Konvergensi Media Telekomunikasi dan informasi

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB V DISTRIBUSI LAYANAN/JASA MELALUI SALURAN FISIK & ELEKTRONIK
Advertisements

E-COMMERCE Pertumbuhan penggunaan kartu kredit, Automated Teller Machines dan perbankan via telepon di tahun 1980-an juga merupakan bentuk-bentuk Electronic.
Evolusi menuju masyarakat informasi (Chapter 3)
EIH/Pengantar Sistem Informasi 1 Aplikasi Web Eka Ismantohadi.
PELATIHAN VIDEO EDITING UNTUK PROMOSI PRODUK UKM
Media (Komunikasi) Massa
Konvergensi Media dan Trend Media Massa Saat Ini Pertemuan 25 & 26
INFRASTRUCTURE FRAMEWORK REGULATORY FRAMEWORK ORGANIZATIONAL FRAMEWORK
PalComTech. WORLD WIDE WEB (WWW), Adalah sarana internet yang menampilkan tampilan berupa gabungan teks, grafis, suara bahkan video yang bersifat interaktif.
GLOBALISASI KOMUNIKASI
KONVERGENSI MEDIA.
Seminar Nasional Inovasi dan Tren (SNIT) 2014 BSI
Adaptasi Organisasi Newsroom dan Proses Produksi Berita dalam Media Online Berbasis Media Cetak (Studi Kasus TEMPO Newsroom) Daru Priyambodo
Copy Right 2005Bab 2 Hal 1 Sistem Informasi Manajemen Bab 2 Teknologi Informasi Dalam Perdagangan Jaringan Elektronik (E-Commerce)
Dwiyatna Widinugraha, S.sos, M.A.
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI
SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
BUDAYA MASSA DAN BUDAYA POPULER
Media Konvergen Apa Media Konvergen?.
Modul 2 : Teknologi Informasi
Pekan I ‘’Ekonomi Media’’
New Media: New technology, New Ideas or New Headaches
TELEKOMUNIKASI DAN JARINGAN
Telekomunikasi & Jaringan
KEBIJAKAN TELEMATIKA INDONESIA
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
URGENSI LITERASI DIGITAL BAGI PENDIDIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Komunikasi massa. “Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet.” (Napoleon)
KOMUNIKASI MASSA DAN MASYARAKAT MODERN Pertemuan 9 & 10
Sifat Media Penyiaran
Telekomunikasi & Jaringan
Teknologi Social Media
LATIHAN DAN TUGAS AKHIR PRA-UTS
Hakikat Ruang Publik & Opini Publik
Learning From The Media and Persuasion
Kekuatan dan Kelemahan Berbagai Jenis Media
Matakuliah : O0232 Tahun : Tahun 2009 Pertemuan 2 NEW MEDIA.
INTERNET SEBAGAI PERPUSTAKAAN VIRTUAL
BAB VIII INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (UMUM)
MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI TEORI KOMUNIKASI MASSA
SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA MASSA
PELATIHAN PEMASARAN ONLINE PRODUK UKM BERBASIS MULTIMEDIA
The Media Industries: Segments, Structures, and Similarities
Bab 17 Merancang & Mengelola Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
KOMUNIKASI MASSA CYBER COMMUNICATION.
MEDIA & MARKET PEOPLE’S INSIGHT
Komponen E-Learning
Memahami dan Menyikapi Konvergensi
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Telekomunikasi & Jaringan
FUNGSI PUBLISITAS DAN ARUS INFORMASI
Telekomunikasi & Jaringan
KULIAH III - MINGGU V UEU, Jakarta, 11 April 2015
PELATIHAN VIDEO EDITING UNTUK PROMOSI PRODUK UKM
DINAMIKA PEMBENTUKAN AGENDA LAMA DAN BARU DALAM SISTEM MEDIA HIBRIDA
Bab 1 pengantar manajemen periklanan
STRUKTUR & ORGANISASI MEDIA
Ekonomi Media Cetak Wahyudi M Pratopo.
Hanna Rachmadani Titi Nurbaiti Broadcast / Semester 6
Media Konvergen Apa Media Konvergen?.
PERSPEKTIF SEJARAH MEDIA
Komunikasi Publik dan Komunikasi Massa
Teori konvergensi new media
Teknologi dan Perubahan Organisasi
Hubungan Masyarakat dan Internet
Jurnalistik telah berkembang menjadi salah satu aspek komunikasi massa yang sering mendapat perhatian masyarakat. Jurnalistik diidentikan dengan aktivitas.
Jurnalistik dan Pers Selain komunikasi, istilah jurnalistik juga memiliki kaitan erat dengan istilah pers. Bahkan, jurnalistik sering diidentikkan dengan.
Medium Jurnalistik A.Hakikat Media Massa Media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaian pesan dri sumber (komunikator) kepada khalayak.
Transcript presentasi:

Konvergensi Media Telekomunikasi dan informasi Pertemuan ke VII

Pengertian Istilah konvergensi mulai banyak digunakan sejak tahun 1990-an. Kata ini umum dipakai dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, gambar, video, dan suara (briggs dan burke, 2000: 326).

