7. Inverensi Logika 7.1. Validitas suatu argumen Argumen adalah rangkaian pernyataan-pernyataan. Pernyataan terakhir disebut kesimpulan, sedangkan pernyataan sebelumnya disebut hipotesa atau premis. Wartini
Hipotesa atau premis dan kesimpulan disebut argumen. Jika dari suatu argumen semua hipotesanya benar dan kesimpulannya juga benar maka dikatakan argumen tersebut valid. Sebaliknya jika hipotesa bernilai benar dan kesimpulan nya salah, maka argumen tersebut tidak valid.
Tuntunan untuk menentukan apakah suatu argumen dikatakan valid atau invalid. Tentukan hipotesa dan kesimpulan kalimat Buat tabel yang menunjukkan nilai kebenaran untuk semua hipotesa dan kesimpulan. Tandai baris kritis, yaitu baris yang nilai kebenaran hipotesa bernilai T (benar). Jika semua kesimpulan pada baris kritis benar, maka argumen bernilai valid, jika ada kesimpulan pada baris kritis salah maka argumen invalid.
7.2. Metode-metode Inferensi 7.2.1. Modus Ponens Misal hipotesis (anteseden) p pada implikasi p q bernilai benar. Agar proposisi bersyarat p q mempunyai nilai benar, maka q harus bernilai benar. Secara simbolik modus Ponens dapat dinyatakan sebagai berikut.
7.2.2. Modus Tollens Modus Tollens mirip dengan modus Ponens. Bedanya terletak pada hipotesa kedua dan kesimpulan. Hipotesa kedua dan kesimpulan merupakan negasi dari masing-masing proposisi pada hipotesa pertama. Dalam bentuk simbol modus Tollens dapat ditulis sebagai berikut :
7.2.3. Penambahan Disjungtif Contoh 1.12 Ali menguasai bahasa Pascal. Ali menguasai bahasa Pascal atau Basic 7.2.4. Penyederhanaan Konjungtif Contoh 1.13 Ali menguasai bahasa Pascal dan bahasa Basic Ali menguasai bahasa Pascal
Silogisme Disjungtif : Silogisme merupakan bentuk inferensi (penyimpulan ) tidak langsung yang dilakukan dengan cara menyimpulkan dua hipotesis yang dihubungkan dengan cara tertentu. Silogisme Disjungtif : Peristiwa memilih diantara dua pilihan. Jika kita harus memilih diantara p atau q dan misalnya kita tidak memilih p tentulah pilihan kita adalah q.
Silogisme Hipotesis Jika nilai kebenaran dari implikasi p q dan q r adalah benar, maka implikasi p r bernilai benar pula. Contoh 1.15 Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 9 maka bilangan tersebut habis dibagi 3. Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 3 maka jumlah digit-digitnya habis dibagi 3. Jika suatu bilangan bulat habis dibagi 9 maka jumlah digit-digitnya habis dibagi 3
7.2.6. Dilema Dilema mempunyai bentuk campuran antara silogisme disjungtif dan silogisme hipotesis. Contoh : Menurut ramalan, tahun depan negara kita akan mengalami kemarau panjang atau banjir. Jika kemarau panjang hasil pertanian gagal. Jika banjir hasil pertanian gagal. Tahun depan hasil pertanian gagal.