TRAUMA ABDOMEN Kel.6 : Vivi Mutiasari Wieke Erina A Yulia Nurjanah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Advertisements

SISTIM URINARIA.
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )
Sistem urinaria II.
Bab 9 Masalah bedah umum.
Program Diploma III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
SISTEM PEREDARAN DARAH dan KARDIOVASKULAS
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
FK. UNPAD / RS. DR. HASAN SADIKIN
1 TRAUMA ABDOMEN KELOMPOKII. 2 ADALAH PUKULAN / BENTURAN LNSUNG PD RONGGA ABDOMEN YG MENGAKIBATKAN CIDERA TEKANAN PD ISI RONGGA ABDOMEN. PENYEBAB DARI.
KELOMPOK 5.
FISIOTERAPI PERNAFASAN
SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA.
LUKA BAKAR.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
“FRAKTUR COSTA” LUKY DWIANTORO.
Sistem perkemihan Reflidia yuni putri
RESUSITASI JANTUNG PARU
Fisioterapi dada.
TRAUMA THORAX.
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN RAHMADIA B.
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
ABDOMINAL & PELVIC TRAUMA
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Radiologi Abdomen.
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Prinsip perawatan pasien medik
TRAUMA ABDOMEN Desi Kartika Sari Faizal Luthfi A Nurhatika
TRAUMA ABDOMEN Desi Kartika Sari Faizal Luthfi A Nurhatika
YULIATI Program Study Ilmu Kekepawatan Fakultas0-Ilmu-Ilmu Kesehatan
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
dr. Djoko Santoso , M.Kes, DAHK
SEMINAR HASIL RIA MARESTY.
Pertolongan pertama pada korban pendarahan
pembuluh darah & limfatik
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
SISTEM PENGELUARAN (SISTEM EKSKRESI )
Tanda Tanda Terjadi Sumbatan
dr. Arif Dharmawan, SpB, FINACS SMF Bedah RSUD Blambangan
REFERAT AKUT ABDOMEN Pembimbing dr. Dik Adi Nugraha,Sp.B,M.Kes KEPANITERAAN ILMU BEDAH RSUD SOREANG SOREANG, BANDUNG.
KEGAWAT DARURATAN PADA TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA 2.
PENDAHULUAN.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
TRAUMA THORAX REFERAT Pembimbing: dr. Lisa Irawan, Sp. Rad
TRAUMA ABDOMEN oleh Ns. ARLANSYA, S.Kep.
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
APA ITU SISTEM PERKEMIHAN ????? KALIAN MUNGKIN ENGGAK SADAR... DAN TIDAK PEDULI DENGAN KEBERADAANNYA, BUT YOU KNOW ? DIA MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM.
Trauma Toraks Lilis Fazriah Putri Ufairah Supervisor: Dr. Yopie Afriandi, Sp.BTKV.
Resusitasi jantung PARU (RJP ) ROSMALIANA. PURBA.S.Kep, Ns Disampaikan Oleh :
TRAUMA ABDOMEN.
SISTEM PEREDARAN DARAH
ANATOMI FISIOLOGI.
Trauma Abdomen Oleh Zaenal Arifin.
CEDERA JARINGAN LUNAK Yang termasuk dalam kelompok jaringan lunak antara lain kulit, jaringan lemak, pembuluh darah, jaringan ikat, membran, kelenjar,
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
Puskesmas Binangun Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Kardiovaskular Pulmonal 1 Pembuluh Darah Pada Jantung Kelompok :
SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA. Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan alat-alat peredaran darah pada manusia Menjelaskan proses peredaran darah pada manusia.
Transcript presentasi:

TRAUMA ABDOMEN Kel.6 : Vivi Mutiasari Wieke Erina A Yulia Nurjanah Fitria Nur’ain Dian H Widiyahni

PENDAHULUAN Trauma abdomen adalah kerusakan organ abdomen (lambung, usus halus, pankreas, kolon, hepar, limpa, ginjal) yang disebabkan oleh trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan; atau trauma tumpul akibat kecelakaan mobil, pukulan langsung atau jatuh. Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun yang berongga. Trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan adanya organ-organ yang tidak mempunyai kelenturan (noncompliant organ) seperti hati, limpa, pankreas, ginjal, atau pembuluh darah dapat menimbulkan kehilangan darah substansional ke dalam rongga peritoneum. Trauma tumpul pada abdominal dapat terjadi karena kecelakaan motor, jatuh, atau pukulan. Kompresi dan perlambatan dari trauma tumpul menyebabkan fraktur pada kapsula dan parenkim organ padat, sementara organ berongga dapat kolaps dan menyerap energi benturan.

Jenis-jenis trauma abdomen Cedera pada Lambung dan Usus Halus Cedera pada Duodenum dan Pankreas Cedera pada Kolon Cedera pada Hepar Cedera pada Limpa Cedera pada Ginjal - Cedera Vaskuler - Cedera Parenkim

Manifestasi Klinis Trauma Tumpul Abdomen nyeri tekan, nyeri ketok, dan nyeri lepas. kekakuan dinding perut shifting dullness Trauma Tembus Abdomen Peritonitis sampai dengan sepsis Syok dan penurunan kesadaran

Anatomi Abdomen ialah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian , yaitu rongga sebelah atas dan lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih kecil.

