BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2011 “MENDENGARKAN TUHAN BERCERITA” "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan" (Mat 13:35)
BERCERITA Bercerita merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengajar Dibawa ke dunia yang bukan miliknya Apa yang diceritakannya dapat sungguh hidup dan seolah-olah nyata hadir. Dapat mengidentifika- si diri dengan tokoh cerita, mengambil pelajaran dari isi cerita, membuat perbandingan antara apa yang diceritakan dengan dunianya yang nyata. Menumbuhkan cara pandang, sikap, pencerahan, opini yang baru YANG DIALAMI PENDENGAR KETIKA MENDENGAR CERITAYANG DIALAMI PENDENGAR KETIKA MENDENGAR CERITA
Pencarian sederhana (dalam PB TB2 1997) : kata ‘perumpamaan’ dipakai 45 kali hanya dalam 3 Injil sinoptik (Matius, Markus, Lukas) dan kira-kira sepertiga dari pengajaran Yesus berisi perumpamaan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, perumpamaan = cara berumpama, perbandingan, atau ibarat. Bahasa Inggris : parable (Yunani : yaitu parabole, bahasa asli PB) Kata parabole terdiri dari dua kata, yaitu para dan ballein. Secara harafiah, mempunyai arti “menempatkan di samping” atau “menyejajarkan” untuk dibandingkan. Gagasan tentang perbandingan menjadi inti dari sebuah perumpamaan. Jadi, perumpamaan menggunakan satu gambaran untuk menyampaikan sesuatu hal yang lain.
perumpamaan parabole (para+ballein) (Yunani) mashal/meshalim (Ibrani)
mashal/meshalim Teka-teki Contoh : Mrk 7:15 Pepatah Contoh : Luk 4:23 Peribahasa Contoh : Luk 14:11 Kiasan Contoh : Mat 13:33 Metafor Contoh : Mat 5:13
Metafor Jenis Cerita PARABOLE ALEGORI Kiasan METAFOR : kualitas tertentu langsung diterapkan pada realitas lain. Contoh : “Kamu adalah garam dunia” (Mat 5,13) ALEGORI : dimaksudkan untuk mengajar. Cerita disusun untuk memudahkan kita memahami hal yang mau diajarkan. Maka detil-detil mempunyai arti sendiri-sendiri. Contoh: Yoh 15:5 KIASAN : satu hal dibandingkan dengan hal lain untuk memperjelas – “seperti” (Mat 23,7) PARABLE : kiasan yg dikembangkan menjadi cerita pendek dengan tujuan untuk mengajak, bukan untuk mengajar.
Yesus membuat perbandingan melalui perumpamaan untuk mempermudah apa yang mau Ia ajarkan. Oleh karena itu perumpamaan-Nya mesti sesuatu yang mudah dipahami oleh pendengar-Nya (karena masih tradisi lisan), tidak selalu gambaran yang normal, tetapi dilebih-lebihkan (Mat 18,24; Luk 15,20; Mat 22,1- 14), dan justru karena itu, akan selalu ingat. Kontras ditonjolkan, pendengar-Nya ditantang. Jadi, perumpamaan Yesus : mengajak pendengar-Nya untuk berhadapan dengan dirinya sendiri, merenungkannya dan kemudian mengubah hidupnya.
Yesus mau mewartakan KERAJAAN ALLAH Tapi KERAJAAN ALLAH terlalu kaya dimensinya sehingga tidak bisa diungkapkan dalam satu perumpamaan atau perbandingan saja. Maka Yesus menggunakan banyak perumpamaan untuk tujuan tersebut.
Kerajaan Allah Karunia semata, tanpa jasa manusia Hanya dapat disambut dengan iman Nilai tertinggi dalam hidup Allah Aktif mencari pendosa Menanti pertobatan pendosa Hakim Pengampun Murah hati Bersedia mendengar doa Warga Kerajaan Allah Bertobat Mengampuni Rendah hati Mempergunakan anugerah Mengasihi Selalu berjaga-jaga
Eskatologis Unsur kemendesakan begitu menonjol. Orang tidak bisa menunda-nunda. Eksistensial Menerangi atau menelanjangi keberadaan manusia. Orang diajak untuk merenungkan di mana posisinya saat ini Etis Menyangkut relasi dengan orang lain. Kesediaan anggota Kerajaan Allah untuk bekerja melayani sesamanya. Injili Dimensi pewartaan agar semakin banyak orang terlibat dan bergabung dengan Kerajaan Allah.
Baca berulang- ulang dengan cermat Menganalisa konteks dekat Mencoba menemukan alur cerita Mengamati tokoh dan peranannya di dalam cerita Mengamati) sejumlah kata- kata penting Cari tahu latar belakang perumpamaan. Ada beberapa latar belakang situasi dan kondisi waktu itu yang perlu kita pahami Telaah perumpamaan dalam konteks pelayanan publik Yesus. Siapakah pendengar Yesus waktu itu? Bagaimana situasi dan kondisi pendengar Yesus waktu itu ? Amati bagaimana perumpamaan tersebut menjadi sarana pewartaan Yesus. Bagaimana cara pandang Yesus terhadap Allah, umat manusia dan keselamatan Refleksikan atas hidup kita Temukan pesan pokoknya Apa maknanya bagi hidup kita.
Tips Teknis Praktis Membaca Perumpamaan Jangan terpaku judul perumpamaan. Judul bisa membatasi, biarkan terbuka Hindari penafsiran alegoris Baca begitu saja sambil bertanya: apa yang ditantang dalam hidup saya? Perhatikan bagian akhir kisah Perhatikan kalimat langsung Mana yang mendapat porsi besar
Demikianlah beberapa ulasan sekitar perumpamaan Yesus. Semakin jauh kita mempelajari dan memahami perumpamaan, semakin kita mengagumi kehebatan Yesus sebagai pendongeng yang ahli retorika. Perumpamaan-perumpamaan Yesus bukan hanya menarik, tetapi juga mempunyai kandungan pengajaran yang luar biasa.