Pendidikan Kewarganegaraan Bab V Ideologi Pancasila
Apa tujuan bab ini? Menjelaskan pengertian ideologi Menjelaskan ideologi-ideologi besar di dunia Menjelaskan konsep Pancasila sebagai ideologi terbuka Menjelaskan konsep legitimasi kekuasaan
Apakah ideologi itu? Berasal dari bahasa Prancis “ideologie”, diperkenalkan oleh filsuf Destutt de Tracy “ilmu pengetahuan tentang ide-ide” Segala macam teori yang berorientasi pada tindakan, atau pendekatan politik melalui sudut pandang sistem ide-ide.
Karakter ideologi: Sebuah teori yang menjelaskan secara komprehensif hubungan antara manusia dengan dunia. Memberikan arah dan tujuan, dalam arti umum dan abstrak, pada sebuah organisasi politik. Realisasi program-program tersebut melalui perjuangan Bukan hanya untuk menarik perhatian pengikut, namun juga keyakinan yang menuntut adanya komitmen untuk berjuang Sasarannya adalah masyarakat luas, namun berdasarkan pada pemikiran intelektual
Ideologi dan agama Sama2 menawarkan sistem yang komprehensif (awal sampai akhir) Bedanya: Agama berisikan argumen-argumen yang ilahiah dan transenden, sementara ideologi berdasarkan pada kemampuan akal manusia yang dianggap mampu menjawab persoalan-persoalan manusia. Agama memberikan sebuah visi sosial namun tidak mempunyai teori politik untuk mencapai tahap tersebut. Sementara sebuah ideologi adalah teori politik pedoman praktis. Agama bertujuan untuk mencapai tahapan kemurnian hidup, melalui kesadaran relijius dan tindakan pengorbanan-asketis, sementara sebuah ideologi memberikan arahan agresif dan tindakan-tindakan politik praktis.
Ideologi dan filsafat politik Filsafat politik adalah sebuah fondasi awal munculnya ideologi. Satu-satunya alat yang dapat dipakai untuk meneliti ideologi adalah filsafat politik. Filsafat politik mengajarkan untuk selalu mengkritisi sebuah ideologi supaya keyakinan dan kepercayaan terhadapnya tidak membuta. Filsafat politik memberikan jalan untuk melakukan interpretasi yang berbeda terhadap ideologi manapun, sehingga monopoli interpretasi dapat dihindarkan.
Nilai dalam ideologi Nilai-nilai Obyektif Nilai-nilai Intersubyektif Dasar dari nilai-nilai intersubyektif Nilai ini bersifat positif, obyektif, inheren dan transenden. Nilai-nilai Intersubyektif Nilai yang terbentuk dari koeksistensi antar kesadaran manusia dan nilai obyektif Nilai-nilai Praxis Nilai-nilai yang muncul setelah praxis ideologi dilaksanakan
Negara dan ideologi Negara dan ideologi bersifat komplementer. Hubungan keduanya sangat erat dan saling mengkualifikasi. Secara ontologis, argumentasi keduanya berbasis pada konsep tentang manusia. Negara adalah konsep politik tentang manusia dan sebenarnya, negara dengan sendirinya adalah ideologi juga.
Liberalisme & Kapitalisme (1) Akar kata: liber (bhs latin) artinya bebas. Dapat dipahami sbg: sebuah tradisi politik teori filosofis umum pandangan seseorang aliran dalam filsafat politik
Liberalisme & Kapitalisme (2) Prinsip2 yg nampak: keyakinan adanya kebebasan hakiki manusia pemerintahan yang konstitusional, demokrasi perwakilan rule of law toleransi multikulturalisme. kebebasan sipil, terutama kebebasan berpendapat dan kebebasan pers Pasar bebas dan perdagangan bebas
Liberalisme & Kapitalisme (3) Liberalisme yakin bahwa kepentingan masyarakat harus dibatasi terhadap kepentingan dan perilaku pribadi, terutama pada bidang yang berurusan dengan masalah-masalah individu tentang seks dan kesopanan, kebebasan berpendapat, berkumpul dan berserikat, kesadaran relijius dan praktek sehari-harinya, serta perkembangan mental seseorang. Liberalmengagungkan martabat manusia secara individual, harus diorganisir dalam sebuah organisasi yang berparadigma kedaulatan rakyat, ini berarti sistem pemerintahan harus demokratis, karena hanya demokrasi yang memberikan jaminan kedaulatan rakyat.
Liberalisme & Kapitalisme (4) Sejak abad 18, liberalisme bersikeras bahwa sistem ekonomi berdasar pada hak milik pribadi adalah bagian dari kebebasan manusia. Pasar berdasar pada hak milik adalah sebuah bentuk dari kebebasan individu, dimana mereka boleh memiliki sesuatu dan kemudian menjualnya, membuat perusahaan dan menyimpan keuntungan bagi mereka sendiri, kebebasan untuk menjual tenaga kepada pemilik modal dengan harga yang pantas. Liberalisme berpendapat bahwa kebebasan dan hak milik pribadi saling mengkualifikasi, karena kepemilikan atas modal oleh pribadi akan menjamin sebuah aturan permainan yang objektif tanpa ada campur tangan kekuasaan di dalamnya. Apabila kekuasaan mengambil alih hak milik maka aturan permainan akan menjadi berat sebelah dan kondisi ini tidak memungkinkan adanya kebebasan.
Liberalisme & Kapitalisme (5) Adam Smith, bapak Kapitalisme, mengajukan pendapat bahwa manusia dapat mengatur kehidupan ekonomi mereka tanpa adanya negara dan mengajukan argumen bahwa sebuah bangsa yang kuat adalah bangsa yang masing-masing individunya bebas dan mempunyai inisiatif sendiri di bidang ekonomi tanpa campur tangan negara. Adam Smith membangun sebuah teori motivasi yang berusaha menyelaraskan kepentingan pribadi manusia dengan orde sosial, yaitu dengan memaksimalkan mekanisme pasar sebagai satu-satunya aturan yang akan mampu mengatur dirinya sendiri. Tugas negara hanyalah pasif, mencegah terjadinya pemaksaan dengan kekuatan, kompetisi tidak sehat dan penipuan. Konsep Adam Smith ini melengkapi konsep Locke tentang “negara penjaga malam.
Liberalisme & Kapitalisme (6) Kapitalisme dapat dimengerti sebagai sebuah sistem ekonomi dimana alat-alat produksi dan distribusi dimiliki oleh pihak swasta dan perkembangannya berdasarkan pada akumulasi dan investasi keuntungan di pasar bebas Kapitalisme dapat dimengerti secara politis sebagai sebuah sistem sosial yang berprinsip pada hak pribadi. Kapitalisme berpendapat bahwa setiap individu berhak untuk memiliki alat-alat produksi berupa mesin, pabrik, dan sumber bahan mentah.