Agustin Kusumayati, dr., MSc., PhD. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA USIA 15-24 TAHUN Analisis Lanjut Data SDKI 2012 Disampaikan pada Seminar “Remaja Berkualitas, Indonesia Sejahtera” dalam rangka peringatan Hari Keluarga Tingkat Nasional XXI Tahun 2014 di Kota Surabaya pada tanggal 12 Juni 2014
Pendahuluan
Latar Belakang Hasil SDKI 2002, 2007 dan 2012 menunjukkan peningkatan kejadian hubungan seks pranikah pada remaja usia 15-24 tahun. Perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya hubungan seks pranikah. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi determinan hubungan seks pranikah pada remaja usia 15-24 tahun.
Tujuan1 Tujuan Umum Diketahuinya perilaku seksual pranikah pada remaja usia 15-24 tahun dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan Khusus Diketahuinya gambaran faktor-faktor predisposisi yang meliputi karakteristik sosio-demografi responden (jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan tempat tinggal), umur pubertas, dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Diketahuinya gambaran faktor pemungkin yaitu perilaku berpacaran remaja.
Tujuan2 Tujuan Khusus Diketahuinya gambaran faktor-faktor penguat yaitu pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media, keterpaparan terhadap informasi mengenai kesehatan reproduksi dan peran masyarakat menurut. Diketahuinya hubungan antara hubungan seks pranikah pada remaja dengan faktor-faktor predisposisi, pemungkin dan penguat. Diketahuinya faktor-faktor yang dominan terhadap hubungan seks pranikah pada remaja.
Teori Proceed dan Preced (Green dan Kreuter, 2005)
Sikap terhadap hubungan seks pranikah Kerangka Konsep Faktor Predisposisi Karakteristik sosiodemografi: Umur Jenis kelamin Pendidikan Tempat tinggal Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Sikap terhadap hubungan seks pranikah Perilaku hubungan seks pranikah Faktor Pemungkin - Perilaku dalam berpacaran Faktor Penguat Pengaruh teman sebaya Keterpaparan terhadap media Keterpaparan terhadap informasi tentang Kesehatan Reproduksi Peran masyarakat
Bahan dan Cara Menggunakan data sekunder data SDKI 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja Memilih sub-sampel remaja perempuan dan laki- laki berusia 15-24 tahun yang belum menikah Melakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat
Hasil Penelitian
Melakukan Hubungan Seks Pranikah
Faktor-faktor Predisposisi
Jenis Kelamin dan Umur
Tingkat Pendidikan
Tempat Tinggal
Rerata Skor Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi [skala 0-100]
Rerata Skor Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi [skala 0-100]
Rerata Skor Sikap terhadap Hubungan Seks Pranikah [skala 0-100]
Faktor Pemungkin
Perilaku dalam Berpacaran
Perilaku dalam Berpacaran
Faktor-faktor Penguat
Pengaruh Teman Sebaya [memiliki teman yang pernah melakukan hubungan seks pranikah]
Keterpaparan terhadap Media
Keterpaparan terhadap Media
Keterpaparan terhadap Informasi tentang KESPRO
Keterpaparan terhadap Informasi tentang KESPRO
Peran Serta Masyarakat [pernah terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan tentang kespro]
Hasil Analisis Bivariat1 Variabel p value OR 95% CI Umur 15-19 tahun vs. 20-24 tahun <0.001 0.252 0.221 – 0.288 Jenis kelamin Laki-laki vs. Perempuan 9.140 7.307 – 11.433 Tingkat pendidikan ≤SMP vs. ≥SMA 0.563 0.497 – 0.639 Tempat tinggal Perkotaan vs. Pedesaan 0.770 Pengetahuan ttg Kespro Rendah vs. Tinggi 0.690 0.601 – 0.793
