Andi alfian alipaisal ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh Eko Fitrianto Manajemen dan Manajer Oleh Eko Fitrianto
Advertisements

Manajemen Konflik Oleh Eko Fitrianto
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI
Pertemuan 10 Wewenang & Delegasi
Created by : Rini Aprilia, M.Sc
Arie Febrianto M Jur. Tek. Industri Pertanian FTP-UB
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
III. FUNGSI FUNDAMENTAL KEDUA PROSES MANAJEMEN : PENGORGANISASIAN
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
PENGORGANISASIAN.
Komponen Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI Mengidentifikasikan tanggung jawab bagi masing-masing jabatan pekerjaan dan hubungan antara jabatan-jabatan itu sendiri.
KONFLIK PADA DUNIA KERJA
WEWENANG, DELEGASI DAN DESENTRALISASI
OTORITAS, PENDELEGASIAN WEWENANG, SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI
WEWENANG, DELEGASI dan DESENTRALISASI
PERTEMUAN 9 Otoritas, Pendelegasian Wewenang dan Sentralisasi
Otoritas dan Pendelegasian Wewenang
Perilaku Antar Kelompok dan MENGELOLA KONFLIK
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MENGELOLA KONFLIK
PERTEMUAN 10 Manajemen Konflik RIKA KHARLINA EKAWATI, S.E., M.T.I.
MANAJEMEN KONFLIK PERTEMUAN 10.
Lecture Note: Trisnadi Wijaya, SE, S.Kom
MANAJEMEN KONFLIK PERTEMUAN 10.
Manajemen Konflik.
Manajemen Konflik Fauzan Amin.
SEJARAH ILMU MANAJEMEN
Pengertian Kekuasaan (Power)
PERILAKU DALAM ORGANISASI
PERSAINGAN & KONFLIK.
V. WEWENANG (AUTHORITY)
Pengelolaan Proyek Sistem Informasi
PENGENALAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
MANAJEMEN PERSONALIA DAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
AUDIT INTERNAL TM 12 BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN
PERILAKU KELOMPOK PERTEMUAN 6.
VIII. KONFLIK Perbedaan pendapat antara dua/lebih individu atau kelompok dalam organisasi karena beda tujuan, pendapat, pandangan, nilai dll. Ada 2 pandangan.
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
MENGORGANISASI PERUSAHAAN
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI ( bahan ke-5 )
Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA
STRUKTUR ORGANISASI Spesifikasi pekerjaan yang harus diselesaikan di dalam suatu organisasi dan cara-cara yang mengkaitkan pekerjaan tersebut satu dengan.
STRUKTUR ORGANISASI & DESKRIPSI PEKERJAAN
Pengantar Management Dosen : Bu Ayurai
K O N F L I K By. Dian Kurniawan, SE., MSi.
Komunikasi dan Manajemen Konflik
WEWENANG, DELEGASI dan DESENTRALISASI
PENYUSUNAN ORGANISASI (PENGORGANISASIAN)
PERENCANAAN Lecture 6 Disampaikan oleh: Dr. Ir. NUDDIN HARA.
Manajemen Sumber Daya Manusia
PERTEMUAN 10 Manajemen Konflik RIKA KHARLINA EKAWATI, S.E., M.T.I.
VIII. KONFLIK Perbedaan pendapat antara dua/lebih individu atau kelompok dalam organisasi karena beda tujuan, pendapat, pandangan, nilai dll. Ada 2 pandangan.
Komunikasi dan kepemimpinan
PENGARUH, KEKUASAAN, DAN WEWENANG
Alan Margia M.Syarifuddin Rosyid MAHASISWA UNIVERSITAS NAROTAMA 2015
PENGANTAR MANAJEMEN By. NETTY LAURA,SE,MM
DASAR-DASAR PRILAKU KELOMPOK
KONFLIK & STRESS KERJA.
KEKUASAAN, WEWENANG, DAN PENGARUH
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MENGELOLA KONFLIK
Wadah kerjasama untuk mencapai tujuan  ORGANISASI
PEMBERDAYAAN.
MANAJEMEN KONFLIK Manajemen Konflik.
MENGELOLA PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI Perubahan yang direncanakan (Planned Change) Perubahan yang direncanakan (Planned Change) usaha sistematik untuk.
Manajemen Sumber Daya Manusia
STRUKTUR ORGANISASI Mengidentifikasikan tanggung jawab bagi masing-masing jabatan pekerjaan dan hubungan antara jabatan- jabatan itu sendiri.
DASAR-DASAR MANAJEMEN YANG EFEKTIF
PENDELEGASIAN WEWENANG
Manajemen Sumber Daya Manusia
MANAJEMEN KONFLIK MG CATUR YUANTARI.
Transcript presentasi:

Andi alfian alipaisal (2109042) Konflik kerja Kelompok 6 : Wienne afriani.D.N (2209002) Karmila (2109041) Andi alfian alipaisal (2109042) Ahmad Junaedi (2109039)

Definisi konflik kerja Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah–masalah komunikasi,hubungan pribadi,atau struktur organisasi Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain,organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya. Konflik organisasi(organizational conflict), adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota–anggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya–sumber daya yang terbatas atau kegiatan–kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.

