Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

PROMOSI KESEHATAN pada Penyakit Kronik dan Degeneratif
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
PERAN OLAHRAGA PADA PENYAKIT DEGENERATIF OSTEOPOROSIS
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SURVEILANS GIZI DI WILAYAH PUSKESMAS JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2012   DISUSUN OLEH : MAZKUR.
Dislipidemia sebagai faktor risiko PJK dan peranan Rosuvastatin
Asisten Deputi Pembinaan Wilayah KPAN
ADMINISTRASI PUSKESMAS
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PHBS & CTPS Dalam Upaya Pembinaan Usaha Jamu Gendong dan Usaha Jamu Racikan oleh Dra. Herawati, MA PUSAT PROMOSI KESEHATAN . Kementerian Kesehatan REPUBLIK.
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
PEMBEKALAN MENTERI KESEHATAN DR. Dr. SITI FADILAH SUPARI, SPJP (K)
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Era JKN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) ACEH
TAHAP AKREDITASI 1966 –Juni 2011 : 653 dari 1523 RS telah menjalani
Dr. Ormaia Nja’ Oemar, M.Kes
KEGAWATDARURATAN KEBIDANAN Oleh Purwani SL Disampaikan pada acara Pelatihan SPGDT / Call Center Tanggal Oktober 2014.
Prodi Kesehatan Masyarakat
MENTERI KESEHATAN KESIAPAN PEMERINTAH UNTUK IMPLEMENTASI PP NO. 109 TAHUN 2012 (KEMENKES) Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh Selamat pagi.
Penggerakan Masyarakat dan Organisasi dalam perilaku Hidup Sehat dan Jantung Sehat Muhadi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia)
Pusat Data dan Informasi Depkes RI
KEBUTUHAN PENELITIAN DAN KAJIAN DIT. PPTM
DINKES PROPINSI LAMPUNG
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
Undang Undang No. 44/2009 tentang RS
Bagian Program & Informasi Ditjen PP & PL
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS PELAYANAN KEFARMASIAN
KEBIJAKAN DEPKES TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA
Agar Gula Darah Tetap Stabil
PERAN BKKBN DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN JAMPERSAL.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS)
DR. Robiana Modjo, SKM, M.Kes
FAKTOR RISIKO DALAM EPTM
STUDI KOHOR FAKTOR RISIKO PTM 2014
Pengembangan Aplikasi PTM
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT/ PERJALANAN ALAMIAH PENYAKIT
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGENDALIAN PTM TAHUN 2013.
Mugi Wahidin., M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA
SURVEILANS Penyakit Tidak Menular
Bantul.23 Mei 2015 By.Khotimah S.Si.Apt
POKOK-POKOK PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA
Pencatatan dan pelaporan faktor risiko PTM berbasis posbindu
RISET KESEHATAN DASAR ( RISKESDAS ) 2013
KEBIJAKAN DEPKES TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA
KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) & PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) dr.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERPERILAKU GIZI SEIMBANG
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
POSBINDU PTM Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
LAPORAN METODE PENELITIAN PROJECT WORK/TUGAS AKHIR
DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI PUSKESMAS KAMONJI
KEBIJAKAN kemenKES TENTANG PELAYANAN KEPERAWATAN KELUARGA
HIPERTENSI.
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR PERTEMUAN 7
POSBINDU PTM Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
POSBINDU PTM Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular dr. Ika Septi Rukmini Puskesmas Danurejan 2 Kota Yogyakarta.
PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA PUSKESMAS PULO BANDRING.
PERLINDUNGAN KESEHATAN PADA PEKERJA PEREMPUAN Disampaikan pada PERINGATAN INTERNATIONAL WOMEN’S Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan.
Tujuan Pengendalian PTM 1)Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular 2)Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak.
Transcript presentasi:

SINKRONISASI PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN BBTKLPP JAKARTA DI WILAYAH LAYANAN Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DITJEN PP dan PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI HOTEL HORIZON, 03 OKTOBER 2013

Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia TRIPLE BURDEN PINERE (Penyakit New Emerging, dan Penyakit Re Emerging) Penyakit Infeksi  Penyakit Menular belum teratasi Penyakit Tidak Menular Meningkat

Sumber : Global NCD Report WHO, 2010 Proporsi Penyebab Kematian pada Penyakit Tidak Menular secara Global dibawah usia 70 tahun 12% 27% 8 % 4 % 10% 39% Kanker Diabetes Penyakit Kardiovaskular Penyakit Pencernaan Penyakit Pernapasan Kronis Penyakit Tidak Menular Lainnya Sumber : Global NCD Report WHO, 2010

