Jakarta, 31 Agustus 2010.
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH
Rencana Kajian dan Litbang Skala Nasional Tahun
TINDAK LANJUT RAKORPOP TERKAIT MDG S PUSDIKLAT APARATUR.
PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
Panduan Pelaksanaan Peer Assessment
Laporan Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS PELAYANAN KEFARMASIAN
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
INTEGRASI DATA Tahapan yang telah dilakukan Pusdatin dan Unit Utama Depkes dalam melakukan integrasi data adalah sebagai berikut : Mengadakan, Biro Keuangan.
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
Potret Pembangunan Kesehatan Kota Semarang
Pengelolaan Program dan Anggaran Kementerian PP dan PA
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs BIDANG KESEHATAN
INDIKATOR SURVEILAN GIZI
PERSIAPAN PENDANAAN RKP TAHUN 2013
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMANFAATAN DANA bok TAHUN 2014
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
KEBIJAKAN PERENCANAAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2018
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
POKOK-POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN TAHUN 2016
PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
RISET KESEHATAN DASAR ( RISKESDAS ) 2013
Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
UKURAN EPIDEMIOLOGI DAN INTEPRETASI DATA
Restrukturisasi program
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
Oleh Dr. I Gusti Ngurah Agung Swastika KADIS KESEHATAN KAB KLUNGKUNG
RAPAT KOORDINASI FORUM DATA KABUPATEN GRESIK 11 MARET 2015
Monitoring dan evaluasi pelayanan kebidanan di komunitas
PEMBAHASAN BAHAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TA 2017/2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rapat tanggal.
Dr. Jum’atil Fajar, MHlthSc
PERJANJIAN KINERJA.
KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
Dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs)
MANFAAT PEMBERIAN ASI Yulinda laska Amd.Keb..
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KETERLIBATAN PIMPINAN
KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN
ALARM STUNTING. Latar Belakang Dari laporan Tahunan Program Gizi di dapatkan bahwa prevalensi balita stunting (TB/U Pendek dan sangat Pendek ) di wilayah.
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN TA 2014 Disampaikan oleh : Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan Pada RAPAT KERJA BADAN LITBANGKES Jakarta, 13 Februari 2013

SASARAN PEMBANGUNAN PRIORITAS KESEHATAN DALAM RPJMN 2010-2014 Status Awal (2008) Pencapaian Target Target 2014 Status Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,91) 72,0 Perlu kerja keras Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 228 2) 118 tak akan tercapai Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 343) 24 Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen) 18,4 17,9 4) <15,0 on track Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi ) 2,6 2,4 5) 2,1 Ket : 1) Hasil SP tahun 2010, BPS 2) SDKI tahun 2007, BPS (Hasil SP 2010 dan SDKI 2012 perhitungan belum selesai) 3) SDKI tahun 2007, BPS (Berdasarkan hasil sementara SDKI 2012 : 32/1.000 dan SP 2010: 26/1.000) 4) Riskesdas 2010, Kemenkes 5) SP tahun 2010, BPS (Hasil sementara SDKI 2012 : 2,6 )

REVIEW RPJMN 2010 – 2014 BIDANG KESEHATAN TERKAIT MDG MID TERM REVIEW Tercapai/ on track/on trend Perlu Kerja Keras Sangat Sulit Tercapai 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikaor On track/tercapai = Perlu Kerja Keras = Sangat Sulit tercapai

MIDTERM REVIEW RPJMN BIDANG KESEHATAN NO INDIKATOR STATUS AWAL (2009) CAPAIAN TARGET 2014 2010 2011 2012 1 Umur harapan hidup (tahun) 70,7 70,9 71,1 72,0 2 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 228 n.a 118 3 Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan persalinanoleh tenaga kesehatan 74,9 79,82 81,25 90 4 Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 32 1) 24 5 Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (%) 18,4 17,9 <15,0 6 Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi ) 2,6 2,4 2) 2,6 1) 2,1 7 Persentase jangkauan akses sumber air bersih 47,7 44,19 42,76 68 8 Prevalensi kasus HIV (Pengetahuan komprehensif) 9 Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API) Bapak Presiden dan Wakil Presiden serta hadirin yang saya hormati, 3 (tiga) indikator yang memerlukan kerja keras untuk mencapainya adalah : Indikator peningkatan umur harapan hidup yang pada tahun 2012 mencapai 71,1 tahun dari target tahun 2014 yaitu 72 tahun Indikator peningkatan persentase cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang pada tahun 2012 mencapai .... % dari target tahun 2014 sebesar 90 % Indikator penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita yang pada tahun 2012 mencapai ...... dari target tahun 2014 kurang dari 15 Sedangkan 4 (empat) indikator yang sulit tercapai dapat kami paparkan sebagai berikut : Indikator penurunan angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup yang pada tahun 2012 mencapai ..... Dari target tahun 2014 sebesar 118 Indikator penurunan angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup yang pada tahun 2012 mencapai 32 dari target tahun 2014 sebesar 24 Indikator penurunan Total Fertility Rate yang pada tahun 2012 mencapai 2,6 dari target tahun 2014 sebesar 2,1 Indikator peningkatan persentase jangkauan akses sumber air bersih yang pada tahun 2012 mencapai ...... % dari target tahun 2014 sebesar 68 % Adapun upaya yang kami lakukan untuk mencapai target yang bersifat Off Track tersebut dapat kami sampaikan pada slide selanjutnya

