GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
PENGERTIAN GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL merupakan suatu hubungan interpersonal yg tjd akibat adanya kepribadian yg tdk fleksibel yg menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan sosial
RENTANG RESPON SOSIAL Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan org lain dan lingkungan sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari2.
Manusia tdk akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada hubungan dg lingk. Sosialnya. Hub.dg orla dan lingk. Sosialnya menimbulkan respon2 sosial pada individu.
RENTANG RESPON Menyendiri Otonomi Kebersamaan Saling ketergantungan ADAPTIF : Menyendiri Otonomi Kebersamaan Saling ketergantungan AMBANG BATAS : Kesepian Menarik diri Ketergantungan
MALADAPTIF Manipulasi Impulsif Narkisisme
RESPON ADAPTIF adalah respon individu dalam penyelesaian masalah yg msh dapat diterima oleh norma2 sosial dan budaya yg umum berlaku, dg kata lain individu tersebut msh dalam batas2 normal dlm menyelesaikan masalahnya.
A. MENYENDIRI (SOLITUTE) merupakan respon yg dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan di lingk.sosialnya dan juga suatu cara mengevaluasi diri utk menentukan langkah2 selanjutnya. B.OTONOMI merupakan kemampuan individu dlm menentukan dan menyampaikan ide,pikiran,perasaan dlm hubungan sosial.
C. KEBERSAMAAN merupakan suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu mampu utk saling memberi dan menerima. D.SALING KETERGANTUNGAN merupakan suatu hubungan saling tergantung antar individu dg orla dlm rangka membina hub. interpersonal
RESPON MALADAPTIF adalah respon individu dlm penyelesaian masalah yg menyimpang dari norma2 sosial dan budaya lingkungannya. A.MANIPULASI : Pada ggn hub.sosial jenis ini orang lain diperlakukan sbg obyek,hubungan terpusat pd mslh pengendalian orla.dan individu cenderung
Berorientasi pada diri sendiri atau tujuan,bukan pada orang lain. B. IMPULSIF Individu impulsif tdk mampu merencanakan sesuatu,tidak mampu belajar dari pengalaman,tdk dapat diandalkan.
C.NARKISISME Pada individu narkisisme terdapat harga diri yg rapuh,secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,sikap egosentris,pencemburu,marah jika orla tdk mendukung.
PROSES PERAWATAN PENGKAJIAN Dalam pengkajian ada beberapa faktor yg perlu dieksplorasi yaitu faktor pendukung/predisposisi faktor presipitasi terjadinya ggn hubungan sosial perilaku klien mekanisme koping.
1.FAKTOR PREDISPOSISI 1.FAKTOR TUMBUH KEMBANG Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yg harus dipenuhi agar tdk terjadi ggn dalam hubungan sosial.
Tugas perkembangan pd msg2 tahap tumbang ini memiliki karakteristik tersendiri. Bila tgs2 dalam perkembangan ini tdk terpenuhi misalnya jika pd fase oral tugas membentuk rasa saling percaya maka akan menghambat fase perkembangan sosial berikutnya yg dapat mengakibatkan masalah antara lain adalah CURIGA.
2.FAKTOR KOMUNIKASI DLM KELUARGA Ggn komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung untuk terjadinya ggn dalam hubungan sosial.
Dalam teori ini termasuk masalah komunikasi yg tdk jelas yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yg saling bertentangan dalam waktu bersamaan,ekspresi emosi yg tinggi dalam klrg yg menghambat utk berhubungan dg lingk. diluar keluarga.
3. FAKTOR SOSIAL BUDAYA Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma2 yg salah dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota keluarga yg tdk produktif seperti usila,penyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4.FAKTOR BIOLOGIS Faktor biologis jg merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yg jelas dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak.
Sebagai contoh : Pada klien schizofrenia yg mengalami masalah dalam hubungan sosial terdapat struktur yg abnormal pada otak seperti atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel2 dalam limbik dan daerah kortikal.
TUGAS PERKEMBANGAN 1.Masa bayi :Menetapkan rasa percaya. 2.Masa bermain : Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri. 3.Masa pra sekolah : Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung jawab dan hati nurani. 4.Masa sekolah : Belajar berkompetisi,bekerjasama dan berkompromi.
5. Masa pra remaja : Menjalin. hubungan intim dg teman sesama 5.Masa pra remaja : Menjalin hubungan intim dg teman sesama jenis kelamin. 6.Masa remaja : Menjadi intim dg teman lawan jenis dan tdk tergantung pd ortu. 7.Masa dewasa muda : Menjadi saling tergantung antara ortu dan teman, mencari pasangan, menikah,dan mempunyai anak.
8. Masa tengah baya : Belajar. menerima hasil kehidupan yg 8.Masa tengah baya : Belajar menerima hasil kehidupan yg sudah dilalui. 9.Masa dewasa tua : Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan dg budaya.
FAKTOR PRESIPITASI 1. FAKTOR EKSTERNAL Contohnya adalah stresor sosial budaya,yaitu stres yg ditimbulkan oleh keluarga.