Penyakit Jantung Iskemik Stroke Hipertensi DM 5,7 Berdasarkan data terakhir, DM (5,7 %) menempati urutan ke-6 penyebab kematian untuk semua umur. Penyakit Jantung Iskemik Penyakit Jantung

KASUS PTM

FAKTOR RISIKO UTAMA PENYAKIT TIDAK MENULAR MEROKOK SEBABKAN SERANGAN JANTUNG MEROKOK SEBABKAN GANGREN DIABETES Tobacco Diet Physical Activity Alcohol Cardiovascular Cancers Diabetes Chronic Respira tory Osteoporosis Oral Health Mental Health Injury Source: WHO, Global Status Report on NCD, 2010

Penyakit Tidak Menular Faktor Risiko dan Fase Akhir Risiko Melekat Umur, Sex Keturunan dll Risiko Perilaku Merokok Diet Alkohol Aktifitas Fisik Stress PJK Stroke Diabetes Gagal Ginjal Kronik Ca-Cervix PPOK CEDERA Fase Akhir Faktor Risiko / Penyakit Antara Hipertensi Hiperglikemi Obesitas Dislipidemia Lesi Pra-Kanker Bronchitis Kronis Emphisema Kondisi penyakit antara umumnya tidak memberikan gejala. Faktor risiko ini bisa dikendalikan karena itu perlu dideteksi dan diintervensi secara dini agar tidak berlanjut menjadi fase akhir terjadinya PJK, Stroke, DM, Ginjal kronik, Kanker, PPOK yang akan memberikan beban biaya kesehatan sangat mahal. Untuk itu pengendalian PTM lebih difokuskan pada faktor risiko perilaku dan penyakit antara. Namun fase akhir penyakit tetap menjadi perhatian penanggulangan. Faktor Lingkungan : Globalisasi, Sosio-ekonomi Budaya, Modernisasi, Polusi dll

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengendalian PTM

INDIKATOR DAN CAKUPAN KINERJA PENGENDALIAN PTM RENSTRA KEMKES 2010 - 2014 TARGET / CAKUPAN (%) 2010 2011 2012 2013 2014 RENSTRA PERSENTASE PROVINSI YANG MEMILIKI PERATURAN TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PERSENTASE PROVINSI YANG MELAKUKAN PEMBINAAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (SE, DETEKSI DINI, KIE DAN PENANGANAN KASUS) RAP PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (SE, DETEKSI DINI, KIE DAN PENANGANAN KASUS) PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN IVA DAN CBE PERSENTASE KABUPATEN/KOTA YANG MEMPUNYAI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAMPAK MEROKOK TERHADAP KESEHATAN (SURAT EDARAN/ INSTRUKSI/SK/PERATURAN WALIKOTA/ BUPATI/ PERDA) 40 / 45,5 60 / 63,6 / 81,8 90 / 84,8 100 50 / 54,8 70 / 84,8 80 / 90,9 90 / 100 10 / 24,3 15 / 42,3 20 / 51,5 25 / 66,0 30 5 / 13,5 10 / 17,9 15 / 23,9 20 / 33,3 25 IKU = INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KESEHATAN RAP = RENCANA AKSI PROGRAM PP DAN PL 10 / 7,4 15 / 10,1 20 / 17,1 25 / 22 30

Target Global Pengendalian PTM 2015 - 2025 NO TARGET 1 Penurunan relatif sebesar 25% dari seluruh kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, kanker, Diabetes, penyakit paru kronik. (???) 2 Penurunan relatif 10% dari penggunaan alkohol yang berbahaya sesuai satuan standar dalam konteks nasional 3 Penurunan relatif 10% dari prevalensi kurang aktivitas fisik 4 Penurunan relatif 30% rerata asupan garam/sodium pada populasi umur 18 tahun ke atas 5 Penurunan relatif sebanyak 30% dari prevalensi merokok pada umur 15 tahun ke atas 6 Penurunan relatif dari angka prevalensi tekanan darah tinggi sebesar 25% 7 Menekan laju peningkatan prevalensi diabetes, obesitas dan kegemukan 8 Setidaknya 50% pasien mendapatkan akses pengobatan dan konseling faktor risiko kardiovaskukar termasuk pengendalian hiperglikemik untuk mencegah serangan jantung dan stroke 9 Setidaknya 80% pasien mendapatkan akses pengobatan esensial yang berkualitas dan konseling faktor risiko PTM termasuk pengendalian hiperglikemik, dan dukungan teknologi medis dasar yang diperlukan dalam pengelolaan PTM untuk mencegah serangan jantung dan stroke

