Geografi Desa-Kota Bila ada pertanyaan : Facebook : ranto.lumban.gaol

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Advertisements

KAWASAN ASIA TENGGARA.
POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA
IAD, ISD, IBD (MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN)
INTERAKSI KOTA DAN DESA
Suparmini Pendidikan Geografi FIS UNY
Bab 3 INTERAKSI DESA DENGAN KOTA
Lepas jaketnya dunk Kalo gak sedang sakit !!!
Kota,Pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan.
WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN
GEOGRAFI Bila ada pertanyaan : Facebook : Heryanto Geografi PSKD I
INDUSTRI Bila ada pertanyaan : Facebook : ranto.lumban.gaol
Negara Maju dan Berkembang
KERAGAMAN KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA
POLA RUANG DESA DAN KOTA
Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesi
PEWILAYAHAN Pewilayahan atau regionalisasi merupakan proses penentuan batas daerah. Bentuk yang dihasilkan dalam pewilayahan sangat tergantung pada maksud.
Peta Peningkatan Pemenuhan Energi Listrik Tiap Provinsi Hasil Model
Asisten Pemerintahan dan Kesra
BATASAN TEORI SOSIOLOGI PERDESAAN
PUSAT PERTUMBUHAN DAN DISPARITAS EKONOMI DAERAH
TIPOLOGI PERDESAAN NUR ENDAH JANUARTI.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
Kabupaten/Kota yang telah Menginisiasi KLA sampai Tahun 2014
DATA KELULUSAN SERTIFIKASI GURU TAHUN 2007 S.D 2010
DATA KEBUTUHAN GURU (NASIONAL) TAHUN
Sumber Jurnal: Agung Eddy Suryo Saputro PPT oleh: Siska Anggraeni
TIPOLOGI DESA NEXT BACK MENU
KONSEP WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN
POLA KERUANGAN DESA AMALUDIN, S.IP, MM.
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
By Siti Nurul Chotimah, S. Pd
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
Lesson Learned 2015.
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA oleh LIA YULIYANTI
KOTA.
KONSEP DAN KARAKTERISTIK KOTA SERTA PROSES PEMBENTUKANNYA
POLA KERUANGAN KOTA Oleh: Uyun Mustafidah.
DATA KEBUTUHAN GURU SD NEGERI (NASIONAL) TAHUN
PRESENTASI DESA BENDUNGAN, WATES, KULON PROGO
4 POLA KERUANGAN DESA dan KOTA MATERI Struktur Ruang Desa dan Kota
KONSEP WILAYAH DAN PEWILAYAHAN
5 KONSEP WILAYAH dan PERTUMBUHAN MATERI
“Sosiologi Perkotaan”
DATA KEBUTUHAN GURU SMK NEGERI (NASIONAL) TAHUN
METROPOLITAN CIREBON Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka Di susun oleh : aditiYA RAMDANI – BALEBAT.
Materi Mata Dasar-Dasar Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
KONSEP WILAYAH DAN PUSAT PERTUMBUHAN.
Menghitung KEKUATAN Interaksi ANTARA 2 WILAYAH
Urbanisasi dan Kontra Urbanisasi
DAMPAK PERTUMBUHAN KOTA OLEH FAIZAH MASTUTIE (pertemuan ke 2)
PERBEDAAN DESA DAN KOTA
WILAYAH PERWILAYAHAN. Wittlesey mengemukakan unit-unit sebuah region dapat dibentuk oleh hal-hal berikut ini. 1.Ketampakan iklim saja, tanah saja sehingga.
PERENCANAAN TATA RUANG NASIONAL, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA
Media Presentasi Pembelajaran IPS Geografi Suretno, S
DESA Oleh Sutarno,S.Pd SMA NEGERI 2 BLORA. Pokok Materi 1.Pengertian desa 2.Unsur-unsur Desa 3.Fungsi Desa 4.Potensi Desa 5.Klasifikasi Desa 6.Struktur.
Hasil Permodelan Tahap II
INTERAKSI DESA KOTA Aida Kuniawati, S.Pd, M.Si
POLA KERUANGAN DESA UKB GEO XII-01.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah.
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)
Disusun Oleh: Fitra Firmansyah Mutia Agnes Hambali Rozi Syaputra Wahyu Pradana Ginting UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2018/2019 PERKEMBANGAN WILAYAH.
TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI. 1. Pendahuluan Untuk melestarikan lingkungan perkotaan yang layak huni, keseimbangan antara fungsi- fungsi tersebut.
Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah
URBANISASI : MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN Sumber : Sosiologi Suatu Pengantar. Prof. DR. Soerjono Soekanto, Dra. Budi Sulistyowati MA. MATA KULIAH.
KONSEPSI KOTA Materi Kuliah Sosiologi Perdesaan dan Perkotaan
PENGERTIAN RUANG DAN INTERAKSI ANTAR RUANG Mata Pelajaran IPS Kelas VII.
RUANG DAN INTERAKSI ANTAR RUANG Disusun oleh : THESSA LELANASARI, S.E. NO. PESERTA : SMP NEGERI 3 NATAR, LAMPUNG SELATAN.
PUSAT –PUSAT PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DI INDONESIA OLEH ARUM NUR LAILI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO 3.1. Memahami konsep wilayah dan pewilayahan.
Transcript presentasi:

