PESTISIDA Oleh : Mokhtar Effendi (115040200111055) Ferry Singgih P. (115040200111056) Ari Sukmana (115040200111057) Yohana Avelia S. (115040200111058) PESTISIDA
OPT (hama, patogen, gulma Pengertian Pestisida Asal kata Pest - cide OPT (hama, patogen, gulma Caedo = membunuh Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama.
Macam – Macam Pestisda Pestisida Nabati : Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami / nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pestisida nabati adalah kunyit, sereh, bawang putih, daun jatropa, jenis rempah-rempah dan lainnya. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Untuk mengukur tingkat keefektifan dosis yang digunakan, dapat dilakukan eksperimen dan sesuai dengan pengalaman pengguna. Jika satu saat dosis yang digunakan tidak mempunyai pengaruh, dapat ditingkatkan hingga terlihat hasilnya.
Prospek Pestisida Nabati dalam kerangka PHT Dengan semakin meningkatnya kesadaran lingkungan dan keinginan untuk hidup selaras dengan alam serta berkembangnya konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pestisida nabati kembali memperoleh perhatian dari paara pakar dan praktisi termasuk di Indonesia Perhatian banyak peneliti Indonesia terhadap pestisida nabati sangat meningkat pada dekade terakhir ini. Banyak jenis tanaman yang telah diteliti indikasi sifat insektisidal, fungisidal dan sifat-sifat pengendalian hama lainnya, seperti kunyit, jahe, kecubung, temu hitam, laos, gadung, biji bengkuang dan sirih
Keunggulan Pestisida Nabati Menurut Stoll (1995) dibandingkan dengan pestisida sintetik pestisida nabati mempunyai sifat yang lebih menguntungkan yaitu: a) mengurangi resiko hama mengembangkan sifat resistensi b) tidak mempunyai dampak yang merugikan bagi musuh alami hama c) mengurangi resiko terjadinya letusan hama kedua, d) mengurangi bahaya bagi kesehatan manusia dan ternak, e) tidak merusak lingkungan dan persediaan air tanah dan air permukaan, f) mengurangi ketergantungan petani terhadap agrokimia dan g) biaya dapat lebih murah.
Kelemahan Pestisida Nabati Menurut Martono (1997) kelemahan pestisida nabati yang perlu kita ketahui antara lain: Bahan nabati kurang stabil mudah terdegradasi oleh pengaruh fisik, kimia maupun biotik dari lingkungannya Kebanyakan senyawa organik nabati tidak polar sehingga sukar larut di air karena itu diperlukan bahan pengemulsi Bahan nabati alami juga terkandung dalam kadar rendah, sehingga untuk mencapai efektivitas yang memadai diperlukan jumlah bahan tumbuhan yang banyak menjadi kendala pengembangannya lebih lanjut Kesulitan menentukan dosis, kandungan kadar bahan aktif di bahan nabati yang diperlukan untuk pelaksanaan pengendalian di lapangan, sehingga hasilnya sulir diperhitungkan sebelumnya
Golongan senyawa kimia Pestisida Sintetik Pestisida sintetik dapat diklasifikasiakan sebagai berikut: Golongan senyawa kimia Pestisida dikelompokkan menurut golongan atau kelas kimianya, yakni sekelompok pestisida yang mempunyai persamaan dalam rumus struktur molekulnya.
