Prinsip Dasar SED (Tiga Pilar UPJ, Urban dan SED dalam Keseharian) Pembahasan I Prinsip Dasar SED (Tiga Pilar UPJ, Urban dan SED dalam Keseharian)
Pengenalan Knowledge dan Awareness (Prinsip Dasar dan Konsep SED) Pokok Bahasan : Prinsip Dasar SED (Tiga Pilar UPJ, Urban dan SED dalam Keseharian) Durasi : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memiliki dasar pemikiran mengenai prinsip Dasar, Konsep SED dan SED dalam Keseharian Fokus : Knowledge dan Awareness (Prinsip Dasar dan Konsep SED) Penerapan SED dalam Keseharian
Pengantar Tahun 1992, Konferensi PBB mengenai pembangunan dan lingkungan hidup United Nation Conference on Environment and Development (UNCED) atau KTT Bumi 1992, telah menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan kebijakan dan hukum lingkungan di tingkat internasional, nasional dan lokal. Kebijakan dalam pembangunan keberlanjutan lingkungan harus memperhatikan ambang batas, salah satunya dengan melakukan studi kelayakan berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau (AMDAL) dan penataan ruang wilayah pembangunan.
Knowledge dan Awareness (Prinsip Dasar dan Konsep SED) Gerakan sadar lingkungan secara global telah dimulai sejak tahun 1962 oleh Rachel Carson melalui bukunya ‘Silent Spring’ Disusul kemudian oleh gerakan ‘sustainable development’ pada tahun 1987 dalam Brundtland Report “Our Common Future” Masyarakat Indonesia terindikasi masih belum berperilaku ramah lingkungan.
MasalAh Lingkungan Konsumsi energi Membuang sampah Pemanfaatan air bersih Pemanfaatan bahan bakar Penyumbang emisi karbon Hidup sehat
Pencemaran Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. Berkaitan dengan itu Amsyari dalam Sitorus (2004), mengelompokkan pencemaran atas dasar : a) Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya. b) Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial. c) Pengelompokan menurut sifat sumber penghasil atau yang menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.
Penerapan SED dalam Keseharian Konteks Masyarakat : Menjadikan Kondisi kehidupan keluarga lebih nyaman dan kondusif bagi perkembangan anak-anak. Kesehatan keluarga dan anak-anak lebih terjaga. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup planet bumi. Dengan mengurangi, mendaur ulang, mengganti dan menghemat penggunaan sumber daya alam dan energi bagi kehidupan keluarga, keuangan keluarga lebih mudah diatur dan dihemat. Terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan, salah satunya bau busuk sampah yang tak terurus.
contoh beberapa kegiatan sederhana Mengurangi penggunaan kertas. Misalnya, dengan menggunakan kembali sisi belakang kertas yang telah dipakai. Kayu sebagai bahan baku kertas, telah menyebabkan berkurangnya luasan hutan, sehingga volume gas-gas karbon diudara makin bertambah. Mengurangi jajan/membeli produk makanan dan minuman dengan kemasan plastik. Mengurangi penggunaan listrik, air, tisu, kertas, serta produk lain yang banyak mengkonsumsi sumber daya alam dalam proses produksinya. Mengurangi mengonsumsi makanan beku, dimana pembuatannya membutuhkan 10 kali lipat lebih besar energi dari makanan biasa. Membiasakan hidup bersih dan sehat dalam berbagai kesempatan, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Konteks Industri : Pengolahan Limbah ”limbah” sama dengan ”uang” bahwa ada peluang yang sebenarnya mempunyai nilai ekonomi tinggi apabila dapat mengelola limbah dengan baik Produksi Bersih Penerapan Produksi Bersih akan menguntungkan industri karena dapat menekan biaya produksi, adanya penghematan, dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik
THANK YOU