ALUR PIKIR ISU STRATEGIS 2014 8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEHATAN Peningkatan KIA & KB Perbaikan gizi masyarakat Pengendalian penyakit menular & tidak menular dan kesling Pemenuhan SDM Kesehatan Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu, penggunaan obat/makanan Jaminan Kesehatan Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier UNIT-UNIT UTAMA LOKUS ANGGARAN Pemberdayaan Masyarakat Upaya kesehatan dasar Upaya kesehatan rujukan Dukungan manajemen ISU STRATEGIS Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata Peningkatan Perbaikan Gizi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyiapan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan dalam rangka Peningkatan Keamanan, Mutu dan Manfaat/Khasiat Obat dan Makanan ISU KRITIS Pembangunan Kesehatan RKP 2014 7 Prioritas Reformasi Kesehatan 1. Revitalisasi pelayanan kesehatan 2. Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM 3. Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan obat, vaksin, alkes 4. Jaminan kesehatan masyarakat 5. Keberpihakan pada DTPK dan DBK 6. Reformasi birokrasi 7. World calss health care Dekonsentrasi Terintegrasi Sistem Kesehatan Nasional 5M MANAJEMEN

TEROBOSAN PERCEPATAN PENCAPAIAN RPJMN BIDANG KESEHATAN melalui: Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang berkualitas Memfokuskan kegiatan di 12 provinsi prioritas dengan daya ungkit tinggi Peningkatan jumlah RS PONEK menjadi 497 RS; Puskemas PONED menjadi 2.902 Puskesmas; Poskesdes ; Pendayagunaan bidan ; PLKB/motivator KB 39.000; model pendelegasian kewenangan perawat dan bidan Penguatan pemberdayaan masyarakat melalui Posyandu; Posmaldes 2.022 di daerah endemis malaria Penguatan sistem informasi Peningkatan upaya promosi dan preventif Penguatan komitmen lintas sektor dan Pemerintah Daerah di bidang kesehatan

12 PROVINSI PRIORITAS 188,848 NO PROVINSI JUMLAH PENDUDUK 1 JAWA BARAT 47,034 2 JAWA TIMUR 38,824 3 JAWA TENGAH 33,943 4 SUMATERA UTARA 13,878 5 BANTEN 11,946 6 DKI JAKARTA 10,277 7 SULAWESI SELATAN 8,453 8 LAMPUNG 8,115 9 SUMATERA SELATAN 8,075 10 NUSA TENGGARA TIMUR 5,125 11 PAPUA 3,178 12 PAPUA BARAT 0,936 TOTAL (73,69 % PENDUDUK INDONESIA) 188,848 SENSUS 2010; PROYEKSI 2015=256,267 JUTA JIWA

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) KENDALA Disparitas capaian indikator kesehatan ibu Terbatasnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu di daerah tertentu Kurangnya pemahaman masyarakat akan tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas di masyarakat Kompetensi bidan Keterbatasan SDM Kesehatan (jumlah, kualitas dan distribusi) Masih tingginya Total Fertility Rate (TFR) Adanya diskontinuitas pelayanan kesehatan ibu Kesenjangan dalam sistem kesehatan, meliputi kesenjangan dalam ketersediaan SDM, obat dan alat, serta pembiayaan di level kabupaten/kota Lemahnya tata kelola di tingkat kabupaten/kota, antara lain lemahnya sistem rujukan dan pembiayaan kesehatan Target dan Capaian Penurunan AKI Target RPJMN Capaian 102 Target MDGs Tahun

