PENDAHULUAN Apa itu konservasi tanah ? Apa itu agroforestry ?

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KONSERVASI TANAH DAN AIR
A. Masalah sehubungan dengan pembukaan hutan di kawasan Lindung
“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)” Oleh : Septia.
MANUSIA, TANAH, DAN LAHAN
PEDOSFER JenisTanah di Indonesia Kerusakan Tanah Pengertian
Pengertian Konservasi Tanah dan Air
PERSAMAAN UMUM KEHILANGAN TANAH
IV. FAKTOR ABIOTIK SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT HUTAN
EROSI TANAH Rina Yuni W ( ) Rosa Aprilia ( )
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
Faktor Abiotik.
LAND CLEARING DAN PERSIAPAN LAHAN TANAMAN SAWIT
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan.
Universitas Brawijaya
BIOSKOP PRESENTASI AKAN SEGERA DIMULAI KEPADA PARA PEMIRSA
KONSERVASI LAHAN Usaha memanfaatkan lahan sesuai dengan kemampuannya dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kaidah konservasi agar tidak terjadi.
Infiltrasi Infiltrasi : adalah peristiwa masuknya air ke dalam tanah.
EROSI TANAH Oleh: Drs.Mangapul P.Tambunan,M.Sc. Mangapul/Erosi_Tanah.
Soil and Water Conservation
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
PANTAI Daerah pantai atau pesisir merupakan wilayah sepanjang garis pantai yang sekiranya masih terkena pengaruh langsung dari aktivitas marin dengan berbagai.
SISTEM BERLADANG BERPINDAH (shifting cultivation)
Mutu Tanah dan Lahan Drs. Suprapto Dibyosaputro, M.Sc.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Rehabilitasi Lahan Pesisir.
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
PERAN BAHAN ORGANIK BAGI KESUBURAN TANAH
EROSI Erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia,
Pengendalian Sedimen dan Erosi
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
BAB 2 PEDOSFER.
Hubungan Suhu dan Pertumbuhan Tanaman
Prediksi Erosi DAS.
KOMPONEN ABIOTIK DALAM BIOSFER
KONSERVASI TANAH DAN AIR SECARA MEKANIK
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH.
PENYEBAB BANJIR Perbedaan elevasi (ketinggian tempat) antara pusat kota dengan garis pantai sangat tipis, sehingga aliran air hujan di permukaan tanah.
1. 4 MENGENDALIKAN EROSI LAHAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
FUNGSI HUTAN.
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
SISTEM TIGA STRATA (STS)
AGROFORESTRY (1) Bahan Kuliah Pertanian Terpadu
Sistem agroforestri.
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pengendalian Sedimen dan Erosi
Rehabilitasi Erosi Permasalahan dan Penanggulangan
Resume.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
5.
DASAR-DASAR ILMU TANAH UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
PENGARUH IKLIM DALAM PERTANIAN
MENERAPKAN METODE PERTANIAN BUDIDAYA LORONG
AMRIZAL SAIDI YULNAFATMAWITA
Design Vegetasi (Sistem pertanaman) Hijauan Pakan
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Perubahan lingkungan
POKOK-POKOK BAHASAN ASPEK TANAH/LAHAN DALAM AGROEKOLOGI
Perhitungan Erosi Halim Akbar.
EROSI Erosi adalah pengangkutan tanah dan bagian –bagian tanah (BO, UH, MO) dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami baik air ataupun angin.
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
Transcript presentasi:

KONSERVASI TANAH (soil conservation) DALAM AGROFORESTRY

PENDAHULUAN Apa itu konservasi tanah ? Apa itu agroforestry ? Apa itu agroforestri untuk konservasi tanah ? Bagaimana sebenarnya bentuk agroforestri yang dapat menjawab teknik konservasi tanah yang diterapkan dengan baik ?

