Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
A. Pertumbuhan Penduduk Dunia Menjelang abad ke 21, total penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,1 milyar jiwa Menurut proyeksi PBB, total penduduk dunia sd th 2009 berkisar 6,8 milyar dan akan mencapai lebih dari 9,1 milyar jiwa pada thn 2050 sblm pd akhirnya mencapai 11 milyar jiwa pd thn 2200. Lebih dari 90 % jumlah penduduk tsb menghuni NSB Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
B. Sejarah Pertumbuhan Penduduk Dunia Tahun Populasi Pertumbuhan pertahun (%) 10.000 th sebelum masehi Tahun 1 setelah masehi Tahun 1650 Tahun 1750 Tahun 1800 Tahun 1850 Tahun 1900 Tahun 1950 Tahun 1970 Tahun 1975 Tahun 1986 11/7/1987 Tahun 2000 Tahun 2025 5.000.000 250.000.000 545.000.000 728.000.000 906.000.000 1.171.000.000 1.608.000.000 2.486.000.000 3.632.000.000 3.978.000.000 4.942.000.000 5.000.000.000 6.057.000.000 8.472.000.000 0,002* 0,04 0,29 0,45 0,53 0,65 0,91 2,09 2,10 1,99 - 1,61** 1,59 Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
C. Sebaran Penduduk Dunia Dari jumlah penduduk yg ada tahun 2000 yaitu sebanyak 6,06 milyar, hampir dua pertiganya (60,62 persennya atau 3,7 milyar) berada di Benua Asia. Sisanya tersebar di Benua Afrika (794 juta atau 13,11 persen), Benua Eropa (12,00 persen atau 727 juta), Benua Amerika (13,75 persen atau 833 juta) dan Oceania (0,5 persen atau 31 juta). Dari sebarannya berdasarkan kategori kemajuan pembangunan suatu negara, dari total penduduk dunia sebanyak 4,86 milyar (80,32 persen) berada di negara-negara sedang berkembang dan sisanya sebanyak 1,19 milyar (19,68 persen) berada di negara-negara maju. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Urutan 10 besar penduduk dunia sd th 2009 China 1,3 Milyar Jiwa India 1,2 Milyar Jiwa USA 315 Juta Jiwa Indonesia 240 Juta Jiwa Brazil 194 Juta Jiwa Pakistan 181 Juta Jiwa Bangladesh 162 Juta Jiwa Nigeria 155 Juta Jiwa Rusia 141 Juta Jiwa Jepang 127 Juta Jiwa Other countries 2,8 Milyar Jiwa Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
D. Sejarah Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun Jumlah Sumber 1775 2.029.915 Radermacher 1795 3.500.000 Nederburgh 1802 3.647.167 Bleeker 1807 3.770.000 Daendels 1815 4.615.270 Raffles 1930 60.7 Juta SP 1930 1961 97 juta SP 1961 1971 118 juta SP 1971 1980 147 juta SP 1980 1990 179 juta SP 1990 2000 206 juta SP 2000 Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Selama tahun 1775 sampai tahun 2000, pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu: Setiap tahun lahir 906.533 orang Setiap bulan lahir 75.545 orang Setiap hari lahir 2.484 orang Setiap jam lahir 103 orang Setiap Menit lahir 2 orang !!!!!! Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Selama tahun 2000 sampai tahun 2010, pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu: Setiap tahun lahir 2.475.180 orang Setiap bulan lahir 206.265 orang Setiap hari lahir 6.876 orang Setiap jam lahir 287 orang Setiap Menit lahir 5 orang !!!!!! Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
E. Sebaran Penduduk Indonesia Dari total penduduk pada tahun 2000 yaitu sebanyak 206 juta, hampir dua pertiganya (60,36 persennya atau 124,5 juta) berada di Pulau Jawa dan Bali. Sisanya dari jumlah penduduk tersebut tersebar di Pulau Sumatera (43,3 juta atau 21,00 persen), Pulau Sulawesi (6,84 persen atau 14,1 juta), Pulau Kalimantan (5,49 persen atau 11,3 juta) dan pulau-pulau lainnya (6,31 persen atau 12,8 juta). Tingkat kepadatan penduduk di Pulau Jawa-Bali pada tahun 2000 mencapai 920 jiwa perkm, sedangkan di pulau-pulau lainnya hanya berada pada kisaran dibawah 100 jiwa perkm2. Misalnya untuk Pulau Sumatera adalah 91, Kalimantan 20, Sulawesi 75. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Data Penduduk Indonesia Versi CIA Populasi : 240.271.522 Jiwa per Juli 2009 Struktur Umur (Thn) : 0-14 : 28 %, L=34.337.341, P=33.162.207 15-64: 66 % L=79.549.569, P=78.918.321 ≥ 65 : 6 % L=6.335.208, P = 7.968.876 3. Umur rata-rata : 27.6 Th; L : 27.1 Th, P : 28.1 Th 4. Pertumbuhan jumlah penduduk 1.136 % per Th 5. Rasio Kelahiran : 18.84 kelahiran/1000 penduduk 6. Rasio Kematian : 6.24 kematian/1000 penduduk 7. Usia Harapan Hidup : L=68.26 ; Th, P=73.38 Th Total = 70.76 Thn Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Data Penduduk Indonesia Versi CIA Pertumbuhan jumlah penduduk : 1.136 %/Thn Sex Ratio : Total : 1.0 0 th : 1.05 <15 th : 1.03 15-64 th : 1.01 ≥ 65 th : 0.8 10. Rasio Kematian Bayi : total = 29.97 /1000 pddk L = 35.93 /1000 pddk; P = 24.77 /1000 pddk 11. Wabah Penyakit Umum Derajat Resiko Tinggi : Chikungunya DBD Malaria Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Data Penduduk Indonesia Versi CIA Suku Bangsa : Jawa : 40.6 % Betawi : 2.4 % Other : 29.9% Sunda : 15.0 % Bugis : 2.4 % Madura : 3.3 % Banten : 2.0 % Minangkabau : 2.7 % Banjar : 1.7 % 13. Agama : Islam : 86.1 % Protestan : 5.7 % Roma Katholik : 3 % Hindu : 1.8 % 14. Belanja Pendidikan : 3.6 % dari GDP Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
F. Rasio Ketergantungan Pemuda - 1 (Youth Dependency Ratio) Definisi : Perbandingan antara penuda berusia dibawah 15 tahun (blm punya pendapatan sendiri) dgn orang2 dewasa yg aktif atau produktif secara ekonomi berusia 15-64 tahun Contoh : Di Swedia n Inggris jumlah penduduk usia (15-64) ≥65% dari total penduduk sedang penduduk ≤ 15 tahun sbg beban nya hanya 18 dan 19 % saja dari total penduduk di Swedia dan Inggris. Sebaliknya di NSB spt Nigeria, Bangladesh dan Ghana, Youth Dependency Ratio ≥ 50% Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
F. Rasio Ketergantungan Pemuda -2 (Youth Dependency Ratio) Semakin cepat laju pertambahan penduduk, akan se makin besar pula proporsi penduduk berusia muda yg blm produktif dlm total populasi, dan semakin erat pula beban tanggungan penduduk yg produktif Fenomena ketergantungan penduduk berusia muda ini selanjutnya menimbulkan konsep lain yg tdk kalah pen tingnya yaitu “momentum pertumbuhan populasi/penddk yg tersembunyi” (Hidden Momentum of Popn Growth) Pertambahan penduduk mempunyai kecendrungan in herent utk terus melaju, se olah2 laju pertumbuhan pen duduk tsb mengandung suatu daya gerak (Momentum) internal yg kuat dan tersembunyi (hidden) Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
F. Rasio Ketergantungan Pemuda -3 (Youth Dependency Ratio) Diumpamakan spt mobil yg msh bisa berjalan terus mes kipun rem telah diinjak maksimal seblm akhirnya benar2 berhenti Dlm kasus pertumbuhan penduduk, daya gerak tsb agak nya akan dpt terus berlangsung sampai bbrp dekade, ke mudian setelah angka kelahiran mengalami penurunan yg cukup berarti Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Ada 2 alasan pokok Hidden Momentum of Popn Growth Tingkat kelahiran tdk mungkin diturunkan dlm satu mlm krn kekuatan sosial, ekonomi dan institusional yg mem- pengaruhi tkt fertilitas yg telah ada dan bertahan selama ber-abad2 tdk mudah hilang begitu saja hanya krn him bauan dari pemimpin nasional Berdasarkan piramida penduduk (1998), struktur usia penddk di NSB terlalu banyak mengelompok di usia < 20 tahun (2 milyar) dan usia (15-19) tahun (400 juta), di neg maju penddk usia (15-19) thn hanya 75 juta dan jumlah penduduk remaja yg akan melahirkan di NSB dlm kisaran 18-24 % juga lbh banyak dibandingkan dgn di Negara Maju (hanya 1 %) Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
G. Model Transisi Demografi Model transisi demografi pertama kali dikembangkan oleh Warren Thompson tahun 1929. Berdasarkan data periode 1908-1927, terdapat tiga jenis pola pertumbuhan penduduk, yaitu : Kelompok A, negara-negara Eropa Barat, Eropa Utara dan AS yang mengalami perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah Kelompok B, negara-negara Itali, Spanyol dan kelompok “Slavia” di Eropa Tengah yg mengalami penurunan kelahiran maupun kematian, tetapi penurunan kematian adalah sama atau lebih cepat dibandingkan kelahiran. Kondisi ini dialami oleh negara kelompok A pada 30 sampai 40 tahun sebelumnya. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5 Kelompok C, neg-neg lainnya yg kelahiran & kematian belum mengalami perubahan, artinya masih sangat tinggi. Frank Noteisten (1945) memberikan penjelasan ttg ketiga pola tsb. Utk kelompok A, diberi nama dgn “incipient decline”, kelompok B adalah “transitional growth”, dan kelompok C adalah “high growth potential”. Saat ini istilah transisi demografi (demographic transition) diperkenalkan. Transisi demografi ini adalah suatu proses penurunan mortalitas dan fertilitas suatu penduduk yang dari tingkat yang tinggi menuju ke tingkat yang rendah, atau dari “high growth potential” menuju “incipient decline”. Transisi tersebut diberikan dalam gambar berikut: Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
H. Tahapan Transisi Demografi Tahap I. (High Growth Potential) Seblm modernisasi ekonomi, selama ber abad2 neg Eropa Barat mengalami pertumbuhan penduduk yg stabil dan lambat bahkan secara alami turun (minus) krn kombinasi angka kelahiran dan kematian yg seimbang (tinggi). Tahap II.(Transitional Growth) Terjadi ketika modernisasi berhubungan dgn perbaikan kesehatan masy, gizi lbh sehat, kenaikan penghasilan serta perbaikan lainnya mengakibatkan penurunan mortalitas lebih cepat dibandingkan fertilitas, akibatnya pertumbuhan penduduk tinggi. Tahap III. (Incipient Decline) Ditandai dgn fertilitas & mortalitas yg rendah & pertum-buhan penduduk juga rendah yg terjadi krn kekuatan dan pengaruh modernisasi serta pembangunan. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
I. Kritik Terhadap Teori Transisi Demografi Gambaran yang diberikan masih kasar,seperti, bahwa pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya disebabkan oleh penurunan kematian, tetapi juga naiknya fertilitas. Waktu yang dibutuhkan masing-masing tahapan sangat bervariasi antar negara, oleh karenanya teori ini cukup lemah untuk digeneralisasi. Setelah fertilitas dan mortalitas berada pada angka yang sangat rendah, pada tahap selanjutnya kemungkinan besar angka tersebut akan kembali naik. Dengan demikian sebenarnya tahapan transisi masih bisa dikembangkan lebih lanjut. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5 J. Perdebatan Ideologi Ada 3 Kelompok yang Berbeda Kaum Nasionalis : Pertumbuhan penduduk akan Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Kelompok Marxist : Tdk ada kaitan antara pertumbuhan penddk & pembangunan ekonomi Kelompok Neo Malthusian: Pertumbuhan Penduduk yang Tinggi Mengakibatkan Gagalnya Pembangunan Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
