OLEH : HANIK ENDANG N, SKep, Ns TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ( TAK ) OLEH : HANIK ENDANG N, SKep, Ns
Individu =makhluk sosial PERLU HIDUP BERKELOMPOK UNTUK BELAJAR, MENCARI PENGALAMAN
KLIEN DENGAN MASALAH GANGGUAN JIWA ind Perlu pembelajaran dalam berkelompok sehingga mampu untuk belajar mengimplementasikan tindakan yang destruktif menjadi konstruktif INGAT KOMPONEN-KOMPONEN KELOMPOK
PENGERTIAN Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang llain, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama (Stuart and Sundeen, 1991).
TUJUAN KELOMPOK membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive (Keliat, B.A., 2004)
FUNGSI KELOMPOK Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman Saling membantu satu sama lain Merupakan proses menerima umpan balik dan penyelesaian masalah
KOMPONEN KELOMPOK Struktur kelompok Besar Kelompok Lamanya sesi Komunikasi Peran Kelompok Kekuatan kelompok Norma kelompok Kekohesifan
Struktur kelompok Struktur akan menjaga stabilitas kelompok dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur ini akan diatur oleh pemimpin dan anggota kelompok. Komunikasi akan dipandu oleh pemimpin, sementara keputusan diambil secara bersama dengan anggota kelompok.
Besar Kelompok Jumlah anggota akan sangat mempengaruhi jalannnya proses didalam kelompok. Jumlah yang ideal untuk kelompok kecil adalah 5- 12 orang, hal ini mengakomodir sejumlah pendapat para pakar seperti Rawlin, William dan beck (1993) adalah 5 – 10 orang, Lancester ( 1980) adalah 10-12 orang dan Stuart dan Laraia (2001) adalah 7 -10 orang. Keuntungan bila jumlah anggota kelompok tidak terlalu besar yaitu seluruh anggota kelompok mendapat kesempatan untuk mengungkapkan pendapat, pengalaman dan perasaannya. Akan tetapi bila jumlahnya sangat sedikit hal itu juga menyebabkan tidak variatifnya informasi dan interaksi yang terjadi didalam kelompok.
Lamanya sesi Waktu yang efektif untuk satu sesi adalah 20 – 40 menit bagi fungsi kelompok rendah dan 60 – 120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia, 2001). Satu sesi terdiri dari tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi. Banyaknya sesi tergantung dari tujuan kelompok dan dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
Komunikasi Seorang pemimpin dalam kelompok bertugas mengamati dan menganalisa pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Elemen yang harus diamati, menurut Stuart & Laraia (2001), yaitu komunikasi itu sendiri, setting duduk, tema yang diekspresikan, frekuensi komunikasi, kemampuan anggota dan proses penyelesaian masalah. Dalam proses ini, pemimpin berperan dalam memberikan umpan balik sehingga setiap anggota menyadari adanya dinamika dalam proses interaksi didalam kelompok.
Peran Kelompok Terdapat tiga peran dan fungsi kelompok yang akan ditampakkan oleh setiap anggota dalam kerja kelompok, yaitu : Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan fungsi kelompok yang meliputi pendorong, penyelaras, pemusyawarah, penjaga, pengikut, pembuat peraturan dan penyelesai masalah. Task roles, yaitu focus pada penyelesaian tugas yang meliputi pemimpin, penanya, fasilitator, penyimpul, evaluator dan pemberi inisiatif. Individual roles, yaitu orientasi pada diri sendiri dan distraksi pada kelompok yang meliputi korban, monopoli, seducer, diam, tukang komplain, negative dan moralis. Terdapat tiga peran dan fungsi kelompok yang akan ditampakkan oleh setiap anggota dalam kerja kelompok, yaitu :
Kekuatan kelompok Kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi jalannya kegiatan kelompok. Untuk itu akan dapat dikaji siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan dikelompok sehingga dapat ditetapkan kekuatan suatu kelompok.
Norma kelompok Norma adalah suatu standar perilaku didalam kelompok yang diharapkan timbul dalam perilaku anggota kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman terhadap norma akan mempengaruhi komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku dengan norma akan diterima sedangkan ketidaksesuaian akan ditolak oleh anggota kelompok.
Kekohesifan Kekohesifan merupakan kekuatan anggota kelompok dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan. Hal ini sangat penting karena ketertarikan dan kepuasan terhadap kelompok akan membuat anggota mempertahankan kelompoknya. Untuk itu seorang pemimpin harus jeli menganalisa hal hal yang dapat memperkuat kekohesifan kelompok.
TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK Fase Pra-Kelompok Fase Awal Kelompok Fase Kerja Kelompok Fase Terminasi Kelompok.
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan mengubah perilaku klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Menurut Wilson dan Kneisel (1992). TAK adalah manual, rekreasi dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon social dan harga diri.
