IDEOLOGI POLITIK DLM MENGATASI MASALAH SOSIAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Advertisements

Pelayanan yang ditawarkan oleh pekerja sosial dengan individu dan keluarga sifatnya real, nonreal atau kombinasi dari keduanya Bentuk pelayanan pekerjaan.
Peran Pekerja Pengembangan Masyarakat
TEORI PERILAKU MENYIMPANG KONTEMPORER (Teori Labeling & Konflik)
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
Seminar Metode Pembelajaran dan PTK
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
MANAJEMEN PELAKSANAAN KBK
PERILAKU MENYIMPANG SEBAGAI KAJIAN MULTI DISIPLIN
Pengertian PERDAGANGAN (TRAFFICKING) PEREMPUAN dan ANAK
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
AKSI SOSIAL (SOCIAL ACTION)
KODE ETIK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
ETIKA KOMUNIKASI DAN MASALAH PORNOGRAFI Pertemuan 11
Dampak Perubahan Sosial
KONFORMITAS dan PERILAKU MENYIMPANG
Penyimpangan Sosial By Amalia Husnayaini
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI.
KETERAMPILAN DASAR KONSELING
ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT
VIENA RUSMIATI HASANAH
Dimensi dan Struktur Pendidikan IPS Oleh: Dr
LBH BALI WCC ( LEMBAGA BANTUAN HUKUM BALI WOMEN CRISIS CENTER )
Kurikulum Berbasis Kompetensi
PENGENDALIAN SOSIAL.
Pertemuan ke-3 Oleh : Mariyana Widiastuti
Pembelajaran ips di sd.
Seputar kebijakan kemkes terkait uu 35/2009
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
1. Mengenal karakteristik peserta didik
Pendekatan Konsensus & Struktural Fungsional
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
TEMUAN KEKURANGAN (DEFICIENCY FINDINGS) DAN PELAPORAN HASIL AUDIT MANAJEMEN Defisiensi atau kekurangan dalam hal ini adalah kekurangan yang dimiliki oleh.
KEADILAN RESTORATIF DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA
NILAI DAN NORMA.
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK
IPS untuk SMP/MTS kelas VIII
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
KOMUNIKASI DAN MANAJEMEN KONFLIK
Etika moral dan nilai dalam praktik kebidanan
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB V
IMPLIKASI ETIK DARI TEKNOLOGI INFORMASI
Keterampilan Mengelola Kelas
BIMBINGAN KONSELING.
DASAR-DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN
DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA DI KALANGAN REMAJA
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Kedudukan Anak Beserta Hak-hak Anak.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
PEKERJA SOSIAL PADA UNIT PSIKIATRI (SAKIT MENTAL)
JENIS-JENIS LAYANAN BIMBINGAN KONSELING (LAYANAN ORIENTASI)
Manajemen Konflik Rangkuman: Definisi dan Teori-teori Konflik
PENGELOLAAN KELAS Meylia Elizabeth.
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
PEMBERDAYAAN.
PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (TPPO) disampaikan oleh : MARLINA INDRIANINGRUM, SKM,M.kes DISPERMADES P3a KABUPATEN KEBUMEN.
KENAKALAN REMAJA Adinda F. Febrianti Anggia B. Chantika
Definisi Kenakalan Remaja Menurut Para Ahli  K K K Kartono, ilmuwan sosiologi Dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile delinquency.
profil guru yang ideal dengan pendekatan psikologis
PERAN MANAJEMEN DALAM AGRIBISNIS
Peserta mampu bermitra dg masyarakat dlm : perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program imunisasi melalui komunikasi yg efektif dg memanfaatkan perangkat.
PENTINGNYA ORGANISASI BAGI PEKERJA SOSIAL
Peranan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK)
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI. DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan.
Transcript presentasi:

IDEOLOGI POLITIK DLM MENGATASI MASALAH SOSIAL a. Radikal - Masos tidak dapat dihindari, akan selalu hadir dalam setiap strata sosial, jenis kelamin, ras, yang terdapat ketimpangan dan ketidakadilan. - Solusinya : restrukturisasi sistem sosial, ekonomi, politik ; berjuang agar akses terhadap sumber; dan merubah lingkungan - Memandang penyandang masalah sosial sebagai korban dan obyek eksploitasi oleh penguasa. Karena itu lawan pemegang kekuasaan dan akses kepada sumber sosial.

