Overview Rehabilitasi Lahan Tambang

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Dokumentasi DJGSM Beberapa Contoh Visualisasi
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
KONSERVASI TANAH DAN AIR
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
PERATURAN TENTANG REKLAMASI TAMBANG
KONDISI KESUBURAN TANAH SERTA LINGKUNGAN DAERAH PASCA PENAMBANGAN
: : Sisa Waktu.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
Pengertian, Asas-asas, dan Hubungan Hukum Pertambangan
Oleh Baharuddin Nurkin
KABUPATEN BULELENG By: ADITYA ARGASIWI ( )
DAMPAK PADA SUMBERDAYA AIR OLEH KAHAR MUSTARI DOSEN UNHAS.
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
TANAH PADA LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN (FREEPORT)
POLUTAN LOGAM BERAT: MERKURI
PSDA SUMBER DAYA TANAH.
Assalamualaikum,,, Kelompok : 1.Andi Asitra Sidabutar Anggit Fauziah P Ridha Septa Esti Titis Dian P Wiendha paramitha5817.
Pertambangan terbuka dan reklamasi lahan pertambangan
KONSERVASI TANAH DAN AIR
TOKOFEROL DAN FENOLIK TOTAL PADA 10 JENIS KACANG
Pengantar Umum : Industri dan Lingkungan, Baku Mutu Air/Air Limbah
REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN
REKLAMASI LAHAN BEKAS PERTAMBANGAN
Oleh Cecep Kusmana Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB
PENCEMARAN LIMBAH PADAT DAN SAMPAH
Karakteristik Limbah Padat
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi

CREATED BY: WICKY BARIREZA Xi ips
STATISTIK PERTAMBANGAN NON MIGAS
Mitigasi Laut.
Masalah Pembangunan dan Lingkungan
KONSERVASI TANAH DAN AIR
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
Ancaman Bagi Keanekaragaman Hayati
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 05
Konservasi Sumber Daya Air Konservasi Sumber Daya Tanah
LAHAN BEKAS TAMBANG MASALAH UTAMA YG TIMBUL PADA WILAYAH BEKAS TAMBANG
Sumber Daya Alam yang Berhubungan dengan Aspek Geografi
FUNGSI HUTAN.
PENGELOLAAN SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA (Kode MKA: TL )
SUMBER DAYA ALAM.
REKLAMASI TAMBANG.
AMRIZAL SAIDI YULNAFATMAWITA
Sumber Daya Alam & Energi
Ekologi Pencemaran Tanah
Advanced Learning Geography 1
MINGGU KE 2 DASAR-DASAR PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR DAN LINGKUNGAN MENURUT ASAS EKOLOGI DAN PENDEKATAN EKOSISTEM Nieke Karnaningroem.
Tambang Mineral Darat & Kebocoran Kapal Tanker
GEOGRAFI KELAS XI IPS SMT 1
Oleh: Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
Tujuan, Sasaran, dan Aplikasi pengelolaan lingkungan hidup
Pengendalian Pencemaran
KIMIA LINGKUNGAN 1 – 2 Cahyo Harsanto.
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
PERATURAN TENTANG REKLAMASI TAMBANG
Revegetasi Lahan Pasca Tambang dengan Sapi Percepatan Pemulihan Lahan Pasca Tambang OLEH ROFIK DISAMPAIKAN PADA KULIAH PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN.
KEBERHASILAN PELAKSANAAN REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG
Unit Advanced Learning Geography 1 Sebaran Barang Tambang di Indonesia.
Transcript presentasi:

Overview Rehabilitasi Lahan Tambang Bostang Radjagukguk Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang Fakultas Pertanian UGM Bulaksumur, Yogyakarta 55281 E-mail: pkrlt@ugm.ac.id

WAJAH PERTAMBANGAN Pentingnya: - Devisa - Energi dan Bahan Baku - Lapangan Kerja Dampaknya: - Lingkungan: on-site & off-site - Sosial

Pertambangan di Indonesia Bijih (ore),batubara, non-logam & konstruksi Minyak bumi dan gas alam Perusahaan aktif: 96 (1995) 186 (2005) Luas konsesi: 1,336 juta ha (0,7% daratan) 1995 Luas lahan yang dibuka: 1995: 36743 ha (0.019% luas daratan) 2005: 57704 ha (0.029% luas daratan) Luas lahan yang sudah direklamasi: 1995: 5577 ha (27% dari yang dibuka) 2005: 20827 ha (36% dari yang dibuka) Dampak lingkungan dan dampak sosial semakin menonjol & terekspos

Kisaran luas areal (ha) Tabel 1a. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995 Jenis tambang Jumlah perusahaan Jumlah tambang Luas areal total (ha) Kisaran luas areal (ha) Batubara 38 47 175944,2 36-27434 Emas 21 22 210342,74 27,5-127116,72 Sulfur 8 433,3 0,89-99,31 Timah 3 687697,45 250-320393 Pasir besi 5 2159,11 6,95-2003,55 Mangan 275,61 80,01-100 Kromium 2 3833,59 1836,06-1997,53 Pasir uruk 4328,5 803,5-3525 Nikel 227342,99 1225-218528,99 Yodium 10019,38 78,38-941 Barit 1 97,2 Bauksit 8002,2 Timah hitam 57,5 Tembaga 10000 Intan 2843,98 Galena 96,58 Granit 4087,4 Hematit 1753,3 1753,5 Aspal alam 318,52 Pasir laut 3675,81 TOTAL 96 112 1336309,4 0,89-320393

Areal penimbunan bahan sisa (ha) Tabel 1b. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995  Jenis tambang Areal yang dibuka (ha) Areal penimbunan bahan sisa (ha) Aktif Selesai Total Dalam areal penambangan Di luar areal penambangan Batubara 3196,31 2314,77 5511,08 1454,43 2857,68 Emas 367,57 823,67 1191,24 227,08 1275,34 Sulfur 10,31 5,4 15,71 2,3 1,7 Timah 5354,28 9374,93 14729,21 4848,32 257,1 Pasir besi 75,03 346,33 421,36 337,47 0,1 Mangan 15,38 33,14 48,52 27,6 5,38 Kromium 83,7 56,1 10 Pasir uruk Nikel 1312,98 939,18 2252,16 362,89 397,14

Areal penimbunan bahan sisa (ha) Jenis tambang Areal yang dibuka (ha) Areal penimbunan bahan sisa (ha) Aktif Selesai Total Dalam areal penambangan Di luar areal penambangan Yodium 0,38 Barit Bauksit 544,47 872,82 1417,29 57,6 Timah hitam Tembaga 5000 17,5 5017,5 1000 Intan 34,02 Galena 0,1 Granit 54 1 Hematit Aspal alam 91,35 12 Pasir laut TOTAL 16056,18 14811,44 30867,62 7316,19 5875,04

Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang di Indonesia Rata-rata hanya 27% lahan bekas penambangan + areal penimbunan limbah yang direvegetasi (data 1995) Sangat bervariasi antar tambang Kemungkinan penyebab: - Sains dan teknologi rehabilitasi untuk kondisi Indonesia - Membutuhkan pengintegrasian teknologi (rekonstruksi lansekap, ameliorasi limbah, revegetasi) - Peraturan dan penegakannya (enforcement)

Di luar areal penambangan Tabel 1c. Data pertambangan di Indonesia tahun 1995 Jenis tambang Areal reklamasi (ha) Revegetasi Penggunaan lainnya Bekas penambangan Di luar areal penambangan Total Batubara 888,75 686,62 1575,37 (30,5%) 219,41 (4,2%) Emas 146,25 30,05 176,3 (8,4%) 128,97 (6,1%) Sulfur 2,1 0,95 3,05% 1,59 (22,4%) Timah 2316 2316 (24%) 301,22 (3,2%) Pasir besi 332,07 332,07 (95,9%) 0 (0%) Mangan 21,51 3,1 24,61 (63,9%) 3,65 (9,5%) Kromium 36,5 5,0 41,5 (44,3%) Pasir uruk 0 (0%0 Nikel 380,48 296,82 677,3 (50,7%) 101,83 (7,6%)

Di luar areal penambangan Jenis tambang Areal reklamasi (ha) Revegetasi Penggunaan lainnya Bekas penambangan Di luar areal penambangan Total Yodium 0 (0%) Barit Bauksit 333,11 10,0 343,11 (36,9%) 205,2 (22%) Timah hitam Tembaga 5 66 71 (6,9%) 510,7 (57,2%) Intan Galena Granit 13,2 Hematit Aspal alam 20,7 20,7 (100%) Pasir laut TOTAL 4461,77 1115,24 5577,01 (27%) 1485,77 (7,1%)

Ciri Kegiatan Penambangan Mengusik permukaan lahan Menghasilkan bahan sisa (waste) dalam volume amat besar (spoils & tailings) Melepas asam, substansi beracun, sedimen -- tanah dan perairan Usianya terbatas (<5 thn sampai >50 thn)

Tahap Kegiatan Penambangan Eksplorasi Pengembangan Ekstraksi Pengayaan (pemekatan) Pemrosesan lanjutan (pemrosesan metalurgi; pemurnian) Penutupan tambang (mine closure)

Dampak Penambangan Terhadap Lingkungan Penambangan di permukaan (surface mining) dan penambangan bawah tanah (underground mining) Usikan terhadap muka lahan, bahan sisa dan pencemar Masing-masing tahap menghasilkan dampak terhadap lahan, air dan udara Keluasan dan kegawatan dampak bergantung pada: - Bahan yang ditambang - Metode penambangan dan pemrosesan

Dampak Lingkungan Selama Penambangan Tambang bawah tanah (underground mining) SUBSIDENSI Penambangan di permukaan (surface mining) EFEK ON-SITE EFEK OFF-SITE