Penyebab – penyebab konflik 1. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten. 2. Struktur : pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan kepentingan–kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan sumber daya–sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok– kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka. 3. Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka,dan perbedaan dalam nilai–nilai persepsi.

pendapat tentang konflik dalam organisasi Pandangan tradisional, berpendapat bahwa konflik merupakan sesuatu yang di inginkan dan berbahaya bagi kehidupan organisasi. Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan organisasi, yang biasa bermanfaat (konflik fungsional) dan bisa pula merugikan organisasi (konflik disfungsional). Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi

Berdasarkan ketiga pandangan tentang konflik tersebut, pihak pemimpin organisasi perlu menganalisis dengan nyata konflik yang terjadi di organisasi, apakah konflik itu fungsional atau disfungsional, bagaimana manajemen konflik agar berpengaruh positif bagi kemajuan organisasi.

Perbedaan pandangan lama dan baru tentang konflik

Pandangan Lama : Pandangan Baru : 1. Konflik tidak dapat dihindarkan Konflik dapat dihindarkan Konflik disebabkan oleh kesalahan–kesalahan manajemen dalam perancangan dan pengelolaan organisasi atau oleh pengacau. Konflik menggangu organisasi dan menghalangi pelaksanaan optimal. Tugas manajemen adalah menghilangkan konfllik. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan penghapusan konflik. Pandangan Baru : 1. Konflik tidak dapat dihindarkan Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk struktur organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan, perbedaan dalam persepsi dan nilai–nilai pribadi dan sebagainya. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan tingkat konflik yang moderat.

Segi fungsional konflik antara lain : Secara sederhana hal ini berarti bahwa konflik mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana konflik tersebut dikelola. Segi fungsional konflik antara lain : Manajer menemukan cara penggunaan dana yang lebih baik. Lebih mempersatukan para anggota organisasi. Manajer mungkin menemukan cara perbaikan prestasi organisasi. Mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi. Penggantian manajer yang lebih cakap, bersemangat dan bergagasan baru.

BENTUK-BENTUK DAN JENIS-JENIS KONFLIK Bentuk –Bentuk Konflik Struktural Konflik Hierarki, yaitu konflik amtara berbagai tingkatan organisasi. Contohnya, konflik antara komisaris dengan direktur utama, pemimpin dengan karyawan, pengurus dengan anggota koperasi, pengurus dengan manajemen, dan pengurus dengan karyawan. Konflik Fungsional, yaitu konflik antar berbagai departemen fungsional organisasi. Contohnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dengan bagian pemasaran, bagian administrasi umum dengan bagian personalia. Konflik Lini Staf yaitu konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan stafnya terutama staf yang berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Contoh : karyawan staf secara tidak fornal mengambil wewenang berlebihan. Konflik Formal Informal yaitu konflik antara organisasi formal dan informal. Contoh : Pemimpin yang menempatkan norma yang salah pada organisasi. Jenis – Jenis Konflik : Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya. Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan ) Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.

Penyebab Terjadinya Konflik Kerja Penyebab terjadinya konflik dalam organisasi, antara lain : 1. Koordinasi kerja yang tidak dilakukan. 2. Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas. 3. Tugas yang tidak jelas ( tidak ada deskripsi jabatan ) 4. Perbedaan dalam otorisasi pekerjaan. 5. Perbedaan dalam memahami tujuan organisasi. 6. Perbedaan persepsi. 7. Sistem kompetensi insentif ( reward ) 8. Strategi pemotivasian tidak tepat.

Konflik Lini dan Staf Bentuk umum konflik organisasi yang sering terjadi adalah konflik antara anggota – anggota lini dan staf . Perbedaan pandangan para anggota lini dan staf yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka, walaupun perbedaan–perbedaan tersebuta juga dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas–tugas mereka :

