PERBANDINGAN NOVEL (DE WINST dan GLONGGONG) Novel Historigrafi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Proses Interaksi Indonesia – Jepang dan dampak Pendudukan Militer Jepang terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia Proses Interaksi Indonesia – Jepang.
Advertisements

RESENSI NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH
3.
Resensi novel Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia Kelas : XI Semester : 1.
Oleh: Jordaan Eduard Ticoalu, 7.1 Bahasa Indonesia
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
Sejak pertama kali meluap, 29 Mei 2006, banjir Lapindo telah menimbulkan kerusakan yang sangat parah. Menurut berbagai sumber data di lapangan, sampai.
MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH Kelas IX Semester II
KARAKTERISTIK PROSA ANGKATAN bP
LAPORAN KAJIAN DRAMa Identitas Buku Judul buku : Sebuah Sandiwara Dalam 14 Babak KEN AROK Pengarang : Saini K.M.
Identitas Buku Judul Novel : Negeri 5 Menara Penulis : A. Fuadi
APRESIASI NOVEL DINAR WIDYASMARA (07).
Apresiasi Wayang Orang
A. Pengertian Pergerakan Nasional
UNSUR EKSTRINSIK, NILAI MORAl & penulisan makalah sastra
Hakikat PKn.
PERTEMUAN KEEMPAT HISTORIOGRAFI MASA REVOLUSI.
Pendidik Nasionalis Yang Agamis
BIOGRAFI PENGARANG AHMAD TOHARI
HIKAYAT.
Politik dan Strategi Pertahanan Keamanan Nasional (Polstrahankamnas)
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 2 Andri Yogastari
ANDIKA RAKA DIANJAYA, Skizofrenia sebagai Fenomena Psikologis dalam Cerpen Le Horla Karya Guy de Maupassant.
NOR HIDAYAH, CITRA DIRI WANITA CINA DALAM NOVEL PUTRI CINA KARYA SINDHUNATA.
Integrasi Nasional.
RESENSI BUKU KELOMPOK 4.
NOVIA FITRIANI, Kepahlawan Dalam Serat Pedhalangan Arjuna Wiwaha.
BAB 6 PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL
MENULIS RANGKUMAN/RINGKASAN DAN RESENSI BUKU.
konsep dasar pendidikan seni rupa  Ki Hajar Dewantara seorang tokoh pendidikan Nasional membuat definisi seni sebagai berikut: “Seni adalah perbuatan.
PROSES KEBANGKITAN NASIONAL PROSES PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME 1.MENINJAU CARA BERJUANG RAKYAT SEBELUM TAHUN 1908 Hingga tahun 1908, Pemerintah.
Sastra Korea dapat dibagi menjadi :
A. Gambaran Kerajaan Allah Pada Zaman Yesus
Sistem Politik Indonesia
120 menit Sejarah / program: IPA 1.
BAB VIII SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
BAB 6 PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional
Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.
Cikal bakal lahirnya organisasi PGRI `
TH 3.
Bindo sepuluh (13) KD: 16.2 Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar) Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat.
Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Sejarah
Nyi Ageng Serang Alviana Saraswati Bagas Kuncoro Raden Fauzan H.W.
Kamakura-Muromachi-Azuchi Momoyama
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
Proses Interaksi Indonesia – Jepang dan dampak Pendudukan Militer Jepang terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia Proses Interaksi Indonesia – Jepang.
Nasionalisme di Filipina
Bahan kuliah Hukum Pemda FH UII 2015.
RESENSI Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.
BAB 3 MUNCULNYA NASIONALISME INDONESIA
STRATEGI POLITIK NU MASA PENJAJAHAN JEPANG
Langkah-langkah Pokok Metode Sejarah
BAB 4 MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN NASIONAL INDONESIA
MENULIS RANGKUMAN/RINGKASAN DAN RESENSI BUKU.
Organisasi Pergerakan
Hartanto, S.IP.,MA Kelas PLNRI-2015
Penjelasan Tentang Cerpen
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pelaksanaan Politik Etis
KABINET MASA DEMOKRASI LIBERAL
MENULIS RANGKUMAN/RINGKASAN DAN RESENSI BUKU.
Gagasan Nasionalisme dalam Karya Pramoedya Ananta Toer “Tetralogi Buru” A n g i e P e r m a t a S a r i FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS.
PAHLAWANKU BY: pasha 5D AKBAR 5D.
Nama : Farhan Azis.P NPM : Kelas/Semester : A2/5
Memahami Novel Remaja (Asli atau Terjemahan) Kelas VIII Semester II (Genap)
PANCASILA Sebagai PANDANGAN HIDUP BANGSA
KB 2 Apresiasi SASTRA ANAK Oleh : Tatat Hartati Dwi Heryanto.
SEMANGAT KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 1908 Dwi Susanto, S.Pd – SMP Negeri 1 Surabaya.
Transcript presentasi:

PERBANDINGAN NOVEL (DE WINST dan GLONGGONG) Novel Historigrafi RAHMA DEWI HARTATI 2115071376 3 A