Dampak Lingkungan Pemrosesan Mineral Penumpukan limbah padat dan cair di lahan Kontaminasi air permukaan dan bawah permukaan Penurunan kwalitas udara akibat emisi partikel dan gas Kontaminasi lahan oleh debu tambang

Penambangan Tanah, Batu dan Pasir Perusakan bentuk muka lahan meluas cepat Penambangan tanah umumnya di lahan pertanian  subsoil berkesuburan rendah Penambangan pasir dan batu tidak berdampak pada harkat lahan: tidak ada spoils dan tailings (tidak ada efek off-site)

Penambangan Pasir Besi Tidak berdampak pada harkat lahan (tidak bernilai pertanian) Cerih berupa pasir kasar  menimbuni lahan sekitar  berdampak buruk

Penambangan Bijih (Ore ) dan Batubara Berdampak relatif berat - Merusak bentuk muka lahan secara besar-besaran - Penimbunan lahan sekitar dengan spoil dan tailings - Acid drainage, substansi toksik, sedimentasi - Pemakaian lahan : dampak ruang - Ragam dampak pada lahan : waterlogging, erosi, harkat lahan, biomassa & biodiversitas, temperatur, evaporasi, pH tanah, logam berat, estetika

Penutupan dan Rehabilitasi RESTORASI : Pengembalian ke kondisi, konstitusi, komposisi semula (asli) REKLAMASI : Pengembalian atau konversi ke kondisi yang bermanfaat tertentu bagi manusia (mis. lahan pertanian) REHABILITASI : Pengembalian ke fungsi semula atau ke kondisi yang lebih baik untuk fungsi tertentu (pencegahan erosi, konservasi air, habitat flora, fauna & satwa liar)

Penggunaan Lahan Pasca Tambang Potensi ekologi lingkungan pasca tambang - Iklim - Topografi - Hidrologi - Sifat-sifat medium pertumbuhan Kebutuhan masyarakat

Tipe Penggunaan Lahan Pasca Tambang Kembali ke vegetasi asli (satwa, rekreasi) Introduksi rumput pakan ternak Lahan pertanian Pembangunan hutan Pemukiman dan industri Budidaya akuatik

Unsur-unsur Pokok dalam Program Rehabilitasi Desain rekonstruksi lansekap Penanganan tanah dan overburden secara selektif Pembangunan vegetasi

Kendala Pemulihan Iklim Topografi Hidrologi Sifat-sifat fisika bahan Sifat-sifat kimia bahan Sifat-sifat mikrobiologi bahan

Kriteria Keberhasilan Rehabilitasi (Ewel, 1987) Sustainability Invasibility Productivity Nutrient retention Biotic Interactions

Parameter/Indikator Erodibilitas/Erosi Retensi hara Kandungan pencemar di sungai & perairan Biomassa mikrobia Keragaman hayati Produktivitas biomassa Produktivitas pertanian (tanaman)

Kesimpulan Penutupan tambang (mine closure) <5 sampai >50 tahun Peraturan mempersyaratkan situs tambang harus direhabilitasi Tidak hanya terfokus pada kerusakan permukaan lahan (on-site), juga off-site Buangan tambang dan cerih dapat mempersulit proses rehabilitasi

Sifat-sifat kimia tanah yang penting: - pH terlalu rendah atau terlalu tinggi - defisiensi hara - substansi-substansi toksik (mis. logam) Boleh jadi diperlukan perlakuan pendahuluan terhadap buangan tambang dan perlakuan lanjutan (penambahan tanah/topsoil) Vegetasi harus dipilih sesuai tujuan rehabilitasi Tahapan: 1. Rekonstruksi lansekap 2. Penanganan tanah & overburden 3. Pembangunan vegetasi

Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang (PKRLT) Visi: - PKRLT yang kuat, profesional, pendekatan multidisipliner, nasional & internasional Misi: - Mengembangkan, menyediakan, mentransfer solusi ilmiah untuk menciptakan perubahan- perubahan yang positif dalam pengembangan lahan

Tujuan Meningkatkan pemahaman tentang proses-proses yang menyumbang pada bentukan lahan yang stabil dan ekosistem yang berkelanjutan dalam rehabilitasi lahan bekas tambang Menyumbang pada pengembangan strategi pengelolaan untuk memulihkan dan mempertahankan kesuburan fisika, kimia dan biologi lahan bekas tambang Melalui penerapan disiplin yang sesuai, menyumbang pada rehabilitasi dan pengelolaan lahan terusik lainnya

Kegiatan Penelitian Penelitian dasar dan terapan, bekerjasama dengan industri, pemerintah dan luar negeri Pendidikan Mata ajaran & penelitian S1 dan pasca sarjana Pelatihan Kursus-kursus singkat berorientasi praktek Konsultansi Advis untuk industri dan masyarakat

Kerjasama Luar Negeri CLR (Centre for Land Rehabilitation), University of Western Australia, Perth, Australia ACMER (Australian Centre for Mining Environmental Research), Brisbane, Australia

Struktur Organisasi