Geografi Desa-Kota Bila ada pertanyaan : Facebook : ranto.lumban.gaol Geografi PSKD I Email : tulangkuat@gmail.com tulangsehat@gmail.com Blog : ronta.weebly.com Geografi Desa-Kota

Defenisi Desa dan Kota Ciri-ciri Desa dan Kota Klasifikasi Desa dan Kota Potensi dan unsur desa Fungsi Desa Sebagai Hinterland kota Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Desa Pola Pemukiman Desa dan Keruangan Kota Sejarah Perkembangan Kota dan Tahapan Perkembangan Kota Interaksi Desa dan Kota Aspek Interaksi Desa Kota Teori-Teori Interaksi Pengaruh Interaksi Desa – Kota Urbanisasi Wilayah Formal dan Wilayah Fungsional Penentuan Batas-batas Wilayah Pertumbuhan di Indonesia

Defenisi Desa Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan NKRI (UU no. 5 Tahun 1979) Desa di Bali disebut banjar, Sulawesi Selatan disebut Wanus, NAD disebut Gampong, di Tapanuli disebut Huta, Sumatera Barat disebut Nagari dan Sumatera Selatan disebut Marga.

Desa Berasal dari kata deshi (Sansekerta) yang artinya tanah kelahiran / tanah tumpah darah Rural adalah istilah yang dipakai untuk desa dan urban untuk wilayah kota.

Defenisi Kota Kota adalah suatu wilayah yang merupakan permukimanyang relatif besar padat dan permanen dengan penduduk yang heterogen keadaan sosialnya.

Ciri-ciri Desa Sistem ekonomi penduduknya masih agraris Kehidupan tergantung pada alam Toleransi sosial masih tinggi Hubungan sosialnya paguyuban (gemeinschaft) Sifat gotong royong masih tertanam Adat-istiadat dan norma agam masih kuat

Ciri-ciri Kota Mata pencaharian penduduknya heterogen Sikap penduduknya individualis Hubungan masyarakatnya gesellschaft Toleransi sosial lemah Kontrol sosial didasarkan pada hukum formal Pola pikir rasional

Klasifikasi Desa Desa Swadaya Desa Swakarya Desa Swasembada

Desa Swadaya Sebagian besar kehidupan penduduknya masih tergantung pada alam Hasil kebutuhan untuk memnuhi kebutuhan sendiri Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik Tingkat pendidikan dan produktifitas penduduk masih rendah Belum mampu mandiri mengurus pemerintahannya sendiri