INTISARI CERITA DALAM NOVEL DE WINST Dalam novel ini menceritakan mengenai kondisi Indonesia di zaman penjajahan. Tokohnya adalah Rangga yang merupakam seorang raden dari keraton Yogyakarta. Rangga adalah pemuda pribumi yang menempuh pendidikan di Belanda khususnya bidang Ekonomi. Oleh karena itu sepulangnya ia ke yogyakarta, ia dipercaya untuk mengelola perusahaan gula yang dulunya dikelola oleh Belanda. Pabrik gula ini adalah kerjasama antara Belanda dan Keraton. Akan tetapi, pada nyatanya Belanda menguasainya. Selain itu, ternyata salah satu pengelola perusahaan tersebut merupakan musuh Rangga dalam memperebutkan Kareen seorang gadis Belanda. Namun, Rangga sudah dijodohkan oleh Sekar. Oleh karena itu jiwa Rangga yang ingin memperjuangkan nasib para buruh asal pribumi dari kekangan Belanda terganjal dengan masalah percintaannya. Akan tetapi, ia pun tersadar oleh pratiwi dan sekar yang merupakan gadis pribumi yang terang-terangan menolak segala keputusan Belanda untuk lebih menekan pribumi menghasilkan uang demi pemerintahan Belanda. Rangga pun kemudian bergelut dengan pandangan Belanda. Namun pada akhirnya Rangga pun kalah dengan ideologi yang ia miliki.

INTISARI CERITA DALAM NOVEL GLONGGONG Dalam novel ini, mengangkat sebuah permainan daerah yaitu Glonggong. Permainan yang terbuat dari pelepah pepaya tanpa daunnya. Salah satu tokohnya adalah Glonggong, Den keraton yang selalu bermain glonggong. Dari keahliannya bermain tersebut, maka terungkap sebuah peristiwa mengenai kekuasaan Belanda yang membabi buta rakyat pribumi. Glonggong pun yang merupakan anak bangsawan keraton kini hidup menjadi orang biasa dan menjadi pengawal salah satu pemimpin keraton. Dari perjalanan itulah semuanya terungkap apa yang terjadi di antara keraton dan Belanda serta bagaimana kehidupan glonggong keluarganya sebenarnya.

IDENTITAS BUKU JUDUL : GLONGGONG PENGARANG : JUNAEDI SETIYONO TAHUN TERBIT : JULI, 2007 PENERBIT : PT SERAMBI ILMU SEMESTA, JAKARTA TENTANG BUKU : Novel ini merupakan salah satu dari 5 novel pemenang sayembara novel DKJ 2006. selain itu merupakan sebuah novel historiografi yang mengangkat sebuah permainan daerah berbalut politik dan peperangan antara pemuda pribumi dan Belanda.

IDENTITAS BUKU JUDUL : DE WINST PENGARANG : Afifah Afra TAHUN TERBIT : Januari 2008 PENERBIT : Afra Publishing, Surakarta TENTANG BUKU : Novel ini adalah novel terbaik karya Afifah Afra karena tersimpan di perpustakaan nasional dengan data katalognya adalah KDT. Novel ini pun merupakan novel historigrafi, karena menceritakan bagaimana anak bangsa dalam aspek idealisme mampu mematahkan idealisme Belanda yang ingin menguasai hasil ekonomi yang dikerjakan oleh rakyat pribumi.

PERSAMAAN KEDUA NOVEL ASPEK PENILAIAN NOVEL DE WINST NOVEL GLONGGONG GENRE NOVEL OBJEK CERITA TOKOH BERSIFAT HISTORIGRAFI, terlihat dari beberapa pengambilan gambar yang terdapat di dalam novel dan tanggal-tanggal terjadi peristiwa di setiap bagian cerita. Menceritakan perjuangan pemuda pribumi dengan kekuasaan tangan Belanda. Dalam De Winst, tokoh utamanya adalah Rangga yang merupakan seorang anak keturunan bangsawan keraton BERSIFAT HISTORIGRAFI, terlihat pula tanggal-tanggal peristiwa dan penekanan daerah terjadi peristiwa di setiap bagian cerita. Sama halnya dengan DE WINST, novel ini pun menceritakan mengenai perjuangan pemuda pribumi dan Kekuasaan Belanda. Di dalam Novel ini tokoh utamanya adalah “Den” atau sebut saja Glonggong dan masih keturunan keraton.

PERBEDAAN KEDUA NOVEL ASPEK PENILAIAN NOVEL DE WINST NOVEL GLONGGONG LATAR PERISTIWA PENOKOHAN SUDUT PANDANG PENGARANG Dalam De Winst, latar dari peristiwa terjadi pada tahun 1930 dengan pendeskripsian tempat Keraton Surakarta. Penokohan pada novel De Winst, menceritakan tokoh utamanya yang telah pulang dari penggembaraan atau menempuh pendidikan di Belanda, sepulangnya ke tanah air, ia merasa terombang-ambing membuat perubahan baru kondisi negerinya yang dijajah Belanda. Orang Kedua tunggal, terlihat dari kata ganti “Dia, Lelaki itu” pada novel ini peristiwa terjadi 1855, dengan pendeskripsian tempat di daerah keraton Yogyakarta Dalam novel ini Glonggong, merasa tak tertarik hidup dilingkungan Keraton yang bekerjasama dengan Belanda dan hanya menindas masyarakat pribumi perlahan, maka ia pun menetapkan pilihan menjadi orang biasa saja dan berusaha melawan Belanda dengan keahliannya bermain Glonggong. Orang pertama tunggal, yaitu AKU

TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT