SEJARAH SASTRA JAWA Dra. Sri Harti Widyastuti, M.Hum.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
UKURAN NILAI PUSAT UKURAN NILAI PUSAT ADALAH UKURAN YG DAPAT MEWAKILI DATA SECARA KESELURUHAN JENIS UKURAN NILAI PUSAT : MEAN , MEDIAN, MODUS KUARTIL,
Advertisements

Teori Graf.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
(Matematika Al-Quran)
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
START.
Chapter 8 Kompresi Video Kompresi video dipengaruh dari data video tersebut dan hardware yang digunakan pada video tersebut – pada pengambilan gambar –
Wido Hanggoro ` Research and Development Department Indonesia Meteorological Climatological and Geophysical Agency.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
PENYAJIAN DATA DAFTAR TUNGGAL DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI No. Nama
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.

1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
di Matematika SMA Kelas XI Sem 1 Program IPS
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
PEMBANDINGAN BERGANDA (Prof. Dr. Kusriningrum)
PENCAPAIAN KKP PROGRAM KB NASIONAL PROV RIAU BULAN : JUNI 2010.
BOROBUDUR (4) FAHMI BASYA
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
LATIHAN SOAL DATA TUNGGAL
HITUNG INTEGRAL INTEGRAL TAK TENTU.
FLYING BOOK 103 KH. FAHMI BASYA
STATISTIK - I.
UKURAN PENYEBARAN DATA
Median Lambangnya: Mdn, Me atau Mn
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Pengolahan Citra Digital: Konsep Dasar Representasi Citra
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
Soal Latihan.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PERANCANGAN PERCOBAAN MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PENANGGUNG.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
SEGI EMPAT 4/8/2017.
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
ANALISIS / REVIU SEKTOR PENDIDIKAN
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
Bab 16 Sekor Komposit dan Seleksi Sekor Komposi dan Seleksi
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
1 Certified Assessor Training Galeri 678 Kemang, 26 – 28 Agustus 2008 TEST PREFERENSI Materi Kuliah Program Magister Psikologi Unika Atmajaya Agustus 2008.
Teori Graf.
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
Bab 13A Nonparametrik: Data Peringkat I Bab 13A
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PENGAJAR: DR. SRI MULYANINGSIH
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
Graf.
KISI-KISI UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
Teknik Numeris (Numerical Technique)
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
BAB2 QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Bab 7 Nilai Acuan Norma.
Bab 3B Statistika Deskriptif: Parameter Populasi 2.
Korelasi dan Regresi Ganda
Data dan Struktur Data.
Matakuliah Filologi I Dra. Sri Harti Widyastuti, M.Hum.
PENINGGALAN SEJARAH MASA ISLAM
Transcript presentasi:

SEJARAH SASTRA JAWA Dra. Sri Harti Widyastuti, M.Hum. sriharti@uny.ac.id

Sejarah sastra tanggapan pembaca Tanggapan pembaca: resepsi dan intertekstual Intertekstual: bukan hanya pengaruh atau saduran atau peminjaman dan penjiplakan Intertekstual menjadi salah satu bahan penyusunan sejarah sastra Resepsi: pemahaman pembaca terhadap karya secara aktif. Resepsi menjadi cara untuk menguntai sejarah sastra pula.

Sejarah sastra terbagi menurut periode sebagai berikut: A. ZAMAN KUNO ZAMAN MATARAM I Zaman Sailendra tahun 776 karya yang muncul: 1) a. Candra Karana berisi tentang bausastra Sansekerta dan Jawa Kuno b. Pelajaran metrum kakawin 2) Ramayana berisi Rama dengan Sinta 3) Kamahayanikan berisi agama Mahayana