Desa Swakarya Sudah mampu melaksanakan urusan rumah tangga sendiri Lembaga sosial desa dan pemerintahan sudah berfungsi Administrasi desa sudah berjalan Adat-istiadat mulai longgar Mata pencaharian mulai beragam Sudah ada hubungan dengan wilayah sekitar

Desa Swasembada Sarana Prasarana desa sudah lengkap Pengelolaan administrasi desa sudah dilaksanakan dengan baik Pola pikir masyarakat lebih rasional Mata pencaharian penduduk sebagian besar di bidang jasa dan perdagangan Hasilnya sudah diperdagangkan ke wilayah lain Sudah ada interaksi dengan desa lain

Potensi Desa Potensi Fisik Tanah Air Iklim Potensi non Fisik Lembaga-lembaga Sosial Masyarakat Desa

Unsur Desa Wilayah Penduduk Tata Kehidupan

Klasifikasi Kota Klasifikasi kota menurut beberapa negara Klasifikasi kota menurut pemerintah Republik Indonesia

Klasifikasi kota menurut beberapa negara Di Swedia, suatu daerah dapat disebut kota jika penduduknya berjumlah 200 orang Di USA dan Meksiko, suatu daerah dapat disebut kota jika penduduknya berjumlah minimal 2.500 orang Di Kanada, suatu daerah dapat dikatakan kota jika penduduknya minimal 1000 orang

Klasifikasi kota menurut pemerintah Republik Indonesia Kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000 – 50.000 jiwa Kota sedang dengan jumlah penduduk 50.000 – 100.000 jiwa Kota besar dengan jumlah penduduk 100.000 – 1.000.000 jiwa Kota metropolitan dengan jumlah penduduk 1.000.000 – 5.000.000 jiwa Kota megapolitan dengan jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa

Fungsi Desa Sebagai Hinterland Kota Pemasok tenaga kerja produktif Penghasil bahan pangan Pusat kegiatan industri kecil Penhasil bahan baku industri Keindahan alam sebagai pendukung sektor pariwisata

Faktor yang Mempengaruhi Pola Persebaran Desa Letak desa/ topografinya Iklim Kesuburan tanah Sumber air Keadaan ekonomi Keadaan budaya

Pola Pemukiman Desa Memanjang/linier mengikuti rel kereta, sungai, garis pantai, dan jalan raya Memusat/mengelompok Umumnya wilayah yang memiliki kesuburan tanah sangat baik Mengelilingi suatu fasilitas/Radial Danau, waduk dan mata air Menyebar di daerah karst (gunung kapur) dan pegunungan

Pola Keruangan Kota Menurut Bintarto Teori konsentrik yang dikemukakan oleh E. W. Burgess Teori sentral yang dikemukakan oleh Hummer Hoyt Teori lipat pusat ganda yang dikemukakan oleh R. D. Mc. Kenzie

Sejarah Perkembangan Kota Di Dunia Kota berasal dari pusat perdagangan seperti Rotterdam, Shanghai, dan Hamburg. Kota yang berasal dari pusat pemerintahan dan ibukota seperti London, Jakarta, Tokyo dan Kyoto. Kota yang berasal dari pusat kebudayaan atau agama seperti Vatican, Yerusalem dan Lourdess.

Sejarah Perkembangan Kota Di Indonesia Kota berasal dari pusat perkebunan seperti bogor (teh), pematang siantar, deli serdang (tembakau) dan palembang (karet). Kota yang berasal dari pusat pertambangan seperti dumai, tarakan, ombilin, sawah lunto, pangkal pinang, balikpapan, martapura, cepu, tembaga pura, tanjung enim dan bontang. Kota yang berasal dari pusat administrasi seperti jakarta, demak, cirebon, surakarta, yogyakarta, gowa, banjarmasin dan NAD. Kota yang berasal dari pusat kebudayaan seperti yogyakarta dan solo.

