Pertemuan ke-3 dan 4 Julian Adam Ridjal, SP., MP. STRATEGI BISNIS Pertemuan ke-3 dan 4 Julian Adam Ridjal, SP., MP.
Strategi Biaya Paling Rendah (A low-cost leadership strategy) Strategi ini merupakan strategi yang ampuh dengan pasar dimana konsumennya sangat sensitif terhadap harga.
Tujuan dari strategi ini : Agar perusahaan dapat memiliki keunggulan biaya yang terus-menerus atas pesaing Keunggulan biaya rendah tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menekan harga pesaing dan menggunakan keunggulan biaya rendah tersebut untuk menekan harga pesaing
Menekan harga pesainng tersebut akan mendapatkan pangsa pasar atas dasar biaya pesaing sehingga memperoleh profit marjin lebih tinggi dengan harga jual di pasar (konsumen)
Kapan berakhirnya strategi ini ? Strategi akann keunggulan biaya ini dapat menghasilkan laba yang besar bagi produsen tertentu, dan berakhir jika terjadi perang harga dengan cara pemberian diskon yang gila-gilaan di anntara para produsen.
Bagaimana cara dalam menerapkan Strategi biaya paling rendah : Melakukan pekerjaan lebih baik daripada pesaing dalam hal melaksanakan aktivitas-aktivitas rantai nilai intern dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi biaya aktivitas rantai nilai secara efisien Melakukan perampingan terhadap berbagai aktivitas rantai nilai dengan menggabungkan bebrapa aktivitas bersama sehingga dapat menekan biaya tetap.
Aktivitas Rantai Nilai Perusahaan/Industri Aktivitas Pendukung Infrastruktur Perusahaan Sumber Daya Manusia Manajemen Persediaan R & D Produksi Pemasaran & Penjualan Pelayanan INPUT OUTPUT Aktifitas Utama
Mengelola Pemicu Biaya Ingat....! Bahwa besar kecilnya biaya perusahaan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh perilaku biaya pada tiap-tiap aktifitas yang dilakukan dalam rantai nilai.
Pemicu biaya yang berperan penting dalam menentukan perilaku biaya pada setiap aktifitas rantai nilai bersumber dari 2 (dua kelompok) : 1. Pemicu biaya struktural yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara fundamental 2. Pemicu biaya eksekusi yang dipengaruhi oleh eberapa baik aktifitas-aktifitas intern perusahaan dilaksanakan
Pemicu biaya struktural : Economies or diseconomies of scale Learning and experience curve effects Lingkage with other activities in the chain Sharing opportunities eith other bussiness units within the enterprise The benefits of vertical integration versus outsourcing
Pemicu biaya eksekusi : Timing considerations associated with first-mover advantages and disadvantages The percentace of capacity utilization Strategic choices and operating decisions
Manfaat dan Risiko Strategi Biaya Rendah : Tidak banyak pilihan untuk membuat differrensiasi produk yang mempunyai nilai pada pembeli, sehingga pembeli sangat senitif terhadap harga. Pembeli pada umumnya
Studi Kasus “Sabun LUX” Pelajari kasus dari lampiran artikel yang berjudul “Kisah Sukses Sabun LUX” seperti yang telah Anda terima. Buat resume atau ringkasan untuk dapat diambil intisari dari kasus tersebut, dan diskusikan strategi apa yang dilakukan pihak perusahaan sabun LUX untuk dapat berkomunikasi dengan konsumen
Strategi Lux Cair Memuaskan Pelanggan: Kualitas: Selalu mengembangkan inovasi produk. Misalnya, bahan sabun yang digunakan ramah lingkungan dan aroma yang dipilih sesuai dengan selera pelanggan. Menawarkan 7 varian sesuai dengan kebutuhan konsumen: untuk kulit halus dan lembut, freshness, parfume, untuk kulit putih, dsb. Secara rutin melakukan pembaruan, mulai dari produk, kemasan hingga variannya.
Value: Perbandingan antara harga dan jaminan kualitas Unilever sangat memadai. Bahkan, harga jual Lux cair dibandingkan merek sejenis dengan ukuran yang sama relatif lebih murah Rp 100-500/botol. Di antara puluhan produk sejenis, Lux cair memiliki identitas paling kuat. Lux cair menawarkan tak hanya manfaat emosional, tetapi juga manfaat fungsional. Lux cair juga tersedia dalam kemasan mini, ukuran 70 ml, cukup digunakan untuk 10-12 hari.
Persepsi: Dianggap konsisten dengan tidak mengubah positioning produk sebagai sabun kecantikan para bintang. Konsistensi ini membuat konsumen sangat percaya terhadap kualitas Lux cair. Dipersepsi positif sebagai sabun para bintang. Apalagi, ikonnya adalah bintang-bintang ternama Indonesia. Konsisten beriklan dan mengedukasi pasar. Misalnya, mengedukasi lewat iklan penggunaan shower puff dengan bintang Dian Sastrowardoyo: cukup menggunakan Lux cair satu sendok ukuran, dan jika kurang busanya, jangan ditambahkan sabunnya, tetapi tambahkan saja air ke puff-nya. Konsisten membangun citra dan promosi. Berdasarkan data Nielsen Media Research, belanja iklan Lux cair pada 2009 diperkirakan hampir Rp 60 miliar, sedangkan tahun lalu (2008) sebesar Rp 34,3 miliar.
Ekspektasi: Rutin mengontrol kepuasan pelanggan melalui riset pasar, sekaligus untuk mengetahui tren pasar. Berusaha mengetahui lebih dini apa keinginan dan kebutuhan pelanggan melalui insight research. Tradisi pemasaran Unilever sangat kuat, sehingga memudahkannya mengetahui dan mengontrol kadar kepuasan pelanggan. Melakukan jurus pemasaran 360 derajat, sehingga komunikasi yang terjalin dengan konsumen sangat baik.
SELAMAT BELAJAR KEJUJURAN MERUPAKAN BEKAL KESUKSESAN ANDA