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) dan ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) LANGKAH STRATEGIS Menyediakan fasilitas kesehatan: Menambah dan penguatan Poskesdes Puskesmas mampu menolong persalinan 24 jam 7 hari seminggu Puskesmas Perawatan, Puskesmas PONED dan RS PONEK berfungsi 24 jam 7 hari seminggu Terlaksananya rujukan efektif kasus komplikasi Penguatan Pemda Kabupaten/Kota (regulasi, kepegawaian, pembiayaan) Meningkatkan Kemitraan lintas sektor dan swasta Meningkatkan pemberdayaan masyarakat Jaminan Persalinan Yang diprioritaskan pada: 12 Provinsi di Wilayah Prioritas I, yaitu: Sumut, Sumsel, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jateng, Jatim, NTT, Sulsel, Papua Barat, dan Papua 5 Provinsi yang Kabupaten/Kotanya belum mencapai target MDG 5, yaitu: Aceh, Sumbar, Riau, NTB, Kalsel

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI Upaya dan tantangan Pemantauan Kesehatan Ibu dan Anak melalui penyediaan dan distribusi 4.5 Juta Buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) bagi ibu hamil dan bayi Penguatan pelayanan di tingkat desa melalui penyediaan pos kesehatan desa Akreditasi Puskesmas dan Rumah Sakit Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di 2570 Puskesmas mampu PONED Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di 410 RS yang mampu PONEK. Keterbatasan ketersediaan anggaran KIA di tingkat Kabupaten/Kota Target dan Capaian Target RPJMN Capaian Target MDGs

Rencana Aksi 2013 2014 Penyediaan dan distribusi 4,5 juta buku KIA Pembangunan Poskesdes di 3000 desa Melatih kader untuk mengobati balita sakit di daerah tidak ada tenaga kesehatan di 100 desa di Papua dan Papua Barat Peningkatan jumlah Puskesmas mampu PONED sebanyak 166 Peningkatan jumlah RS PONEK sebanyak 34 (dari 410 menjadi 444) Imunisasi H. Influenza sebagai bagian imunisasi dasar di 4 Provinsi (DI Yogyakarta, Jawa Barat, Bali dan NTB) Flying Doctor daerah sulit akses Telemedicine Penyediaan dan distribusi buku KIA 4,7 juta buku KIA Pembangunan Poskesdes di 4000 desa Melatih Kader untuk mengobati balita sakit di desa tidak ada tenaga kesehatan, di 505 di desa daerah DTPK. Peningkatan jumlah Puskesmas mampu PONED 166 Peningkatan RS PONEK sebanyak 53 RS (dari 444 menjadi 497) Imunisasi H. Influenza sebagai bagian imunisasi dasar di 14 Provinsi (SUMUT, Sumsel, Babel, Jambi, Lampung Jawa Barat, DKI, Banten, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB dan Sulawesi Selatan, ) Flying Doctor daerah sulit akses

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) dan ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) Penyediaan 7.000 Poskesdes Penyediaan sarana persalinan di 2.070 Puskesmas Penyediaan Puskesmas mampu PONED menjadi 2.902 Puskesmas Penyediaan RS mampu PONEK menjadi 497 RS Penguatan 266.000 Posyandu Institusi Masyarakat Perdesaan/Perkotaan dalam program KB aktif Orientasi kader kesehatan tentang tanda bahaya dan peran mereka dalam P4K di 932 puskesmas Pelaksanaan kelas ibu hamil di 9.321 puskesmas (kumulatif) Penyediaan alat dan obat kontrasepsi di 63.239 fasyankes (kumulatif)

UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN BAYI Penurunan tingkat kematian bayi (AKB) Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjangkau Posyandu. Perluasan jangkauan pelayanan hingga tingkat desa melalui Puskesmas Pembantu/Polindes, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan. Memperbaiki kualitas pelayanan di puskesmas dan RS melalui akreditasi Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di 402 RS yang mampu menangani rujukan PONEK Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai Universal Child Immunization (GAIN UCI) di tingkat desa untuk menjamin ketersediaan layanan kesehatan bagi semua bayi Target dan Capaian Target RPJMN Untuk menurunkan angka kematian bayi, kami akan melaksanakan berbagai langkah/upaya strategis sebagai berikut : Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga dengan menggunakan buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjangkau Posyandu. Perluasan jangkauan pelayanan hingga tingkat desa melalui Puskesmas Pembantu/Polindes, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan. Memperbaiki kualitas pelayanan di puskesmas dan RS melalui akreditasi Pelayanan Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di 402 RS yang mampu menangani rujukan PONEK Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai Universal Child Immunization (GAIN UCI) di tingkat desa untuk menjamin ketersediaan layanan kesehatan bagi semua bayi Capaian Target MDGs