Konvergensi berasal dari bahasa inggris yaitu convergence Konvergensi berasal dari bahasa inggris yaitu convergence. Kata konvergensi merujuk pada dua hal/benda atau lebih bertemu dan bersatu dalam suatu titik (arismunandar, 2006: 1) . konvergensi akan mudah dibayangkan jika menggunakannya dalam ilmu fisika khususnya tentang cahaya. Cahaya matahari datang dari berbagai sudut yang kemudian dikumpulkan atau dibiaskan oleh loop (kaca pembesar) pada satu titik. Penggabungan berkas-berkas cahaya tersebut adalah peritiwa konvergensi.

Konvergensi media menurut Terry Flew dalam An Introduction to New Media menyebutkan, konvergensi media merupakan hasil dari irisan tiga unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi, dan konten media. Hal ini bukan hal baru lagi di Indonesia. Karena memang pada kenyataannya seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa sudah banyak media massa yang mengadopsi konsep ini. Secara bisnis, para juragan media tentunya akan diuntungkan dengan konsep ini untuk meraup pengiklan di medianya.

Konvergensi Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT) membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya (Preston: 2001).

Fenomena jurnal online sekarang ini menjadi contoh menarik Fenomena jurnal online sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias ”pembaca” tinggal meng-click informasi yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian informasi itupun muncul.

Konvergensi menimbulkan perubahan signifikan dalam ciri-ciri komunikasi massa tradisional atau konvensional. Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut “demasivikasi (demasssification)”, yakni kondisi di mana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai ”alat” semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi ”media” tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif.

Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen.

Konvergensi ini tidak hanya didorong oleh kepentingan bisnis untuk memperlebar pasar, namun juga akibat dari hasrat konsumen untuk lebih mudah mendapatkan konten dengan media di manapun, kapanpun, dan dalam format apapun yang mereka inginkan. Atau sederhananya, konvergensi media ini hadir bukan karena pola top-down tapi juga bottom-up (www.Mizan.Com). Konvergensi ini sangat mungkin dilakukan jika konten yang diproduksi telah hadir dalam bentuk digital.

Internet dan komputer berperan besar dalam hal ini, namun ada hal yang harus diingat bahwa walaupun selalu terjadi perubahan media dari waktu ke waktu, tapi media yang lama tidak akan ditinggalkan begitu saja. Akan tetapi hidup bersama dan saling berinteraksi dengan media-media pendatang baru. Manuskrip tetap penting walaupun teknologi radio ditemukan. Radio juga tetap memegang peranannya walaupun tv ditemukan. Begitu pula dengan internet dan komputer, media-media yang lahir sebelumnya tetap penting dan memegang peranannya masing-masing. Untuk itu, media harus dipandang sebagai suatu sistem yang selalu berubah-ubah terus di mana berbagai unsur memainkan peran yang lebih besar atau lebih kecil (briggs dan burke, 2000: 6).

Munculnya fenomena konvergensi media ini menyebabkan banyak bentuk media tradisional harus memutar otak agar bisa bertahan dalam perubahan-perubahan yang sangat cepat ini, khususnya bagi penerbit buku, majalah, dan koran. Kompas misalnya sebagai koran harian terbesar di indonesia, mulai menata dengan apik koran digitalnya dengan meluncurkan kompas.Com. Detik.Com melakukan lebih dahulu hal ini dengan mengubah format penerbitannya menjadi sistem online.

Penerbit buku mizan juga melakukan hal serupa dengan membuat mizan.Com. Dan ternyata, tidak hanya berhenti pada media cetak saja, melainkan juga pada media-media elektronik. Liputan 6 sebagai program berita unggulan di indonesia juga melakukan hal serupa dengan mengelola blog dan webiste liputan6.Com. Selain itu, radio-radio juga secepat kilat membuat media-media online. Siaran tidak lagi dipancarkan melalui pemancar biasa melainkan telah melakukah radiostreaming di website masing-masing. Dan masih banyak contoh lainnya yang menunjukan perubahan akibat konvergensi media yang terjadi.

Dari contoh-contoh di atas dapat ditarik sejumlah pengertian tentang pengertian komunikasi massa dengan pola tradisional. Perkembangan teknologi dalam konvergensi media ini memungkinkan orang untuk terlibat secara pribadi, antarpribadi, maupun dengan khalayak ramai dalam waktu yang sekaligus.

Dampak Konvergensi Pertama, konvergensi dapat mendorong kompetisi yang lebih besar karena bahan mentah (raw material) bagi semua media saat ini menjadi luar biasa murah. Tidak perlu lagi mengeluarkan biaya produksi tinggi untuk membeli kertas, cukup dalam bentuk digital yang hampir nol biaya produksi. Jika media-media ini diibaratkan ikan, memang ada ikan-ikan yang jadi lebih gemuk karena memakan ikan-ikan lain. Tetapi ukuran kolam ikannya sendiri juga semakin besar. Ini berarti tingkat konsentrasi media tidak menjadi lebih besar, dan mungkin justru makin berkurang.

