SISTEM BERLADANG BERPINDAH (shifting cultivation) DISEBUT JUGA SISTEM TEBAS/TEBANG BAKAR DIPRAKTEKKAN HAMPIR SEMUA PULAU DI INDONESIA, DENGAN PERKECUALIAN PULAU JAWA DI APO KAYAN (KALTIM), HAMPIR SEMUA HUTAN YANG DITEBAS UNTUK PERTANIAN ADALAH HUTAN SEKUNDER, MASA BERA BERKISAR ANTARA 10 SAMPAI 30 TAHUN PARA PETANI BERKEYAKINAN BAHWA MASA BERA HARUS CUKUP PANJANG UNTUK MENGURANGI TANAMAN PENGGANGGU DAN UNTUK MENCEGAH DEGRADASI JANGKA PENDEK HUTAN MENJADI SEMAK BELUKAR
DI LONG SEGAR (KALTIM) PARA PELADANG BERPINDAH LEBIH BANYAK MENEBANG HUTAN PRIMER DARI PADA HUTAN SEKUNDER UNTUK LADANGNYA MASYARAKAT LONG SEGAR MENANAM PADI, DAN MEREKA DENGAN MUDAH MENJUAL KELEBIHANNYA MELALUI KAPAL-KAPAL PEDAGANG ATAU DI PASAR LOKAL ADANYA GERGAJI MESIN DI LONG SEGAR, MENJADIKAN LUAS LAHAN HUTAN YANG DIBUKA DAN DIOLAH 33%>DARIPADA DI APO KAYAN LUAS LAHAN YANG DIOLAH PADA TAHUN 1979-1980 ADALAH KIRA-KIRA 400 HA, 82% DIANTARANYA BERASAL DARI HUTAN PRIMER KARENA PASAR, TEKNOLOGI, DAN TEKANAN PENDUDUK, DAUR PERTANIAN BERLADANG BERPINDAH INI MAKIN LAMA MAKIN PENDEK. HAL INI, KARENA PEMULIHAN DARI LADANG KEMBALI MENJADI HUTAN SANGAT LAMBAT, MAKA DAUR YANG MAKIN PENDEK MEMBAWA BAHAYA KERUSAKAN LAHAN.
TEMUAN COLFER (1982): BERLADANG BERPINDAH DAPAT BERKEMBANG PADA SITUASI LAHAN LUAS DAN KEKURANGAN TENAGA KERJA, DIMANA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA LEBIH PENTING DIBANDINGKAN PRODUKTIVITAS LAHAN ITU SENDIRI UNTUK BERTANI MENETAP PADA LAHAN LADANG, SANGAT BERESIKO TINGGI. SISTEM YANG BERGANTUNG PADA TANAMAN PANGAN SAJA AKAN KURANG STABIL DISEBABKAN KARENA KEKERINGAN, LAHAN BANJIR, HAMA DAN PENYAKIT. WALAUPUN DEMIKIAN, MEREKA DAPAT BERADAPTASI DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS SISTEM
TEMUAN COLFER LAINNYA: MEREKA BIASANYA AKAN SANGAT FLEKSIBEL DAN MUDAH UNTUK MENERAPKAN VARIETAS TANAMAN BARU, KB, UANG, MESIN PENGGILING BERAS, MOTOR TEMPEL, GERGAJI MESIN DAN GEROBAK LAHAN BEKAS TEBANGAN HUTAN SEKUNDER TUA BERPRODUKSI LEBIH TINGGI DIBANDING LAHAN DARI JENIS HUTAN LAINNYA (HUTAN PRIMER, HUTAN SEKUNDER BARU, DAN LAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK LADANG PADI PADA TAHUN SEBELUMNYA).
Lihat Gambar 2
SISTEM BERA YANG DISEMPURNAKAN (improved fallows) SALAH SATU ALTERNATIF UNTUK MENGENDALIKAN KEBIASAAN-KEBIASAAN BERLADANG BERPINDAH YANG MERUSAK, DAN MENGEMBANGKAN SISTEM PERTANIAN LAHAN KERING YANG BERKELANJUTAN. LAHAN-LAHAN YANG DITINGGALKAN DITANAMI DENGAN TANAMAN PENUTUP TANAH YANG TUMBUH CEPAT, SEPERTI TANAMAN Pueraria javanica, UNTUK MEMULIHKAN KESUBURAN TANAH DAN SEBAGAI TANAMAN PERDAGANGAN BERUMUR PANJANG.
Lanjutan sistem bera yang disempurnakan TANAMAN PANGAN DAPAT DITANAM LAGI SETELAH 3 – 4 TAHUN, HAL INI MENUNJUKKAN SUATU MASA BERA YANG JAUH LEBIH SINGKAT DARI YANG SECARA TRADISIONAL DIIKUTI. POLA TANAM YANG DIPERBAHARUI INI AKAN MENGHASILKAN PADI DAN UBI KAYU DALAM WAKTU SINGKAT, JAHE DAN KACANG TANAH DALAM MASA PENDEK, SERTA MELINJO DALAM JANGKA PANJANG.
Trees and Shrubs for Soil Improvement Prioritas 1: Acacia auriculiformis Acacia mearnsii Faidherbia (syn. Acacia) albida Flemingia macrophylla Leucaena leucocephala Paraserianthes falcataria Prioritas 2: Acacia mangium Calliandra calothyrsus Glericidia sepium Albizia lebbeck Sesbania grandiflora
BUDIDAYA LORONG (alley cropping) TEKNOLOGI INI TELAH DIKEMBANGKAN SEJAK TAHUN 1980-AN DALAM PROGRAM-PROGRAM PERTANIAN LAHAN KERING DI DAERAH NUSA TENGGARA. TEKNOLOGI INI TERDIRI DARI PENANAMAN LARIKAN PADA GARIS-GARIS KONTUR DENGAN JENIS-JENIS LEGUMINOSA. SEBELUM TAHUN 1986, JENIS-JENIS TANAMAN UTAMA: LAMTORO GUNG, TETAPI SETELAH TERJADI SERANGAN KUTU LONCAT, YANG DIGUNAKAN TANAMAN GAMAL DAN KALIANDRA MERAH.
Lanjutan budidaya lorong LARIKAN-LARIKAN DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERBAIKI KONSERVASI TANAH DAN AIR. DIANTARA LARIKAN-LARIKAN DITANAM TANAMAN SEMUSIM, TANAMAN UMUR PANJANG, DAN RERUMPUTAN. KEUNTUNGAN: MENGURANGI ALIRAN AIR PERMUKAAN DAN EROSI, MENGURANGI KEHILANGAN UNSUR HARA, MEMPERCEPAT PENGOLAHAN TANAH APABILA MENGGUNAKAN TENAGA TERNAK ATAU TRAKTOR, KARENA BERGERAK PADA KETINGGIAN YANG TETAP. KELEMAHAN: PENENTUAN GARIS KONTUR YANG KURANG TEPAT DAPAT MEMPERBESAR RESIKO TERJADI EROSI, PERLU KETERAMPILAN KHUSUS UNTUK MENENTUKAN KONTUR, MEMBUTUHKAN PENGERAHAN TENAGA KERJA YANG CUKUP INTENSIF