Tahapan kota Tahap eopolis merupakan peralihan desa ke kota Tahap polis merupakan kota yang masih berorientasi agraris Tahap metropolis merupakan tahapan orientasi penduduknya menuju industri Tahap megapolis yang merupakan gabungan beberapa metropils dan berpenduduk lebih dari 25 juta. Trianopolis adalah tahapan dimana mulai terdapat kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu lintas, dan tingkat kriminalitas yang tinggi Tahap nekropolis (kota mati) merupakan tahapan penduduk yang mulai ditinggalkan penduduknya.

Istilah Megapolitan Pengertian wilayah megapolitan menurut Metropolitan Institue adalah sebagai berikut Terdiri dari sekurang-kurangnya dua wilayah existing metropolitan. Total penduduk lebih dari 10 juta “ pada tahun 2040 “ Terjadi akibat bergabungnya / konurbasi wilayah mikropolitan dan wilayah metropolitan yang berdampingan. ( mikropolitan adalah suatu daerah hunian pedesaan yang sangat padat dengan corak kehidupan perkotaan / quasi metropolitan area ). Merupakan wilayah budaya organik dengan latar belakang sejarah dan identitas berbeda. Secara umum menempati lingkungan fisik yang sejenis. Pusat-pusat utama dihubungkan dengan infrastruktur transportasi primer. Membentuk jaringan perkotaan fungsional melalui aliran barang dan jasa. Suatu wilayah geografis yang berguna dalam perfencanaan wilayah skala luas.

Northeast, Midwest, Gulcoast, Piedmont, NorCal, Southland, Valley of the Sun, Cascadia, Peninsula, I-35 Corridor.di U.S.· Tokyo – Osaka, Jepang· Propinsi Gauteng, Afsel ( terdiri dari konurbasi Johanesburg, wilayah metropolitan Pretoria dan Vaal Triangle ).· Ruhr Area dan sebagian Low Countries, Eropa Daratan.· Midland and parts of northern England (termasuk London ). Apabila di Amerika Serikat, megapolitan yang membentang di sepanjang pesisir northeast diberi nama Boswash ( singkatan dari Boston Washington / Boston, New York, Philadelphia, Baltimore dan Washington)

Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Desa-Kota Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity) Adanya kesempatan berintervensi (interventing opportunity) Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial Transfer Ability) Yang membedakan adalah potensi setiap daerah.

Regional Complementary Wilayah A Surplus sumber daya X Minus sumber daya Y Minus sumber daya Z Wilayah B Minus sumber daya X Surplus sumber daya Y Wilayah c Surplus sumber daya Z

Intervening Oppurtunity Wilayah A Surplus sumber daya X Minus sumber daya Y Wilayah B Wilayah C Surplus sumber daya Y

Spasial Transfer Ability Wilayah A Surplus sumber daya X Minus sumber daya Y Wilayah B Surplus sumber daya Y Minus sumber daya X

1. Aspek Ekonomi a. Adanya daerah surplus dan minus menimbulkan aliran barang kmoditas. b. Perpindahan penduduk untuk memperbaiki ekonominya. c. Tekhnologi tepat guna akan meningkatkan kualitas dan kuantitas wiraswasta dalam berbagai bidang. d. Kebutuhan timbal balik antara desa dan kota menyebabkan timbulnya pasar. e. Variasi mata pencaharian penduduk. 2. Aspek Sosial. a. Terjadi perubahan sosial yang baik. b. Meningkatnya fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan dll c. Meningkatnya sarana transportasi dan komunikasi d. Berkembangnya organisasi sosial. 3. Aspek Budaya a. Berkembangnya peralatan dan perlengkakpan hidup b. Komunikasi semakin terbuka c. Berubahnya sistim nilai dan norma. d. Penetrasi budaya kota ke desa.