Analisis Bivariat2 Variabel p Value OR 95% CI Keterpaparan thd Media Tidak terpapar vs. Terpapar 0.128 Keterpaparan thd info ttg PUP Tidak vs. Ya 0.194 Keterpaparan thd info ttg AIDS <0.001 0.770 0.674 – 0.881 Keterpaparan thd info ttg IMS 0.570 0.501 – 0.648
Analisis Bivariat3 Variabel P Value OR 95% CI Sikap thd hubungan seks pranikah Negatif vs. Positif <0.001 9.921 8.166 – 12.054 Perilaku berpacaran Berisiko vs. Tidak berisiko 73.727 48.275 – 112.598 Pengaruh teman sebaya Ya vs. Tidak 19.643 17.074 – 22.599 Peran masyarakat Tidak vs. Ya 0.003 0.727 0.590 – 0.895
Hasil Analisis Multivariat Variabel Beta SE P Value OR Umur - 0.809 0.078 0.000 0.445 Jenis kelamin 0.855 0.126 2.352 Sikap thd hubungan seks pranikah 1.792 0.105 5.999 Perilaku pacaran 3.283 0.218 26.646 Info ttg HIV-AIDS 0.190 0.082 0.020 1.209 Pengaruh teman sebaya 1.890 0.131 6.617 Peran masyarakat - 0.276 0.035 0.759
Kesimpulan
Kesimpulan1 Hubungan seks pranikah 8,3% remaja laki-laki dan 1% remaja perempuan usia 15-24 tahun melakukan hubungan seks pranikah 2,7% remaja usia 15-19 tahun dan 9,9% remaja usia 20-24 tahun melakukan hubungan seks pranikah 66,9% remaja laki-laki dan 59,3% remaja perempuan berpendidikan ≤SMP Pada skala 100, rerata skor pengetahuan tentang pubertas dan IMS mencapai >80, pengetahuan tentang HIV-AIDS sekitar 55, dan pengetahuan tentang masa subur <40
Kesimpulan2 Sikap terhadap hubungan seks pranikah sudah baik pada skala 100 rerata skor sikap >80 Perilaku dalam berpacaran Hampir 80% pernah berpegangan tangan 48,2% remaja laki-laki dan 29,4% remaja perempuan pernah berciuman 29,5% remaja laki-laki dan 6,2% remaja perempuan pernah saling merangsang
Kesimpulan3 21% remaja laki-laki dan 2% remaja perempuan memiliki teman yang pernah melakukan hubungan seks pranikah Sekitar 70% remaja terpapar terhadap semua jenis media paling banyak televisi Sekitar 60% remaja terpapar terhadap informasi tetang HIV-AIDS dan <30% terpapar terhadap informasi tentang PUP dan IMS. Sekitar 7% remaja pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang berkaitan dengan Kespro
Kesimpulan4 Determinan hubungan seks pranikah Umur Jenis kelamin Sikap terhadap hubungan seks pranikah Perilaku dalam berpacaran Keterpaparan terhadap informasi tentang HIV-AIDS Pengaruh teman sebaya Peran masyarakat
Saran
Saran1 Usia remaja adalah usia strategis untuk melakukan intervensi promotif dan preventif terhadap berbagai masalah yang berkaitan dengan perilaku seksual. Anak laki-laki perlu mendapatkan perhatian yang sama banyaknya dengan anak perempuan, walaupun anak perempuan lebih banyak dirugikan apabila terjadi masalah. Intervensi yang dikembangkan selain mampu meningkatkan pengetahuan harus pula mampu mengubah sikap remaja terhadap perilaku seksual pranikah.
Saran2 Perlu dikembangkan intervensi sistematis tentang seksualitas yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perilaku dalam berpacaran yang berisiko. Perlu dikembangkan intervensi komprehensif multi-disiplin dan lintas-sektor yang memberdayakan teman sebaya. Perlu meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam melaksanakan intervensi promotif dan preventif. Perlu dikembangkan dan diimplementasikan kebijakan yang mengutamakan kepentingan remaja.
Penghargaan diberikan kepada BKKBN Tim Peneliti Agustin Kusumayati1) Kasmiyati2) Fitrayelda1) Ice Sesi Wulandari1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
TERIMA KASIH