Konsep dan Perkembangan Tahun 1930-an di U.S, timbul pemikiran tentang permasalahan erosi tanah Tahun 1970-1980-an, bukan masalah erosi saja tetapi juga masalah produktivitas lahan Tahun 1982, dibuat kesepakatan kerjasama masalah tanah & masalah produktivitas lahan, di fasilitasi oleh FAO (Food Agricultur Organization)

Pandangan Para Ahli Erosi tanah merupakan bentuk kerusakan lahan terbesar yang dapat saja terjadi dimana-mana (Lal, 1987) Konservasi tanah dilihat hanya sebagai kontrol terhadap kerusakan akibat erosi dan memelihara kesuburan tanah (Lundgren dan Nair, 1985: Young, 1989) Publikasi tentang konservasi tanah melalui hasil penelitian baru berkembang pada dekade 1977 s/d 1988 (Grendland, 1979; Moldenhauer & Hudson, 1988; e.g, Hamilton & King, 1983; Lal, 1988)

Aspek Penting Konservasi Tanah Penurunan kualitas tanah akibat erosi (kondisi fisik, kimia dan biologi) Penurunan produktifitas lahan akibat erosi (kesuburan, produksi panen, pertumuhan tanaman) Perencanaan penggunaan lahan harus disesuaikan dengan sistem klasifikasi kesesuaian/kemampuan dan teknik konservasi yang dapat dilakukan pada lahan tersebut Konservasi tanah harus mempertimbangkan metode teknik, mekanik, dan penentuan tanaman agroforestri yang sesuai

Metode Perhitungan Besar Erosi Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) oleh Wischmeier dan Smith, 1976 & 1978 A = R K L S C P A = Besar kehilangan tanah (ton/ha/th) R = Faktor erosifitas hujan (mm/th) K = Faktor erodibilitas tanah (range 0-1) L = Faktor panjang Lereng (m) S = Faktor kelerengan (%/o) C = Faktor penutupan vegetasi (range 0-1) P = Faktor pengelolaan tanah

Faktor-faktor pada metode USLE yang dapat berpengaruh proses erosi adalah : Erosifitas Hujan : melalui intensitas hujan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan tanah (energi kinetik) Erodibilitas Tanah : sifat fisik & organik tanah yang tidak mantap (tekstur, dan struktur tanah) Aliran Permukaan : dapat menimbulkan kerusakan permukaan tanah sehingga perlu dilakukan teknik konservasi tanah (terasering, sengkedan, tegalan & tumbuhan bawah) sebagai penghalang terjadinya erosi Tumbuhan Permukaan : sebagai tumbuhan penutup tanah yang dapat mengatur proses infiltrasi dan sebagai penghalang laju terjadinya erosi Pemilihan Jenis-jenis tanaman : untuk kegiatan konservasi tanah seperti; jenis Leguminoceae, Tectona grandis sp, Leucaena spp, Grilicidia spp, Mimosa spp, Eupotorium, Albizia spp dll maupun tanaman palawija lainnya, Sea mais, Cocus nucivera, Oriseamae, Miristica spp, dll

Besar Erosi pada Agroforestry Erosi yang masih ditolerir/diterima dibawah tegakan tanaman berada pada range 2.2-11.2 ton/ha/th Peranan agroforestry melalui siklus bahan organik dan unsur hara akan memantapkan agregat tanah dalam mencegah erosi (Young,1989) Kombinasi jenis-jenis tanaman agroforestry akan memelihara struktur tanah sehingga erosi yang terjadi akan berlangsung secara normal Besar erosi yang terjadi dari penerapan sistem agroforestry dapat diklasifikasikan atas ; erosi kecil (< 2 ton/ha/th), sedang (2-10 ton/ha/th), tinggi (>10 ton/ha/th) (Bellows, 1992; Omoro, 1993)

