Oleh : Valentin Quanti s. 69080086 Ringkas Buku Bab 10 “FLOOR TIME II” Oleh : Valentin Quanti s. 69080086
Komunikasi Melalui interaksi tatap muka Pembelajaran ini untuk anak-anak yang mengalami keterlambatan reseptif dan ekspresif yang menyebabkan anak tidak mengerti atau tidak menanggapi dengan kata-kata ataupun gerak-isyarat yang sesuai, walaupun dia mendengarnya. ☺Ekspresi wajah adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi yang mendasar. ☺ Anak-anak dapat lebih cepat menyerap pembelajaran dengan melihat kepada ekspresi muka kita. ☺Ciptakan komunikasi dengan anak tanpa percakapan dengan cara : 1. selalu bermain dengan anak dengan saling menatap muka, sehingga memungkinkan baginya untuk menatap muka orang tuanya. 2. usahakan seekspresif mungkin-bahkan buatlah berlebihan , agar anak terdorong menjadi hidup pula. Tambahkan beberapa suara seperti ‘o-ow”,“wah”, dan sebagainya.
Contoh –contoh ekspresi
Anak pasti menanggapi ekspresi orang tuanya Anak pasti menanggapi ekspresi orang tuanya. Walau pada awalnya terlihat tidak perduli, lama-kelamaan dia akan menanggapi ekspresi kita Tugas orang tua adalah untuk menemukan suatu perilaku, sekecil apapun perilaku mereka sebagai tanggapan terhadap ekspresi kita.
Komunikasi gerak isyarat yang kompleks: meningkatkan jumlah siklus yang bisa ditutup anak Bangun komunikasi gerak-isyarat yang sederhana dengan anak. Bila anak sudah merespon dengan senyum, menatap atau bahkan memalingkan wajah, maka ia sudah membangun komunikasi dengan kita. Bila kita sudah bisa membuat komunikasi gerak-isyarat yang sederhana dengan anak, selanjutnya kita bisa memperpanjang komunikasi dengan mereka dengan cara : a. Tarik minatnya melalui hal-hal yang disukainya b. Bergabung dalam kegiatannya sambil sesekali memperkenalkan kegiatan yang baru c. Ikuti arahannya d. Bila perlu, ganggu dia dengan bergurau untuk menciptakan interaksi.
Membangun interaksi berdasarkan minat alami dan maksudnya Bergabunglah dalam permainan dengan anak, apapun bentuk permainan itu. Perbanyak waktu dan cara agar dia selalu meresponi permainan bersamanya, dengan cara menanggapi setiap responnya, menggoda dan atau bahkan mengganggunya. Kumpulkan mainan-mainan kecil yang memikat minat mereka seperti lonceng, marakas, tongkat sihir, kitiran, kelereng, dan lain sebagainya. Ini adalah mainan-mainan kesukaan anak yang siap mengajak mereka berinteraksi. Tanggapi minatnya dengan menyarakan lagi, mengambilkan benda yang disukai atau meletakkan mainan di mulut kita untuk memancing tanggapan lainnya. Dalam tahap ini, kita mengajak anak untuk bercakap-cakap.
Membangun interaksi berdasarkan perilaku kesukaannya Jangan abaikan perilaku anak yang tampak tidak bermakna sebagai landasan untk berinteraksi. Mungkin gerakan-gerakan kita adalah gerakan yang biasa dan terus-menerus, namun percayalah bahwa itu akan sangat membangun interaksi dengannya. Ingatlah bahwa tugas kita adalah untuk menjalin interaksi, jadi tanggapilah setiap apa yang dia lakukan melalui gerakan komunikatif dan ekspresi wajah. Kita bisa juga mningkatkan kerumitan perilaku interaksi kita dengan anak. Contoh: pada waktu bermain mobil-mobilan, halangilah dengan mobil-mobilan lain, ciptakan unsur-unsur yang belum sempurna tanpa perlu membicarakannya.
