RADITEO W SATRIA FIANDIKA SHABRINA MIHANORA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Prepared by eva safaah LA – POSET Prepared by eva safaah
Advertisements

3. MATRIKS, RELASI, DAN FUNGSI
RELASI.
Relasi Ekivalen dan Urutan Parsial
RELASI.
BAB 3 RELASI. DEFINISI Misalkan : A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {IF221, IF251, IF342, IF323} A  B = {(Amir, IF221), (Amir, IF251), (Amir, IF342), (Amir,
Relasi (Off Class) Pertemuan 6:
RELASI (Relation) FUNGSI PROPOSIONAL RELASI
RELASI LANJUTAN.
Closure dari Relasi dan Relasi Ekivalen
RELASI Relasi antara Ayah dan anak, Ibu dengan anak, dll
Relasi.
Wawan Laksito Seri Kuliah Matematika Diskrit
4. RELASI.
Definisi Relasi (binair) R dari himpunan X ke himpunan Y adalah sebuah subhimpunan dari hasil kali Cartesius X x Y. Notasi : Jika (x,y)  R maka : x R.
4. RELASI.
Matriks Didalam matematika diskrit, matriks digunakan untuk merepresentasikan struktur diskrit Struktur diskrit yang direpresentasikan dengan matriks antara.
BAB III MATRIKS, RELASI DAN FUNGSI
Bab 4 Relasi.
Relasi dan Fungsi.
MATRIKS & RELASI.
MATRIKS & RELASI.
MATRIKS, RELASI & FUNGSI
Pasangan terurut perkalian himpunan & rELASI
MUG2A3 MATEMATIKA DISKRIT
Matriks, Relasi, dan Fungsi
HIMPUNAN Rani Rotul Muhima.
BAB 3 MATRIKS, RELASI, DAN FUNGSI
Matematika Informatika 2
BAB III MATRIKS, RELASI DAN FUNGSI
MATRIKS, RELASI DAN FUNGSI.
Relasi Semester Ganjil TA
MATEMATIKA DISKRIT PERTEMUAN KE 3 SAFITRI JAYA, S.Kom, M.T.I
Himpunan Terurut Parsial
Matematika Diskrit Relasi Heru Nugroho, S.Si., M.T.
Relasi Logika Matematika.
RELASI dan FUNGSI Kelompok: 4 Siti Salamah ( )
Relasi dan Fungsi (X-Wajib).
Relasi dan Fungsi.
Representasi Relasi Sifat-Sifat Relasi
3. MATRIKS, RELASI, DAN FUNGSI
Wawan Laksito Seri Kuliah Matematika Diskrit
Matematika Diskrit Relasi Dani Suandi, S.Si.,M.Si.
Relasi dan Fungsi.
LOGIKA INFORMATIKA I Gusti Ayu Agung Diatri Indradewi, S. Kom
Bab 3 relasi
Rinaldi Munir/IF2151 Matematika Diskrit
Bab 3 relasi
Pertemuan 10 ReLASI DAN FUNGSI.
Pertemuan 11 FUNGSI.
RELASI Sub-bab 7.1.
Pertemuan 2 (Bilangan Asli) .::Dra. Endang M. Kurnianti::.
LOGIKA INFORMATIKA I Gusti Ayu Agung Diatri Indradewi, S. Kom
BAB III MATRIKS, RELASI DAN FUNGSI
Relasi.
LA – RELASI 01.
HIMPUNAN Oleh Cipta Wahyudi.
Himpunan.
LA – RELASI 01 Prepared by eva safaah.
RELASI Will be presented by : Muhammad Nufail ( )
TUTUPAN RELASI (Closure of Relation)
Pertemuan 9 RELASI DAN FUNGSI.
A. RELASI DAN FUNGSI Indikator : siswa dapat
Relasi dan Fungsi Wahyu Dwi Lesmono, S.Si.
Matematika Terapan 1 Materi 2 : Relasi.
Relasi Universitas Telkom Disusun Oleh :
Fungsi adalah suatu relasi khusus yang menghubungkan tepat satu setiap anggota himpunan didaerah asal (Domain) dengan anggota himpunan didaerah kawan.
Matematika Diskrit Semester Ganjil TA Relasi.
SUPER QUIZ.
Relasi Ekivalen dan Urutan Parsial. 2 Relasi Ekivalen Relasi ekivalen digunakan untuk merelasikan obyek-obyek yang memiliki kemiripan dalam suatu hal.
Transcript presentasi:

RADITEO W SATRIA FIANDIKA SHABRINA MIHANORA RELASI RADITEO W SATRIA FIANDIKA SHABRINA MIHANORA

RELASI Himpunan A dan B Relasi antara himpunan A dan B merupakan himpunan yang berisi pasangan terurut yang mengikuti aturan tertentu. =>> relasi biner R antara himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari A × B atau R ⊆ (A × B).

Notasi relasi biner a R b atau (a, b) ∈ R =>> a dihubungankan dengan b oleh R. a R b atau (a, b) ∉ R =>> a tidak dihubungkan oleh b oleh relasi R. Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari R, dan himpunan B disebut daerah hasil (range) dari R.