Tabel 18.1.Besar Erosi di Ekosistem Tropis Sistim Penggunaan Lahan Besar Erosi (ton/ha/th) Minimum Sedang Maksimum Kombinasi tanaman/pohon perkebunan 0.01 0.06 0.14 Hutan hujan alami 0.03 0.30 6.16 Pengolahan tanaman, periode belum ditanam 0.05 0.15 7.40 Hutan perkebunan belum terganggu 0.02 0.58 6.20 Pohon dengan tanaman penutup dan mulsa 0.10 0.75 5.60 Pengolahan tanaman dengan periode hasil 0.40 2.78 70.05 Sistem taungya, periode pengolahan 0.63 5.23 17.37 Pohon penutup, rerumputan teratur 1.20 47.60 182.90 Hutan perkebunan, kotoran sampah atau kondisi hangus terbakar 5.92 53.40 104.80 Sumber : Wiersum (1984)

Besar Erosi (ton/ha/th) Tabel 18.2. Besar Erosi Tanah di Plot Pertumbuhan Awal Musim Periode 1982-1987 Jenis Perlakuan Besar Erosi (ton/ha/th) Jarak (m) 1982 1983 1984 1985 1986 1987 A. Bajak - Pengerjaan 0.02 2.50 14.16 3.64 3.80 1.48 Tidak - Pengerjaan 0.01 0.004 0.026 0.23 0.20 0.16 B. Leucaena 4 0.69 1.38 0.17 0.63 0.49 Leucaena 2 0.25 0.18 0.07 0.03 C. Grilicidia 0.43 1.62 1.40 0.26 0.12 Grilicidia 0.10 2.05 1.11 0.06 LSD (0.05) (0.10) (i) Perlakuan (T) 1.82 1.49 (ii) Sistem (S) 1.48 1.22 (iii) Tahun (Y) 2.57 2.12 (iv) S x Y 4.46 3.67 (v) T x S Penelitian : Lal (1989)

Praktek agroforestri dapat mempertahankan sifat-sifat fisik lapisan tanah atas dapat menunjang pertumbuhan tanaman sekaligus mengatur dan mengontrol proses erosi melalui: Tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang tahun menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke permukaan tanah sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa memecahkan dan menghancurkan agregat menjadi partikel-partikel yang mudah hanyut oleh aliran air Kandungan bahan organik tanah di lapisan atas melalui pelapukan seresah yang jatuh ke permukaan tanah sepanjang tahun. Pemangkasan tajuk pepohonan secara berkala yang di tambahkan ke permukaan tanah juga mempertahankan atau menambah kandungan bahan organik tanah Kondisi demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas tanah serta lebih lanjut dapat meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan air

Menciptakan kondisi di permukaan tanah dan lapisan tanah lebih lembab, temperatur dan intensitas cahaya lebih rendah Kondisi iklim mikro yang terbentuk dapat membantu perkembangbiakan organisme semakin cepat untuk tersedianya bahan organik sebagai sumber energi Kegiatan organisme makro dan mikro berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik tanah seperti terbentuknya pori makro (biopores) dan pemantapan agregat yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas infiltrasi dan sifat aerasi tanah sehingga tanah tidak mudah tererosi Fungsi dan peranan perakaran tanaman selain membantu proses sirkulasi usur hara juga dapat memantapkan agregat tanah akibat erosi

Sistem agroforestri yang diterapkan untuk konservasi tanah antara lain: Sistem pertanaman lorong adalah kombinasai tanaman agroforestri dengan tanaman pangan pada lorong (alley) diantara barisan tanaman pagar (searah kontur) Sistem pertanaman pagar hidup adalah tanaman yang ditanam mengelilingi kebun sebagai batas sekaligus penahan terhadap aliran permukaan Sistim strip tanaman alami adalah kombinasi tanaman agroforestri dengan tanaman rumput menurut garis kontur alami sebagai sekat Sistem tanaman sela adalah kombinasi tanaman berkayu, buah-buahan dan tanaman palawija/semusim sebagai fungsi kerapatan tajuk untuk penutupan tanah Sistem tanaman penutup tanah adalah tanaman pelindung lapisan atas permukaan tanah Sistem strip campuran (tumpang sari) adalah tanaman yang ditanam secara teratur menurut barisan tanaman searah kontur Sistem tumpang gilir adalah pertanaman yang bdilakukan secara bergiliran dengan pertimbangan masa panen dan pergiliran tanaman