2.FAKTOR INTERNAL Contohnya adalah stresor psikologik, yaitu stres terjadi akibat ansietas yg berkepanjangan dan terjadi bersamaan dg keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dg orang terdekat atau tdk terpenuhinya kebutuhan ketergantungan individu.
MEKANISME KOPING Mekanisme pertahanan diri yg sering digunakan pada masing2 gangguan hubungan sosial sangat bervariasi, seperti pada curiga adalah regresi,proyeksi,represi; pada dependen adalah :regresi; pada manipulatif adalah regresi,represi, isolasi; pada menarik diri adalah :regresi,represi,isolasi.
PERILAKU Perilaku yg biasa muncul pada klien dg gangguan hubungan sosial adalah sbb :
MENARIK DIRI Kurang spontan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri, tdk merawat diri, kurang komunikasi verbal, masukan makan minum kurang, aktivitas menurun, rendah diri, posisi fetus pada saat tidur. CURIGA Tidak mampu mempercayai orla,bermusuhan,mengisolasi diri dalam lingkungan sosial,paranoia.
MANIPULASI Ekspresi perasaan yg tidak langsung pada tujuan,kurang asertif, mengisolasi diri dari hubungan sosial, harga diri yg rendah,sangat tergantung pada orang lain.
MASALAH KEPERAWATAN Masalah keperawatan yg mungkin terkait dg masalah gangguan hubungan sosial adalah {Capernito,1995} : A.Ansietas. B.Isolasi sosial. C.Harga diri rendah. D.Defisit perawatan diri. E.Resiko mencederai dirisendiri.
Diagnosa keperawatan yg mungkin untuk masalah gangguan hubungan sosial adalah : A.ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI B.GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
RENCANA KEPERAWATAN TUJUAN Tujuan yg ingin dicapai secara umum dalam memberikan tindakan keperawatan adalah untuk menumbuhkan perasaan yg menyenangkan dalam hubungan interpersonal yg optimal dan menetapkan serta mempertahankan perubahan yg telah dicapaidalam hubungan interpersonal tsb.
Berikut ini adalah contoh tujuan khusus untuk klien menarik diri : 1.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri. 2.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dg orang lain. 3.Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap : klien- perawat; klien-perawat- klien/perawat;
Klien-kelompok; klien-keluarga. 4.Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dg orla. 5.Klien dapat memberdayakan sistem pendukung untuk memfasilitasi hubungan sosial.
TINDAKAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI Perhatikan kebutuhan dasar fisiologis. Berikan kegiatan secara bertahap. Batasi pilihan yg akan ditawarkan pd klien. Perluas kontak dg klien. Sosial scr bertahap.
CURIGA Tetapkan hubungan saling percaya. Jelaskan setiap prosedur kegiatan pd pasien. Perhatikan kebutuhan fisiologis klien. Hargai privacy klien. Batasi jumlah tim kprwtn yg merawat klien. Terbuka dan jujur.
Diskusikan harapan tindakan keperawatan bersama2 dg klien. Libatkan klien dalam rencana prwtn. Hindari berbicara berbisik2 dan tdk jelas didekat klien. Lindungi hak klien bila klien menolak pengobatan atau perawatan.
DEPENDEN Bantu klien untuk mengenali perasaannya. Anjurkan klien untuk menolong dirinya sendiri. Hindari memberi pujian untuk tingkah laku dependen. Buat rencana secara teratur dan buat jadwal untuk mengadakan kontak dg klien.
Libatkan orang2 yg berarti bagi klien. MANIPULATIF Libatkan orang2 yg berarti bagi klien. Lindungan klien dari ancaman terhadap diri sendiri. Berpedoman pd respon tingkah laku klien. Berikan tindakan keperawatan secara terstruktur. Bantu klien untuk mengenali perasaannya.
Fokuskan tindakan keperawatan kepada kekuatan klien. Buat batasan perilaku dg pendekatan terapi modifikasi perilaku.
EVALUASI Evaluasi dilakukan dg berfokus pd perubahan perilaku klien setelah diberikan tindakan keperawatan. Keluarga jg perlu dievaluasi karena merupakan sistem pendukung yg terutama,bahkan dapat dikatakan keluarga merupakan indikator dari keberhasilan perawatan klien.
Sebagai contoh pd tahap evaluasi untuk klien menarik diri diharapkan : 1.Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri. 2.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dg orla. 3.Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap.
4.Klien dapat mengungakapkan perasaannya setelah berhubungan dg orla. 5.Klien dapat memberdayakan sistem pendukungnya untuk memfasilitasi hubungan sosialnya.
SP 1 PASIEN: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntunganberhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, mengajarkan pasien berkenalan
Orientasi (Perkenalan): “Selamat pagi ” “Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her …………, Saya perawat di Puskesmas … yang akan merawat Ibu.” “Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?” “Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja: (Jika pasien baru) ”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?” (Jika pasien sudah lama dirawat) ”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini” “Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?” “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?”
Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ? « Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi memasak” “Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba. Misalnya saya belum kenal dengan S “Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!” “Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali” “Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
Terminasi: ”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?” ”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali” ”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?” ”Baiklah, sampai jumpa.”
GOOD BYE