Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep PENGELOLAAN SYSTEM KEGAWAT DARURATAN Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
Pendahuluan Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari kematian
PENOLONG PERTAMA masyarakat Kita tidak dapat selalu mengandalkan layanan ambulan atau para medik segera tiba dilokasi kejadian Alat dan waktu yang kita miliki terbatas
Tujuan PERTOLONGAN PERTAMA adalah: 1. Menyelamatkan nyawa korban 2. Meringankan penderitaan korban 3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah 4. Mempertahankan daya tahan korban 5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
Pengertian Gawat adalah suatu keadaan yang mengancam nyawa dan kecacatan yang memerlukan penanganan dengan cepat dan tepat Darurat adalah suatu keadaan yang tidak mengancamnyawa tetapi memerlukan penangan cepat dan tepat seperti gawat Gawat darurat adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa disebabkan oleh gangguan ABC ( Airway/jalan nafas, Breathing/pernafasan, Circulation/sirkulasi) jika tidak dapat ditolong segera maka dapat meninggal/cacat
Prinsip Utama : menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi gawat darurat. Filosofi dalam PPGD adalah ”Time Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian)
UU RI NO 44 TH 2009 Tentang Rumah Sakit Bab I Pasal I ayat 2 Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
MANAJEMEN BENCANA BERBASIS KEGAWATDARURATAN SEHARI-HARI 1 MANAJEMEN BENCANA BERBASIS KEGAWATDARURATAN SEHARI-HARI 1. Tahap Triase 2.Tahap Primary survey 3.Tahap Secondary survey 4.Tahap stabilization 5.Tahap transfer
PENANGANAN GAWAT DARURAT TRIAGE PENANGANAN GAWAT DARURAT
Latar Belakang Dr. Baron Dominique JL (1766-1842) :memberikan tindakan tidak berdasarkan urutan PD I :dipisahkan dipusat pengumpulan korban dan dibawa langsung ke fasilitas yang sesuai PD II : membedakan yang dengan luka ringan agar dapat kembali bertempur Akhir 1950 an:mulai dikembangkan sistem triage
Pengertian Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya ( Kathleen dkk,2008)
Prinsip Triage Segera dan tepat waktu (<60”) Pengkajian adekuat dan akurat Keputusan dibuat berdasarkan pengkajian. Intervensi sesuai kekuatan kondisi Tercapainya kepuasan pasien
TAHAP I TRIASE Meode untuk mendapatkan hasil yang sebaik mungkin pada kondisi jumlah pasien besar dengan sarana yang terbatas Dasar-Dasar Triase 1. Derajat cedera 2.Jumlah cedera 3.Sarana dan kemampuan 4. Kemungkinan bertahan hidup
Digunakan pada kegawat daruratan sehari-hari serta jumlah korban massal untuk penilaian status pasien terhadap ; 1.Penilaian TV dan kondisi 2.Penilaian tindakan yang diperlukan 3.Penilaian harapan hidup 4.Penilaian kemampuan medis 5.Prioritas penanganan morbidias,mortalitas,kecacatan 6.Pemberian label
Klasifikasi Prioritas I ( merah) :mengancam jiwa,perlu resusitasi dan tindakan segera dan mempunyai kesempatan hidup yang besar Prioritas II (kuning) :potensi mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Prioritas III (hijau) : perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Priorotas 0 (hitam)kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah
TAHAP II PRIMARY SURVEY -> Suatu kegiatan untuk menilai kondisi penderita (diagnostik) sekaligus tindakan resusitasi untuk menolong nyawa Keadaan yang mengancam nyawa ; 1. Airway ; menjaga airway dengan kontrol servikal 2. Breathing ; menjaga pernafasan dengan ventilasi 3. Cirkulation ; kontrol perdarahan 4. Disability ; status neurologis 5. Exposure ; buka baju, tetapi jangan sampai hipotermi
1. AIRWAY A. Kerusakan otak terjadi 6 – 8 menit. B 1. AIRWAY A. Kerusakan otak terjadi 6 – 8 menit. B. Pastikan kelancaran jalan nafas, ventilasi yang adekuat dan oksigenisasi. C. Airway definitif tindakan intubasi endotrakeal, penentuan pemasangan ini .
2. BREATHING = ventilasi A. AGD dan Pulse Oximetri B 2. BREATHING = ventilasi A. AGD dan Pulse Oximetri B. Kegagalan ventilasi hipoxia dan hipercarbia C. Kegagalan oksigenisasi dapat dinilai dengan melakukan observasi dan auskultasi pada leher dan dada
3. CIRCULATION A. Penilaian status hemodinamik penting B 3. CIRCULATION A. Penilaian status hemodinamik penting B. Penyebab utama terjadinya gg.sirkulasi karena perdarahan, ada 4 klasifikasi perdarahan ; 1.Perdarahan kelas I ; vol.darah hilang sampai 15 %, takikardi minimal, tekanan darah tidak berubah secara berarti 2. Perdarahan kelas II ; 15 – 30 % , takikardi, takipnoe, nadi menurun, cemas, ketakutan 3. Perdarahan kelas III ; 30 – 40 % (2000 ml), takikardi, takipnoe dan sistolik menurun 4. Perdarahan kelas IV ; lebih dari 40% hilang, diastolik tidak teraba, tekanan sistolik urun drastis, urin tidak ada, kesadaran menurun
4. DISABILITY (Evaluasi Neurologis) -Tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil - Metode AVPU ; A ; Alert (sadar) V ; Respon terhadap rangsangan vokal (suara) P ; Respon terhadap rangsangan nyeri (pain) U ; Unresponsive (tidak ada respon) 5. EXPOSURE (kontrol lingkungan) Setelah tindakan ini dilanjutkan dengan tindakan TAHAP III ; Secondary Survey yaitu pemeriksan secara keseluruhan mulai dari ujung rambut hingga ujung jempol kaki TAHAP IV ; Stabilisasi dan TAHAP V ; Transfer