Kebijakan bkkbn dalam mencapai sasaran mdgS Dr. Sudibyo Alimoeso, MA Plt. Kepala BKKBN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jakarta, 15 PEBRUARI 2013
SITUASI DAN KONDISI KEPENDUKAN DAN KB
PERKEMBANGAN JUMLAH & LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK Dalam periode 10 tahun (2000–2010): Jumlah penduduk Indonesia meningkat sebanyak 32,5 juta jiwa. Hal ini lebih banyak 3,4 juta jiwa dari proyeksi sebanyak 234,2 juta jiwa Demikian halnya dengan LPP, yaitu meningkat menjadi sebesar 1,49 persen dari 1,45% . Hal ini lebih banyak 0,22% dari proyeksi sebesar 1,27% Sumber: Sensus Penduduk 1961-2010, Proyeksi Penduduk 2005-2025. BPS.
PERSEBARAN/DISTRIBUSI PENDUDUK Male Female Male + Female 119 630 913 118 010 413 237 641 326 Area Number (in Thousand) Persentage (%) Pop Density (people/km2) Sumatera 50.631,00 21,3 105,31 Jawa + Bali 140.501,40 59,1 1.039,07 Nusa Tenggara 9.184,00 3,9 136,48 Kalimantan 13.787,70 5,8 25,34 Sulawesi 17.371,80 7,3 92,15 Maluku 2.571,60 1,1 32,59 Papua 3.593,80 1,5 8,64 National 237.641,30 100,00 124,36
KONDISI dan PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK PIRAMIDA PENDUDUK SP1961 - SP2010 Triple Burden on Pop USIA TUA 64+ Thn Infrastruktur dan fasilitas untuk usia lanjut (jaminan sosial, dan panti jompo dsb) USIA PRODUKTIF 15-64 Thn Fasilitas dan infrastruktur pada pendidikan sekunder dan tersier, serta penyediaan pekerjaan USIA Muda 0-14 Thn Sosial dan ekonomi investasi di bidang infrastruktur dan fasilitas pelayanan sosial dasar
ANGKA KELAHIRAN TOTAL (TFR) STAGNAN, ASFR 15-19 TAHUN MENINGKAT CPR NAIK TDK SIGNFIKAN DAN UNMET NEED MENURUN SEDIKIT Target 2014: 2,1 Target 2014: 30 Target 2014: 65 Target 2014: 5 Sumber: BPS, SDKI 1991 - 2012
CURRENT FERTILITY RATE Age-specific rates and total fertility rate, the general fertility rate, and the crude birth rate for the three years preceding the survey, by residence, Indonesia Age group Residence Total Urban Rural 2007 2012 15-19 26 32 74 69 51 48 20-24 116 121 153 156 135 138 25-29 145 131 141 134 143 30-34 104 108 110 98 103 35-39 59 70 64 65 62 40-44 17 22 21 20 19 45-49 4 3 7 6 TFR 2.3 2.4 2.8 2.6 GFR 80.0 82.0 97.0 94.0 89.0 88.0 CBR 20.2 20.1 21.5 20.7 20.9 20.4 Notes: Age-specific fertility rates are per 1,000 women. Rates for age group 45-49 may be slightly biased due to truncation. Rates are for the period 1-36 months prior to interview. TFR: Total fertility rate expressed per woman GFR: General fertility rate expressed per 1,000 women age 15-44 CBR: Crude birth rate, expressed per 1,000 population