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK Terapi Aktifitas Kelompok ( TAK ) adalah aktifitas membantu anggotanya untuk mengatasi identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang adaptif ( Stuart & Studeen , 1998 )
JENIS-JENIS TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) TAK STIMULASI SENSORI TAK ORIENTASI REALITAS TAK SOSIALISASI TAK STIMULASI PERSEPSI
TAK STIMULASI SENSORI Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensoris klien. Kemudian diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi/perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah (respon non-verbal). Biasanya klien yang tidak mau berkomunikasi secara verbal akan terangsang sensoris emosi dan perasaannya melalui aktifitas tertentu Aktivitas berupa : 1.TAK Stimulasi sensori suara: Mendengar musik 2.TAK Stimulasi sensori menggambar 3.TAK Stimulasi sensori menonton TV/Video
TAK ORIENTASI REALITAS Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien, lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien dan waktu saat ini dan masa yang lalu. Aktivitas berupa : Sessi I : Pengenalan orang Sessi II : Pengenalan tempat Sessi III : Pengenalan waktu
TAK SOSIALISASI Klien dibantu untuk melakukan soaialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.
Lanjutan……. Aktifitas yang diberikan: Sessi I : Menyebutkan jati diri Sessi II : Mengenali jati diri anggota kelompok Sessi III : Bercakap-cakap dengan anggota kelompok Sessi IV : Menyampaikan dan membicarakan topik percakapan Sessi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain Sessi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok Sessi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan
TAK STIMULASI PERSEPSI Klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sessi. Dalam proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Aktifitas yang diberikan Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari a. Tak stimulasi persepsi : Menonton TV b. Tak stimulasi persepsi : Membaca majalah/ koran/ artikel c. Tak stimulasi persepsi : Gambar
Lanjutan…… Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan A.Tak stimulasi persepsi : Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan b. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik c. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi asertif d. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat e. Tak stimulasi persepsi : Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah
Lanjutan….. Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan. Aktivitas yang diberikan : a. Tak stimulasi persepsi : Mengenal halusinasi b. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi dengan menghardik c. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi dengan menyusun jadwal kegiatan d. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap e. Tak stimulasi persepsi : Mengontrol halusinasi dengan minum obat yang benar
Lanjutan….. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah Aktivitas yang diberikan : a. Tak stimulasi persepsi : Identifikasi hal positif pada diri b. Tak stimulasi persepsi : Melatih positif pada diri
PENGORGANISASIAN KELOMPOK Pimpinan Kelompok (Leader) Co Leader Fasilitator Observer
Pimpinan Kelompok (Leader) Tugasnya : Menyusun rencana aktifitas kelompok (proposal) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat dan memberikan umpan balik Sebagai “role model” Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.
Co Leader Tugasnya : Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
Fasilitator Tugasnya : Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi anggota Memfokuskan kegiatan Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
Observer Tugasnya : Mengobservasi semua respon klien Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien Memberikan umpan balik pada kelompok
PROGRAM ANTISIPASI MASALAH DALAM TAK Masalah yang mungkin timbul dalam TAK antara lain : Adanya Sub Kelompok Keterbukaan yang kurang Resistensi baik individu atau kelompok Adanya anggota kelompok yang DO Penambahan anggota baru
Lanjutan….. Cara mengatasi masalah ini tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktifitas tersebut. Program antisipasi masalah merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat emergensi dalam terapi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan TAK. Misal : Klien meninggalkan permainan Intervensi : Panggil nama klien, Tanyakan mengapa meninggalkan tempat dan beri penjelasan
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (CONTOH): A. Pengertian B. Tujuan C. Karakteristik Klien D. Masalah Keperawatan E. Kriteria Evaluasi F. Pengorganisasian TAK Terapis Peran dan fungsi: Leader Co- leader Observer Fasilitator Seleksi klien Nama klien yang ikut Waktu Tempat Alat- alat G. Proses TAK Fase Orientasi Fase Kerja Fase Terminasi H. Antisipasi Masalah
PELAKSANAAN TAK
PELAKSANAAN TAK
PELAKSANAAN TAK
KENAPA TAK ? ……. EFEKTIF 3 in 1 Semua kompetensi dapat terlihat : Role masing-masing mahasiswa Komunikasi terapeutik klien/ mhs Kemampuan untuk melakukan intervensi pada klien / modifikasi Kemampuan soft sklill mahasiswa dapat terlihat ( inovasi, tanggap, serta mampu untuk memutuskan msl/ peran sebagai perawat profesional )
Role masing2 mahasiswa
KKKKe Peran sebagai leader, co leader, fasilitator, evaluator akan terlihat mereka dalam kerjasama dalam team
Komunikasi terapeutik
Memberi support kepada klien dengan cara komunikasi yang terapeutik
Melakukan intervensi modifikasi
Antisipasi masalah jika klien keluar dari TAK sebelum Permainan berakhir
Inovasi agar klien tidak bosan Soft skill Inovasi agar klien tidak bosan
Mengembangkan kemampuan klien untuk bekerja kelompok
Tanggap dan interaksi yang baik terhadap apa yang dibutuhkan klien
Kemampuan untuk memecahkan masalah
selamat mencoba