Target 1C: Menurunkan prevalensi gizi kurang MDG 1 Menurunkan kemiskinan dan kelaparan pada tahun 2015 menjadi setengah dari kondisi 1990 Target 1C: Menurunkan prevalensi gizi kurang Kendala: Akses untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Pemahaman stakeholder terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan Pemberdayaan masyarakat untuk pemenuhan pelayanan gizi Tantangan: SDM (jumlah dan distribusi), kesulitan geografis, komitmen daerah Target MDGs Saudara Saudara sekalian, Laporan resmi pemerintah Indonesia ke badan dunia memasukkan pencapaian target penurunan prevalensi gizi kurang dan prevalensi gizi buruk sebagai berikut; Prevalensi gizi kurang berdasarkan data 1989/1990 sebesar 31.0 %, apabila didasarkan pada data tahun 1990 ini, maka target pada tahun 2015 sebesar 15,5%. Sedangkan untuk prevalensi gizi buruk turun dari 7,2% menjadi 3,6% pada tahun 2015. Berdasarkan pencapaian tahun 2010 (Riskesdas) prevalensi gizi kurang 17,9% dan gizi buruk 4,9%. Berdasarkan kecenderungan penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk dari tahun 1990 sampai 2010 tersebut target penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk 2015 akan tercapai.

Upaya Terobosan Untuk Pencapaian MDG 1 Target 1C: Menurunkan prevalensi gizi kurang Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, sejak ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun Peningkatan pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat melalui Gerakan Nasional Sadar Gizi Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan gizi termasuk deteksi dini dan tindak lanjut kasus gizi kurang dan gizi buruk Peningkatan kemitraan dan kerjasama lintas sektor

UPAYA PENURUNAN KASUS HIV-AIDS SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS MENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR Prevalensi kasus HIV   Pendekatan “Total Football” Intensif, menyeluruh, komprehensif dan terkoordinasi (PERPRES 75/2006) , melalui: Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, remaja 15-24 th, populasi rawan terinfeksi dan ODHA melalui Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) bagi Remaja untuk peningkatan pengetahuan HIV/AIDS di SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dan Organisasi Kepemudaan Pencegahan penularan HIV di kalangan pengguna NAPZA suntik, PMTS paripurna, dan penularan dari ibu ke bayinya. Pengobatan & rehabilitasi di RS Rujukan ARV di RS Monitoring, evaluasi dan penelitian Untuk menurunkan prevalensi kasus HIV/AIDS, kami akan melaksanakan berbagai langkah/upaya strategis berupa pendekatan Total Football sebagai berikut : Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, remaja 15-24 th, populasi rawan terinfeksi dan ODHA melalui Kampanye Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) bagi Remaja untuk peningkatan pengetahuan HIV/AIDS di SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dan Organisasi Kepemudaan Pencegahan penularan HIV di kalangan pengguna NAPZA suntik, PMTS paripurna, dan penularan dari ibu ke bayinya. Pengobatan & rehabilitasi di RS Rujukan ARV di RS Monitoring, evaluasi dan penelitian HIV : 39.434 AIDS : 92.251 Total kumulatif: 131.685

