PENATALAKSANAAN CIDERA MEDULA SPINALIS MAIDI SAMEKTO
PENATALAKSANAAN CIDERA MEDULA SPINALIS CMS memerlukan perhatian khusus mulai dari tempat kejadian sampai pasien dirawat di rumah sakit. CMS 11,5 – 53,4 per 1.000.000 Angka kematian berkisar antara 4 – 17 % CMS akut di C4 – C7, T1, T11 – T12, L1, dan ± 15% CMS akut mrpk cdr multiple
PATOFISIOLOGI Kompresi karena tulang, ligamen,herniasi diskus intervertebralis & hematom plg brt akibat kompresi tlg, trm hiperekstensi corpus dislokasi keposterior. Regangan jaringan.biasanya tjd pd hiperpleksi, toleransi ms thd reggn tgt usia Edema.timbul sgr stlh trauma Sirkulasi terganggu.
PATOFISIOLOGI 2 jam pasca cedera terjadi invasi sel-sel inflamasi dimulai oleh microglia dan leukosit polimorfonuklear. 4 jam pasca cedera hampir separuh medula spinalis menjadi nekrotik. 6 jam pasca cedera terjadi edema primer vaskogenik. 48 jam terjadi edema dan nekrotik kros-sektional pada tempat cedera.
Manifestasi lesi traumatik Komusio ,Kontusio,Laserasio,Perdarahan Kompresi, Hemiseksi ,Transeksi medula spinalis Sindrom medulaspinalis bag ant & post Shok spinal Aktivitas refleks yg meningkat
Transeksi medula spinalis akan tjd masa Spinal Shok Semua grk voluntairdibawah lesi hilang scr mddk Semua sensibilitas bawah lesi hilang Semua refleks hilang. Berlangsung 3-6 mg
KLASIFIKASI ASIA (American Spinal Injury Association) dan IMSOP (International Medical Society of Paraplegia) pada tahun 1990 dan 1991. Berdasarkan fungsi: Berdasarkan tipe dan lokasi:
Berdasarkan fungsi: Grade A – complete : tidak ada fungsi motorik atau sensorik sampai sefmen S4-S5 Grade B – incomplete : tidak ada fungsi sensorik tapi fingsi motorik masik ada di bawah level cedera spinal sampai segmen S4-S5
Berdasarkan fungsi: Grade C – incomplete : fungsi motorik masih ada dibawah level cedera spinal dan sebagian besar 10 otot ektrimitas dibawah level cedera spinal mempunyai kekuatan motorik <3 Grade D – incomplete : idem grade C, tapi kekuatan motorik ≥3 Grade E – normal : fungsi motorik dan sensorik normal
Berdasarkan tipe dan lokasi: Complete spinal cord injury : ASIA/IMSOP grade A : Uni-level : no zone of partial preservation Multiple level : with zone of partial
Berdasarkan tipe dan lokasi: Incomplete spinal cord injury : ASIA/IMSOP grade B, C, dan D : Cervico-Medullary Syndrome Central Cord Syndrome Anterior Cord Syndrome Posterior Cord Syndrome Brown-Sequard Syndrome Conus Medullaris Syndrome Complete cauda equina injury : ASIA/AMSOP grade A Incomplete cauda equina injury : ASIA/IMSOP grade B, C dan D.
GEJALA KLINIK Cervico-Medullary Syndrome Respiratory arrest, hipotensi, tetraplegia. C1 – C4, ggn sensibilitas wajah, Lengan lebih berat dari tungkai Central cord syndrome Gangguan motorik pada ekstrimitas atas lebih berat dari tungkai dengan gangguan sensibilitas sembuh spontan
GEJALA KLINIK Anterior Cord Syndrome Paralisis komplit yg mendadak dg hiperestesia pd tk lesi, doibwh lewsi ada rasa raba, mrpk kasus yg hrs dintervensi operasi scr dini. Posterior cord syndrome Jarang ada, kelemahan dr batas lesi kebawah Gangguan proprioseptik Anterior cord syndrome
GEJALA KLINIK Brown-sequard syndrome Gangguan motorik dan propioseptik sisi ipsilateral dan gangguan sensasi rasa suhu dan nyeri pada sisi kontralateral Cedera hiperekstensi Conus Medullaris syndrome Daerah T11-T12 dan T12-L1 24% dari kasus Gangguan lower motor neuron, flaksid tungkai & sfingter ani, spastisitas(kronik).
PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan umum Tentukan cedera medula spinalis akut? Lakukan stabilisasi medula spinalis Atasi gangguan fungsi vital yaitu airways, breathing Perhatikan perdarahan dan sirkulasi, hipotensi, shok neurogenik 5.Medical: methylprednisolon 30mg/kgBB iv
Penatalaksanaan khusus Cedera cervical a.Dislokasi atlantooccipital : fatal karena a. Vertebralis atau medula oblongata mengalami cedera langsung. b.Fraktur jefferson : akibat benturan pada puncak kepala, fraktur bilateral arcus posterior vertebra C1, fiksasi halo-vest
Cedera cervical c. Cedera Atlantoaxial : Cedera ligament, sembuh spontam Fraktur odontoid tipe 1 (tip fracture) sembuh spontan dg fixasi halopvest Fraktur odontoid tipe II (base fracture), menggangu suplay darah ke odontoid sehingga sulit sembuh, perlu dilakukan fusi C1 – C2 Fraktur odontoid tipe III (Korpus C2) sembuh adequat dg halo-vest
Cedera cervikal d. Fraktur Hangman : ≠ bilat predikel C2 & dislokasi C2-C3,krn cdr hiperekstensi, umumnya sembuh dg fiksasi e. Facet menyatu atau bergeser dpt dilakukan dgn traksi
KOMPLIKASI Batu buli-buli Decubitus Spasme otot Cedera torak : umumnya stabil, cukup bedrest Cedera torakolumbal : sering disebabkan pecahnya korpus vertebra, shg tjd pergeseran korpus dan menekan ms,shg dihilangkan penekanannya KOMPLIKASI Batu buli-buli Decubitus Spasme otot