4) Brahmandapurana berisi agama Siwa 5) Agastyaparwa berisi surga-neraka 6) Uttarakanda berisi perjalanan Sinta 7) Mahabharata berisi 18 parwa Adiparwa (kawin/lain-lain) Sabhaparwa (Pandawa dadu) Wanawasaparwa (Pandawa-dibuang) Wirataparwa (Pandawa mengabdi untuk bersembunyi) Udyogaparwa(Kresna gagah)

VI. Bhismaparwa (Bisma berhenti jadi Senapati) VII. Dronaparwa (Drona berhenti jadi Senapati) VIII. Karnaparwa (Karna berhenti jadi Senapati) IX. Salyaparwa (Salya berhenti jadi Senapati) X. Gadaparwa (Bima berperang) XI. Aswathamaparwa (Aswatama membunuh Srikandi dan Drestajumena) XII. Stipralapaparwa (Para wanita pada susah XIII. Cantikaparwa Casanaparwa (Nasihat Bisma)

XIV. Aswamedaparwa (Sesaji jaran) XV. Asramawasaparwa (Drestarastra berada di hutan) XVI. Mausalaparwa (Keluarnya darah Wresni lan Jadu) XVII. Prasthanikaparwa (Pandawa menemui kematiannya) XVIII. Swargarohanaparwa (Pandawa masuk surga) XIII. Cantikaparwa Casanaparwa (Nasihat Bisma)

8. Kuncarakarna 9. Arjunawiwaha-Mpu Kanwa (Arjuna bertapa) 3. ZAMAN KEDIRI 10. Kresnayana-mpu Triguna (Kresna-Rukmini) 11. Sumanasantaka (lahirnya Dasarata) 12. Smaradahana-mpu Dharmadja (Kamadjaja- Ratih mempunyai anak) 13. Bhomakawya-mpu Dharmadja (matinya Boma) 14. Bharatayudha-mpu Sedah-Panuluh (perang darah keturunan Barata)

15. Hariwanga-mpu Panuluh (pernikahan Kresna) 16. Gatotkacasraya-mpu Panuluh (abimanyu menikah dengan St Sundari) 17. Wrtasancaya-mpu Tanakung (piwulang tembang Kakawin) 18. Lubdhaka-mpu Tanakung (Germa bisa munggah swarga) 19. Brahmandapurana (Agama Siwa) 20. Kuntjarakarna (kunjarakarna ruwat)

4. Zaman Majapahit 21. Nagarakrtagama-mpu Prapanca (sejarah Majapahit) 22. Arjunawijaya-mpu Tantular (perangnya Arjunasasra dengan Dasamuka) 23. Sutasoma (Sutasoma membuat hilang angkara) 24. Parthayadnya (Arjuna selesai bertapa) 25. Nitisastra (piwulang warna-warna) 26. Nirarthaprakreta (ngelmu-tua) 27. Dharmasunya 28. Harisraya (Wisnu mbantu bt. Indra)

B. JAWA TENGAHAN 29. Tantu Pagelaran (berisi tentang tanah Jawi ) 30. Calon Arang (Calon Arang teluk lkaro mpu Baradah) 31. Tantri Kamndaka (Dongeng kewan lan Aridarma) 32. Kurawasrama (Kurawa akan balas dendam) 33. Paraton (Cerita Ken Arok/R.Widjaja) 34. Dewarutji (Bima diberi petunjuk Dewarutji)

Lanjutan 35. Sudamala (Sadewa membahayakan Durga) 36. Kidung Subrata (Kesempurnaan hidup) 37. Panji Angreni (Panji mempunyai istri Dewi Anggreini) 38. Sri Tandung (perjalanan Sri Tandjung)

C. JAWA ANTARA V. ZAMAN DEMAK (ISLAM) 39. Het BOEK v. Bonang (Agama Islam, Pangran hanya satu) 40. Een Javaans Geschrift uit de 16e eeuw. (bab agama Islam, asih dari Pangeran, asih dari Nabi) 41. Sulul Sukarsa (Nystiek Islam) 42. Kodja-djadjahan (perjalanan patih Kodja- (dhandhanggula djadjanahan)