Fertility by Province (1) Total fertility rate for the three years preceding the survey, percentage of women age 15-49 currently pregnant, and mean number of children ever born to women age 40-49 years, by province Province CPR Modern method Total fertility rate Percentage women age 15-49 currently pregnant Mean number of children ever born to women age 40-49 2007 2012 Sumatera DI Aceh 45.4 44.4 3.1 2.8 6.1 5.2 4.2 3.9 North Sumatera 42.6 42.8 3.8 3.0 3.6 5.8 4.7 4.0 West Sumatera 52.8 50.2 3.4 5.7 4.3 3.5 Riau 54.0 2.7 2.9 4.6 Jambi 62.5 62.0 2.3 5.3 South Sumatera 62.6 64.4 3.3 Bengkulu 70.4 61.2 2.4 2.2 Lampung 66.0 66.3 2.5 4.8 Bangka Belitung 64.7 65.3 2.6 5.5 Riau Islands 48.0 3.2 Java DKI Jakarta 56.4 53.4 2.1 4.1 West Java 60.3 4.4 3.7 Central Java 60.0 61.5 DI Yogyakarta 54.8 59.6 1.8 East Java 62.3 62.4 Banten 55.4 61.3 Bali and Nusa Tenggara Bali 65.4 West Nusa Tenggara 52.2 55.1 4.9 East Nusa Tenggara 30.1 38.3 6.2 Wilayah Penyangga Utama (70% pop Ind) Wilayah Pengembangan
Fertility by Province (2) CPR Modern method Total fertility rate Percentage women age 15-49 currently pregnant Mean number of children ever born to women age 40-49 2007 2012 Kalimantan West Kalimantan 61.2 63.9 2.8 3.1 5.1 5.3 4.0 3.7 Central Kalimantan 65.2 64.8 3.0 7.1 5.5 3.6 South Kalimantan 63.2 66.4 2.6 2.5 5.7 3.8 3.2 East Kalimantan 55.4 54.1 2.7 5.2 3.4 Sulawesi North Sulawesi 66.7 63.7 4.1 Central Sulawesi 59.8 52.5 3.3 3.9 South Sulawesi 42.9 47.5 Southeast Sulawesi 44.4 48.4 5.6 4.3 Gorontalo 58.8 61.5 West Sulawesi 44.5 48.0 3.5 6.3 4.6 4.4 Maluku and Papua Maluku 29.4 40.4 4.5 4.2 North Maluku 46.2 51.1 6.5 West Papua 37.5 41.0 4.7 Papua 24.5 19.1 2.9 Indonesia 57.4 57.9 Wilayah Penyangga Utama (70% pop Ind) Wilayah Pengembangan
Percentage CPR any method
ASFR SDKI 2007-2012
ASFR SDKI 2012
ASFR SDKI 2007-2012
PERBANDINGAN PA DENGAN BERBAGAI METODE DAN POSISI PB (2008 – 2012) (Dalam ribuan) Kontribusi PB terhadap PA : Thn ’08 : 6.796 PB , Kontrib ke PA :-1.480 Thn ‘09 : 7.679 PB , Kontrib ke PA : -440 3. Thn ‘10 : 8.647 PB , Kontrib ke PA : 289 Kontribusi PB terhadap PA : 4. Thn ‘11 : 9.581 PB , Kontrib ke PA : 975 5. Thn ‘12 : 8.608 PB , Kontrib ke PA : 1 *TOTAL : 41.310 , Kont. ke PA : -555
SASARAN MDGs TERKAIT DENGAN KB
PEMBANGUNAN KKB DALAM MDGS MDGs merupakan komitmen nasional dan global Upaya percepatan pencapaian target MDGs menjadi prioritas pembangunan nasional dan sinergis antara perencanaan nasional di pusat dan daerah Target MDGs telah diakomodasikan dalam RPJMN 2010- 2014 Sebagian besar pencapaian MDGs Indonesia sudah sesuai dengan rencana target yang ditetapkan (on track). Namun demikian, masih ada beberapa target MDGs yang memerlukan upaya keras untuk mencapainya dan masih terjadi disparitas pencapaian target MDGs di tingkat provinsi. Peta jalan (roadmap) nasional percepatan pencapaian target MDGs telah dirumuskan. Roadmap perlu dijabarkan oleh daerah dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) MDGs sesuai dengan kondisi dan permasalahan serta kemampuan daerah masing-masing.
