Pembelajaran dan Pengembangan RPP dalam Kurikulum 2013 Workshop Kurikulum 2013 Bagi DPL PPL UNY Pembelajaran dan Pengembangan RPP dalam Kurikulum 2013 Dr. Ali Mahmudi Kaprodi Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 14 Nopember 2014
Referensi Permendikbud nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Permendikbud nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum , Lampiran 4 tentang Pedoman Umum Pembelajaran Permendikbud nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP/MTs Permendikbud nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMA/MA Permendikbud nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran
Topik Diskusi Tentang Kurikulum 2013 Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 Pendekatan Saintifik Rasional Pendekatan Saintifik Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tentang Kurikulum 2013
Seperangkat Rencana & Pengaturan Kurikulum Seperangkat Rencana & Pengaturan Tujuan Isi Bahan Pelajaran Cara yg Digunakan SNP Pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003)
Apa itu Kurikulum? Kurikulum Bahan Kajian/Isi Kompetensi Proses Penilaian Bahan Kajian/Isi Proses
Apa itu Kurikulum? Kurikulum sekolah adalah “all the experiences that pupils have under the guidance of the school” (Hollis Caswell & Doak Campbell, 1935) Kurikulum adalah “all student school experiences relating to the improvement of skills and strategies in thinking critically and creatively, solving problems, working collaboratively with others, communicating well, writing more effectively, reading more analytically, and conducting research to solve problems “ (D.F. Brown, 2006)
Apa itu Kurikulum? Kurikulum tidak hanya meliputi pengalaman yang direncanakan tetapi juga yang tidak direncanakan yang disebut ”hidden curriculum” atau kurikulum tersembunyi Kurikulum tidak hanya meliputi dokumen tertulis/dokumen kurikulum (rumusan visi-misi, capaian pembelajaran, daftar mata kuliah, struktur kurikulum, dll), melainkan juga yang tidak tertulis (proses pembelajaran, proses evaluasi, suasana akademik, budaya ilmiah, komitemen, dedikasi, dll)
Mengapa Kurikulum Berubah?
Usia Produktif Melimpah Zaman Berubah 100 tahun kemerdekaan "Bonus Demografi" SDM Usia Produktif Melimpah Kurikulum PTK Sarpras Pendanaan Pengelolaan 8 SNP Modal Pembangunan Kompeten Transformasi Melalui Pendidikan Beban Pembangunan Tidak Kompeten 10 10
Prinsip Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu; Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar; Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah; Pembelajaran berbasis kompetensi; Pembelajaran terpadu; Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi; Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013 pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik; dan suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan sebagai berikut. Mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin/perlu diketahui) Menanya Mencoba/Mengumpulkan informasi dengan berbagai teknik Menalar/Mengasosiasi Menyaji/Mengomunikasikan jawaban/kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mengamati Menanya Mencoba/Mengumpulkan informasi Menalar Mengomunikasikan Mencipta Memperoleh/Mengkonstruksi Pengetahuan Mengaplikasikan Pengetahuan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mengamati SISWA mengamati fenomena dengan INDRA (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat (untuk mengidentifikasi HAL-HAL yang ingin diketahui agar dapat melakukan tindakan tertentu). Menanya SISWA merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak diketahui dari fenomena yang diamati.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Mencoba/Mengumpulkan Informasi SISWA melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber untuk mengumpulkan data/informasi yang relevan dengan pertanyaan. Menalar/Mengasosiasi SISWA mengolah informasi yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menyaji/Mengomunikasikan SISWA menyampaikan jawaban/kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Dapat dilanjutkan dengan Mencipta SISWA menginovasi, mencipta, mendisain model, rancangan, produk (karya) berdasarkan pengetahuan yang ‘dikonstruksi’ atau diperoleh
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik Bertindak sebagai narasumber/fasilitator. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar. Memberi umpan balik. Memberikan penjelasan. ...
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik Guru tidak sekedar membiarkan peserta didik memperoleh/membentuk pengetahuan sendiri Guru memberi setiap bantuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengetahuan
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik Tahap Mengamati Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/ menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu. Tahap Menanya Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu. memfasilitasi peserta didik agar pertanyaan- pertanyaan yang dirumuskan sejalan dengan indikator pencapaian kompetensi
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik Tahap Mencoba/Mengumpulkan informasi Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Guru menyediakan atau menginformasikan sumber data Tahap Menalar/Mengasosiasi Mengolah/membantu peserta didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik simpulan. guru melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan yang telah dikonstruk oleh siswa.
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik Tahap Menyaji/Mengkomunikasikan Guru sebagai manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas. Tahap Mencipta Memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan, memberi dorongan, memberi penghargaan, sebagai anggota yang terlibat langsung.
Catatan Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, langkah- langkah dalam pendekatan saintifik tidak harus lengkap dalam satu pertemuan. Langkah-langkah tertentu dalam pendekatan saintifik dapat berulang. Langkah mencipta harus disesuaikan dengan tuntutan KD (tidak semua diajarkan sampai pada tahap mencipta). Kegiatan pembelajaran dalam tahap mencipta sebaiknya dilakukan melewati tahapan kegiatan terbimbing, semi terbimbing, dan mandiri.
