Perencanaan produksi dalam Agribisnis A. Latar belakang 1.Revolusi Industri di Inggris dimulai 1750-an 2.Peningkatan produksi secara gila-gilaan 3. Pemrakarsanya Frederick W Taylor B. Taylor dan Pengikutnya Gebrakan Taylor untuk menyelesaikan titik lemah dalam produksi melalui pendekatan ilmian dan analitis, antara lain: 1.Prangkat prosedur yang distandarisasi bagi pekerjaan yang sama pada setiap saat 2.Penentuan prosedur yang paling efisien bagi setiap pekerjaan melalui pengujian perbandingan ilmiah 3.Penyaringan, penganggkatan dan pelatihan yang cermat bagi para pekerja sehingga benar-benar cocok dengan pekerjaannya. 4.Pembagian tenaga kerja secara fungsional guna menempatkan setiap orang pada pekerjaan yang paling cocok dalam proses produksi, di mana manajemen dan pekerja secara bersama-sama menetukan sistem yang terbaik bagi pembagian tenaga kerja.
Definisi Produksi dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan kegiatan yang terjadi dalam pembuatan produk atau jasa Manajemen produksi secara umum dapat dinyatakan sebagai rangkaian keputusan yang rumit guna mendukung proses produksi Pada awal perkembangannya, pabriklah yang menikmati keuntungan dengan adanya kemajuan pengetahuan dan teknik. Namun dewasa ini perkembangannya semua pihak yang terlibat dalam produksi barang dan jasa seperti pasar swalayan, pergudangan, perkantoran menikmati adanya perencanaan dan manajemen produksi secar cermat. Pada agribisnis, prinsip-prinsip manajemen produksi terbukti telah memperbaiki metode pengumpulan, penyortiran, pengelompokkan mutu, pemrosesan, dan pabrikasi, dan pengepakan serta pengiriman produk pertanian.
Perencanaan Produksi mencakup: lokasi fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian, persediaan dan pengendalian produksi 1. Produksi sebagai suatu sistem yang menyeluruh a.Konsep sistem yang menyeluruh b. Saling terkait c.Saling mempengaruhi Ketiga bagian dari sistem yang dibahas bab ini meliputi: Lokasi, Ukuran dan tata letak fasilitas Lokasi, Manajer agribisnis harus mempertimbangnkan: (1)Sumber bahan baku, (2)ketersediaan tenaga kerja, (3)lokasi pasar, (4)Insentif khusus yang tersedia pada daerah tertentu
Gambar 1. Proses Penguraian, Peramuan, Usaha Ekstraktif dan Pengadaan Membuat banyak jenis produk dari satu jenis bahan Jagung Peramuan Membuat satu jenis produk dari banyak jenis bahan Alat pemanen Usaha Ekstraktif Memindahkan produk dari lingkungan alamnya Pohon Balok kayu Pengolahan Mengubah bentuk bahan agar mudah dipasarkan Sapi Dendeng sapi Minyak jagung Tepung jagung Jagung kalengan Kaca Karet Baja
Tipe Produksi Berkesinambungan Arus Masukan berlangsung terus menerus melalui sistem yang ditandarisasi guna menghasilkan keluaran yang pada dasarnya sama. Contoh perusahaan kimia pertanian yang bekerja tanpa henti-hentinya. Proeses ini umunya tidak bervariasi, tidak menuntut kreativitas maka terasa relatif sederhana dan tidak menuntut perhatian 2. Terputus Sebagai proses yang menggambarkankeluaran yang berbeda-beda, prosedur yang berubah-ubah, dan juga melibatkan masukan yang berbeda-beda Contoh:pemrosesan susu perahan yang menghasilkan mentega, keju, es cream dan berbagai produk susu lainnya. Produk Pertanian Memiliki kekususan dalam hal: a.Musiman b.Perishable c. Bulky d.Kulitas dan ukuran yang tidak seragam e.Perbedaan nilai