VI. ZAMAN MATARAM II 43. Suluk Wudjil (Wejangan Sn. Bonang kepada Wudjil bab ilmu tua) 44. Suluk Malang-Sumirang. Sn. Panggung (Demak) (pengetahuan kesempurnaan) 45. Nitisruti-Karanggayjam (Piwulang baik dan mistik) 46. Nitipradja Slt.Agung (ulah praja) 47. Sastragending Slt.Agung (mistik) 48. Sewaka (Caranya orang bertapa)

VII. KARTASURA 49. Menak- Ki Carik Narawita (orang Agung Menak dengan Prabu Nursewan) 50. Rengganis (perjalanan Dewi Rengganis dengan P. Kelan) 51. Manik-maya-Kartamursadah (Dumadining donya sakawit dan dongeng warna-warna Hyang Wisesa, bt.Guru, Semar tekan Adjisaka) 52. Ambiya (Gusti Allah mengutus ke dunia, adam dan hawa, cerita para nabi) 53. Kanda (carita wiwit N. Adam dan wayang Sepuh-sepuhan

D. JAWA BARU VIII. SURAKARTA 54. Mintaraga (Arjuna bertapa) 55. Dewarutji (Bima mencari bersih sucinya hidup) 56. Nitisastra (piwulang) 57. Tajusalatin (piwulang ratu) 58. Tjebolek (piwulang agama) 59. Ambiya (terjadinya dunia) 60. Babad Giyanti (Matram menjadi surakarta dan Yogyakarta)

61. Babad Prajurit (Tjorok-tjinorok lemah bawah Yogyakarta dan Surakarta) 62. Babad Pakepung (Surakarta kekpung barisan saka Ngayogya, Gupermen lan M.N) 63. Wiwaha Djarwa (Mintaraga) 64. Lajang Rama (Carita Rama dan Sinta) 65. Bratajuda (Perang antara Pandawa-Kurawa) 66. Menak (Carita orang agung Menak) Panitisastra(Piwulang) Sasana sunu (piwulang) Wicara keras (piwulang)

70. Arjunasastra 71. Kawi Dasanama (kata-kata Kawi) 72. Wulangreh (piwulang) 73. Wulang sunu (piwulang) 74. Centini 75. Arjunasasrabahu 76. Artakrama 77. Srikandi Maguru Manah 78. Sembadra Larung 79. Tjekel Wanengpati

80. Djagal Bilawa (lakon wayang) 81. Linggapura (lakon wayang) 82. Semar djantur (lakon wayang) 83. Kartawiyoga maling (lakon wayang) 84. Piwulang Dalang Sastramiruda 85. Paramajoga (Carita Adam lan dewa-dewa) 86. Djitapsara (Carita kaya Paramayoga) 87. Pustakaradja (Cerita lakon wayang) 88. Kalatida (wawasan jaman rubeda. Pameca bab jaman tata tentram. Pameca dan mengetahui kematiannya. 89. Sabdatama (sda)

90. Sabdajati (sda) 91. Djaka Lodang (pameca Djk. Lod. Kepada tana Jawa) 92. Hidayat djati (ilmu kesempurnaan) 93. Tjemporet (Dongeng Jakapramana menikah dengan Dewi Suretna) 94. Adji Pamasa (Cerita Prabu Adji Pamasa ing Mamenang) 95. Witaradya (Prabu Adji Pamasa pindah ke Pengging) 96. Wedatama (Piwulang lahir batin) {1858-1881} 97. Wirawijaya (Piwulang kepada para prajurit) 98. Tripama 99. Najakawara (piwulang kepada punggawa praja)