Sistem agroforestry harus dibarengi dengan konservasi tanah/lahan teknik sipil berupa Sistem terasering adalah perubahan bentuk terasering searah garis kontur seperti teras gundul, teras bangku, teras tunggal dan teras kredit Sistem pematang kontur adalah sistem pematang menurut kontur fungsi utama menyimpan air Sistem barisan batu adalah dengan menyusun bebatuan dengan membentuk model ruang terbuka Sistem teras bangku batu adalah pembuatan terasan berbentuk bangku pada tanah Sistem saluran pengelak adalah saluran yang dibuat searah dengan garis kuntur Sistem saluran pembuangan akhir adalah saluran yang dibuat searah lereng pada cekungan terendah dari topografi yang ada

Gbr 1 : Sistem Agroforestry dan Teknik Konservasi Gbr 1 : Sistem Agroforestry dan Teknik Konservasi Tanah yang diterapkan

Tanaman Perlindungan Angin Jenis tanaman yang dipakai untuk perlindungan angin secara fisik (akar, batang dan daun) cukup kuat Jenis tanaman yang dipilih berfungsi ganda; cepat tumbuh, menyuburkan tanah, tata air dan penyanggah angin Jenis tanaman yang dipilih biasanya berupa tanaman buah, perkayuan, mulsa, makanan ternak, tanaman bahan industri Tanaman yang dipakai untuk perlindungan angin dapat mencegah kecepatan angin sampai 20 % seperti jenis eucalyptus spp, casuarina spp, cassia spp, prosopis spp, leucaena spp dan agave spp Contoh di Nigeria, ditanam jenis kayu-kayuan dengan jarak 4 m seluas 3000 ha berfungsi ganda untuk penghalang angin dan produksi pasaran lokal

Penggunaan Agroforestry Tabel 18.3. Penggunaan Agroforestry sebagai kontrol terhadap erosi Penggunaan Agroforestry Hasil bagi lingkungan Catatan Kombinasi tanaman perkebunan iklim basah bagi humus dan aktifitas humus Kombinasi tanaman perkebunan melalui bermacam tanaman yang efektif dalam mengontrol proses erosi pada kemiringan lereng Bermacam pohon perkebunan di dalam rumah kebun Pembentukan humus dan pengaruh iklim basah bagi peningkatan proses aktifitas humus Memperkuat kontrol erosi terhadap kombinasi dari tanaman penutup melalui proses pemupukan secara terus menerus Gabungan tanaman lorong (alley) dan tanaman berbaris Menciptakan iklim sedang bagi proses humus dan aktifitas humus Dapat memperkuat keberadaan lahan dengan ditanami berdasarkan kemiringan lereng untuk mengatur terjadinya erosi Struktur pohon-pohon dalam mengatur erosi Sebagai pelengkap dalam mengatur stabilitas dari struktur tanaman dan keuntungan terus-menerus dari produksi masing-masing tanaman; tanaman buah-buahan, tanaman berkayu, berbatang, rerumputan ternak, dan jenis yang dimanfaatkan Penghalang angin dan tanaman pelindung Batas daerah kering Mengurangi kekuatan angin dan erosi; mengatur peningkatan produksi Penggunaan silvopastural Iklim, daerah kering dan aktifitas humus, dan pengaruh yang baik humus Perlu waktu untuk pertumbuhan tanaman dan pengaturan program-program untuk penanaman rumput Bermacam kegunaan pengambilan penting tanaman hutan Perencanaan desain pembangunan yang kuat keterpaduan dan kegunaan dari pengelolaan daerah aliran sungai Perencanaan dan manajemen terpadu dari penggunaan lahan perlu waktu untuk mendapatkan hasil yang nyata dari sistem agroforestri yang dilakukan Sumber : Adaptasi dari Young (1989)