Batas-batas abdomen. Di atas, diafragma Batas-batas abdomen. Di atas, diafragma. Di bawah, pintu masuk panggul dari panggul besar. Di depan dan dikedua sisi, otot-otot abdominal, tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah. Di belakang, tulang punggung, dan otot psoas dan quadrates lumborum. Isi abdomen. Sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, usus besar, hati menempati bagian kanan atas, terletak di bawah diafragma, menutupi lambung dan bagian pertama usus halus. Kandung empedu terletak di bawah hati. Pancreas terletak di belakang lambung, dan limpa terletak dekat ujung pankreas. Ginjal dan kelenjar supra renal berada di atas dinding posterior abdomen. Ureter berjalan melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior, reseptakulum khili dan sebagian dari saluran torasika terletak didalam abdomen. Pembuluh limfe dan kelenjar, urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga abdomen.

Penatalaksanaan kedaruratan Trauma Tumpul Abdomen Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC bila pasien telah stabil baru kita memikirkan penatalaksanaan abdomen itu sendiri. Pipa lambung, selain untuk diagnostic, harus segera dipasang untuk mencegah terjadinya aspirasi bila terjadi muntah. Sedangkan kateter di pasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin. Pada trauma tumpul, bila terdapat kerusakan intra peritoneum harus dilakukan laparotomi, sedangkan bila tidak, pasien diobservasi selama 24-48 jam. Tindakan laparotomi dilakukan untuk mengetahui organ yang mengalami kerusakan. Bila terdapat perdarahan, tindakan yang dilakukan adalah penghentian perdarahan. Sedangkan pada organ berongga, penanganan kerusakan berkisar dari penutupan sederhana sampai reseksi sebagian.

Trauma Tembus Abdomen Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC bila pasien telah stabil baru kita memikirkan penatalaksanaan abdomen itu sendiri. Pipa lambung, selain untuk diagnostic, harus segera dipasang untuk mencegah terjadinya aspirasi bila terjadi muntah. Sedangkan kateter di pasang untuk mengosongkan kandung kencing dan menilai urin. Peningkatan nyeri di daerah abdomen membutuhkan eksplorasi bedah. Luka tembus dapat mengakibatkan renjatan berat bila mengenai pembuluh darah besar atau hepar. Penetrasi ke limpa, pancreas, atau ginjal biasanya tidak mengakibatkan perdarahan massif kecuali bila ada pembuluh darah besar yang terkena. Perdarahan tersebut harus diatasi segera, sedangkan pasien yang tidak tertolong denan resusitasi cairan harus menjalani pembedahan segera.

Penatalaksanaan pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di dada baian bawah atau abdomen berbeda-beda. Namun semua ahli bedah sepakat semua pasien dengan tanda peritonitis atau hipovolemia harus menjalani eksplorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien tanpa tanda-tanda sepsis dengan hemodinamik stabil. Semua luka tusuk di dada bawah dan abdomen harus dieksplorasi terlebih dahulu. Bila luka menembus peritoneum maka tindakan laparatomi diperlukan. Prolaps visera, tanda-tanda peritonitis, syok, hilangnya bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan rectum, adanya udara bebas intera peritoneal, dan lavase peritoneal yang positif juga merupakan indikasi melakukan laparotomi. Bila tidak ada, pasien harus diobservasi selama 24-48 jam. Sedangkan pada pasien luka tembak dianjurkan aar dilakukan laparotomi.

Asuhan keperawatan Pengkajian : Airway Ada atau tidaknya sumbatan jalan napas (secret, lidah jatuh ke belakang, bronkospasme), kepatenan jalan napas. Breathing Bunyi napas (vesikuler), frekuensi pernapasan, pola napas, penggunaan otot bantu napas. Circulation Denyut nadi, frekuensi, kekuatan, irama, tekanan darah, kapilari refill <3 detik. Disability Ketidakmampuan, GCS(E=4, V=5, M=6 ), reaksi pupil, reflek cahaya Exposure Sensasi nyeri, cegah pasien hipotermi, lihat ada tidaknya jejas, CT skan abdomen, Lavase Peritoneal Diagnostik (LPD).

Diagnosa keperawatan Syok hipovolemik berhubungan dengan hemorrhage Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma abdomen Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera tusuk Resiko tinggi infeksi

Rencana asuhan keperawatan DX : Syok hipovolemik berhubungan dengan hemorrhage Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang dari 10 menit diharapkan syok hipovolemik dapat teratasi dengan kriteria hasil: Tidak ada sianosis Perfusi jaringan kembali normal Kebutuhan metabolisme terpenuhi

Intervensi Rasional Mandiri Pertahankan jalan napas   2. Posisikan kaki lebih tinggi Kolaborasi 1. Pasang dua jalur infus intravena. Berikan ringer laktat (RL) 2-3 liter selama 20-30 menit 2. Pantau data-data hasil pemeriksaan laboratorium 1. Untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi dan terjadinya komplikasi 2. Mempertahankan peredaran darah ke otak 1. kehilangan cairan (resusitasi cairan), memulihkan tekanan darah, tekanan vena sentral dan dieresis 2. Mengetahui keadaan pasien dan untuk merencanakan tindakan selanjutnya

Prosedur Utama Pasang dua jalur infus intravena. Berikan ringer laktat (RL) 2-3 liter selama 20-30 menit, yang bertujuan untuk mengatasi kehilangan cairan (resusitasi cairan), memulihkan tekanan darah, tekanan vena sentral dan diuresis. Evaluasi S : - O: - Tidak ada sianosis - Perfusi jaringan kembali normal - Kebutuhan metabolisme terpenuhi A: Masalah teratasi sebagian P: intervensi 1 sampai 4 dilanjutkan