100. Warajagnja (caranya menikah) 101. Tjandrarini (contoh wanita yang utama) 102. Salokatama (menghilangkan dosa) 103. Panji Wulung (perjalanan Panji Wulung) 104. Rerepen (Pamalad asih dengan wangsalan) 105. Lajang iber (Lajang kiriman nganggo tembang) 106. Pati Tjentini (ilmu kesempurnaan){1845-1915} 107. Kridasastra (sda) 108. Djiwandana (sda) 109. Warasewaja (piwulang kepada anak)

110. Gita-Gita (cerita Sugita lan Sugati) 111. Tjrilaksita (contoh nista madya utama) 112. Purwakanti (kegunaan purwakanti ) 113. Tatatjara {842-1926} 114. Paramabasa (piwulang paramasastra) 115. Warnabasa (unggah-ungguh) 116. Pati –basa (pilah artinya kata-kata) 117. Subasita (tatakrama) 118. Rangsang Tuban (Dongeng dengan nama lain air) 119. Kandhabumi (Dongeng dengan nama lain tanah)

120. Prabangkara (dongeng dengan nama lain api) 121. Kantjil tanpa sekar (dongeng kancil) 122. Urap-sari (bab basa dan tatakrama) 123. Sakuntala (perjalanan prabu Dusanta) 124. Kakesahan dateng Rio (pengalaman R. Sasrasuganda) 125. Judagama (Perang agama di Israil) 126. Bausastra: Mlaju-Djawi 127. Salisir mareng Tenggareng ( menciptakan keadaan aksara) 128. Djakalodang (Ketek ogleng) 129. Baruklinting (dongeng)

130. Djarot {(perjalanan Djarot (1958)} 131. Kirti ndjundjung drajat (perjalanan dapat menjadi orang yang mencukupi orang hidup. 132. Peti wasijat (Kartala membela orang tuanya) 133. Mitradarma (perjalanan Sagkan dengan Paran) 134. Sasna-Sastra (Tjampur bawur) 135Serat Rijanta (perjalanan Rm. Rijanta dengan Ra. Srini)

MIRUNGGAN Bausastra : Oud-Javaansch-Nederlandsche woordenlijet. (Bausastra Djawa-kuna-Walanda) Dr. H.H.Juynboll.1923. Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek. (Bausastra Djawa-Walanda, Aksara Jawa). J>F.C. Gricke/T. ROOrda. 1901 Kawi-Javaavsch Woordenbook. (Bausastra Kawi- Djawa aksasra Djawa)C.F. Winter Sr. 1880 Bausastra Djawa W.J.S. Poerwadarminta. 1939.

BUKU-BUKU PASINAON LAN WACAN Beschrijving der handschriften. (Wawasan lajang Menak) R.M.Ng. Dr. Poebatjaraka.1940. Inleiding tot de studie van het Oud-Javaansch (pasinaon basa Djawa-kuna). 1928 De Taal van het Adiparwa (pasinaon paramasastra Djawa-Kuna). Dr. P.J.Zoetmulder.1950 Saloka akalijan paribasan. (aksara Djawa) C.F. Winter Sr. 1928. 5. Babad Pandawa (aksara Djawa) J.Kats. 1917

BUKU-BUKU PASINAON LAN WACAN. Javaansche Spraakkunst (Paramasastra). H.N. Kiliaan. 1919 Kapustakan Djawi. Prof. Dr. Poebatjaraka. Patokaning njekaraken (asara Djawi). Mas Hardjawiraga.1926 9. Saridin (patjalaton bab warna-warna) (aksara Djawa). CF. Winter Sr. 1907 Kusumawicitra Bloemlezing (wacan Djawa- Kuna). J. Kats. 1925

BUKU-BUKU PASINAON LAN WACAN. 11. Javaansche Leesboek (Watjan Djawa). Dr. M.Prijohoetomo 12. Sarwasastra I, II, III. Ki Hadiwidjana R.D.S. 1952. 13. Sarwasastra Gita Witjara I, II, (aksara Djawa) 14. Kenjaman (Djawa/Latin) Mas Samoed Sastrowardojo.

