SUARDI TAHIR D
Pada tahun 1929,seorang psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota Jena, mengumumkan bahwa adalah mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan pada otak, tanpa membuka tengkorak,dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan format perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalograf (EEG). Pada tahun 1957,W. Gray Walter menemukan toposcope pada tahun Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.Elektroda diatur di dalam suatu susunan geometri, sehingga masing-masing tabung bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang menyusun EEG di dalam area otak tertentu. Hans Berger (1929),memulai penggunaan eeg untuk mengatasi kemalasan anak dalam belajar.
Electroencephalograf adalah suatu alat medis yang dapat merekam aktivitas listrik di otak,tanpa membuka tengkorak kepala. Intensitas kegiatan listrik pada otak berubah sesuai dengan tingkat aktivitas otak. Untuk merekam aktivitas listrik tersebut, dipakai alat Elektroensefalografi (EEG) yang dapat merekam aktivitas listrik setelah sampai di korteks.
EEG digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.
Rekaman EEG umumnya melalui elektroda yang diletakkan di kulit kepala tetapi dapat juga ditanam intra kranial. Penempelan elektroda sesuai dengan titik-titik yang sudah ditentukan pada kulit kepala dan akan mencatat perbedaan potensial listrik diantara titik-titik tersebut.Dengan melihat kode huruf yang menyatakan lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri serta angka genap menunjukan sisi kanan. Penempatan elektroda,kebersihan kulit kepala, kondisi elektroda, mesin EEG sangat berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang baik Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala.
Gambar proses penggunaan EEG
AmplifierFilter Writing Port
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian untuk analisis EEG, yaitu : Delta (δ)(0,5 – 4) Hz Theta (θ) (4 – 8) Hz Alpha (α)(8 – 13) Hz Beta (β) (13 – 22) Hz Gamma (γ)(22 – 30) Hz
Aplikasi yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan lokasi dari fokus epileptic (titik kecil pada otak dimana aktivitas abnormal berasal dan menyebarkan aktivitas abnormal itu ke bagian lain dari otak) atau tumor Dengan memberi tanda di channel mana gelombang abnormal terjadi (biasanya ditandai dengan tanda merah), seorang ahli neurologi dapat menduga pada bagian mana dari otak keabnormalan itu berada.
Topografi Otak EEG Pada teknik ini, angka-angka dari elektroda ditempatkan pada kepala. Sebuah software khusus dalam komputer membuat peta dari aktivitas otak yang ditampilkan dalam layar komputer atau berupa print out dengan cara menandai jumlah aktivitas beberapa bunyi dari warna (sebagai contoh, hitam dan biru mungkin menghasilkan amplitudo EEG yang rendah, kuning dan merah menghasilkan amplitudo yang besar) Cara ini memberikan hasil yang lebih akurat dalam memperlihatkan lokasi dimana terjadi perubahan ritme, amplitudo, dan lain-lain. Para ahli neurologi dengan menggunakan sistem topografi otak EEG ini tidak lama lagi mampu mendiagnosa berbagai macam penyakit (termasuk beberapa gangguan kejiwaan dengan kelainan biologi).Adanya alat penunjuk yang langsung menunjuk ke arah perubahan EEG juga akan lebih mempermudah.
Khandpur, R. S Handbook of Biomedical Instrumentation. New York : McGraw-Hill. Pressler RM, Robinson RO, Wilson GA, Binnie CD. Treatment of Interictal Epileptifoem Discharges Can Improve Behavior in Children With Behavioral Problems and Epilepsy. The Journal of Pediatrics, January, 2005.