SEMUA SENSORI DAN MODALITAS PEMROSESAN Gunakan semua sensori dan modalitas pemrosesan, seperti petunjuk auditori dan visual untuk membantu anak memroses berbagai rangsang auditorial dan visual. Perkenalkan krim cukur, play dough, pasir basah, pasir kering, kacang-kacangan, beras dan lainnya untuk menunjang pengenalan sensori. Rangsang anak melalui lagu, gerak tangan isyarat untuk membantunya berlatih perencanaan motoriknya
GUNAKAN SAAT-SAAT KETIKA MOTIVASI SEDANG TINGGI Saat terbaik manusia belajar adalah saat dia dalam keadaan termotivasi. Maka lakukan sebanyak mungkin reaksi terhadap apa yang dilakukannya. Gunakan seluruh tubuh kita untuk menjalin komunikasi yang efektif dan efisien terhadap anak, contoh : berlari, melompat, menggeliat, kejar-kejaran, petak umpet, gunakan intonasi, tebal dan tipis suara kita untuk berkomunikasi dengannya.
Teknis-teknis memberi gangguan dengan bergurau 1. sengaja menyalah artikan aturannya dengan tujuan mempertahankan interaksi yang sedang berlangsung 2. menjadi penghalang antara ia dengan sesuatu yang diinginkannya 3. menciptakan situasi di mana ia harus menghadapi orang dewasa untuk memperoleh apa yang diinginkannya, namun tetap dalam suasana bergurau. Dalam hal ini, para orang tua diharuskan menciptakan situasi yang membuat anak tertarik, meninggalkan ritualnya dan bereaksi terhadap rangsangan kita. Bermacam cara dapat digunakan agar menjalin interaksi antara orang tua dengan anak.
Pentingnya bermain bersama teman-teman Mulailah dengan mengajaknya bermain ke rumah tetangga seminggu sekali. Jika anak mulai berteriak-teriak, mengobrak-abrik mainan, menimbulkan teriakan-teriakan protes atau penarikan diri yang nyata, orang tua bisa membantu dengan berperan sebagai penengah atau perantara. Gunakan seluruh strategi untuk mengajaknya bermain, untuk melibatkannya dengan temannya.
Pada saat menggunakan alat auditori, tetap gunakan kata-kata. Menyesuaikan floor time dengan kebutuhan anak bila anak mengalami gangguan pemrosesan auditori Gangguan pemrosesan mungkin membuatnya sulit memahami perintah kita, jadi bantulah dengan sekaligus memberi instruksi visual. Contoh : menggunakan film, gambar, foto dan lainnya. Pada saat menggunakan alat auditori, tetap gunakan kata-kata. Perangkat lain adalah menggunakan gerak-isyarat yang terbatas Gunakan sentuhan sebagai alat untuk berkomunikasi Berbicaralah padanya melalui gerak-isyarat, jangan hanya melalui kata-kata saja. Tekankan kehangatan pada umpan balik anak
Bila anak mengalami gangguan pemrosesan visual-spatial Manfaatkan suara kita Pertahankan selalu kontak suara kita Bergeraklah lambat-lambat Mintalah seseorang untuk membantu mencari suara anda jika ia mulai kehilangan jejak suara kita
BILA ANAK ALAMI GANGGUAN PEMROSESAN AUDITORi DAN VISUAL Gangguan motorik dapat menyebabkan pelipatgandaan kesulitan anak dalam membentuk peta internal mengenai dunianya. Maka anak harus mengoordinasikan gerakan motorik dengan persepsi visualnya. Perbanyak penggunaan suara dan gerak isyarat untuk memperkarsai dirinya. Bangun kosa kata gerak-isyarat ---catat tiap gerakan yang disukainya. Ambil itu sebagai isyarat niat dengan meniru dan menekankannya. Hal ini membangunkan kesadaran bahwa dia memiliki kendali atas dunianya. Beri anak berbagai pilihan. Dalam arti : jangan hanya memberi sereal, tapi tunjukkan beberapa macam makanan dan biarkan dia yang ambil.
Bila anak mengalami gangguan motorik Anak harus mengkoordinasikan gerakan motorik dengan persepsi visualnya. Kita harus bekerja dengannya dalam jarak yang dekat dengan menggunakan gerakan yang sederhana yang bisa dilakukan berulang kali. Bekerja dengan posisi yang membuatnya merasa nyaman. Beberapa cara memenuhi tugas kita sebagai pembimbingnya: a. bangunkan kosa kata gerak isyarat b. beri pilihan kepada anak c. berilah tanggapan segera kepada gerak isyarat anak d. berusaha sangat peka terhadap keadaan emosi anak e. pertimbangkan niat anak