Kedua, konvergensi mendorong terjadinya konsentrasi kepemilikan yang lebih besar pada segelintir elit. Terjadinya banyak merger antar media, mendorong konsentrasi kepemilikan. Contoh, 75 persen dari seluruh suratkabar amerika dimiliki oleh jaringan suratkabar nasional, dan empat dari jaringan tersebut mengontrol 21 persen pasar. Kepemilikan silang perusahaan media dengan perusahaan non-media (perusahaan minyak, energi nuklir, dsb), membuat perusahaan media kurang kritis terhadap praktik perusahaan-perusahaan non-media yang “bersaudara” dengannya

Regulasi diperlukan regulasi yang memadai agar khalayak terlindungi dari dampak buruk konvergensi media. Regulasi menjaga konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik yang memiliki potensi terbesar sebagai pihak yang dirugikan alias menjadi korban dari konvergensi media. Persoalan pertama regulasi menyangkut seberapa jauh masyarakat mempunyai hak untuk mengakses media konvergen, dan seberapa jauh distribusi media konvergen mampu dijangkau oleh masyarakat. Problem mendasar dari regulasi konvergensi media dalam konteks ini terkait dengan seberapa jauh masyarakat mempunyai akses terhadap media konvergen dan seberapa jauh isi media konvergen dapat dianggap tidak melanggar norma yang berlaku. Kekhawatiran sebagian kalangan bahwa isi media konvergen pada bagian tertentu akan merusak moral generasi muda merupakan salah satu poin penting yang harus dipikirkan oleh para pelaku media konvergen

Pertama, siapa yang paling berkewajiban untuk membuat format kebijakan yang mampu mengakomodasi seluruh kepentingan aktor-aktor yang telibat dalam konvergensi dan kedua adalah bagaimana isi regulasi sendiri mampu menjawab tantangan dunia konvergen yang tak terbendung. Pertanyaan terakhir ini menarik, karena perkembangan teknologi umumnya selalu mendahului regulasi. Dengan kata lain, regulasi hampir selalu ketinggalan jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi komunikasi. Negara berfungsi sebagai regulatory agent di dalam menjaga hubungan antara pasar dan masyarakat. Di satu sisi negara memegang kedaulatan publik dan di sisi lain negara mempunyai apparatus yang berfungsi menjaga efektif tidaknya sebuah regulasi.

Konsekwensi konvergensi di Amerika Serikat, menurut “The Emerging of Digital Economy” pada Mei 1998, Departemen Perdagangan Amerika Serikat mencatat bahwa dalam tempo 4 tahun saja internet telah mencapai 50 juta pengguna. Angka ini tentu saja fantastis mengingat televisi butuh waktu selama 13 tahun, komputer 16, radio 38 tahun, dan telepon 74 tahun untuk dapat mencapai jumlah pelanggan yang sama (Mengko, 2001). Di samping itu, dengan adanya kemajuan teknologi informasi pula, biaya maupun infrastruktur yang diperlukan untuk dapat mengolah dan mengirimkan informasi pun kian murah dari tahun ke tahun. Secara khusus, konvergensi teknologi informasi menyebabkan perubahan paradigma dalam segala aspek kehidupan. Hal ini ditandai dengan berubahnya perdagangan, aktivitas keseharian, gaya hidup, pekerjaan, pembelajaran, manajemen, bahkan pemerintahan.

Beberapa waktu lalu sempat didengungkan wacana era gutenberg telah usai dan media massa nasional mulai beralih menjajaki era paperless; era tanpa kertas dan masa kebangkitan teknologi komunikasi digital. Semenjak era itu diproklamirkan, industri media cetak mulai mengalami penurunan oplah dan berbondong-bondong melebarkan sayap perusahaan medianya ke media online.

Namun fenomenanya tak hanya media cetak, tapi juga televisi dan radio Namun fenomenanya tak hanya media cetak, tapi juga televisi dan radio. Mereka merambah world wide web untuk meng-up load fitur-fiturnya di web, bahkan live streaming siaran. Hal ini bisa membuat radio yang berada di pelosok pedalaman dengan frekuensi lokal pun bisa diakses sejagad raya yang memiliki fasilitas internet. Tak salah bila mcluhan (2005) menyebutkan bahwa kelak internet akan membawa masyarakat dunia kepada sebuah konsep global village. Dimana antar manusia di seluruh dunia dapat terkoneksi satu dengan yang lainnya tanpa adanya batasan apapun. Karena semua informasi dan konten yang disajikan oleh internet pada akhirnya memang masih tanpa batas dan bisa diakses siapapun di penjuru bumi ini.

Bentuk integrasi konten media yang berupa data, teks, audio dan visual ini kemudian membuat semacam genre baru, yaitu new media. New media sendiri bisa disimpulkan sebagai medium yang mampu menghadirkan teknik dan tata cara baru dalam penyampaian dan pertukaran pesan, yang mengandung prinsip newness. Bisa dibilang, new media adalah hibrida antara media massa tradisional dengan medium internet. Perkembangan new media inilah yang pada akhirnya melahirkan sebuah budaya media baru, yang disebut convergence culture.