Sifat Relasi 1. Refleksif (reflexive) (a, a) ∈ R untuk setiap a ∈ A =>> refleksif jika ada a ∈ A sedemikian sehingga (a, a) ∉ R =>> tidak refleksif

Contoh : Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi ‘≤’ yang didefinisikan pada himpunan A, maka R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)} Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian R dinamakan bersifat refleksif. Misalkan A = {2, 3, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R pada himpunan A dengan aturan : (a, b) ∈ R jika a faktor prima dari b Perhatikan bahwa (4, 4) ∉ R . Jadi, jelas bahwa R tidak bersifat refleksif.

2. Simetri (symmetric) dan Anti Simetri (antisymmetric) (a, b) ∈ R, untuk setiap a, b ∈ A, maka (b, a) ∈ R =>> simetri (a, b) ∈ R sementara itu (b, a) ∉ R =>> tidak simetri untuk setiap a, b ∈ A, (a, b) ∈ R dan (b, a) ∈ R berlaku hanya jika a = b =>> anti simetri istilah simetri dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus

Contoh : Misalkan R merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a – b ∈ Z. Periksa apakah relasi R bersifat simetri !   Misalkan a R b maka (a – b) ∈ Z, Sementara itu jelas bahwa (b – a) ∈ Z. Dengan demikian R bersifat simetri. Tunjukan bahwa relasi ‘≤’ merupakan pada himpunan Z. bersifat anti simetri Jelas bahwa jika a ≤ b dan b ≤ a berarti a = b. Jadi relasi ‘≤’ bersifat anti simetri.

Contoh : Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b.

3. Transitif (transitive) (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ R, maka (a, c) ∈ R, untuk a, b, c ∈ A =>> transitif Contoh : Misalkan A = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh : a R b jika dan hanya jikan a membagi b, dimana a, b ∈ A, Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka : R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)} Ketika (2, 4) ∈ R dan (4, 8) ∈ R terlihat bahwa (2, 8) ∈ R. Dengan demikian R bersifat transitif.

Contoh : R merupakan relasi pada himpunan bilangan asli N yang didefinisikan oleh : R : a + b = 5, a, b ∈ A, Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka : R = {(1, 4), (4, 1), (2, 3), (3, 2) } Perhatika bawa (1, 4) ∈ R dan (4, 1) ∈ R , tetapi (1, 1) ∉ R. Dengan demikian R tidak bersifat transitif.

Cara penyajian Relasi 1. Penyajian Relasi dengan Matriks Relasi antara A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}

Contoh : Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15} Contoh : Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan : (a, b) ∈ R jika a faktor prima dari b maka relasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks yaitu :

2. Penyajian Relasi dengan Graf Berarah hanya untuk merepresentasikan relasi pada suatu himpunan (bukan antara dua himpuanan) Tiap unsur himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul atau vertex) tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc)

Jika (a, b) ∈ R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex) Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut loop.

Contoh : Misalkan R = {(a, b), (b, c), (b, d), (c, c) (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}. Relasi R dapat di sajikan dalam bentuk graf berarah yaitu :

3. Penyajian Relasi dengan Diagram Panah Misalkan A = {2, 3, 4} dan B = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan relasi R dari A ke B dengan aturan : (a, b) ∈ R jika a faktor prima dari b maka relasi tersebut dapat digambarkan dengan diagram panah berikut ini :

4. Penyajian Relasi berupa Pasangan Terurut Contoh relasi pada diagram panah dapat dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut, yaitu : R = {(2, 2), (2, 4), (2, 8), (3, 9), (3, 15)}

5. Penyajian Relasi dengan Tabel Kolom pertama tabel menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil. Relasi pada yang dijelaskan pada bagian Diagram panah dapat sebagai berikut : Tabel Relasi faktor prima dari

Relasi Ekivalen dan Relasi Terurut relasi ekivalen jika relasi tersebut refleksif, simetri dan transitif dua unsur yang berelasi ekivalen disebut equivalent.

Contoh : Misalkan R merupakan relasi pada sebuah Z, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a = b atau a = – b . Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen ! • Jelas bahwa a = a, dengan kata lain jika a R a untuk setiap a ∈ Z . Jadi R merupakan relasi refleksif. • Jika a = ±b dan b = ± c, ini mengakibatkan a = ± c. Dengan kata lain jika a R b maka b R c maka a R c. Dengan demikian R merupakan relasi transitif. • Jika a = b atau a = – b maka b = a atau b = – a, dengan kata lain jika a R b maka b R a. Jadi R merupakan relasi simetri. Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen.

Contoh : Misalkan R merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh : a R b jika dan hanya jika a – b ∈ Z. Periksa, apakah relasi tersebut merupakan relasi ekivalen ! Untuk setiap a ∈ Rill maka a – a = 0 ∈ bilangan bulat, oleh karena itu R bersifat refleksif. Misalkan a R b maka (a – b) ∈ Z, jelas bahwa (b – a) ∈ Z. Dengan demikian R bersifat simetri. Jika a R b dan b R c artinya (a – b), (b – c) ∈ Z maka (a – c) = (a – b) + (b – c) juga merupakan bilangan bulat. Oleh karena itu a R c. Jadi R bersifat transitif. Dengan demikian R merupakan relasi ekivalen.