LAPORAN MAGANG MANAJEMEN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRIC DI RUMAH SAKIT BERSALIN BUNDA LESTARI PADA TAHUN 2014. SRIYATI 2013-31-265 PROGRAM STUDI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ADMINISTRASI PUSKESMAS
Advertisements

SISTEM MANUAL RUJUKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
PELATIHAN PONED & APN PUSDIKLAT APARATUR.
MODEL PRAKTIK KEBIDANAN
POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
KEBIDANAN SEBAGAI PROFESI
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Oleh ARINI KUSMINTARTI, SKM
Proses. Oleh. Dr.Resna AS MPH..
PERAN PERAWAT MATERNITAS DI MASYARAKAT dan RS
Pertemuan ke-2 Bentuk formulir: Prinsip umum desain formulir
GATHERING BIDAN 2012 RSU PKU Muhammadiyah Gombong
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. ENDE Kebijakan Umum Sistem Rujukan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Maternal Perinatal.
“MANAGAMEN KESEHATAN”
MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
MANAJEMEN RUMAH SAKIT.
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR KOMPETENSI BIDAN
PERIJINAN DAN PEMBINAAN PRAKTIK KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DALAM UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB DI RSUD TUGUREJO Semarang , 18 September 2015.
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Undang-Undang Kesehatan dan Undang-Undang Praktik Kedokteran
INEL MASRAYANTI IB PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung oleh prinsip-prinsip.
JAMPERSAL Kelompok 2.
Disusun Oleh: Fiana Ryzki Utami A
RAHMADIA IB SEJARAH ASUHAN KEHAMILAN
OLEH : Dr. KOESWANDONO, M.Kes
Sistem Rujukan OLEH : DIAH FATWA SHOLIHAH.
NAMA : OSHI ANDILA TINGKAT : II B TUGAS : ASKEB II
STANDAR KOMPETENSI BIDAN
MANAJEMEN KEBIDANAN Oleh: Monarisa.
KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN II
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
Konsep Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Konsep Kegawatdaruratan Maternal Dan Neonatal
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
STANDAR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
MAPEL : EKONOMI KELAS/SEMESTER : X/1 MATERI : MANAJEMEN
Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan
PROGRAM PASCA SARJANA STIE AMKOP MAKASSAR 2014
HUBUNGAN RETENSIO PLASENTA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM
FUNGSI MANAJEMEN PERTEMUAN 5 INTAN SILVIANA MUSTIKAWATI, SKM, MPH
MANAJEMEN PELAYANAN RS
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL Ns. Neng Eti Winahayu, SpKepJ
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
SUPPLY PELAYANAN KESEHATAN
MMIK INFORMASI KESEHATAN
MMIK STANDAR PENILAIAN
Konsep Dasar Asuhan Pada Ibu Hamil
SOSIALISASI MUTU KLINIS DAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS WOTU.
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PERATURAN PEMERINTAHAN TENTANG STANDAR PROFESI & PRAKTIK BIDAN Sintha Wijayanti Akademi Kebidanan Assyifa Tangerang.
TAHUN CAPAIAN PKP UKP TAHUN HASIL MONITORING PJ UKP TB 4 3. SOSIALISASI PKP UKP baru SOSIALISASI dan KESEPAKATAN PELAYANAN ◦ Nilai.
EPIDEMIOLOGI PADA LINGKUNGAN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA
PENGUMPULAN DATA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
Manajemen Kolaborasi Kebidanan Oleh : Rani Kusmirani.
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
KEMITRAAN BIDAN DENGAN DUKUN PARAJI
MENUJU KEMITRAAN BIDAN & DUKUN PARAJI DI KECAMATAN
Gerakan Sayang Ibu. Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas.
Pengantar Manajemen Pelayanan RS Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1.
Transcript presentasi:

LAPORAN MAGANG MANAJEMEN PELAYANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRIC DI RUMAH SAKIT BERSALIN BUNDA LESTARI PADA TAHUN 2014. SRIYATI 2013-31-265 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.Kasus kegawatdaruratan obstetric 2.Menurut WHO ► masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. 3.Tingginya angka kematian ibu dan bayi di indonesia. 4.Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di kabupaten Tangerang. 5.Permasalahan yang ada di RS bersalin Bunda Lestari adalah sering terjadinya keterlambatan penanganan pada kasus kegawatdaruratan obstetric sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu maupun bayinya.

