KEKUASAAN, PENGARUH DAN LEGITIMASI (Bag. 2)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
LEMBAGA KEMASYARAKATAN (Lembaga sosial)
Advertisements

MEDIA PRESENTASI PEMBELAJARAN PKN KELAS XIII TPHPI SMK NEGERI 3 PANDEGLANG
SOSIOLOGI EKONOMI Pertemuan Ke 12
SOSIOLOGI EKONOMI Pertemuan Ke 13
ILMU NEGARA.
BIROKRASI & POLITIK MAX WEBER – BIROKRASI PEJABAT (Beamter) Beamtentum -(Officialdom)=“Kepejabatan”/ istilah alternatif dari Birokrasi Weber tdk pernah.
PERTEMUAN KEDUA Konsep Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Sosiologis (Marx Weber ) a. karisma b. masyarakat politik dengan dimensi. kelas, status.
KEKUASAAN (POWER) Hampir semua kegiatan politik menyangkut penggunaan kekuasaan (power). Subjek ilmiah politik adalah studi tentang kekuasaan; siapa yang.
KEKUASAAN, PENGARUH DAN LEGITIMASI
KEKUASAAN, PENGARUH DAN LEGITIMASI
Kekuasaan dan wewenang
KEKUASAAN POLITIK (THE POWER OF POLITIC)
BAB 08 KEKUASAAN DAN WEWENANG
Apakah fenomena sosial?
Kekuasaan dan Pengaruh
MANUSIA, HUKUM DAN MORAL
Pertemuan 2 NEGARA DAN BANGSA Matakuliah: O0032 – Pengantar Ilmu Politik Tahun: 2008.
Organisasi Politik dan Pengendalian Sosial
Pertemuan 10 PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
Beberapa Perspektif Sosiologi Politik
Sosiologi Pedesaan 11 Kelompok
Talitha Lintang Pertiwi (30)
KONSEP MASYARAKAT DAN KEKUASAAN
PENGANTAR KULIAH PEMILIHAN UMUM
Teori dalam Komunikasi Organisasi dan Implikasinya
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KEKUASAAN (POWER) Hampir semua kegiatan politik menyangkut penggunaan kekuasaan (power). Subjek ilmiah politik adalah studi tentang kekuasaan; siapa yang.
KONSEP DASAR ILMU POLITIK
Pertemuan 06 Mekanisme Pendirian Koperasi
PEMILIHAN UMUM Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Pemerintahan dan Budaya
PERILAKU ORGANISASI “KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI"
Partai Politik & Pemilu
N E G A R A.
DR. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Pengertian politik.
MANUSIA DAN HUKUM.
MANUSIA, HUKUM DAN MORAL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN, KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI
KEKUASAAN DAN WEWENANG
Bahan Kuliah FH UII Yogyakarta 2016.
Teori-teori Sosial (Social Theories)
N E G A R A.
TATIK ROHMAWATI, S.IP.,M.Si.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Kekuasaan, Wewenang dan Kepemimpinan.
N E G A R A.
BAB 08 KEKUASAAN DAN WEWENANG
H. Rusdan | Akhmad Sulaiman | Nur Aisyah Jamil
KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN
Perundang-undangan di Indonesia
Power, Authority and Leadership
Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Politik
Kekuasaan dan wewenang
Kekuasaan, Wewenang dan Kepemimpinan Materi Kuliah PS.
Kekuasaan dan wewenang
SOSIOLOGI PENDIDIKAN.
Tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam Masyarakat Indonesia
LEGITIMASI AGAMA TERHADAP KEKUASAAN NEGARA
Indra Pahlawan,Sip.MSi (indra.pahlawan
N E G A R A.
KONSEP-KONSEP POLITIK
Colloseum, Rome, Italy.
BAB 08 KEKUASAAN DAN WEWENANG
Sumber Hukum Formil dan Sumber Hukum Materiil
KEKUASAAN, PENGARUH DAN LEGITIMASI
KEPEMIMPINAN dan organisasi
Kekuasaan dan wewenang
LAPISAN MASYARAKAT (Stratifikasi Sosial)
Teori dalam Komunikasi Organisasi dan Implikasinya
Transcript presentasi:

KEKUASAAN, PENGARUH DAN LEGITIMASI (Bag. 2) Seri Kuliah Sosiologi Politik

KEABSAHAN DAN LEGITIMASI Aktifitas politik berkaitan dengan usaha mempengaruhi orang atau kelompok lain, maka aktor politik berkepentingan untuk melanggengkan atau mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya. Apa yg bisa dilakukan untuk melanggengkan atau mempertahankan kekuasaan itu? Bagaimana mempertahankan kemampuan untuk mengendalikan dan memobilisasi rakyat agar tetap mau menjalankan perintahnya?

Ada 3 kategori SDP SDP paksaan, menimbulkan kemampuan aktor politik untuk membuat orang lain tunduk pada kemauannya melalui ancaman penggunaan paksaan. SDP ekonomis, menimbulkan kemampuan untuk memanipulasi perilaku orang lain melalui pemberian atau penolakan untuk memberi ganjaran materiil. SDP simbolik, menimbulkan kemampuan untuk mempengaruhi org lain agar mengidentifikasi diri dengan, dan atau mematuhi tertib masyarakat yg berlaku secara sukarela.

Penggunaan SDP paksaan dan SDP ekonomis punya kelemahan, selain biayanya mahal juga ketaatan yang diperoleh tidak langgeng. Bagaimana membuat rakyat mau melaksanakan perintah dengan penerapan paksaan dan ganjaran materiil yang sekecil mungkin? Secara akal sehat, warga negara akan mematuhi pemerintahnya bila warga menganggap bahwa pemerintahnya itu memang berhak untuk memerintah mereka. Pengakuan warga atas penggunaan kekuasaan inilah yang disebut legitimasi atau keabsahan. Kekuasaan yang mendapat keabsahan itulah yang disebut kewenangan (authority).

Keabsahan dan Nilai Sosial Pemerintah atau lembaga politik dianggap absah apabila mayoritas warga masyarakat menganggap keberadaannya memang “patut dan baik”, untuk itu warga bersedia memelihara dan mempertahankannya. “Patut” dan “Baik” adalah salah satu nilai-nilai sosial yang hendak diraih. Karena itu ia merupakan tujuan bersama warga yang ingin dikejar dan dicapai. Jadi absah tidaknya suatu lembaga politik adalah tergantung pada apakah lembaga itu bersesuaian dengan nilai-nilai yg dianut mayoritas warga masyarakat atau tidak.

Mengukur Legitimasi Segi-segi manakah dari lembaga politik yg harus bersesuaian dengan nilai-2 yg dianut mayoritas warga? Apakah proses pembentukannya, ciri organisasi dan perilaku lembaga, ataukah output yang dihasilkannya? Idealnya semua segi harus sesuai. Tapi yang mudah dilihat secara empirik adalah segi output yang dihasilkan oleh lembaga itu yg bersesuaian dengan apa yg diinginkan masyarakat. Jadi keabsahan berkaitan dengan volume atau berapa banyak yang dimiliki oleh lembaga poltik itu. Semakin banyak output yg sesuai dg tujuan warga, maka semakin tinggi legitimasinya.

SUMBER LEGITIMASI Apa sumber yg membentuk legitimasi? Bagaimana memperoleh legitimasi? Menurut Max Weber ada 3 sumber legitimasi: Tradisi; karena tradisi membenarkan status kepemimpinan atau kekuasaan seseorang. Misalnya Ratu Inggeris, Yg DiPertuan Agung Malaysia. Kharisma, karena pancaran watak kepribadian yang luar biasa dan istimewa, misalnya karena kepahlawanan, keberanian, kejantanan, kesederhanaan, kebijaksanaan, kejujuran, dsb. Contohnya: Paus Paulus Yohanes II, Dalai Lama, Gandhi, Soekarno, Hitler, dll. Legalitas formal, karena berdasarkan prosedur yang rasional dan legal menurut peraturan yg telah ditetapkan. Mungkinkah ketiga sumber legitimasi digunakan secara serentak?