Mengapa Pendekatan Saintifik?
Mengapa Pendekatan Saintifik? Pend Saintifik Menumbuhkan Kreativitas dan Kecerdasan Dyers, J.H. et al [2011] 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing [mengamat] Questioning [menanya] Experimenting [mencoba] Associating [menalar] Networking [Membentuk jejaring]
Mengapa Pendekatan Saintifik? Pembelajaran Saintifik Menumbuhkan Kreativitas Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research? Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk: mencoba, menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif
Mengapa Pendekatan Saintifik? Bertanya adalah Tradisi Ilmuwan “Scientists are not those who gave the right answers, but those who raised the right questions” Claude Levi-Strauss, French Anthropologist
Judge a man by his questions rather than by his answers.” ― Voltaire Mengapa Pendekatan Saintifik? Judge a man by his questions rather than by his answers.” ― Voltaire
Mengapa Pendekatan Saintifik? Bertanya itu Pangkal Kreasi Newton & Apel
Mengapa Pendekatan Saintifik? Keingintahuan merupakan karakteristik ilmuwan Sahabat : “Bagaimana keinginan Tuan terhadap ilmu?” Imam Syafi’i : “Saya seperti mendengar kata-kata yang tidak pernah saya dengar. Saya bahkan ingin memiliki banyak pendengaran agar dapat menikmati seperti yang dinikmati oleh kedua telinga saya Sahabat : “Bagaimana Tuan mencari ilmu?” ImamSyafi’i : “Seperti seorang ibu yang kebingungan mencari anak semata wayangnya yang hilang”.
Mengapa Pendekatan Saintifik? “Education is what remains after one has forgotten what one has learned in school.” Einstein "A man paints with his brains and not with his hands.“ Michelangelo
Realisasi Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik di Kelas
PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Hakikat RPP RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Pengembang RPP RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Prinsip Penyusunan RPP (1) RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Prinsip Penyusunan RPP (2) RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Prinsip Penyusunan RPP (3) RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Prinsip Penyusunan RPP (4) RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar (Permendikbud nomor 81A halaman 11
Komponen dan Sistematika RPP (1)
Komponen dan Sistematika RPP (2)
Komponen dan Sistematika RPP (3)
Catatan Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur. Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan, tergantung cakupan muatan pembelajaran Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan berbagai mtode dan teknik pembelajaran
Langkah-langkah Pengembangan RPP (1)
Langkah-langkah Pengembangan RPP (2)
Identitas RPP Satuan Pendidikan: ... (isi dengan nama sekolah) Mata Pelajaran : ... (isi dengan nama mapel) Kelas/semester : ... (isi dengan tingkat dan dengan kata satu atau dua yang relevan – dengan huruf) Materi Pokok : ... (isi dengan tema/aspek/jenis teks sesuai istilah yang dipakai pada mata pelajaran yang bersangkutan) Alokasi Waktu : ... pertemuan (... JP) (isi jumlah pertemuan dan jumlah jam pelajaran dengan memperhatikan jumlah jam per minggu dan penjadwalan; jumlah JP termasuk untuk alokasi ulangan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran)
Kompetensi Inti KI 1: ... KI 2: ... KI 3: ... KI 4: ... (Salin keempat KI.
Kompetensi Dasar 1. KD pada KI-1 2. KD pada KI-2 3. KD pada KI-3 4. KD pada KI-3 (Tulis masing-masing satu atau lebih KD dari KI 1, 2, 3, dan 4 yang saling terkait).
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Indikator KD pada KI-1 2. Indikator KD pada KI-2 3. Indikator KD pada KI-3 4. Indikator KD pada KI-4 Tulis masing-masing dua atau lebih indikator untuk masing-masing KD. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran (1) Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan; menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; dan menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran (2) Kegiatan Inti Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Dalam kegiatan saintifik setelah mengomunikasikan dapat dilanjutkan dengan kegiatan mencipta. Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain.
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran (3) Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik melakukan: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Selanjutnya guru juga perlu melakukan: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Penilaian 1. Teknik penilaian 2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran a. Pertemuan Pertama b. Pertemuan Kedua c. Pertemuan seterusnya
Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat 2. Bahan 3. Sumber Belajar
Media/Alat Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman audio, model, chart, gambar, realia, dsb.). CONTOH cara menuliskan: Video/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di Situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) Rekaman audio: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di Situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) Model: Nama model yang dimaksud Gambar: Judul gambar yang dimaksud Realia: Nama benda yang dimaksud
Bahan Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah, ukuran) semua bahan yang diperlukan.
Sumber Belajar Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.). CONTOH cara menuliskan: Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman) Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman) Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah, Volume, Nomor, Tahun, (halaman)
Sumber Belajar CONTOH cara menuliskan: Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit), Halaman, Kolom Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di Situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan) Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar yang dimaksud Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta bidang keahlian dan/atau profesinya Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku)
Terima Kasih