MASA TRANSISI Pertemuan budaya Barat dan budaya Timur menimbulkan dampak, yaitu lunturnya budaya tradisi dan munculnya unsur-unsur budaya baru yang bersifat evolusi dan melalui proses panjang. Periode peralihan tersebut adalah masa transisi. Masa transisi: masa pergantian dari situasi kepada situasi lain (Webster 1981:1047; Shadily, 1984:3613; Makins, 1991:1636)

Transisi mengisyaratkan pergeseran konvensi yang dalam kasus sastra Jawa akhir abad ke-19 berupa peralihan konvensi tradisional menuju konvensi baru dari Barat/ biasa disebut modern Periode era kebangkitan modernisme ini diawali dengan munculnya karya prosa gubuhan C.F. Winter yang disadur dari karya klasik dalam bentuk tembang. Diantaranya: Serat Rama (Yasadipuran), * Serat Damarwulan Serat Anglingdarma * Serat Sewu Satunggal Dalu Serat Bratayuda * Serat Ramayana Serat Arjunasasrabau

Karya Sastra Jawa Pada Masa Transisi: Karya Sastra Jawa mulai dicetak tahun 1940- an Pada tahun 1841 misalnya diterbitkan buku Leesboek voor de Javanen oleh Gericke yang berisis cerita Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Yakub, Yusuf, Musa, Dewi Kanah, Nabi Sulaiman, dan Isa Jenis Karya Sastra Pada Masa Transisi: Berbentuk prosa dan puisi, terdapat jenis sastra pewayangan, babad, roman, sastra didaktis, dan cerita rakyat, juga karya primbon, undang- undang, kitab suci, almanak, ilmu pengetahuan, dsb.

Prosa Diawali terbitnya Leesboek voor de Javanen Raja Paringon di s’Gravenhage karya Roorda dan Gancaran Serat Baratayuda, Rama, tuwi Arjunasasrabau di Amsterdam tahun 1845. Karya-karya C.F Winter yang terbit tahun 1847-1907 sepertiSerat Sewu Satunggal Dalu (1847) C.F Winter mengilhami pengarang sastra Jawa untuk mengubah karangannya dari tradisional ke dalam prosa dengan genre dari Barat. Sejumlah karya prosa yang berciri novel terbitan Balai Pustaka pada dasarwarsa kedua abad 20 bergaya semarak, lelucon dan babakannya dalam alur keruntutan yang ditujukan untuk pendidikan moral

Karya-karya fiksi berbentuk prosa seperti Durcara Arja dan Trilaksita, Serat Lelampahanipun Robinson Krusu dsb. Karya bentuk baru yang muncul adalah Biografi dan autobiografi Karya Babad yang muncul dalam bentuk prosa: Babad Tanah Jawi Sejarah Surakarta tuwin Ngayogyakarta Bedhahipun Kraton Nagari ing Ngayogyakarta dan Babad Mangir karangan Soeradipoera (1931) Karya roman sejarah: Serat Anglingdarma dan Serat Damarwulan, Abdullah bin Ngabdulkadir, Serat Jayaprana saduran Nitisasrta, dsb.

Sastra pewayangan dalam bentuk prosa: Gancaran Serat Baratayuda, Rama, tuwin Arjunasasrabau (1845) De Wayang Verhalen Palasara, Pandu lan Raden Panji (1869) Lampahan Obong-obongan Bale Sigala-gala (1876) Abiyasa Kresna Gugah (1887) Sukmolembara (1898) Lakon Kartawiyoga(1882), dsb.

