Transformasi Struktural: Lanjutan (Bagian II)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Advertisements

Indikator Kesejahteraan Masyarakat

BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Kerangka Dasar dan Manfaat Tabel I-O, asumsi dan Keterbatasannya
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
PERINDUSTRIAN MEDIA PEMBELAJARAN VERRY A.J.M. SILALAHI,S.Sos.
MODUL 13 ANGKA INDEKS Indikator ekonomi menarik minat masyarakat karena merupakan indikator keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan. Indikator.
TUGAS EKONOMI MAKRO MENGUKUR OUTPUT NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
Kebijakan pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
BIDANG INDUSTRI LOGAM MESIN ELEKTRONIKA & ANEKA
RUANG LINGKUP ANALISIS MAKRO EKONOMI
MANFAAT NILAI TUKAR PERIKANAN oleh: Dr. Ir. Sasmito H
IHK dan INFLASI. IHK dan INFLASI Indeks Harga Konsumen Suatu indeks, yang menghitung rata-rata perubahan harga dalam suatu periode, dari suatu kumpulan.
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
PENDAPATAN NASIONAL LANJUTAN.
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
Bahan Kuliah Pembangunan Pertanian
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI. Membandingkan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan Negara lain.
Tugas Individu Tugas di buat masing-masing oleh 2 orang.
Pendapatan nasional.
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi dan Krisis Ekonomi
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
GEOGRAFI INDUSTRI M. KHAIDIR CP.
SEKTOR PERTANIAN.
Asisten Pemerintahan dan Kesra
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
Berita Resmi Statistik
Ketidakmerataan Distribusi
Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi
Kondisi Kemiskinan.
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI DAN PROSPEK EKONOMI TAHUN 2013
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
MODUL STUDI KELAYAKAN BISNIS
DATA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
TRANSFORMASI STRUKTURAL
INFLASI.
Pengantar Ekonomi 2 Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
Pelaksanaan Sensus Ekonomi (SE) 2016 Kota Surabaya
PERUBAHAN DAN PERTUMBUHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Pendapatan Nasional, Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi
PERDAGANGAN INTERNATIONAL
PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO SAMPAI DENGAN PERIODE TW III 2016
KESEMPATAN KERJA PERKOTAAN “Perkembangan Yang Sangat Merisaukan”
Indeks harga dan inflasi
PRODUKSI NASIONAL PERPUTARAN PEREKONOMIAN
KEMISKINAN.
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Assalammuallaikum wr.wb
Apakah inflasi itu? Suatu keadaan dimana tingkat harga secara umum cenderung naik. Di katakan tingkat harga naik , karena barang dan jasa yang ada di.
INFLASI.
ANALISIS POTENSI EKONOMI DAERAH
METODE PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERTUMUHAN EKONOMI DAN PENENGGULANGAN KEMISKINAN
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
PENDAPATAN NASIONAL STIESS BATANG.
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
Ketidakmerataan Distribusi
PENDAPATAN NASIONAL DAN STRUKTUR EKONOMI
EKONOMI MIKRO DAN EKONOMI MAKRO. Ekonomi Mikro Ekonomi Makro Ekonomi Mikro Ilmu ekonomi yang mempelajari fungsi ekonomi individu dan perilaku sistem pembuatan.
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
Transcript presentasi:

Transformasi Struktural: Lanjutan (Bagian II) Maddaremmeng A. Panennungi

Outline Presentasi Transformasi berikut ini memfokuskan pada beberapa pilihan: Transformasi (Alokasi) Industri Manufaktur Transformasi (Distribusi) Pendapatan Tambahan

Transformasi Industri Manufaktur Sebagaimana diketahui bahwa kontribusi industri manufaktur meningkat seiring mengingkatnya pendapatan perkapita sebuah negara Lebih lanjut, di dalam industri manufaktur sendiri, terjadi transformasi jika diperhatikan secara detail

Kontribusi Industri Manufaktur dalam PDB Sumber: Diolah dari BPS

Transformasi Industri Manufaktur UNIDO membagi industri manufaktur ke dalam 2 kelompok utama: industri berat dan industri ringan Industri ringan: ISIC 31 (makanan, minuman, tembakau), 32 (tekstil,kulit,dll), 33 (industri kayu, mebel, dll), 342 (percetakan dan penerbitan), 355 (barang dari karet), 356 (barang dari plastik), 39 (tidak dikelompokkan di mana-mana) Industri berat: ISIC 341 (kertas dan barang dari kertas), 351 (industri kimia), 352 (industri kimia dasar), 353&354 (pengilangan mnyak bumi dan batu bara), 36 (keramik,kaca, serta bukan dari logam dan migas), 37 (logam dasar besi baja dan bukan besi), 38 (mesin, alat pengangkutan, optik,dll)

Transformasi Industri Manufaktur Perubahan struktur di dalam industri manufaktur dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1.Faktor universal, berupa faktor permintaan, proses akumulasi, dan pergeseran kegiatan 2. Kebijakan pemerintah