UPAYA PENURUNAN KASUS MALARIA SASARAN INDIKATOR STATUS LANGKAH STRATEGIS MENURUNNYA ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT MENULAR Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index- API)   Peningkatan Angka Penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes). Target 2014: Posmaldes yang dikembangkan bersama Poskesdes dan program Integrasi dengan ANC terpadu Pendistribusian kelambu berinsektisida untuk ibu hamil dan balita di daerah endemis malaria. Pembentukan Malaria Center yang saat ini sudah terbentuk 11 Malaria center di: Provinsi Maluku Utara (9), Provinsi Sumatera Utara (1), dan propinsi Aceh (1). Akan menyusul 5 Malaria Center di Propinsi Papua (2), Papua Barat, Gorontalo dan Bangka Belitung. Peningkatan jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk menurunkan kasus malaria , kami akan melaksanakan berbagai langkah/upaya strategis sebagai berikut : Peningkatan Angka Penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Pemberdayaan masyarakat dalam pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes). Target 2014: Posmaldes yang dikembangkan bersama Poskesdes dan program Integrasi dengan ANC terpadu Pendistribusian kelambu berinsektisida untuk ibu hamil dan balita di daerah endemis malaria. Pembentukan Malaria Center yang saat ini sudah terbentuk 11 Malaria center di: Provinsi Maluku Utara (9), Provinsi Sumatera Utara (1), dan propinsi Aceh (1). Akan menyusul 5 Malaria Center di Propinsi Papua (2), Papua Barat, Gorontalo dan Bangka Belitung. Peningkatan jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Persentase jangkauan akses terhadap sumber air bersih (Susenas 2011) KENDALA: Sejumlah 10.5% sarana air bersih tidak terlindungi 36.000 desa membutuhkan akses terhadap air minum berkualitas dan peningkatan perilaku higienis Terbatasnya jumlah dan kapasitas teknis sanitarian puskesmas Sebagian besar kinerja PDAM tidak optimal Data susenas tahun 2011 menunjukkan akses air minum nasional sebesar 42.76 % (kota 40.5% ; perdesaan 44.96 %) dari target 2014 sebesar 68%. Kendala/tantangan yang dihadapi adalah Hasil susenas tahun 2010 menunjukkan sejumlah 10.5% sarana air bersih sumur dan mata air tidak terlindungi (tidak memnuhi persyaratan sarana air bersih sehingga tidak dihitung sebagai sarana air bersih yang memnuhi syarat. Sebanyak 36.000 desa rawan air minum membutuhkan sarana air bersih dan tertuang dalam rencana aksi bersama 2011 – 2014 kementerian PU dan Kesehatan dalam rangka program air bersih untuk rakyat. Sebagian puskesmas belum memiliki sanitarian dengan jumlah serta kualitas yang memadai untuk melaksanakan upaya preventif promotif terkait Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pelayanan air minum diperkoataan sebagian besar dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Sesuai audit kinerja BPKP pada 265 PDAM, kondisi kinerja PDAM yang sehat 132, kurang sehat 88 dan sakit 45.

TEROBOSAN PERCEPATAN PENCAPAIAN RPJMN BIDANG KESEHATAN INDIKATOR RENCANA AKSI TEROBOSAN TAHUN 2013 - 2014 Persentase jangkauan akses terhadap sumber air bersih Rehabilitasi 37.800 sarana air bersih bukan jaringan perpipaan dan 500 unit sarana Teknologi Tepat Guna air minum. Pelaksanaan Program penyediaan air minum berbasis masyarakat di 3000 desa/kelurahan (PU dan Kesehatan) Akselerasi STBM di 10 000 desa/kelurahan Peningkatan kapasitas 1500 Sanitarian Puskemas Optimalisasi peran Pemda dengan penguatan kelembagaan pengelola SPAM oleh Pemda (Kemendagri, PU, Kesehatan). Adapun rencana aksi terobosan tahun 2013 – 2014 adalah: Rehabilitasi 37.800 sarana air bersih bukan jaringan perpipaan dan 500 unit sarana Teknologi Tepat Guna air minum. Pelaksanaan Program penyediaan air minum berbasis masyarakat di 3000 desa/kelurahan (PU dan Kesehatan) Akselerasi STBM di 10 000 desa/kelurahan Peningkatan kapasitas 1500 Sanitarian Puskemas Optimalisasi peran Pemda dengan penguatan kelembagaan pengelola SPAM oleh Pemda kerjasama Kemendagri, PU, Kesehatan dalam bentuk SKB atau Inpres.

RANCANGAN ISUE STRATEGIS BIDANG KESEHATAN RANCANGAN RKP 2014 RANCANGAN TEMA RKP 2014 UNSUR – UNSUR POKOK RANCANGAN ISUE STRATEGIS BIDANG KESEHATAN Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat; Pembangunan SDM; Penurunan kemiskinan dan pengangguran; Mitigasi bencana; Peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata Peningkatan Perbaikan Gizi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyiapan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan dalam rangka Peningkatan Keamanan, Mutu dan Manfaat/Khasiat Obat dan Makanan Kementerian PPN/Bappenas telah merancang tema dari RKP Tahun 2014 yaitu “Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan” dimana unsur pokok dari tema tersebut adalah Peningkatan Kesejahteraan Rakyat; Pembangunan SDM; Penurunan kemiskinan dan pengangguran; Mitigasi bencana; dan Peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka kami telah menyusun rancangan isu strategis sesuai dengan tema dan unsur pokok tersebut sebagai berikut : Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata Peningkatan Perbaikan Gizi Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular Penyiapan Pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Peningkatan Efektifitas Pengawasan Obat dan Makanan dalam rangka Peningkatan Keamanan, Mutu dan Manfaat/Khasiat Obat dan Makanan

TERIMA KASIH Bapak Presiden yang saya hormati. Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon arahan Bapak Presiden. Terima kasih. Wassalamualaikum, warohmatullahi wabarakatuh.