Bersumber dari: l&id_online=927 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENJELASAN TATA CARA SHALAT Bagian 2/13
Advertisements

TATA CARA BERDIRI, NIAT & TAKBIRATUL IHRAM
Bai’at Bid’ah di Kalangan Hizbiyyah
Bersumber dari: l&id_online=922 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah.
MEMBACA FATIHAH dan AYAT / SURAH
Microsoft PowerPoint By
HUKUM MERAYAKAN “valentine day’s”
Microsoft PowerPoint By
Bersumber dari: l&id_online=919 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Redaksi Sakinah Majalah.
HADITS KEDUAPULUH TUJUH
Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ
Tanya Jawab Seputar Haidh
Jurusan Tarbiyah PAI 08.T Yanti Mulyanti.
PENJELASAN TATA CARA SHALAT Bagian 9/13
TATA CARA DUDUK DUA SUJUD
Persatuan adalah Rahmat, Perpecahan adalah Adzab
Cara Sholat Rasulullah SAW (Sifat Sholat Rasul) ISLAM
PENJELASAN TATA CARA SHALAT Bagian 12/13
KAMA SUTRA DALAM PANDANGAN ISLAM
BEBERAPA PERMASALAHAN FIQIH
Kapan Bai’at Dianggap Sah?
HADITS KEDUAPULUH DUA.
Bersumber dari: 4 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ.
Janji Setia Seorang Muslim
URGENSI ILMU.
SUAMI DAN ISTERI MANDI BERSAMA
HADITS KEtigapuluh sembilan
Bersumber dari: Penulis : Al-Ustadzah Ummu 'Abdirrahman Bintu 'Imran Microsoft PowerPoint By.
Oleh : Abu Hasan Budi Aribowo
Bersumber dari: l&id_online=928 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah.
HADITS KEDUAPULUH LIMA
Siapakah yang Wajib Dibai’at
IJMA’ SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
TAKWA.
Bersumber dari: l&id_online=930 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah.
MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
Beriman kepada rasul allah
Etimologi  Kata takwa ( التَّقْوَى ) berasal dari kata kerja ( وَقَى ) artinya menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung.
Kajian Mengenai Perpecahan dan Firqoh-firqoh dalam Islam
BAB 5 K e r u k u n a n Antar Umat Beragama.
HADITS KEDUAPULUH SATU
TAQWA KEPADA ALLAH Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
BAB 3 AKHLAK PENGERTIAN AKHLAK AKHLAK KEPADA ALLAH SWT
PARTISIPASI USTAZD/KHOTIB DALAM MENSUKSESKAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI MANDAILING NATAL TAHUN 2015 OLEH : AGUS SALAM NASUTION, S.H.I (KETUA KPU.
KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2011
HUKUM WAKAF.
I’tikaf dan Lailatul Qadar
AGAMA ISLAM.
فَضَائِلُ الدَّعْوَةِ
Inilah Kunci Surga Surga, dengan segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan terlintas dalam hati manusia, memiliki.
Start. start “Mohonlah kepada Allah kesehatan “Mohonlah kepada Allah kesehatan. Sesungguhnya karunia yang lebih baik sesudah keimanan adalah kesehatan”
Ikhlas dan Pengaruhnya dalam Amal
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
MEDIA PENDIDIKAN Disusun oleh : NUR AMIN : KLS : D/4
Hutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dimana pengembalian di kemudian hari dengan jumlah yang sama sesuai.
Cinta yang membawa ke surga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kaidah – kaidah dalil asma’ wa sifat
ZAKAT FITRAH.
MENYALATKAN JENAZAH KELOMPOK 7.
ZAKAT FITRAH.
HIDUP TERASA LEBIH INDAH JIKA KITA BERSYUKUR
ALIRAN SESAT CIRI-CIRI DAN CARA-CARA MENGHINDARINYA
TAAT PADA ATURAN TAAT PADA ATURAN. QS. An – Nisa’ 4 : 59 Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara.
Cinta yang membawa ke surga
HUKUM WAKAF.
Cinta yang membawa ke surga
AL QUR’AN SOLUSI SEMUA PROBLEMA
TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu.
PUNCA UTAMA PENYELEWENGAN DALAM TAFSIR
Transcript presentasi:

Bersumber dari: l&id_online=927 Microsoft PowerPoint By malcomahsan&JuRaiZ Penulis : Al-Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal

1 Apabila seorang muslim telah berbai’at kepada pemimpin yang sah, maka konsekuensi dari bai’at tersebut adalah: 1) Mendengar dan taat Telah kami sebutkan sebagian dalil tentang kewajiban taat kepada pemimpin yang sah. Namun ada beberapa keadaan di mana seseorang tidak wajib untuk menaati pemimpin. Di antaranya: a) Apabila pemimpin memerintahkan kepada maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ “Sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam perkara yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 6726, Muslim no. 1840, dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu)