Tujuan umum Mengetahui gambaran sistem manajemen pelayanan kegawatdaruratan obstetric di Rumah sakit bersalin Bunda Lestari pada tahun 2014. TUJUAN KHUSUS : Mengetahui proses penilaian awal kondisi penderita. Mengetahui proses penegakkan diagnosis. Mengetahui proses pelaksanaan SOP. Mengetahui proses penanganan kasus kegawatdaruratan obstetric. Mengetahui proses perawatan dan evaluasi pasien pasca pelayanan.

Bab II kerangka teori dan kerangka konsep Manajemen berasal dari bahasa latin “ Manui “ yang artinya tangan yang pegang kendali agar dapat mencapai tujuan dengan baik, sedangkan menurut lewis manajemen adalah proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya secara efektif dan fisien sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi manajemen menurut george terry yaitu : Planning ( perencanaan ) Organizing ( pengorganisasian ) Actuating ( pengerakkan ) Controlling ( pengawasan )

Unsur Manajemen ( 6 M ) Man : sumber daya manusia Money : uang/dana Material : bahan/material Machine : mesin/alat Method : cara yang digunakan Market : pasar Pelayanan Menurut Fred Luthans (1995), pelayanan adalah sebuah proses pemenuhan kebutuhan yang menyangkut segala usaha yang dilakukan orang lain dalam rangka mencapai tujuan. Menurut zeitaml (1996), pelayanan adalah penyampaian secara eXcellent/superior dibandingkan dengan harapan konsumen.

Kegawatdaruratan obstetric adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya dan dapat menyebabkan kematian (chamberlain, geoffrey & Philip Steer, 1999). Manajemen pelayanan kegawatdaruratan obstetric adalah pengelolaan dan koordinasi sumber daya secara efektif dan efisien terhadap kasus gawat darurat obstetric agar dapat menyelamatkan kehidupan ibu dan janinnya ( lewis, Buku acuan manajemen kegawatdaruratan obstetric neonatal essensial dasar, 2005 ).

Proses manajemen kegawatdaruratan obstetric 1.Penilaian awal kondisi penderita adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetric yang dicurigai dalam keadaan gawat darurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan cara mengidentifikasi penyulit atau komplikasi yang dihadapi, anamnesa awal dilakukan bersamaan dengan periksa pandang, periksa raba dan penilaian tanda vital untuk mendapatkan informasi yang sangat penting yang berkaitan dengan kasus yang sedang dihadapi (buku konsep kebidanan, 2014).

2. Penentuan permasalahan utama (diagnosis) Menurut Degowin, 1969, penegakkan diagnosis merupakan seni atau upaya mengenali gejala- gejala, tanda-tanda dan temuan laboratorium yang memerlukan 4 langkah yaitu : mengumpulkan fakta-fakta, mengevaluasi fakta-fakta, mempersiapkan hipotesis dan memilih diantara hipotesis (diagnosis banding). 3.Pelaksanaan SOP kegawatdaruratan Obstetric yaitu pelaksanaan standar atau acuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric yang bermanfaat untuk efisiensi waktu, membantu karyawan lebih mandiri dan mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian petugas, dll.

4.Penanganan kasus kegawatdaruratan obstetric a.Prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan obstetric Menghormati hak pasien Gentleness (bertindak dengan cara yang lembut) Komunikatif Dukungan keluarga (family support) b.Prinsip umum penanganan kegawatdaruratan obstetric : Bebaskan jalan napas Pemberian oksigen Pemberian cairan intravena Pemberian transfusi darah Pasang kateter kandung kemih Pemberian antibiotika Obat pengurang rasa nyeri Tindakan operatif yang dibutuhkan

5.Perawatan dan evaluasi kondisi pasien pasca pelayanan kegawatdaruratan obstetric adalah segala upaya/tindakan yang harus dilakukan agar kondisi pasien dapat kembali normal dan sehat seperti sedia kala(buku asuhan kegawatdaruratan maternitis,2013) dan merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan keberhasilan pencapaian kesehatan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana kesehatan pasien telah tercapai (Gronlund,1975)

Kerangka konsep

Menentukan judul magang Observasi lahan magang Mengurus perizinan Bab III proses magang 1.Persiapan teknis Menentukan judul magang Observasi lahan magang Mengurus perizinan 2. Persiapan administrasi (pemilihan lokasi magang) 3.Pelaksanaan 22 hari kerja Mengisi absensi Tanda tangan pembimbing lapangan 4.Tahap pembuatan laporan 5.Jadwal kegiatan : mulai 16 oktober sampai 4 Desember 2014.