GOAL 5: IMPROVE MATERNAL HEALTH Target 5a: Reduce By Three Quarters The Maternal Mortality Ratio 5.1. Maternal Mortality Ratio (MMR) 5.2. Proportion Of Birth Attended By Skilled Personnel Target 5b: Achieve, by 2015, universal access to reproductive health 5.3. Contraceptive prevalence rate (CPR) 5.4. Adolescent birth rate 5.5. Antenatal care coverage 5.6. Unmeet need for family planning
Keterkaitan Program KKB PENCAPAIAN TARGET 5B Contraceptive prevalence rate (CPR) Adolescent birth rate (ASFR15-19) Unmet need for Family Planning
PEMBANGUNAN KKB PRIORITAS RKP SESUAI DENGAN RPJMN DAN KELANJUTAN RKP SEBELUMNYA Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 1 Pendidikan 2 Kesehatan 3 Penanggulangan Kemiskinan 4 Ketahanan Pangan 5 Infrastruktur 6 Iklim Investasi dan Iklim Usaha 7 Energi 8 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 9 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pascakonflik 10 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi 11 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 12 Bidang Perekonomian 13 Bidang Kesejahteraan Rakyat 14 PRIORITAS NASIONAL RPJMN 2010 - 2014 Program KKB menjadi salah fokus prioritas nasional Kesehatan dan Kenanggulangan Kemiskinan
SASARAN PROGRAM KKB DALAM RPJMN 2010-2014 Sasaran RPJMN Status Awal Target 2014 Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) 1,3 (Supas 2005) 1,1 b. Menurunnya TFR per perempuan usia reproduksi 2,3 (Adjusted SDKI 2007) 2,1 c. Meningkatnya CPR cara modern (persen) 57,4 (SDKI 2007) 65,0 d. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen) 9,1 5,0 e. Menurunnya ASFR 15−19 tahun per 1.000 perempuan 35 30 f. Meningkatnya median usia kawin pertama perempuan (tahun) 19,8 21 g. Menurunnya disparitas TFR, CPR dan unmet need antarwilayah dan antartingkat sosial ekonomi SASARAN TARGET RKP Output: (Peserta KB) 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah peserta KB baru /PB (juta) 7,1 7,2 7,3 7,5 7,6 Jumlah peserta KB baru miskin/KPS dan KS-I (juta) 3,75 3,80 3,89 3,97 4,05 2. Jumlah peserta KB aktif/PA (juta) 26,7 27,5 28,2 29,0 29,8 Jumlah peserta KB aktif miskin/KPS dan KS-I (juta) 11,9 12,2 12,5 12,8 13,1 3. Jumlah peserta KB baru mandiri (juta) 3,4 3,5 3,6 Outcome 2010 2011 2012 2013 2014 TFR 2,15 2,14 2,13 2,12 2,1 CPR 60,0 61,2 62,5 63,8 65 UNMET NEED 7,3 6,8 6,2 5,6 5 ASFR 15-19 tahun 32,9 32,1 31,4 30,7 30
LAPORAN PENCAPAIAN MDGs TERKAIT DENGAN KB
12. POSISI PENCAPAIAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) INTRODUCTION--CONTINUE
SASARAN & PENCAPAIAN OUTCOME PROGRAM KKB, RPJMN 2010-2014 Sasaran RPJMN Status Awal CAPAIAN Target 2014 KETERANGAN Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) 1,3 (Supas 2005) 1,45 (SP2000) - 1,49 (SP2010) 1,1 Sangat Sulit Tercapai Disebabkan Stagnannya capaian TFR. Perlu Kerja Lebih Keras b. Menurunnya TFR per perempuan usia reproduksi 2,3 (Adjusted SDKI 2007) 2,6 (SDKI 2007) (SDKI 2012) (Hasil Sementara) 2,1 Disebabkan CPR naik sedikit (0,5). c. Meningkatnya CPR cara modern (persen) 57,4 57,9 (SDKI 2012) (Hasil Sementara) 65,0 Disebabkan banyak yang mengalami ketidak berlangsungan (DO), kegagalan dan efek samping dalam penggunaan kontrasepsi. Disamping itu penggunaan MKJP masih sedikit. d. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen) 9,1 8,5 5,0 Disebabkan masih banyaknya keinginan untuk hamil lagi (5,4%). e. Menurunnya ASFR 15−19 tahun per 1.000 perempuan 35 51 48 30 Disebabkan masih rendahnya rata-rata usia kawin pertama. f. Meningkatnya median usia kawin pertama perempuan (tahun) 19,8 22,32 -na- 22,27 21 Belum Tercapai Disebabkan masih rendahnya pengetahuan kesehatan reproduksi bagi remaja. Perlu Kerja Keras
PENCAPAIAN TARGET OUTPUT RPJMN 2010-2014 No RPJMN 2010-2014 Baseline Target 2014 Perkembangan Pencapaian Status Perkiraan Pencapaian4) Indikator Satuan 2010 2011 2012 1) 2013 2014 1. Peserta/Akseptor KB - Jumlah peserta KB Baru (juta akseptor) 7,1 7,6 36,7 k) 8.65 (Statistik Rutin 2010, BKKBN) 9.58 (Statistik Rutin 2011, BKKBN) 4.59 2) 7,5 - Jumlah Perserta KB Aktif 26,7 29,8 33,1 t) (Statistik Rutin 2010 BKKBN) 34,87 t) 35,2 t) 3) 29,0 - Jumlah Peserta KB Baru yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1) 3,75 4.05 19,46 k) 3.76 (Statistik Rutin 2011, BKKBN) 4.29 2,15 3,97 4,05 2. - Jumlah Peserta KB Aktif yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1) 11,9 13.1 14.26 t) 14,61 t) 14,57 t) 12,8 13,1 Persentase PUS dan WUS dan Remaja yang mengetahui informasi KB persen 75% 95% 94.6% 92,4% 98,9% (SDKI 2012 Hasil Sementara) Keterangan: k) Kumulatif penjumlahan 5 tahun (2010-2014) t) Jumlah bertambah menjadi sekian dari tahun sebelumnya Capaian sampai dengan bulan Juni 2012 Meskipun secara kuantitas tercapai, namun masih banyak penggunaan kontrasepsi jangka pendek, dan peserta KB baru yang berkembang menjadi peserta KB aktif masih rendah, yaitu berbanding 10:1 Perlu kerja keras untuk membina peserta KB baru menjadi peserta KB Aktif, dan mendorong penggunaan MKJP 3) Meskipun secara kuantitas tercapai, namun terdapat ketidak berlangsungan penggunaan kontrasepsi (DO), dengan rincian sebagai berikut: - kegagalan alat/cara KB 1,6%, - keinginan untuk hamil lagi 5,4%, - efek samping 9,5% - dan alasan lain 3,4% Perlu kerja keras untuk membina/melestarikan peserta KB aktif agar tidak DO, dan mendorong penggunaan MKJP 4) Target dalam RKP 2013. ON TRACK PERLU KERJA KERAS SANGAT SULIT BELUM TERCAPAI
PETUGAS LAPANGAN KB KURANG Jumlah PLKB 21.501 orang sehingga rasio PLKB per desa 1:4 SPM KB/KS rasio PLKB per desa adalah 1:2 Sehingga membutuhkan tenaga penggerak sebanyak 18,037 orang
DUKUNGAN KABUPATEN DAN KOTA Perencanaan dan Anggaran Perbandingan Anggaran Kisaran Total Anggaran SKPD KB dibandingkan Total Anggaran Institusi pengelola KB 17% - 53% Total Anggaran SKPD KB dibandingkan Total Anggaran APBD 2 0.04% - 0.2% Total Anggaran Institusi pengelola KB dibandingkan Total Anggaran APBD 2 0.1% - 0.7% Total Anggaran Dinas Kesehatan 6% - 17% Alokasi anggaran KB sangat terbatas (0.04% - 0.2% dari total anggaran APBD (2012) Tidak ada acuan kabupaten/kota dalam menyusun rencana alokasi anggaran kegiatan KB Permendagri No 13/2006: KB dan KS merupakan URUSAN WAJIB yang harus dibiayai oleh Pemda. Sumber data: Bappeda di 15 Kabupaten/Kota : (Nias, Simalungun, Nias Selatan, Sambas, Singkawang, Cirebon, Tasikmalaya, Alor, Manggarai, TTS, Mamuju Utara, Mamasa, Jayapura, Merauke , Manokwari)