Perencanaan Produksi mencakup: lokasi fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian, persediaan dan pengendalian produksi 1. Produksi sebagai suatu sistem yang menyeluruh a.Konsep sistem yang menyeluruh b. Saling terkait c.Saling mempengaruhi Ketiga bagian dari sistem yang dibahas bab ini meliputi: Lokasi, Ukuran dan tata letak fasilitas Lokasi, Manajer agribisnis harus mempertimbangnkan: (1)Sumber bahan baku, (2)ketersediaan tenaga kerja, (3)lokasi pasar, (4)Insentif khusus yang tersedia pada daerah tertentu
Ukuran Pabrik Beberapa aspek yang perlu diperhatikan: (1)Skala Usaha yang ekonomis (2)Sifat musiman dan pola produksi (3)Dampak Inflasi pada biaya (4)Kuantitas keluaran yang dinginkan (5)Jumlah gilir kerja Tata Letak (1)Tata letak proses Menyusun kegiatan berdasarkan fungsi. Semua peralatan dengan fungsi sama diletakkan dalam satu tempat. Ini berkaitan dengan produksi yang terputus-putus (2)Tata letak produk Dirancang khusus kaitannya dengan proses produksi yang berkesinambungan, disini dihasilkan produk secara bertahap, dimana berbabagai fungsi berlangsung secara berurutan pada saat produk dirakit.
Manajemen Resiko pada Agribisnis Anggaplah Perusahaan anda merencanakan perluasan pabrik dengan 3 skenario, yaitu A1, A2, dan A3. Selanjutnya Tim produksi dan pemasaran telah menetapkan target keuntungan pada tiga keadaan perekonomian yaitu E1 (ekonomi cerah), E2( untuk pertumbuhan yang stabil, dan E3(untuk kemorosotan) Keadaan Perekonomian Tindakan E1 E2 E3 A1 12 6 1 A2 8 10 -1 A3 4 3 7
Resiko dan Ketidakpastian 1. Data historis dan pendapat para ahli Keadaan perekonomian probabilitas E1 0,40 E2 0,25 E3 0,35 Harapan dari Strategi Kuantifikasi Nilai Harapan E(A1) 0,4 (12)+(0,25(6)+(0,35(1) 6,65 E(A2) 0,4 (8)+(0,25(10)+(0,35(-1) 5,35 E(A3) 0,4 (4)+(0,25(3)+(0,35(7) 4,80 Manajer akan memilih strategi yang pertama (A1)
2.Strategi Wald Ini merupakan strategi ketidakpastian pesimistik 12 6 1 A2 8 10 -1 A3 4 3 7 Kemungkinan terburuk 1 -1 3 Strategi A3 akan dipilih karena akan memberikan kemungkinan hasil tertinggi jika kemungkinan terburuk terjadi
Ketidak beruntungan maksimum 3. Kriteria alfa dari Hurwics Koefisien optimisme daianggap 0,6 dan koefisen pesimisme dianggap 0,4 Strategi Nilai A1 0,6 (12) +0,40 (1)=7,6 A2 0,6 (10) +0,40 (-1)=5,46 A3 0,6 (7) +0,40 (3)=5,4 Manajer akan memilih strategi yang pertama (A1) 4. Kriteria Savage menetapkan kriteria ketidakberuntungan Matrik Ketidak beruntungan E1 E2 E3 A1 12 6 1 A2 8 10 -1 A3 4 3 7 E1 E2 E3 4 6 8 7 Ketidak beruntungan maksimum 6 8 Manajer akan memilih strategi yang pertama (A1)
5. Strategi LaPlace Bersumber dari pemikiran bahwa setiap keadaan memiliki probabilitas yang sama yaitu 0,33 Harapan dari Strategi Kuantifikasi Nilai E(A1) 0,33 (12)+0,33(6)+0,33(1) 6,33 E(A2) 0,33 (8)+0,33(10)+0,33(-1) 5,67 E(A3) 0,33 (4)+0,33(3)+0,33(7) 4,67 Manajer akan memilih strategi yang pertama (A1)