MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Oleh: TERRY IRENEWATY, M.HUM. FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Pengantar: Model mengajar berbeda dengan pendekatan mengajar, meskipun kadang-kadang sering dipakai secara tumpang tindih. Pendekatan sering diartikan sebagai strategi mengajar lebih mengacu kepada bentuk kegiatan guru dan siswa yang kemungkinannya bergerak dari kegiatan yang berpusat pada guru menuju kegiatan yang terpusat pada siswa.
Di dalam gerak suatu kontinum itulah tergambarkan model-model mengajar dan metode-metode mengajar, dan bahkan teknik-teknik mengajar. Ekspositorik Inkuiri Teacher Oriented Student Oriented
Pengertian: Bruce Joyce mengemukakan tentang model mengajar sebagai berikut:” A model of teching is a plan or pattern that can be used to shape curriculum, to design intructional materials, and to guid instruction in the classroom and other setting”.
Richard Anderson (1987), terdapat dua model mengajar yakni teacher oriented atau “tipe otokratis” atau model mengajar yang beroerientasi pada guru, dan student oriented, atau atau “tipe demokratis” model mengajar yang berorientasi pada siswa.
Baron G. Massialas, menamakan kedua model tersebut pendekatan ekspositori dan pendekatan inkuiri. Kadang-kadang pendekatan diartikan sama dengan strategi, karena pendekatan merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan perbuatan siswa di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.
Dapat disimpulkan bahwa model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang digunakan guru dalam mengorganisasikan bahan atau materi pelajaran, kegiatan belajar siswa, dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana seharusnya guru mengajar di dalam kelas.
Pencapaian Tujuan Pembelajaran Penggunaan model mengajar tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang telah diprogramkan sebagai akibat langsung dari kegiatan belajar yang telah diprogramkan (instructional effect). Disamping itu, kegiatan belajar dapat menghasilkan sesuatu yang sebenarnya tidak diprogramkan yang menyertai hasil belajar yang diprogramkan (nurturant effect).
Dampak instruksional (instructional effect) dan dampak penyerta (nurturant effect) dapat digambarkan: SK dan KD Model Mengajar Dampak I Dampak I Dampak P Dampak P
MODEL-MODEL MENGAJAR 1. Model Pemrosesan Informasi Rumpun model mengajar pemrosesan informasi berorientasi pada cara individu atau siswa memberikan respons yang datang dari lingkungannya melalui proses pemikiran secara ilmiah. Bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah.
Model ini menitikberatkan pada proses individu dalam memecahkan masalah dan kecakapan intelektual umum, seperti: Inductive thinking model Inquiry training model Concept attainment Cognitive growth
2. Model Latihan Inkuiri Model latihan inkuiri adalah model mengajar yang bertujuan untuk melatih atau menolong siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan sehingga siswa bisa mempu melakukan secara bebas dan terarah.
Tahap-tahap penerapan model latihan inkuiri Penyajian masalah Pengumpulan dan verifikasi data Mengumpulkan unsur baru Merumuskan penjelasan Penganalisisan terhadap proses inkuiri
3. Model Mengajar Pribadi Model mengajar peribadi (personal models): berorientasi pada perkembangan diri individu dan pembentukan individu. Model ini mengutamakan kepada proses yang membantu individu dalam membentuk dan mengorganisasikan realita, dan lebih banyak memperhatikan kehidupan individu siswa.
Rumpun model ini meliputi: 1. Pembelajaran Non-direktif Penerapan model ini dalam pembelajaran dimaksudkan agar siswa memiliki kemampuan belajar sendiri sehingga diperoleh suatu pengalaman, pemahaman sendiri yang pada saatnya akan terbentuk self-concept.
2. Latihan Kesadaran Model ini bertujuan agar siswa mampu menjajagi dan mengenal, menyadari kemampuan dirinya, kemudian mampu menyadari dan memahami orang lain.
3. Model Synetics Model ini dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi secara kreatif, dan untuk melatih siswa memecahkan masalah secara kreatif pula.
4. Model Konsepsional Conceptual System model ini memerhatikan kehidupan individual siswa. Pembelajaran model ini dimaksudkan agar siswa mampu meningkatkan fleksibilitas dan kompleksitas pribadi
5. Model Pertemuan Kelas Maksud pembelajaran model ini adalah agar siswa memiliki pemahaman diri sendiri serta bertanggungjawab terhadap kelompoknya.
4. Model Interaksi Sosial Hubungan individu dengan orang lain atau masyarakat dan pemusatan perhatian terhadap proses sosial merupakan hal-hal yang sangat diutamakan, dalam model interaksi sosial.
Model interaksi sosial ini berangkat dari dua asumsi: Pertama, masalah-masalah sosial diidentifikasikan atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya terus-menerus.
Konsekuensi model ini adalah bahwa kegiatan belajar mengajar harus membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan korelasi dengan masyarakat yang pada gilirannya kelak akan mampu pula membangun masyarakat, mampu mengadakan hubungan antar pribadi.
Rumpun model interaksi sosial terdiri atas model-model: Investigasi Kelompok Inkuiri Sosial Model Laboratory Role Playing Simulasi Sosial
1. Model Investigasi Kelompok Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan keterampilan berpartisipasi dalam proses sosial (kelompok), melalui mengkombinasikan keterampilan interpersonal dan inkuiri ilmiah akademik.
2. Model Inkuiri Sosial Tujuan penerapan model ini adalah agar siswa mampu memecahkan masalah-masalah sosial, terutama melalui inkuiri ilmiah akademik dan berpikir logis.
3. Model Laboratori Model ini bertujuan agar siswa memiliki hubungan interpersonal serta keterampilan kerja kelompok, sehingga memiliki kesadaran pribadi dan fleksibilitas (personal awareness and fkexibility).
4. Model Bermain Peran Penerapan model ini dimaksudkan untuk mendesain pandangan-pandangan siswa ke dalam nilai-nilai pribadi dan nilai-nilai sosial, dengan tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai itu menjadi sumber bagi penemuan mereka
5. Model Simulasi Sosial Tujuan model ini menolong siswa mendapatkan pengalaman dari proses sosial yang bervariasi dan realitas serta memiliki reaksi siswa sendiri dan mendesak keputusan mereka.
5. Model Delikan Model mengajar ini lebih menitikberatkan pada proses pembelajaran yang harus dilakukan guru-siswa, yaitu proses dengar, proses lihat, dan proses kerja. Model delikan dikembangkan untuk penerapan pendekatan keterampilan proses.
Perbaikan Secara Terus Menerus Rencana Refleksi & Revisi Implementasi Evaluasi
TERIMAKASIH