Selain itu, jenis karya fiksi yang digolongkan cerita prosa yaitu mite, legenda, dan dongeng . Diantaranya: Serat Cariyosipun Rara Kadreman (1916) Dongeng Sato Kewan (1914) Tunggal Ati (1902), dsb. Selain itu terbit karya prosa klasik, antara lain: - Paramayoga (1884) dan Pustaka Raja I-IV (1887 dan 1892)

2. Puisi Selain menggubah dalam bentuk prosa pengarang juga mengubah dalam bentuk tembang yang dianggap karya yang adi luhung indah dan anggun. Babad yang berbentuk tembang antra lain: Tapel Adam gubahan Krmadiwirja (1859) Babad Bedhahipin ing Mangir gubuhan Sastrawinata (1872) Babad Tanah Jawi I-II gubahan Djajasoebrata (1885,1886,1890), dsb

Karya dalam bentuk tembang yang berupa roman: Endrajaya karangan Astranagara (1868) Panji Sekar karangan Partakoesoema (1877) Sri Gandana karangan Soerwidjaja (1883) Serat Menak dan Panacitra (1854 dan 1888), dst Sastra Pewayangan yang berbentuk tembang sebagian merupakan gubahan: Danupaya karya Atmadikara (1871) Dewa Ruci karya Kramaprawira (1873) Pregiwa dan Dana Asmara karya Sastradiwirja (1880-1881), dsb.

Karya berbentuk tembang yang berupa dongeng: Mite: Cariyosipun Ulam Kutuk karya Ranggawarsita (1872) Legenda: Baru Klinthing (Anonim, 1901) Fabel: Kancil Kridha Martana gubahan Natarata (1909) dan Panggresulaning Kewan (1912) Dongeng: Nalawasa Nalasetya gubahan Soerjawidjaja (1880), Cariyos Sae 11Iji gubahan Martaatmadja (1872), dsb. Lelucon dan anekdot: Carita Ginuritaken gubahan Bastian (1857), Aladin saduran Soetirta (1885) dari sastra Parsi, dsb.

Karya sastra Piwulang/wulang yang berbentuk tembang: Sewaka (1851) Serat Bantah Kekalih (1872) Wiyata Arja gubahan Gandawerdaja (1882) Darmawiyata (1907), dsb. Karya sastra Suluk yang berbentuk tembang: Kridha Atmaka (1909) dan Jiwandana (1910) Umul Brahim (1884) Seh Tekawardi (gubahan Pekubuwana IV,1858)

MASA BALAI PUSTAKA (1917-1942) Balai Pustaka merupakan sebuah lembaga (komisi) yang berperan dalam melahirkan sastrawan di Indonesia. Kehadiran karya-karya sastra Jawa tidak dapat lepas dari campur tangan Balai Pustaka. Tahun 1917-1942, pengarang sastra Jawa yang karyanya diterbtkan oleh Balai Pustaka cukup banyak. Tahun 1920-1n: R.L.Djajengoetara, M.Prawirawinata, M Hardjasoewita, Soebardi Wirjaharsana, R. Sasraharsana, dsb Upaya yang dilakukan penerbit Balai Pustaka untuk mendapatkan tulisan dengan kualitas memadai antara lain: mengadakan lomba penulisan, melarang peredaran buku-buku terbitan swasta yang dianggap berbahaya, mempromosikan Balai Pustaka

Karya-karya sastra Jawa yang terbit dalam rentang waktu 1917-1942 sangat ditentukan oleh sikap penerbit Balai Pustaka. Karya tersebut memiliki tema dan gay yang hampir seragam, yaitu etika (moral) perkawinan, petualangan (perjalanan), pemberantasan kejahatan, perjuangan hidup, pengabdian, keselarasan sosial, dan sejenisnya, tidak mengedepankan politik.

Selain itu sistem pembacaan tidak terlepas dari sistem pengarang, sistem penerbit, dan cara-cara penyebarluasan karya sastra. Keberadaan sastra setidaknya mencakup pengarang, karya sastra, cara penyebarannya, dan pembaca (Damono, 1993:82) Tahun 1920-an pengaruh tradisi lama masih kuat, yaitu pemakaian bahasa dan huruf Jawa, sehingga karyanya pun menggunakan huruf Jawa.