Strategi Utama Pengendalian DM dilakukan dengan ; surveilans faktor risiko dan registri penyakit, promosi kesehatan, manajemen upaya pelayanan kesehatan. Surveilans ini dilakukan untuk mendapatkan informasi besaran masalah faktor risiko DM dan kasus, jangkauan pelayanan dan tingkat fatalitas penyakit DM saat itu. Dalam melaksanakan upaya pengendalian DM diperlukan dukungan kebijakan yang diperoleh melalui advokasi dan koordinasi kebijakan dilakukan setiap tingkatan pemerintahan. Di Tingkat desa misalnya, program Posbindu PTM mempercepat pencapaian target desa siaga, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Jeajring kerja untuk membangun komitmen dari berbagai stakeholders terkait. Setiap individu dalam masyarakat harus mampu berpartisipasi dan trampil dalam upaya pengendalian PTM. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk bergaya hidup sehat harus didukung oleh kemampuan petugas kesehatan dalam aspek teknis dan manajemen penanggulangan DM. Masyarakat dan petugas kesehatan memerlukan lingkungan kondusif berupa prasarana dan sarana yang memungkinkan mereka untuk dapat menjalankan upaya ini secara efektif. 11

Strategi Pengendalian PTM melalui penguatan peran pemerintah dan peningkatan peran serta masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang kondusif dalam penerapan gaya hidup sehat untuk mencegah PTM melalui pengendalian Faktor risikonya.

Pelayanan “continuum of care” Pengendalian PTM Pelayanan “continuum of care” Populasi Sehat Populasi Berisiko PTM Populasi Sakit PTM Pengendalian PTM dan Komplikasi Lingkungan Kondusif KTR, Sarana OR dll Gaya Hidup Sehat: Tidak Merokok Cukup Aktivitas Fisik Diit Sehat Seimbang  Perilkau CERDIK Deteksi dan Tinjut dini /Konseling FR Rujukan Penatalaksanaan Kasus Faktor Risiko yg Adekuat: Hipertensi Dislipidemia Hiperglikemi Merokok Obesitas Rujukan Penatalaksanaan Kasus PTM: UGD Diagnosis Rawat jalan Rawat Inap Tindakan Medik (Operasi, amputasi, dialisis dll) Rujukan Pencegahan Komplikasi dan Rehabilitasi: Rehabilitasi Medik Paliatif care Home Care Monitoring dan Pengendalian FR Perawatan Kaki DM Diet Sehat Senam PTM Rujukan Pengendalian PTM dilaksanakan dengan pendekatan continuum care dari upaya promotif hingga ke rehabilitatif. Pemberdayaan Masyarakat diselenggarakan melalui Posbindu PTM dan penguatan sistem pelayanan kesehatan komprehensif dan terintegrasi terhadap upaya pengendalian DM yang prima dengan Peningkatan Peran dan Fungsi Puskesmas Sentinel PTM serta Rumah sakit sebagai sarana layanan rujukan termasuk rujukan balik PUSKESMAS PEL.PTM Dokter Keluarga Masyarakat Posbindu PTM POSBINDU PTM Masyarakat PUSKESMAS PEL. PTM DOKTER KELUARGA RUMAH SAKIT Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Surveilans/Regristri PTM -SIRS 13

Permenkes No. 30 Tahun 2013 Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak pada Pangan Olahan dan Siap Saji Edukasi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat tentang Diet dan Gizi Seimbang Pesan kesehatan : “Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, Natrium lebih dari 2000 mg, atau Lemak total lebih dari 67 gr per orang per hari berisiko hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung” Diganti Pesan Kesehatan Informasi Nilai Gizi

Kebijakan Pengendalian Rokok (Kawasan Tanpa Rokok) UU No. 36 Th 2009 Tentang Kesehatan, ps 115 tentang UU No. 36 Th 2009 Tentang Kesehatan, ps 115 tentang KTR, ps 116 KTR, ps 116 Pemda wajib menetapkan KTR UU No. 44 Th 2009 tentang Rumah Sakit  RS wajib KTR Peraturan Bersama Menkes-Mendagri No. 168/Menkes/PB/I/2011 ttg Pedoman Pelaksanaan KTR Fatwa MUI: Rokok “Haram” untuk anak-anak usia <18 tahun, ibu hamil dan di tempat umum Fatwa PP Muhamaddiyah, Rokok “Haram” SKB Mendagri-Menkes No.34 th 2005 & No.1138/Menkes/PB/VIII/2005ttg Pedoman Penyelenggaraan Kota Sehat PP No 109 th 2012, tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan

Jejaring Kerja Pengendalian PTM Berbagai unit program di Kemenkes SUB JEJARING Surveilans Masalah merokok 3. Gizi 4. Aktivitas fisik 5. Manajemen pelayanan kasus Berbagai sektor pemerintah JEJARING PPTM 3. Organisasi kemasya-katan, LSM Media massa, Org. Profesi, Perg. Tinggi Kalangan swasta, pengusaha FUNGSI : Reviewer Advokator Think Tank FUNGSI : INISIATOR FASILITATOR KOORDINATOR TRAINER Badan Internasional

Konseling : Diet, Stop merokok Stress Self Care Monitoring : Obesitas Hipertensi Hiperglikemi Hiperkolesterol Pem.Klinis Payudara Faktor lain KIE Aktifitas Fisik Sarasehan Konseling : Diet, Stop merokok Stress Self Care Saat ini di Indonesia terdapat 1114 Posbindu PTM yang tersebar di 29 Propinsi,. Diharapkan di semua Kelurahan dapat menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM sebagai bentuk mawas diri dari masyarakat terhadap faktor risiko PTM. Diharapkan di fasilitas umum seperti hotel, apotik, mall, perkantoran, terminal, pelabuhan dll dapat tersedia fasilitas penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM. Sehingga masyarakat dapat selalu mawas diri terhadap faktor risiko PTM. Pemda/industri/swasta/organisasi/sektor lainnya diharapkan dapat ikut memfasilitasi kegiatan Posbindu PTM Aktifitas bersama :

PENINGKATAN PELAYANAN PTM DI PUSKESMAS Pelayanan PTM melalui Pendekatan Faktor Risiko PTM Terintegrasi & Komprehensif PELAYANAN PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH (HIPERTENSI, PENYAKIT JANTUNG KORONER, DAN STROKE) PELAYANAN PENYAKIT KANKER (KANKER PAYUDARA, KANKER LEHER RAHIM, DAN KANKER ANAK) PELAYANAN PENYAKIT DIABETES (DM TIPE1, DM PADA ANAK, THYROID) PELAYANAN PENYAKIT PARU KRONIK, ASMA, THALASEMIA, OSTEOPOROSIS, LUPUS dll

KEGIATAN PPTM DI WILAYAH LAYANAN BBTKL JAKARTA NO PROVINSI MANAJEMEN TEKNIS KANKER Kader Posbindu Prov/Kab/Kota Yg memiliki Peraturan KTR 1 Lampung 68 26 20 (Dekon) 5 kab/kota 2 Jawa barat 29 17   12 3 Banten 16 (dekon) 115 4 Kalbar 30 28 5 DKI Jakarta

PERAN BBTKLPP DALAM PENGENDALIAN PTM Sebagai sentra pengendalian penyakit dan faktor risiko, BBTKLPP dapat melaksanakan program pengendalian PTM secara terintegrasi dan menyeluruh (manajemen faktor risiko dan PTM) Pendidikan dan Latihan : Manajemen, Teknis, Kanker dan Kader. Kewaspadaan/deteksi dini/skrining PTM

PERAN BBTKLPP DALAM PENGENDALIAN PTM (2) Surveilans PTM : Berbasis RS dan Puskesmas Uji petik daerah percontohan /pengembangan program PTM di wilayah layanan Pelayanan laboratorium melalui Instalasi PTM Pengembangan penyelenggaraan Posbindu PTM di wilayah layanan Pengembangan Program CERDIK di Sekolah Pengembangan Jejaring PTM dan KTR

Implementasi perilaku CERDIK melalui POSBINDU PTM Saat ini di Indonesia terdapat 7225 Posbindu PTM yang tersebar di seluruh Indonesia. Diharapkan di semua Kelurahan dapat menyelenggarakan kegiatan Posbindu PTM sebagai bentuk mawas diri dari masyarakat terhadap faktor risiko PTM. Diharapkan di fasilitas umum seperti hotel, apotik, mall, perkantoran, terminal, pelabuhan dll dapat tersedia fasilitas penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM. Sehingga masyarakat dapat selalu mawas diri terhadap faktor risiko PTM. Pemda/industri/swasta/organisasi/sektor lainnya diharapkan dapat ikut memfasilitasi kegiatan Posbindu PTM

KESIMPULAN Masalah PTM sangat Luas NAMUN Mempunyai Faktor Risiko Bersama  Prilaku dan Gaya Hidup Pengendalian yang efektif & efisien, Fokus Pada Faktor Risikonya secara terintegrasi Pengendaliannya memerlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi yang Sinergis dengan berbagai pihak terkait baik lintas program, maupun lintas sektor  Health in All Policy

Terima Kasih .....