6.Gantt Chart kegiatan

B.Visi, Misi dan Motto RS Bunda Lestari Bab iv hasil magang 1.Gambaran umum RS Bersalin Bunda Lestari A.Sejarah Rs Bersalin Bunda Lestari Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari berawal dari Bidan Praktek Swasta Ibu Hj. Surayah yang telah beroperasi sejak tahun 1987. Seiring dengan perkembangan,pada tahun 2009 bekerjasama dengan Dr. Purnawan Senoadji, Sp.OG., seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk meningkatkan statusnya menjadi rumah sakit bersalin. B.Visi, Misi dan Motto RS Bunda Lestari Visi :Menjadi Rumah Sakit Bersalin terbaik dalam memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan biaya terjangkau.

Misi:1)Memberikan dan meningkatkan. pelayanan. kesehatan secara Misi:1)Memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dengan tenaga medis dan non medis yang professional. 2)Kerjasama dengan semua pihak untuk memperoleh kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat. Motto : “ WE CARE ” : kami memberikan pelayanan secara cepat, akurat, ramah dan ekonomis dengan hati, seperti keluarga sendiri. C.Lokasi kegiatan RS Bersalin Bunda Lestari, jalan Raya Dadap rt.08/03 Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

2.Gambaran Umum Manajemen Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetric di RS Bersalin Bunda Lestari A.Input 1.Man → sumber daya manusia Spog :2 orang dokter anak :1 orang Dokter umum :2 orang Dokter anastesi :2 orang Bidan :8 orang Perawat :5 orang P.O.S :4 orang 2.Methode → tindakan atau keterampilan dalam menangani kasus kegawatdaruratan obstetric 3.Material → SOP (standar Operasional Prosedur) 4.Money → dana/anggaran yang dibutuhkan

1.Penilaian awal keadaan penderita B.Proses 1.Penilaian awal keadaan penderita Ketika pasien datang → anamnesa bersamaan dengan periksa pandang, periksa raba dan tanda vital yang dilakukan oleh bidan/perawat yang sedang bertugas. 2.Penegakkan diagnosis Setelah dilakukan penilaian awal→ dilaporkan ke dokter Spog → ditegakkan diagnosis oleh dokter spesialis kandungan tersebut. 3.Pelaksanaan SOP Atas instruksi dokter Spog → dilaksanakan tahapan-tahapan penanganan sesuai dengan SOP yang sudah dipasang di setiap dinding kamar bersalin.

4.Penanganan kasus kegawatdaruratan obstetric Informed consent → Penanganan dasar dan penanganan umum sesuai instruksi dokter→ tindakan operatif oleh dokter Spog(sering mengalami kendala). 5.Perawatan dan Evaluasi perawatan pasca tindakan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric → observasi keadaan umum, observasi TTV, observasi cairan masuk dan keluar, pemberian obat-obatan yang terjadwal sesuai instruksi dokter spesialis kandungan. Hasil Evaluasi di dokumentasikan kedalam rekam medis pasien dan kedalam buku laporan jaga.

Bab v pembahasan Manajemen pelayanan kegawatdaruratan obstetric di RS Bersalin Bunda Lestari. A.Input 1.Man Jumlah Sumber daya manusia terutama dokter spesialis di Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari masih kurang, seperti jumlah dokter spesialis kandungan 2 orang dan jam prakteknya tidak full timer di rumah sakit. Tenaga-tenaga medis yang belum terlatih Harus dilakukan proses organizing atau pengaturan sumber daya manusia sesuai dengan pekerjaaan dan kebutuhan terhadap sumber daya manusia di Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari agar dapat tercapainya tujuan dari rumah sakit tersebut dalam mencapai derajat kesehatan ibu dan janinnya secara optimal. Hal ini Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh George Terry tentang fungsi manajemen.