Tahun 1930-an pengaruh tradisi modern (Barat) sudah menunjukkan kekuatan sehingga menggunakan bahasa Latin, dengan ragam krama dan ragam ngoko. Jenis Karya Sastra Prosa dan puisi. Prosa dibagi menjadi 2 jenis: fiksi dan Non fiksi

Fiksi Novel Novel yang terbit tahun 1920: Serat Riyanta (R.B. Selardi, 1920) *Secara umum novel Jawa terbitan Balai Pustaka beralur lurus, dan hanya beberapa yang beralur sort balik *Novel-novel Jawa modern terbitan Balai Pustaka tahun 1917-1942 seluruh novel menampilkan tokoh-tokoh utama dengan identitas jelas, yaitu tokoh dari dunia manusia, seperti umumnya berasal dari etnis Jawa.

Fiksi Novel Novel yang terbit tahun 1920: Serat Riyanta (R.B. Selardi, 1920) *Secara umum novel Jawa terbitan Balai Pustaka beralur lurus, dan hanya beberapa yang beralur sort balik *Novel-novel Jawa modern terbitan Balai Pustaka tahun 1917-1942 seluruh novel menampilkan tokoh-tokoh utama dengan identitas jelas, yaitu tokoh dari dunia manusia, seperti umumnya berasal dari etnis Jawa.

Novel Jawa terbitan Blai Pustaka berlatar sosial menengah dan rendah dan beberapa novel saja yang berlatar sosila tinggi. Novel yang berlatar sosial tinggi contohnya Serat Riyanta yang menampilkan kehidupan Kraton atau lingkungan priyayi Novel yang berlatar sosial rendah: Kirti Njunjung Drajat, Swarganing Budi Ayu, Kontrolir Sadiman, Gawaning Wewatekan, dsb. Novel yang bersudut pandang mahatau: Serat Riyanta, Cariyosipun Pembalang Tamak, Jarot, dsb.

Novel yang bersudut orang ketiga: Purasani, Roman Arja, Ikhtiyar Ngupados Pasugihan, Banda Pusaka, Tumusing Panalangsa, dsb. 2) Cerpen Sejak tahun 1926 genre cerpen (cerkak) baru muncul pada tahun 1930 Cerpen beralur lurus: Anak Bojo dadi Pepeteng, dan Mitra Kape Cerpen beralur sorot balik: Jejodowan Wurung, Kasembadaning Kasetyan

1. Masa Sastra Jawa Masa keemasan sastra Jawa, sejak periode kuno hingga periode klasik abad ke-19 Sastra Jawa modern yang mulai muncul pada awal abad ke-20 dianggap belum cukup sebagai penghubung mata rantai kesastraan Jawa yang adiluhung meskipun kenyataannya sastra Jawa modern baik prosa, puisi, maupun drama mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan diterima oleh masyarakat Jawa.

Eksistensi sastra Jawa modern muncul pada masa yang pendek atau paling suram pada tahun 1960an- 1970an, yaitu era tumbuh subur karya sastra yang terbit dalam buku saku. Karya sastra jenis tersebut dianggap tidak atau kurang bermutu sastra. Hal ini terbukti bahwa atribut pada roman picisan, roman/ novel panglipur wuyung, sastra kitsch, sastra populer, dan sastra hiburan (Prawoto, 1991Budi Utomo, 2002:4). Selain jenis kertas bermutu rendah dan kualitas cetakan/ terbitannya terkesan ala kadarnya, asal-asalan, persoalan intrinsik juga mengarahkannya menjadi roman picisan, seperti pada pengolahan tema, latar, alur, dan penokohan yang tidak mendalam serta pemakaian bahasanya tidak mendukung sebagai komposisi fiktif yang baik (Widati, 1990)

Meskipun dinilai merugikan dan mencoreng nama ba

Meskipun dinilai merugikan dan mencoreng nama ba