Teori-Teori Interaksi Teori Gravitasi/Kekuatan Interaksi Teori Titik Henti Teori Grafik/Indeks Konektivitas

Teori Gravitasi IA. = Kekuatan interaksi antara region A dan B k = Nilai konstanta empiris, biasanya 1 PA = Jumlah penduduk region A PB = Jumlah penduduk region B dA.B = Jarak mutlak yang menghubung kan region A dan B

Teori Titik Henti DAB = Jarak lokasi titik henti dAB = Jarak antara kota A dan B PA = Jumlah penduduk kota yang lebih kecil (Kota A) PB = Jumlah penduduk kota yang lebih besar (Kota B) (dihitung dari kota terkecil)

Indeks Konektivitas Keterangan : β = Indeks konektivitas e = Jumlah kota dalam suatu wilayah V = Jumlah jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota tersebut

Pengaruh Positif Interaksi Desa - Kota Pengetahuan penduduk desa meningkat Penghasil penduduk desa meningkat Terbukanya peluang kerja Terpenuhinya kebutuhan penduduk kota Lancarnya distribusi barang dari desa ke kota dan sebaliknya

Pengaruh Negatif Interaksi Desa - Kota Urbanisasi meningkat Lahan pertanian menyusut Hilangnya kawasan hijau Menurunnya kemampuan lahan (daerah serapan air) Adanya penetrasi budaya kota ke desa Timbulnya kawasan kumuh (slum area) Pembangunan desa melambat

Faktor yang menyebabkan terjadi urbanisasi Faktor Penarik (Pull Factor) Faktor Pendorong (Push Factor)

Faktor Penarik (Pull Factor) Tersedia lapangan kerja Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi Fasilitas hiburan dan pelayanan kesehatan yang lebih lengkap Sarana transportasi yang memadai

Faktor Pendorong (Push Factor) Lahan Pertanian Menyusut Lapangan kerja terbatas Upah pekerja terbatas Fasilitas tidak memadai

Wilayah Formal dan Wilayah Fungsional Wilayah formal adalah wilayah yang dicirikan berdasarkan keseragaman atau homogenitas tertentu. Contohnya keseragaman budaya seperti kesultanan surakarta dan banyumas Wilayah fungsional adalah wilayah yang dicirikan oleh adanya kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional. Contohnya kota jakarta dengan kota disekitarnya dan wilayah desa dengan kota.

Batas-batas Wilayah Pertumbuhan di Indonesia Wilayah Pembangunan Utama Indonesia Sepuluh Wilayah Pembangunan Indonesia

Wilayah Pembangunan Utama Indonesia Wilayah pembangunan utama A mencakup wilayah pembangunan I dan II yang berpusat di Medan. Wilayah pembangunan utama B mencakup wilayah pembangunan III, IV dan V yang berpusat di Jakarta. Wilayah pembangunan utama C mencakup wilayah pembangunan VI dan VII yang berpusat di Surabaya. Wilayah pembangunan utama D mencakup wilayah pembangunan VIII, IX dan X yang berpusat di Makasar.

Sepuluh Wilayah Pembangunan Indonesia Wilayah pembangunan I meliputi NAD dan SUMUT yang berpusat di Medan. Wilayah pembangunan II meliputi Sumatera Barat dan Riau yang berpusat di Pekanbaru. Wilayah pembangunan III meliputi Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu yang berpusat di Pelembang. Wilayah pembangunan IV meliputi Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, da Yogyakarta dengan pusat di Jakarta. Wilayah pembangunan V meliputi wilayah Kalimantan Barat.

Wilayah pembangunan VI meliputi daerah Jawa Timur dan Bali yang berpusat di Surabaya. Wilayah pembangunan VII meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan yang berpusat di Balikpapan dan Samarinda. Wilayah pembangunan VIII meliputi NTB, NTT, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan yang berpusat di Ujung Pandang. Wilayah pembangunan IX meliputi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara yang berpusat di Manado. Wilayah pembangunan X meliputi daerah Maluku dan Papua yang berpusat di Sorong.

SELESAI