K. Teori Jebakan Populasi Malthus Pd tahun 1798 Pendeta Reverend Thomas Malthus mengemukakan teorinya ttg hubungan antara pertum buhan penduduk dan pembangunan ekonomi Dlm tulisannya yg berjudul “Essay on the Principle of Population” Malthus melukiskan konsep hasil yang me nurun (concept of diminishing return) Kecendrungan umum penduduk suatu negara utk tum buh menurut deret ukur yaitu menjadi dua kali lipat se tiap 30-40 tahun. Sementara itu pd saat yg sama krn hasil yg menurun da ri faktor produksi tanah, persediaan pangan hanya tum- buh menurut deret hitung Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Teori Malthus (lanjut) Oleh krn pertumbuhan persediaan pangan tdk bisa mengimbangi pertumbuhan penddk yg sgt cepat dan tinggi, maka pendapatan per kapita (dlm masy tani didefinisikan sbg produksi pangan per kapita) akan cendrung turun menjadi sgt rendah, yg menyebabkan jumlah penddk tdk pernah stabil, atau hanya sedikit di atas tkt subsisten. Malthus berkeyakinan bhw satu2nya cara utk menghapus kan tkt kehidupan yg rendah or “kemiskinan absolut” ada lah menganjurkan masy utk menahan nafsu (moral restraint) dan membatasi jumlah keturunannya. Oleh krn itu Malthus dpt lah dianggap sbg “bapak” gerakan pengendalian kelahiran moderen“. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5 Para ekonom moderen memberi nama ide dari Malthus sbg “perangkap penddk pd tkt keseimbangan rendah” or low level-equilibrium popn trap atau secara lbh singkat Teori”Perangkap Penddk” dari Malthus Secara diagramatis Teori Malthus bisa dilukiskan dgn memperbandingkan bentuk dan posisi dari kurva2 yg menunjukan tkt pertumbuhan penddk dgn tingkat per tumbuhan pendapatan agregat dgn tkt pendapatan per kapita (lihat gambar 10.1). Pd sumbu vertikal dilukiskan persentase perubahan, po sitif dan negatif, dari dua variabel utama yaitu jumlah penddk dan pendpt an agregat. Pd sumbu horizontal di lukiskan tkt pendpt an per kapita Kurva P menggambarkan hubungan antara tkt pertumbuh an penddk dan tkt pendpt an per kapita (Y/P) Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5 Pd tkt pendpt an per kapita yg sgt rendah, Y0, tkt peruba han penddk akan sama dgn nol, dgn demikian jumlah penddk stabil. Oleh krn itu Y0 bisa menggambarkan kon sep “kemiskinan absolut”, tingkat kelahiran dan ting kat kematian sama. Pd tkt pendpt an per kapita yg lbh besar dari Y0 dianggap bhw jumlah penddk akan mulai meningkat krn menurun nya tkt kematian. Pendpt an yg lbh tinggi berarti mengurangi kelaparan dan penyakit, dan dgn tkt kelahir an selalu dianggap pd tkt maksimum maka menurunnya tkt kematian memberikan dorongan bagi perkembangan penddk Dlm gambar 10.1 pertumbuhan penddk mencapai tkt maksimum nya yaitu 3.3 % pd tkt pendpt an per kapita Y2. Pertumbuhan tsb dianggap tetap pd tkt tsb sd pendpt an per kapita yg lbh tinggi tercapai. Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
L. Kritik Utama Thd Teori Malthus Malthus tdk memperhitungkan peranan dan dampak dari kemajuan teknologi Teori Malthus didasarkan pd suatu hipotesa ttg hubungan secara makro antara pertumbuhan penddk dan tkt pendpt an per kapita tanpa dibuktikan dgn uji empiris Teori Malthus merupakan perhatian kpd variabel yg “keliru” yaitu pendpt an per kapita sbg faktor penentu utama tkt pertumbuhan penddk. Suatu pendekatan yg lbh baik dan lbh absah utk masa lah penddk dan pembangunan adalah terpusat pd ekonomi “mikro” dari proses pembuatan kpts uku ran keluarga dari msg2 individu (bkn agregat), lbh banyak anak atau lbh sedikit anak Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5
Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5 Arigatou gozaimasu Koesmaryo : bahan Kuliah Ekbang STIS Todaro Chapter 5