Transformasi Industri Manufaktur Faktor pemintaan: a.Secara umum, kenaikan pendapatan akan meningkatkan permintaan barang manufaktur secara keseluruhan (income elastic) b. Elastisitas permintaan terhadap kelompok industri manufaktur berbeda-beda c. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan berubah menurut tingkat pendapatan perkapita

Transformasi Industri Manufaktur Berdasarkan elastisitas permintaan terhadap pendapatan, industri manufaktur dapat dibagai ke dalam 3 kelompok yaitu: industri yang berkembang pada tahap awal (early industry), industri yang berkembang pada tahap menengah (middle industry), dan industri yang berkembang pada tahap akhir (late industry).

Transformasi Industri Manufaktur Early industry: income elastic pada pedapatan rendah: ISIC 31 (makanan, minuman, tembakau), 321 (tekstil), 324 (alas kaki) Middle industry: income elastic pada pendapatan menegah: ISIC 33 (industri kayu,mebel, dll), dan 335 (barang dari karet) Late industry: income elastic pada pendapatan tinggi: ISIC 322 (pakaian jadi kecuali alas kaki), 323 (kulit), 342 (penerbitan dan percetakan), dan 356 (barang dari plastik)

Transformasi Industri Manufaktur Berdasarkan penggunaan akhir, industri dapat dibagai ke dalam: industri manufaktur penghasil barang konsumsi, bahan baku, dan barang modal Industri Barang konsumsi: Semua industri ringan kecuali ISIC 323, 331, 355, dan 356 Industri Bahan baku: ISIC 323 (kulit), 331 , 355 (barang dari karet), dan 356 (barang dari plastik) ditambah ISIC 341 (kertas dan bukan kertas), 351 (industri kimia), 352 (industri kimia dasar), 353 (pengilangan minyak), 354 (batu bara), dan 36 (keramik,kaca,dll minus 361) Industri Barang Modal: ISIC 37 (logam dasar besi baja dan bukan besi), 38 (mesin, alat pengangkutan, optik,dll)

Transformasi Industri Manufaktur Faktor Akumulasi: Dari sisi akumulasi, meningkatnya akumulasi modal yang berarti modal per pekerja naik yang disertai dengan kenaikan kemampuan pekerja yang semakin terampil (berkat ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidikan formal dan pelatihan) maka selanjutnya akan menyebabkan [kemampuan ini akan merespon permintaan]: Pertama, secara umum kemampuan berproduksi bergeser dari sektor primer ke sektor industri Kedua, secara khusus akan terjadi transformasi di dalam kelompok industri itu sendiri karena intensitas penggunaan faktor produksi, skala ekonomis, serta perubahan teknologi Seiring meningkatnya pendapatan perkapita, akan terjadi perubahan kemampuan berproduksi dari industri ringan ke industri berat sebagai konsekwensi dari faktor akumulasi

Transformasi Industri Manufaktur Pergeseran kegiatan: selain faktor universal dari sisi permintaan dan penawaran (akumulasi) di atas, juga terjadi pergeseran kegiatan dari yang tadinya masuk domain pertanian dan rumah tangga kemudian masuk ke dalam industri dan jasa. Dari pertanian ke industri: dari padi ditumbuk menjadi padi digiling menjadi beras; ikan diawetkan menjadi ikan beku dan kaleng Dari kegiatan rumah tangga dan tidak dihitung dalam PDB ke industri dan jasa: ketika ibu rumah tangga bikin makanan dan dijual (dan beberapa contoh industri kecil rumah tanga lainnya)

Transformasi Industri Manufaktur Kebijakan pemerintah juga mempengaruhi lewat berbagai cara seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan. Namun yang relatif cukup signifikan adalah kebijakan industrialisasi yang dibarengi upaya proteksi dari persaingan dengan barang sejenis dari luar negeri. Di Indonesia, di sekitar tahun 70an, kebijakan industrialisasi yang diiringi proteksi yang cukup tinggi dikenal dengan naman import substitution industrialization. Namun sejak pertengahan 1980an berubah menjadi export promotion yang diikuti dengan liberalisasi, deregulasi, dan debirokratisasi

Transformasi Industri Manufaktur Kontribusi industri berat thd industri manufaktur: 56.3% (1985) 47% (1990) 41.8% (1993) Sumber: Anwar, Arsjad, 1995

Industri Ringan Vs Berat Sumber: Diolah dari data BPS

Transformasi Distribusi Pendapatan Semakin tinggi tingkat pendapatan perkapita seseorang, ia cenderung mengkonsumsi sebagian besar pendapatannya untuk non makanan demikian juga sebaliknya Berikut ini akan disampaikan konsumsi makanan dan non makanan: (1) Perkotaan vs Perdesaan tahun 2008; (2) 2007 vs 2008 (3) Beberapa provinsi terpilih

