MPS PENDEKATAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
DEFINISI PENELITIAN KUALITATIF KIRK& MILLER (1986): Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap tingkah laku manusia dalam ‘kawasannya/ dunianya sendiri’ dan berhubungan dengan orang-orang yang diteliti dalam ‘bahasa’ dan ‘istilah’ mereka sendiri. BOGDAN & TAYLOR (1975) Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
MODEL SIKLUS PENELITIAN WALLACE THEORIES LOGICAL DEDUCTION LOGICAL INDUCTION INF LOGIKA EMPIRICAL GENERALIZATION KEPUT. HIPOTESIS HYPOTHESA PENGUJIAN HIPOTESIS PERKIRAAN PARAMETER OPERATIONALIZATION + INSTRUMENT, SCALING, SAMPLING OBSERVATION
METODE PENELITIAN “KUANTITATIF” TIDAK SELAMANYA “TEPAT” UNTUK MENELITI SEMUA FAKTA SOSIAL, KARENA : Fakta sosial yang diteliti sangat kompleks dan pemahaman terhadap kompleksitas itu sendiri merupakan hal yang ingin diteliti Metode Penelitian Kuantitatif tidak dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami fakta sosial yang kompleks karena dalam penelitian kuantitatif, kompleksitas kehidupan sosial cenderung direduksi dalam bentuk variabel-variabel contoh:……..
DASAR TEORITIS PENELITIAN KUALITATIF PENDEKATAN FENOMENOLOGIS Mempelajari bagaimana kehidupan sosial ini berlangsung dan melihat tingkah laku manusia, yaitu apa yang dikatakan dan dilakukan, sebagai hasil dari bagaimana manusia ‘mendefinisikan’ dunianya. Berdasarkan pemikiran ini maka untuk mengerti sepenuhnya bagaimana kehidupan sosial tersebut berlangsung maka harus memahaminya dari sudut pandang pelaku itu sendiri.
Lanjutan PENDEKATAN FENOMENOLOGIS Penelitian Fenomenologi Berupaya ‘menangkap’ proses, interpretasi dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang-orang yang diteliti. Aspek ‘subyektif’ dari perilaku manusia dianggap sangat penting. Para Ahli: Edmund Husserl, Alfred Schultz, Max Weber “verstehen”
PENDEKATAN INTERAKSI SIMBOLIK Menekankan pentingnya ‘makna sosial’ (social meanings) dari perilaku manusia yang melekat pada dunia sekitarnya. Melihat bahwa tingkah laku manusia itu memiliki “social meanings” yang melekat pada dunia sekitar kehidupan manusia ‘KONSEP DIRI’ merupakan definisi yang diciptakan melalui interaksi dengan orang lain. Untuk mempelajari tingkah laku manusia perlu memahami sistem makna yang diacu oleh manusia yang dipelajarinya. contoh:…….. Para Ahli: C.H Cooley, G.H Mead, Herbert Blumer
Tiga premis (Blumer): Manusia bertindak terhadap sesuatu/orang berdasarkan bagaimana mereka memberi makna terhadap sesuatu/orang tersebut. ‘Makna’ merupakan produk social yang muncul dari interaksi ‘Social Actor’ (pelaku social) memberikan makna melalui proses interpretasi Penafsiran merupakan sesuatu yang esensial yang mempengaruhi ‘definisi sosial’ ‘Konsep diri’ merupakan definisi yang diciptakan melalui interaksi dengan orang lain
Prinsip-Prinsip interaksionisme simbolik Manusia, tidak seperti hewan rendah lainnya, diberkahi dengan kapasitas berakal Kapasitas untuk berpikir itu terbentuk karena interaksi sosial Di dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan simbol-simbol yang membuatnya dapat melakukan kapasitas berpikir sebagai manusia Arti dan simbol membuat manusia melakukan tindakan dan interaksi manusia secara berbeda
Lanjutan Prinsip-Prinsip interaksionisme simbolik Manusia mampu memperbarui atau mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan berinteraksi atas dasar interpretasi mereka terhadap keadaan Manusia dapat membuat modifikasi dan perubahan tersebut karena kemampuannya berinteraksi dengan dirinya sendiri, yang membuatnya dapat meneliti kemungkinan serangkaian tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif mereka, dan kemudian memilih salah satunya
PENDEKATAN BUDAYA Menekankan pentingnya system budaya dalam kehidupan masyarakat yang mencerminkan system makna masyarakat tersebut Untuk mempelajari tingkah laku manusia, di samping perlu mengamati tingkah laku itu sendiri, juga perlu melacak ‘makna’ di balik tingkah laku tersebut. Diperlukan penelitian mendalam ke ‘inner behaviour’ karena selalu ada system makna di balik setiap tingkah laku manusia. contoh:……..
CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF BERSIFAT INDUKTIF MELIHAT ‘SETTING SOSIAL’ DAN MANUSIA SEBAGAI SATU KESATUAN MEMAHAMI TINGKAH LAKU MANUSIA DARI SUDUT PANDANG MEREKA YANG DITELITI HUBUNGAN PENELITI DAN YANG DITELITI BERSIFAT INTERAKTIF DAN TIDAK DAPAT DIPISAHKAN PROSES PENELITIAN MERUPAKAN SUATU HAL YANG DIANGGAP PENTING, SELAIN HASIL PENELITIAN ITU SENDIRI. BERSIFAT HUMANISTIK
Ciri-Ciri lain penelitian kualitatif Penelitian naturalistik, yang mempelajari keadaan/situasi dunia-nyata seperti mereka membentangkan lipatannya Memahami tingkah laku manusia dari sudut pandang mereka. Bersifat induktif. Analisis induktif dimana evaluator dibenamkan ke dalam data yang detail dan khusus untuk mengetahui kategori penting Peneliti memulai dan mengembangkan permasalahan penelitian dari pengamatan dan data yang ada. Penelitian holistik, dimana seluruh fenomena yang dipelajari dipahami sebagai sebuah sistem yang kompleks yang lebih daripada jumlah bagiannya Melihat ‘SETTING’ DAN MANUSIA’ sebagai satu kesatuan.
Lanjutan Ciri-Ciri lain penelitian kualitatif Data kualitatif, terperinci, deskripsi tebal Hubungan peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif dan tidak bisa dipisahkan Kontak dan wawasan pribadi dimana peneliti dekat dengan orang, keadaan dan fenomena yang dipelajari Sistem dinamis dengan perhatian pada proses dan perubahan Proses penelitian merupakan suatu hal yang dianggap penting, selain hasil penelitianitu sendiri. Orientasi “kasus” unik, memperhatikan/ menerima “setiap kasus” adalah khusus dan unik
Lanjutan Ciri-Ciri lain penelitian kualitatif Sensitifitas konteks, “menempatkan penemuan dalam “sejarah sosial dan konteks temporal Empatetik “netralitas”, dengan peneliti secara sabar mencari pemahaman terhadap dunia, lebih dari obyektifitas atau subyektifitas sesaat yang menggali dibawah kredibilitas Fleksibilitas Disain, dengan evaluator terbuka untuk mengadopsi penelitian sebagai pemahaman mendalam. Bersifat Humanistik Berupaya memahami orang yang diteliti sebaik mungkin dan ikut mengalami apa yang dialami mereka dalam kehidupan sehari-hari
Tujuannya adalah memahami kehidupan sosial CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF Menurut SOTIRIOS SARANTAKOS (SOCIAL RESEARCH) Tujuannya adalah memahami kehidupan sosial Idiografik-menerangkan realitas sebagaimana adanya Bertujuan pada pembentukan teori Memakai metode subyektif Interpretatif-tertarik dengan bagaimana Historis-tertarik dengan kasus-kasus nyata Terbuka dan fleksibel dalam segala aspek Proses penelitian terpengaruh dengan informan/subyek/partisipan
Peneliti dekat dengan informan/subyek/partisipan Lanjutan CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF Menurut SOTIRIOS SARANTAKOS (SOCIAL RESEARCH) Peneliti dekat dengan informan/subyek/partisipan Menggunakan metode dinamis Memakai proses fleksibel Holistik-mempelajari keseluruhan unit Memakai sampel teoritikal Menempatkan prioritas pada kesamaan Memakai analisa data eksplikatif Mamakai tingkat pengukuran rendah Memakai metode induktif
PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF-KUANTITATIF PENELITIAN KUANTITATIF SIFAT REALITAS SOSIAL GANDA, HOLISTIK, HASIL KONSTRUKSI PEMIKIRAN TUNGGAL, KONKRET TERAMATI, DAPAT DIFRAGMENTASI PRINSIP DASAR PENELITIAN DESKRIPSI FENOMENA UNTUK MELAHIRKAN HIPOTESIS / TEORI DESKRIPSI FENOMENA DENGAN LATAR TERKENDALI UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS / TEORI CARA PANDANG TERHADAP REALITAS SOS MENURUT PANDANGAN & DEFINISI MEREKA YANG DITELITI MENURUT PANDANGAN &DEFINISI PENELITI GENERALISASI BEBAS IKATAN KONTEKS DAN WAKTU HANYA MUNGKIN DALAM IKATAN KONTEKS DAN WAKTU PENELITI-DITELITI INTERAKTIF, TAK TERPISAHKAN INDEPENDEN, DAPAT DIPISAHKAN
RELIABILITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF Dalam penelitian kualitatif yang dipentingkan adalah ketepatan dan kecukupan data Reliabilitas dilihat dari : Kesesuaian antara apa yang dicatat sebagai ‘data’ dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, bukan pada ‘ketaat-asasan’ di antara beberapa hasil pengamatan
PENELITIAN KUALITATIF MEMENUHI PROSEDUR PENELITIAN ILMIAH (1) Induktif (2) Tidak dapat digeneralisir 1. Penelitian kualitatif memiliki ‘hipotesis kerja’ yang dirumuskan pada saat pengumpulan data dan terus menerus disempurnakan 2. Hasil penelitian kualitatif dapat digunakan untuk generalisasi tidak hanya pada latar substantif yang sama tetapi juga pada latar substansi lainnya (‘grounded research’)