ISU UTAMA PROGraM KKB TFR selama 10 tahun stagnan (tetap 2,6) Kelahiran di kalangan remaja tinggi (“urban” naik, “rural” dua kali lipat “urban”) Peningkatan CPR selama 5 tahun hanya 0,5 % (57,4% menjadi 57,9%) Penurunan Unmet need selama 5 tahun hanya 0,5 % ( dari 9 % pada tahun 2007 menjadi 8,5% pada tahun 2012) LPP meningkat menjadi 1,49% Data dasar : SDKI 2003, 2007 dan 2012
IDENTIFIKASI MASALAH Komitmen penggrapan KB melemah---koordinasi di lapangan juga melemah SDM baik di tingkat pelayanan mmaupun di lini lapangan perlu ditingkatkan jumlah maupun kapabilitasnya Melemahnya pembinaan kepesertaan KB aktif (CPR naik hanya meningkat 0.5% selama 5 tahun terakhir) Berubahnya nilai jumlah anak ideal dalam keluarga (rata2 jumlah anak ideal yg diinginkan meningkat) Angka DO tinggi akibat angka kegagalan dan komplikasi berat. Rendahnya pemakaian alat kontrasepsi jangka panjang (Peserta Baru--- dari 13.8% (2010) menjadi 17.8% (2012); peserta KB Aktif : 24,9% (2012)). Pelayanan Kb yang belum terjangkau secara merata Meningkatnya kelahiran usia remaja (asfr 15-19) Kebijakan kependudukan yang masih parsial
Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 VISI, MISI dan Tujuan VISI MISI Penduduk Tumbuh Seimbang 2015 Mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera TUJUAN Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional dan daerah yang berwawasan kependudukan. Mewujudkan penduduk tumbuh seimbang melalui pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera
PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKKBN MENURUNKAN TFR UNTUK MENCAPAI REPLACEMENT LEVEL & PTS (TFR 2,1 ATAU NRR = 1 --- 2015??) ASFR REMAJA 30 PER 1000 WANITA, CPR 65% DAN UNMET NEED = 5 %
PENYERASIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN reVITALISASI KB PENYERASIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
STRATEGI DAN Upaya STRATEGIS
UPAYA STRATEGIS (1) 1. Menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KKB ---komitmen dan perubahan nilai Advokasi dan KIE yang lebih terarah pada sasaran khusus: TOMA, TOGA, PUS keluarga miskin Advokasi yang intensif terhadap para Bupati/Walikota sebagai pelaksana otonomi daerah Kampanye intensif: “2 anak CUKUP” dan “4 TERLALU” Penguatan Lini Lapangan: kader-kader dibina kembali Penguatan kemitraan antar lembaga: organisasi profesi, hubungan yang harmonis SKPD KB-DINKES Penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi berbasis TIK: penyiapan peta kerja di lapangan (minimal 4 isu dipetakan: bumil, unmetneed, PUS ber-KB/non-KB)
UPAYA STRATEGIS (2) 2. Peningkatan akses dan kualitas KB-KR Pembinaan KB fokus pada 10 Propinsi Penyangga Utama (Sumut, Sumsel, Lampung, Jabar, Banten, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Sulsel dan NTT; dan 2 Propinsi perhatian (Papua dan Papua Barat) Peningkatan pembinaan kesertaan ber-KB jalur pemerintah (maping tempat pelayanan dan fasilitas yg dapat diberikan; jampersal—MKJP; ) di 60.077 fasyankes Peningkatan kemandirian dan pembinaan kesertaan ber-KB jalur swasta (maping pelayanan KB swasta; menjamin alkon tersedia di pelayanan KB swasta) : 3.395 Klinik KB swasta; 7.395 BPS; 32.951 DPS Peningkatan kesertaan KB galciltas, wilayah khusus dan sasaran khusus Peningkatan kualitas promosi dan konseling kesehatan reproduksi (dibekali dengan KIE Kit ttg KBKR; ABPK, dsb Peningkatan kesertaan KB melalui Bhakti Sosial/momentum (Rakornis Kemitraan: TNI/POLRI/PKK/IBI//IDI: Maret 2013)