Pengeluaran Per Kapita Per Bulan 2008 Perkotaan Perdesaan Rata-Rata Total Makanan (Rp) 222.980 (44,96%) 166.583 (58,67%) 193.828 (50,17%) Non Makanan (Rp) 273.020 (55,04%) 117.329 (41,33%) 192.542 (49,83%) Total 496.000 (100%) 283.912 (100%) 386.370 (100%) Sumber: BPS,2008

Pengeluaran Perkapita 2007 dan 2008 perubahan Makanan 174.028 (49,24%) 193.828 (50,17%) 11,38% Non Makanan 179.393 (50,76%) 192.542 (49,83%) 7,33% Total 353.421 (100%) 386.370 (100%) 9,32% Sumber: BPS, 2008

Transformasi Distribusi Pendapatan Ada 7 provinsi yang konsumsi untuk makanannya di bawah 50%: DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Banten, Kepulauan Riau, dan Jawa Timur Persentase pengeluaran makanan terendah (pengeluaran non makanan tertinggi) adalah DKI Jakarta sebesar 36,34 Persentase pengeluaran makanan tertinggi (pengeluaran non makanan terendah) adalah NAD sebesar 60,24% Sumber: BPS, 2008

Transformasi Distribusi Pendapatan Kemiskinan absolut di atas merupakan kemiskinan yang membandingkan antara pendapatan/konsumsi seseorang dengan garis absolut yang dinilai dengan uang, sementara jika membandingkan pendapatan/konsumsi sesorang dengan pendapatan/konsumsi orang lainnya maka disebut kemiskinan relatif atau distribusi pendapatan atau ketidakmerataan pendapatan

Transformasi Distribusi Pendapatan Kemiskinan relatif biasanya diukur dari Size distributions (quintiles, deciles) Lorenz curves/Gini coefficients Functional distributions Kemiskinan absolut dan relatif bersifat multidimensi: Ekonomi: insufficient of income, nutrition, home, and cloth Sosial: lack of social relation, insecurity Politik: powerlessness Budaya: low self esteem, low literacy/education

Transformasi Distribusi Pendapatan Indikator kesejahteraan: Indikator moneter: pendapatan/konsumsi Indikator non moneter: mortality, mean years of schooling, malnutririon,dsb Indikator komposit: Human Development Index (Pendapatan, Kesehatan, Pendidikan)

Transformasi Distribusi Pendapatan Sumber: BPS

Transformasi Distribusi Pendapatan 1999 2002 2003 2004 2005 2006 40% populasi dengan pendapatan terendah 21,6 20,9 20,5 20,8 18,8 19,7 40% populasi dengan pendapatan moderat 37,7 36,8 37,1 36,4 38,1 20% populasi dengan pendapatan tertinggi 40,5 42,1 42,3 42,0 44,7 Indeks Gini 0,31 0,33 0,32 0,36 Sumber: BPS

Tambahan Kenaikan rasio penerimaan pemerintah/PDB Pajak Langsung. Pajak langsung, memiliki ciri-ciri, yaitu: Hanya dikenakan terhadap seseorang yang tingkat pendapatannya melampaui jumlah minimum bebas pajak. Umumnya bersifat progresif. Artinya, tarif pajak akan meningkat seiring dengan adanya peningkatan pendapatan. Dari kedua ciri tersebut, jika income per capita meningkat maka persentase penduduk yang membayar pajak meningkat dan persentase penduduk yang membayar pajak lebih tinggi juga meningkat. Karena kedua ciri inilah maka pajak langsung bersifat income elastic. Akibatnya adalah bahwa peningkatan penerimaan pajak lebih cepat dari peningkatan PDB.

Pajak Tidak Langsung memiliki ciri-ciri: Hanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diperdagangkan Biasanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diperdagangkan dan barang dan jasa tersebut dianggap bukan kebutuhan pokok Biasanya mudah dikenakan terhadap: Barang dan jasa yang diperdagangkan untuk satuan ekonomi yang relatif besar. Barang dan jasa yang diperdagangkan melalui batas nasional Barang dan jasa yang diperdagangkan melalui batas antar daerah satu dengan daerah lain.

Seiring kenaikan income per capita, menyebabkan barang diproduksi bukan hanya untuk keperluan sendiri, melainkan untuk kepentingan pasar, kebutuhan akan barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok akan meningkat, sehingga pajak yang diterima dari barang yang bukan kebutuhan pokok akan meningkat. membaiknya sarana dan prasarana perhubungan yang berimplikasi pada biaya distribusi dan pemasaran yang cenderung menurun dan unit usaha akan makin mampu menjangkau daerah distribusi yang makin luas. Dari ketiga ciri-ciri tersebut, diketahui bahwa pajak tidak langsung juga bersifat income elastic.

Tugas 1.Buatlah indikator-indikator tersebut untuk data Indonesia terakhir dan bandingkan dengan periode yang ada tersebut (1983-2008). 2. Buktikan bahwa pajak langsung itu income elastic