b. Liberal - Negara merefleksikan harapan individu yang derepre- sentasikan melalui kelompok - Individu dan kelompok dilihat sebagai warga masyarakat yang baik, partisipatif, dan anggota yang potensial rentan. - Karena itu, penguasa/pemerintah membagi-bagi penda- patan, bertindak ketika pasar tidak efektif memenuhi kebutuhan konsumen dengan menyediakan kebutuhan barang-barang apabila mekanisme pasar tidak mampu memenuhinya.

bukan sistem - Pemerintah tidak perlu terlibat dan membatasi peran c. Konservatif - Permasalahan dilihat sebagai kegagalan individu, bukan sistem - Pemerintah tidak perlu terlibat dan membatasi peran dengan menekankan solusinya pada perubahan individu dan kelompok - Individu dan kelompok dilihat sebagai klien, pasien yang tidak mampu menyesuaikan diri dan melakukan penyimpangan - Pendekatan pelayanan membantu orang-orang melakukan penyesuaian kepada lingkungan sosialnya.

PERSPEKTIF FILOSOFOS MASALAH SOSIAL (PERSPEKTIF SOSIOLOGIS) Patologi Sosial (Penyakit Masyarakat) - Masos dipandang seperti penyakit dan organ tubuh - Penyakit dimulai ketika organ tubuh gagal melawan bakteri - Penyakit dapat menyebar dan merusak organ tubuh. - Penyakit itu adalah penyimpangan/pelanggaran moral - Pemulihannya : sosialisasi nilai yang patut, sikap yang patut, tingkah laku yang dapat diterima - Penyandang masalah dipandang seperti pasien yang harus dirawat secara manusiawi

Disorganisasi Sosial (Kekacauan Sosial) - Ketidakcocokan antara budaya lama dengan tuntutan perubahan dari lingkungan - Nilai lama yang sudah dipegang ingin dirubah, maka terjadi alianasi (kebingungan nilai) dan disorganisasi (kekacauan) - Terjadi pada masyarakat yang pluralisme budaya

arena konflik - Terjadi polarisasi lingkungan dimana kelompok yang 3. Konflik Nilai - Masos terjadi karena nilai suatu kelompok berbenturan dengan nilai kelompok lain - Terjadi keretakan yang mengakibatkan terbentuknya arena konflik - Terjadi polarisasi lingkungan dimana kelompok yang unggul lebih berkuasa dan menguasai sehingga kelompok yang lemah merasa ditekan dan menjadi korban - Konflik lebih mengarah kepada revolusi dibanding resolusi - Resolusi masalah melalui kontes dan aksi sosial - Keahlian yang dibutuhkan negosiasi, bargaining, dan mediasi - Keterampilan yang dibutuhkan resolusi, konflik dan manajemen konflik

4. Perilaku Menyimpang - Adanya anggota masyarakat yang sudah tidak terikat oleh nilai-nilai masyarakat - Mereka menjadi kelompok marginal yang menarik diri dengan melakukan tindakan asosial/antisosial - Mereka tidak dapat mengidentifikasikan diri dengan masyarakat luas - Saling berbagi dengan sesamanya untuk membentuk subkultur sendiri - Solusinya : rehabilitasi

5. Labeling (pemberian label/cap) - Pemberian label yang tidak menyenangkan (negatif) - Perluasan/kelanjutan dari perspektif konflik nilai dan perilaku menyimpang (terjadi keretakan dan menjadi kelompok marginal) 6. Perpektif Kritis - Dari pandangan Radikal (lihat Ideologi Politik Radikal) - Sistem kesejahteraan sosial sebagai abdi dari sistem ekonomi kapital

APLIKASI PERSPEKTIF FILOSOFI (MASALAH SOSIAL PUTUS SEKOLAH) 1. Patologi Sosial - Sekolah dianggap institusi yang “sakit” - Siswa putus sekolah/putus sekolah potensial mendapatkan kon- seling melalui program tritmen kelas khusus - Mereka diasramakan dengan dengan pengasuhan, agar tidak terkontaminasi oleh geng atau pengangguran Disorganisasi Sosial - Sekolah menjadi target perubahan - Guru, kurikulum, siswa dan lingkungan sekolah menjadi arena studi sebagai basis “master plan” untuk pendidikan - Master plan  program pencegahan putus sekolah

3. Konflik Nilai - Putus sekolah dianggap sebagai konsekuensi alamiah dari administrasi sekolah bagi yang merusak dan menyimpang dari tujuan - Pengurangan perilaku putus sekolah terfokus pada guru agar sensitif, adil, dan memperhatikan kebutuhan siswa secara proporsional 4. Penyimpangan Perilaku - Perilaku putus sekolah sebagai penyimpangan terhadap norma - Sama dengan patologi sosial, siswa diberi konseling. - Perlu dorongan teman sebaya dan masyarakat agar siswa menetap di sekolah - Orang tua agar mengawasi kehadiran anak-anaknya dan memotivasi agar tetap berada di sekolah.