UPAYA STRATEGIS (3) 3. Memperkuat SDM operasional program KKB Pengelolaan SDM yang profesional : maping kompetensi tenaga pelayanan; pelatihan bagi tenaga pelayanan dengan konsentrasi pelayanan kontrasepsi jangka panjang (2011/2012: Dokter/bidan dilatih CTU dan implant --- 12.104/45.183; MOW: 1.903; MOP:1.564) Rakornis Kemitraan IBI/IDI untuk akselerasi program: minggu kedua (tanggal 20) Maret 2013 Penguatan SDM lini lapangan: penguatan PLKB/PKB; penguatan peran kader2 (dilakukan pelatihan/orientasi ttg KB (2010-2012—KIP/K: 1.740; pelatihan teknis lain: 11.068; refreshing: 6.477
UPAYA STRATEGIS (4) 4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Pembinaan dan pengembangan ketahanan keluarga: untuk program BKB ibunya diajak ber-KB; untuk program Remaja (GenRe)--- diturunkan sampai tingkat SLTP dan pesantren---penundaan usia kawin/ASFR remaja; Pembinaan dan pengembangan kesejahteraan keluarga---anggota kelompok UPPKS diarahkan menjadi peserta KB lestari
UPAYA STRATEGIS (5) 5. Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana program Sarana pelayanan: maping fasilitas pelayanan; kemudahan akses ke tempat sarana pelayanan Sarana penggerakan : mengoptimalkan MUPEN dan MUYAN KB; pembiayaan penggerakkan Sarana pendukung: alkon cukup dan tersedia di tempat pelayanan --- prinsip 6 TEPAT; mewajibkan setiap tenaga pelayanan melakukan pelayanan KB
UPAYA STRATEGIS (6) 6. Penataan pengendalian kependudukan Penyerasian Program Kependudukan Penyiapan indikator dan parameter kependudukan yang akurat Penguatan analisis dampak kependudukan Pemantapan program pendidikan kependudukan
UPAYA STRATEGIS (7) 7. Meningkatkan pembiayaan program KKB Peningkatan dan sinergitas dukungan anggaran program KKB dari APBN dengan APBD provinsi dan kabupaten/kota Penguatan sistem jaminan pembiayaan program kependudukan dan KB, khususnya bagi rakyat miskin (memastikan pembiayaan pelayanan KB dalam SJSN Kesehatan) Terjaminnya sumber pembiayaan penyediaan alat/obat kontrasepsi (ketersediaan dalam APBD untuk komplimen penyediaan alkon
PERAN MASING-MASING SEKTOR NO. SEKTOR PERAN-TANGGUNG JAWAB 1. KEMENDAGRI Penguatan Regulasi dan Penyerasian Kebijakan Pusat dan Daerah 2. BKKBN Penguatan Demand creation terutama dalam advokasi KIE dan penggerakan lini lapangan 3. KEMENTERIAN KESEHATAN Penguatan Kebijakan dan penyediaaan suppy 4. ASISTEN KESRA Penguatan kebijakan regulasi antar sektor dan daerah 5. Dinas Kesehatan Penyediaan pelayanan kesehatan dan KB berkualitas 6. SKPD KB Pelaksanakan kebijakan KB dan penggerakan 7. BAPPEDA Penyerasian Pendanaan APBN dan APBD dalam bidang KB
CUKUP Terima Kasih
JUMLAH PENDUDUK INDONESIA 1961 – 2010 DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK Sumber: SP 1961 - 2010
ASFR SDKI 2007-2012