2 Dalam riwayat Muslim dengan lafadz: لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ، إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ “Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah, ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf.” Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam: السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ حَقٌّ مَا لَمْ يُؤْمَرْ بِالْمَعْصِيَةِ، فَإِذَا أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ “Mendengar dan taat adalah benar selama tidak diperintah melakukan kemaksiatan. Jika diperintahkan untuk melakukan kemaksiatan maka tidak boleh mendengar dan taat.” (HR. Al- Bukhari no. 2796, Muslim no. 1839, dari sahabat Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma) b) Di luar batas kemampuan. Sebagaimana perkataan Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Adalah kami jika berbai’at kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan taat, beliau berkata kepada kami: ‘Sesuai kemampuan kalian’.” (HR. Al-Bukhari no. 6776)

3 c) Jika terlihat kekufuran yang nyata dan jelas dari pemimpin tersebut. Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu berkata: بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةً عَلَيْنَا وَأَنْ لَا نُنَازِعَ الْأَمْرَ أَهْلَهُ إِلَّا أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيْهِ بُرْهَانٌ “(Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) membai’at kami agar senantiasa mendengar dan taat baik di saat kami semangat ataupun terpaksa, sulit ataupun mudah, serta tatkala mereka merampas hak-hak kami, dan agar kami tidak melepaskan ketaatan kepadanya kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata yang kalian memiliki hujjah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tentangnya.” (HR. Al-Bukhari no. 6647, Muslim no. 1709) Hadits ini dengan tegas menunjukkan bahwa selama imam adalah seorang muslim, maka wajib taat kepadanya meskipun dia fasiq dan zalim. Di sinilah letak ketergelinciran kaum Khawarij, yang terlalu mudah memvonis kafir terhadap penguasa yang zalim, dengan sebab berhukum dengan selain apa yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa melihat rincian permasalahannya.

4 2) Mendoakan kebaikan untuk penguasa Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullahu berkata, “Jikalau sekiranya aku memiliki doa yang dikabulkan maka aku tidak memberikannya kecuali kepada imam (penguasa).” Ada yang bertanya kepadanya, “Mengapa demikian, wahai Abu Ali (kunyah Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullahu, red.)?” Beliau menjawab, “Mengapa aku tidak menjadikannya untuk diriku? (Karena) maslahatnya tidak melampaui diriku. Namun jika aku menjadikannya untuk imam, maka kebaikan seorang imam adalah kebaikan bagi para hamba (masyarakat) dan negeri.” (Hilyatul Auliya’, Abu Nu’aim, 8/91) Al-Barbahari rahimahullahu mengatakan, “Jika engkau melihat seseorang mendoakan kejelekan untuk penguasa maka ketahuilah bahwa dia seorang pengikut hawa nafsu. Jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan untuk penguasa maka ketahuilah bahwa dia Ahlus Sunnah.” (Syarhus Sunnah, Al- Hasan bin ‘Ali Al-Barbahari, hal. 212, bersama Irsyadus Sari, Asy-Syaikh Ahmad An-Najmi rahimahullahu)

5 Al-’Allamah An-Najmi rahimahullahu berkata menjelaskan ucapan Al-Barbahari tersebut: “Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati Al-Imam Al-Barbahari. Ini adalah tanda yang jelas bagi kaum hizbiyyun, bahwa mereka mendoakan kejelekan untuk penguasa dan tidak mendoakan kebaikan.” (Irsyadus Sari, An-Najmi, hal. 212) Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu berkata: “Mendoakan kebaikan untuk penguasa termasuk pendekatan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling utama dan bentuk ketaatan yang paling afdhal.” (Muraja’at fi Fiqhil Waqi’ As-Siyasi wal Fikri, Asy-Syaikh Ibnu Baz hal. 30. Lihat kitab Ittikhadzul Qur’an Al-Karim Asasan, Shalih As-Sadlan hal. 45, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

6 3) Menasihati penguasa dengan cara yang hikmah Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullahu berkata: مِنْ مُقْتَضَى الْبَيْعَةِ النُّصْحُ لِوَلِيِّ الْأَمْرِ، وَمِنَ النُّصْحِ الدُّعَاءُ لَهُ بِالتَّوْفِيقِ وَالْهِدَايَةِ وَصَلَاحِ النِّيَّةِ وَالْعَمَلِ وَصَلَاحِ الْبِطَانَةِ “Di antara konsekuensi bai’at adalah menasihati waliyyul amri. Di antara bentuk nasihat adalah mendoakan kebaikan untuknya agar diberi taufik, hidayah, keshalihan niat dan amal, serta mendapatkan sahabat yang shalih.” (Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibn Baz, 8/390, Al-Maktabah Asy- Syamilah)

7 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِسُلْطَانٍ بِأَمْرٍ فَلَا يُبْدِ لَهُ عَلَانِيَةً وَلَكِنْ لِيَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوَ بِهِ فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ، وَإِلَّا كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ لَهُ “Barangsiapa ingin menasihati penguasa tentang satu hal, maka jangan dia menampakkannya secara terang-terangan. Hendaknya dia mengambil tangannya dan berduaan dengannya. Jika dia menerima maka itulah yang diinginkan. Jika tidak, maka dia telah menunaikan kewajibannya.” (HR. Ahmad 3/403, Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah, 2/522, dari sahabat ‘Iyadh bin Ghunm radhiyallahu ‘anhu)

Download PowerPoint Lain nya di Sumber Artikel ini bisa di lihat di l&id_online=931http://mysalafy.wordpress.com l&id_online=931