- Perilaku putus sekolah untuk menghindari dari keadaan yang 5. Labeling - Putus sekolah adalah konsekuensi atas siswa yang “beda” karena ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan men- dapatkan label negatif seperti telmi, pembuat onar, pengacau, dll - Perilaku putus sekolah untuk menghindari dari keadaan yang tidak menyenangkan - Program perbaikan adalah membuat kelas eksperimen dimana label positif menjadi dasar perbaikan diri 6. Perpektif Kritis - Sekolah dipandang sebagai abdi dari sistem kapitalis - Sekolah menyiapkan tenaga kerja, sebagian kecil di salurkan ke lembaga kursus (collage), yang lain diarahkan ke perdagangan dengan perhatian yang rendah terhadap aspirasi siswa. - Dalam kondisi seperti ini banyak siswa yang mangkal karena tertekan - Solusinya, membongkar dan mengembalikan pelayanan sekolah dibawah pengawasan sebagian besar warga masyarakat

ASESMEN MASALAH SOSIAL Mendefinisikan (menentukan batasan) masalah  Apa masalah sosialnya ? 2. Mencari penyebabnya 3. Menghubungkan masalah dengan nilai-nilai (values) 4. Menentukan pihak yang terlibat Menentukan tujuan perubahan Menentukan dan mencari sumber

ASESMEN MASALAH SOSIAL Mendefinisikan (menetapkan batasan) masalah  Apa Masos? Mencari fakta yang menunjukkan masalah, meliputi : - Jumlah penyandang masalah - Korban lain sebagai dampak masalah - Yang tidak terkena dampak masalah, tapi terancam Contoh : Perkembangan endemik (wabah) AIDS - Awalnya dari warga masyarakat yang tidak mengindah- kan nilai (homoseks, pengguna obat terlarang) - Ketika dampaknya dirasakan dan menjadi ancaman karena mematikan, belum ditemukan obatnya, penyebaran terus meningkat, maka menjadi perhatian orang banyak menjadi masalah sosial.

2. Mencari penyebabnya Masalah sosial biasanya disebabkan oleh berbagai faktor Kegagalan dalam memecahkan masalah sosial karena tidak me- ngetahui penyebabnya dan campur tangan orang yang tidak me- mahami masalah. Contoh : Masalah obat-obat terlarang - Awalnya digunakan untuk kepentingan medis sebagai penawar rasa sakit pada saat pasien dioperasi - Disalahgunakan untuk keperluan non-medis (agar fly, syakao, dll) - Terus berkembang karena lemahnya hukum

3. Menghubungkan masalah dengan nilai-nilai (values) - Masalah sosial terjadi karena adanya penyimpangan terhadap nilai - Nilai-nilai di masyarakat harus dipertimbangkan karena mendukung dalam pemecahan masalah Contoh : Masalah perlindungan anak dari tindakan kekerasan dalam keluarga/rumah tangga - Terdapat nilai bahwa anak adalah tanggung jawab ortu - Lembaga-lembaga keagamaan berkewajiban melindungi anak-anak yang terlantar karena tindakan kekerasan de- ngan memberikan santunan/pelayanan

4. Menentukan pihak yang terlibat - Penanganan masalah sosial terdapat lingkup kerja pekerjaan sosial dan lingkup kerja profesi lain - Dalam penanganan masalah sosial yang melibatkan profesi lain, perlu koordinasi dan pembentukan tim kerja Contoh : Masalah perlindungan anak dari tindakan kekerasan dalam keluarga melibatkan profesi pekerjaan sosial, polisi, hukum, psikolog atau psikiater 5. Menentukan tujuan - Menentukan tujuan perubahan yang akan dilakukan meliputi : tujuan yang ingin dicapai dan parameter/indikatornya 6. Menentukan dan mencari sumber - Mencari sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah - Menyusun rencana

Langkah-langkah menyusun rencana Merumuskan nama program (spesifik, terukur, mudah dicapai, realistis, ada limit waktu) Merumuskan tujuan program (bisa dicapai, sesuai sumber yang dimiliki) Menentukan sasaran program Merumuskan rincian kegiatan Membentuk tim kerja/pelaksana program Menyusun anggaran Menyusun kalender kegiatan program Menyusun rancangan Moneva