2.Methode Pada prakteknya di Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari tingkat skill atau kemampuan dari tenaga medis dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan obstetric seperti bidan jaga atau perawat yang ada belum maksimal. Berdasarkan teori Zeitaml (1996:177) yang menjelaskan bahwa pelayanan adalah penyampaian secara eXcellent atau superior dibandingkan dengan harapan konsumen. Agar dapat tercapainya pelayanan yang eXcellent atau superior maka perlu di laksanakan lima dimensi pelayanan dan dilakukan upaya peningkatkan skill atau kemampuan para tenaga medis tersebut melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan pelayanan kegawatdaruratan obstetric.

3.Material/SOP Ditetapkannya beberapa SOP tentang kegawatdaruratan obstetric seperti SOP untuk kasus perdarahan ante partum, perdarahan post partum, PEB, Hipertensi, Asfiksia dan lain-lain yang sudah terpasang di dinding unit kamar bersalin. Pada bulan oktober 2014 yang lalu telah di terbitkannya Peraturan Bupati Tangerang Nomor 56 tahun 2014 tentang “ Pedoman Pelayanan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Kabupaten Tangerang” . Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Tjipto Atmoko.

4. Money/anggaran Dana belum optimalnya dana yang dialokasikan untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi setiap karyawannya. B.Proses 1.Proses penilaian awal kondisi penderita di Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari sudah dapat berjalan dengan baik. Sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh Riswan RSW, 2013 bahwa proses penilaian awal dilakukan dengan dimulai dari penilaian pandang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi pasien dan harus dilakukan secara sistematis sehingga dapat teridentifikasi dengan cepat penyulit atau komplikasi yang dihadapi.

2.Penegakkan diagnosis Hasil penilaian awal ► dilaporkan kepada dokter spesialis kandungan ► dilakukan penentuan diagnosis berdasarkan pada gejala-gejala yang ada, fakta-fakta yang terkumpul, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium yang sudah dilakukan. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Degowin,1969 3.Pelaksanaan SOP dalam proses pelaksanaannya masih dinilai belum optimal dilihat dari kapasitas tim medis yang belum terlatih dan kompeten dalam melaksanakan setiap tindakan yang sudah tertuang di dalam SOP,juga dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia seperti dokter-dokter spesialis yang tidak selalu stanby berada di tempat apabila terjadi kegawatdarutan obstetric sehingga beberapa tindakan yang ada di dalam SOP tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik.

4.Penanganan kasus kegawatdaruratan obstetric Sering terjadi kendala pada saat akan melaksanakan tindakan operatif karena keterbatasan tenaga spesialis. Menurut Campbell S Lee,2000 bahwa kasus kegawatdaruratan harus dengan cepat ditangani agar tidak terjadinya resiko kematian. Pasien akan di rujuk kembali ► resiko mengalami keterlambatan penanganan

5.Perawatan dan evaluasi kondisi pasien pasca tindakan Proses yang dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Bunda Lestari sudah cukup baik, sesuai dengan teori Gronlund,1975 yang menyatakan bahwa proses evaluasi pasca pelayanan kegawatdaruratan obstetric merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan keberhasilan pencapaian kesehatan dan untuk mengetahui sampai sejauh mana kesehatan pasien tercapai. Namun proses pemantauan pasien-pasien yang telah dirujuk ke rumah sakit lain belum berjalan optimal.

Bab vi kesimpulan dan saran KESIMPULAN : 1.Proses penilaian awal sudah dilakukan secara sistematis 2.Penegakkan diagnosis sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang harus dilaksanakan 3.Pelaksanaan SOP perlu ditingkatkan baik dalam segi kelengkapan SDM dan peningkatan kapasitas SDM 4.Proses penanganan harus lebih di tingkatkan dengan melaksanakan manajemen pelayanan kegawatdaruratan obstetric yang optimal 5.Proses perawatan dan evaluasi sudah cukup baik

SARAN : 1.Peningkatan manajemen waktu praktek dokter spesialis kandungan dan dokter anastesi 2.Sebaiknya dilakukan penambahan SDM Spesialis 3.Peningkatan kapasitas/skill tenaga medis seperti bidan atau perawat dengan mengikut sertakan dalam pelatihan PONED maupun PONEK 4.Peningkatan proses pemantauan pasien yang di rujuk ke rumah sakit lain

TERIMA KASIH