BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5/ SEMESTER 1 SK: 1. Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan KD : 1.2. Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya
INDIKATOR Menjelaskan pengertian unsur-unsur instrinsik cerita rakyat Menyebutkan unsur-unsur instrinsik cerita rakyat Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita Menjelaskan perwatakan tokoh –tokoh dalam cerita rakyat. Menjelaskan pengertian latar Menyebutkankan latar cerita rakyat. Menjelaskan pengertian amanat Menjelaskan amanat yang terdapat cerita rakyat Menyebutkan tema cerita rakyat
UNSUR-UNSUR INSTRINSIK CERITA RAKYAT Cerita rakyat adalah cerita yang didengar masyarakat secara turun-temurun dan tidak benar-benar terjadi di zaman dahulu Unsur instrinsik cerita adalah unsur yang harus ada dalam sebuah cerita. Unsur-unsur instrinsik tersebut adalah: Penokohan (protagonis dan antagonis) Latar (tempat, waktu, dan sosial) Amanat (pesan yang ingin disampaikan)
PERWATAKAN TOKOH CERITA Tokoh cerita adalah orang/benda yang berperan dalam cerita. Tokoh yang sering disebutkan dalam cerita disebut tokoh utama. Disamping tokoh utama ada pula tokoh pendamping Setiap tokoh dalam cerita memiliki sifat/watak yang berbeda. Tokoh yang bersifat baik disebut tokoh protagonis. Tokoh yang berwatak jahat disebut tokoh antagonis
LATAR CERITA Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Jadi, latar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu,dan suasana. a. Latar Tempat Latar tempat adalah segala sesuatu yang menjelaskan tentang tempat terjadinya peristiwa dalam cerita. b. Latar Waktu Latar waktu adalah waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. c. Latar Suasana Latar suasana adalah penjelasan mengenai suasana pada saat peristiwa terjadi.
AMANAT CERITA Amanat adalah pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca cerita. Amanat itu dapat biasanya berupa nasihat untuk berbuat baik dan menjauhi sifat-sifat yang buruk.
TEMA CERITA TEMA adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema disebut juga “Topik Cerita” Tema-tema cerita rakyat antara lain: Kepahlawanan Kejujuran Persahabatan
Simaklah cerita rakyat berikut!Asal Usul Danau Toba Di sebuah desa di wilayah Sumatra, tinggal seorang pemuda. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan, hari ini, aku mendapat ikan yang besar,” gumampetani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar. yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?” gumam Petani. “Jangan takut, Tuan. Aku juga manusia sepertimu. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Putri. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu,” desak gadis itu. Petani itu pun mengangguk. Oleh karena itu, jadilah mereka pasangan suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati. Mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka dahsyat. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya.
Setahun kemudian, kebahagiaan petani dan istri bertambah karena istri petani melahirkan seorang bayi lakilaki. Ia diberi nama Putra. Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis, tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri. Lama-kelamaan, Putra selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka semakin lama semakin menjengkelkan. “Ya, aku akan bersabar. Dia tetap anak kita!” kata petani kepada istrinya. “Syukurlah, Kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Putri kepada suaminya. Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani. Pada suatu hari, Putra mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah. Akan tetapi, Putra tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Dilihatnya Putra sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan itu. Setelah Petani mengucapkan katakata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya lenyap; tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan makin deras. Air merendam desa Petani dan desa sekitarnya. Air meluas hingga membentuk sebuah danau. Danau itu, akhirnya, dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Tugas Individu Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Asal Usul Danau Toba! Bagaimana perwatakan masing-masing tokohnya! Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana cerita di atas! Sebutkan tema cerita rakyat di atas! Jelaskan amanat dalam cerita rakyat tersebut!
Memberantas Gerombolan Si Werok Uji Kompetensi Baca cerita rakyat dibawah ini dengan seksama ! Memberantas Gerombolan Si Werok Oleh: Putri Intan P. Aku terkejut, ketika siang itu melihatorang beramai-ramai ke sawah dengan membawa pentungan. Tiba-tiba, aku melihat Rudi, putra Paman Danu. ”Hai, Rudi! Rud, Rudi!” teriakku. Namun, tampaknya Rudi tidak mendengar. Aku mencoba berteriak sambil berlari, ”Rudi, tunggu!” Akhirnya, Rudi menengok ke arahku. ”Ya, ada apa Intan?” katanya sambil berhenti, menepi dari iring-iringan. ”Kamu mau ke mana?” ”Ke sawah, memberantas tikus. Kamu mau ikut?” tanya Rudi, yang membuatku jadi penasaran. ”Sebenarnya aku ingin, tapi . . . .” ”Nggak apa-apa, nanti kamu lihat dari kejauhan aja,” bujuk Rudi. Akhirnya, aku bergabung dengan orang-orang itu. Tak berapa lama, kami sampai di sawah. Beberapa orang dewasa mencangkuli pematang. ”Awas, siap-siap!” seru Pak Karman. Tiba-tiba, tiga ekor tikus besar melompat dan berlari hampir bersamaan. ”Hayo, kejar terus! Langsung pukul saja!” seru mereka.
Ketiga ekor tikus itu pun mati. Namun, para ”pemburu” belum puas Ketiga ekor tikus itu pun mati. Namun, para ”pemburu” belum puas. ”Wah, ini liangnya besar sekali! Tampaknya di sini jadi ’kerajaan’ tikus,” kata Pak Karman. Benar saja, baru beberapa cangkulan, lima ekor tikus melompat dan berlari tunggang langgang. Beberapa orang berlari mengejarnya. ”Pak Karman, ada tikus besar sekali. Tadi mau keluar lewat liang tembusan sebelah sini!” kata Pak Karjo. Pak Karman terus mencangkuli pematang itu. Sesaat kemudian, seekor tikus ”raksasa” (orang-orang desa itu menyebutnya tikus werok) melompat, hampir menerjang tubuh Pak Karjo. Pak Karjo mengejar si werok, diikuti Rudi. Si werok terus berlari. ”Huk, huk!” suara tikus itu seolah menggertak. Rudi ketakutan, namun terus mengikuti arah Pak Karjo. Beberapa kali tikus itu terkena pentungan, namun seolah tak merasakannya, bahkan ia berbalik menyerang. Pak Karjo jengkel, merasa ditantang. Pentungan dibuang kemudian ditubruknya ”si raksasa” itu . Pak Karjo berhasil mencekik tikus itu, namun tikus raksasa itu menggigit tangannya hingga berdarah.”Aduh! Aduh! Aduh!” teriak Pak Karjo kesakitan sambil memegangi tangannya. Melihat hal itu, Rudi berteriak minta tolong. Orang-orang yang lain berlari ke arah Rudi, kemudian beramai-ramai mengejar si werok. Berpuluh kali pentungan menimpa ”raksasa hitam” itu, hingga akhirnya mati. ”Kita pulang saja, sudah sore. Besok kita lanjutkan lagi!” kata Pak Karjo sambil merintih dan memegangi tangannya. Ajakan itu disambut teman-teman yang lain. Tampak senyum kepuasan menghiasi raut wajah mereka saat melangkah pulang. Tidak kurang dari seratus ekor tikus dan satu werok berhasil diberantas.
Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Asal Usul Danau Toba! Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! Sebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Asal Usul Danau Toba! Bagaimana perwatakan masing-masing tokohnya! Jelaskan latar tempat, waktu, dan suasana cerita di atas! Sebutkan tema cerita rakyat di atas! Jelaskan amanat dalam cerita rakyat tersebut!