ADA 2 PANDANGAN KONFLIK KERJA Pandangan lini Para anggota lini sering memandang para anggota staf dalam hal : Staf melangkahi wewenangnya, karena manajer garis merupakan pemegang tanggung jawab atas hasil akhir, mereka cenderung menolak rorongan staf dan wewenangnya. Staf tidak memberi nasehat yang bermanfaat, para anggota staf sering tidak terlibat dalam kegiatan operasional harian yang di hadapi oleh para anggota lini, sehingga saran–sarannya sering tidak terap. Staf menumpang keberhasilan lini, para anggota staf sering lebih dekat dengan manajer puncak dibanding orang–orang lini, sehingga dapat mengambil keuntungan atas posisi mereka. Staf memiliki pandangan sempit, sehingga mempunyai pandangan terbatas dan kurang dapat merumuskan sarannya atas kebutuhan dan tujuan organisasi keseluruhan. Pandangan Staf Para anggota staf mempunyai keluhan–keluhan yang berlawanan tentang para anggota lini : Lini kurang memanfaatkan staf. Manajer lini menolak bantuan staf ahli, karena mereka ingin mempertahankan wewenangnya atas bawahan atau karena mereka tidak berani secara terbuka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan. Sebagai akibatnya staf hanya diminta bantuannya bila situasi benar–benar sudah kritis. Lini menolak gagasan – gagasan baru, anggota staf biasanya yang pertama berkepentingan dengan menggunakan inovasi dalam bidang keahlian mereka. Manajer garis mungkin menolak perubahan–perubahan tersebut. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf. Anggota staf sering merasa bahwa mereka mempunyai penyelesaian masalah–masalah yang paling baik dalam spesialisasinya. Oleh sebab itu mereka kecewa bila saran – sarannya tidak didukung dan di implementasikan oleh manajer lini.

Beberapa faktor dapat menimbulkan berbagai konflik diantara departemen dan orang – orang lini dan staf. Faktor–faktor tersebut meliputi : 1. Perbedaan umur dan pendidikan, orang – orang staf biasanya lebih muda dan lebih berpendidikan daripada orang–orang staf sehingga menimbulkan “generation gap “. 2. Perbedaan tugas, dimana orang ini lebih teknis dan generalis, sedang staf spesialis. Hal ini dapat menimbulkan kejadian–kejadian sebagai berikut : (1). Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah–istilah dan bahasa yang tidak dipahami orang lini. (2).Orang lini mungkin merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah–masalah lini dan mengganggap mereka tidak dapat diteraplan atau dikerjakan. 3. Perbedaan sikap, ini tercermin pada : (1). Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah–perintah kepada orang lini untuk membuktikan eksistensinya. (2). Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan–gagasan yang diimplementasikan oleh lini, sebaliknya orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalah – masalahnya. (3).Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini, dilain pihak orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya. 4. Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal organisasi departemen staf ditempatnya relatif pada posisi tinggi dekat menajemen puncak. Depertemen lini dengan tingkatan lebih rendah cenderung tidak suka dengan hal tersebut.

Untuk menghapuskan konflik–konflik tersebut, manajemen punsak harus secara jelas menyampaikan delegasi departemen–departemen staf. Lebih dari itu, supaya efektif, departemen–departemen staf harus menyadari bahwa pekerjaan mereka adalah “to sell, not to tell“ artinya “menjual“ kepada departemen–departemen lini gagasan–gagasan mereka, bukan “memberitahu” mereka bagaimana menjalankan fungsi. Bagaimanapun juga staf spesialis perlu ditambahkan dalam organisasi untuk membantu kerja lini agar lebih efektif. Disamping itu dunia bisnis modern berkembang semakin kompleks, dan semua manajer tidak akan menguasai semua kecakapan, pengetahuan maupun ketrampilan. Kegiatan–kegiatan tertentu mungkin tidak efisien bila dikerjakan oleh orang lini, dan sebagainya.

Penanggulangan Konflik Lini dan Staf 1. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan. Secara umum, para anggota lini bertanggung jawab atas keputusan–keputusan operasional organisasi, atau dengan kata lain, mereka harus bisa menerima, mengubah, atau menolak saran–saran ahli. Dilain pihak, para anggota staf harus bebas untuk memberikan saran bila mereka merasa hal itu diperlukan tidak hanya bila anggota lini memintanya. 2. Mengintegrasikan kegiatan–kegiatan lini dan staf. Saran–saran staf akan lebih realistik bila berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota lini dalam proses penyusunan saran – saran mereka. Konsultasi staf – lini ini juga akan membuat para anggota lini bersedia mengimplementasikan gagasan–gagasan staf. 3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf Manajer lini akan lebih efektif memanfaatkan keahlian staf bila mereka mengetahui kegunaan staf spesialis bagi mereka di perusahaan. 4. Mendapatkan pertanggung-jawaban staf atas hasil –hasil Para anggota lini akan lebih bersedia melaksanakan saran–saran staf bila para anggota staf ikut bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi. Pertanggungjawaban ini juga akan membuat para anggota staf lebih berhati–hati dalam menyusun saran–saran mereka.

Cara Mengatasi Konflik Kerja Manajemen konflik dapat dilakukan dengan cara antara lain : 1. Pemecahan masalah (Problem Solving) 2. Tujuan tingkat tinggi (Lipsordinate Goal) 3. Perluasan sumber (Ekspansion of Resources) 4. Menghindari konflik (avoidance) 5. Melicinkan konflik (Smoothing) 6. Perintah dari wewenang (Authoritative Commands) 7. Mengubah variabel manusia (Altering the Human Variabel) 8. Mengubah variabel struktural (Altering the Structural Variables) 9. Mengidentifikasikan musuh bersama (Identifying a Common En)

TERIMAKASIH