Bentuk formulasi kepanjangan ARTI WP Wettable powder PENGGUNAAN WP Wettable powder Tepung yg dpt disuspensikan dalam air semprot EC Emulsifiable concentrates Pekatan yg dpt dicampur air menjadi emulsi G granules butiran tabur SP Soluble powders Tepung yg dpt dilarutkan dalam air S solution Larutan sejati F/L Flowable/liquid Larutan yg jika dicampur dalam air menjadi suspensi A aerosol Larutan kadar bahan aktif rendah kabut B baits Untuk dimakan opt diumpan
Mode of action Menurut cara kerja atau gerakannya pada tanaman setelah diaplikasikan secara kasar dibedakan menjadi tigas macam, yaitu; Pestisida sistemik Pestisida nonsistemik Pestisida sistemik local
Multisite inhibitor Monosite inhibitor Mode of entry Pada Fungisida Pada insektisida Menurut cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga sasaran dibedakan menjadi 3 kelompok insektisida yaitu; Racun lambung Racun kontak Racun pernapasan Pada Fungisida Multisite inhibitor Monosite inhibitor
Toxisitas Toksisitas atau daya racun pestisida adalah bawaan sifat pestisida yang menggambarkan potensi pestisida tersebut dalam menimbulkan kematian langsung pada hewan tingkat tinggi (termasuk manusia). Persistensi Pestisida disebut persistensi (persistent) bila sesudah diaplikasi dapat bertahan pada bidang sasaran atau pada lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
Jenis-jenis Pestisida Insektisida Fungisida Bakterisida Rodentisida Nematisida Herbisida
Teknik Aplikasi Pestisida Sasaran aplikasi pestisida pertanian Aplikasi biologis Kepekaan sasaran Bidang sasaran aplikasi Beberapa bidang sasaran atau sasaran fisik yang umum dalam aplikasi pestisida pertanian antara lain sebagai berikut: Tanaman atau bagian tanaman (terutama daun) Tanah Gulma Air Ruangan
Waktu aplikasi Saat aplikasi dan perkembangan OPT Saat aplikasi insektisida Jika dikatakan dengan tahap perkembangan hama, maka dikenal dengan beberapa saat aplikasi insektisida, yakni ; aplikasi preventif aplikasi dengan sistem kalender aplikasi berdasarkan ambang ekonomi
Saat aplikasi fungisida Aplikasi fungisida dapat dikelompokkan seperti aplikasi insektisida. Akan tetapi, karena sifat serangan dan cara hidup fungi berbeda dengan hama dan cara kerja fungisida juga berbeda dengan insektisida, maka saat aplikasi fungisida mengalami sedikit perubahan yaitu ; aplikasi protektif, preventif, atau propilaktik aplikasi kuratif dan eradikatif aplikasi berdasarkan ambang pengendalian
Saat aplikasi herbisida Herbisida pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu ; Herbisida pra-tumbuh Herbisida pasca-tumbuh Herbisida pasca-tumbuh awal
Takaran aplikasi Dosis aplikasi Konsentrasi aplikasi Hal yang mempengaruhi takaran aplikasi Ada beberapa keadaan yang kadang-kadang memaksa kita untuk menyesuaikan takaran aplikasi antara lain : OPT yang sudah berkurang kepekaannya sering memerlukan takaran yang lebih tinggi Intensitas serangan OPT yang sangat berat kadang-kadang juga memerlukan takaran yang lebih tinggi. Untuk herbisida tanah, takaran dapat berbeda pada jenis tanah yang berbeda.
Alat Semprot Pestisida Semua alat yang digunakan untuk mengaplkasikan pestisida dengan cara penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah lautan semprot, yang dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang halus(droplet).
Macam-macam Sprayer Sprayer Manual Sprayer Tenaga Mesin
Sprayer gendong yang harus dipompa terus-menerus Alat Semprot Manual Trigger pump Sprayer gendong Otomatis Bucket pump Sprayer gendong yang harus dipompa terus-menerus
Alat Semprot Tenaga Mesin Sprayer punggung bermesin Mesin pengkabut Power Sprayer Sprayer dan atomizer yang dipasang pada pesawat udara
Penyemprotan merupakan cara aplikasi yang paling banyak digunakan para pengguna pestisida pertanian di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Dalam penyemprotan, larutan semprot (pestisida tanpa air), dengan alat semprot akan dipecah menjadi buiran butiran-halus (droplet), dan didistribusikan keseluruh bidang sasaran penyemprotan, sehingga seluruh bidang sasaran tertutup droplet. Teknik Penyemprotan
Menyemprot secara benar Syarat, kriteria, atau paramaeter berikut ; Permukaan bidang sasaran tertutup oleh butiran semprot atau droplet dalam jumlah yang memenuhi syarat. Menggunakan ukuran droplet yang tepat Menggunakan volume aplikasi yang cocok untuk berbagai jenis tanaman dan stadia pertumbuhan tanaman yang berbeda. Pestisida yang disemprotkan menempel sebanyak mungkin pada bidang sasaran. Droplet semprotan didistribusikan diseluruh permukaan bidang sasaran secara merata.