RANGE OF MOTION EXERCISE LENNY
Pendahuluan Gerakan segmen tubuh terjadi akibat kontraksi otot/gaya dari luar (external forces) yg menggerakkan tulang. Tulang akan bergerak terhadap satu dgn yang lain pd hubungan antar sendi. Struktur sendi akan mempengaruhi integritas & fleksibilitas jaringan lunak sendi yg melewati sendi & akan mempengaruhi gerakan yg timbul antara dua tulang. Gerakan penuh yg mungkin terjadi disebut RANGE OF MOTION (ROM). Segmen tubuh bergerak dalam ROM, semua struktur akan dipengaruhi antara lain otot, permukaan sendi, kapsul, ligamen, fascia, pembuluh darah & saraf. ROM = joint range/muscle range.
Gambaran joint range, istilah seperti fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dan rotasi digunakan. ROM diukur dgn goniometer & dicatat dalam satuan derajat. Muscle range berkaitan dengan functional exurcion pada otot. Functional exurcion jarak kemampuan otot untuk memendek setelah dilakukan pemanjangan otot sampai maksimal. Dalam beberapa kasus functional exurcion/jarak suatu otot akan mempengaruhi secara langsung pd sendi yg dilewatinya. Mis : jarak pada otot brachialis akan mempengaruhi jarak yg timbul pd elbow joint
Mempertahankan ROM normal, segmen-segmen harus digerakkan melalui jarak gerak yang mungkin secara periodik. Banyak faktor yg mempengaruhi penurunan ROM seperti faktor sistemik, sendi, neurologi, penyakit muscular, surgical, trauma, inaktifitas atau imobilisasi. Tujuan ROM exc mempertahankan mobilitas sendi & jaringan lunak yg akan meminimalisir terjadinya kontraktur.
DEFINISI LATIHAN ROM Passive ROM Exercise (PROMEX) Gerakan pd suatu segmen yg dihasilkan melalui external force, tanpa ada kontraksi otot secara volunter. External force dpt dilakukan melalui bantuan gravitasi, alat, orang lain/bantuan bagian tubuh lain dr orang yg bersangkutan. Active ROM (AROMEX) Gerakan pd suatu segmen yg dihasilkan melalui kontraksi secara aktif pd otot yg melalui sendi. Active-Assistive ROM (AAROMEX) Active ROM melalui bantuan gaya yg diberikan dr luar baik manual/mekanik, karena otot-otot penggerak utama (prime mover) membutuhkan bantuan untuk melengkapi gerakan.
INDIKASI & TUJUAN LAT. ROM A. Passive ROM Pd pasien tdk sadar, paralisis, complete bed rest, terjadi reaksi inflamasi & nyeri pd active ROM mengurangi komplikasi-komplikasi immobilisasi dgn tujuan : a. mempertahankan integritas sendi dan jaringan lunak. b. meminimalkan efek terjadinya kontraktur. c. mempertahankan elastisitas mekanik otot. d. membantu sirkulasi & vaskularisasi dinamik e.meningkatkan gerakan sinovial utk nutrisi cartilago & difusi material-material sendi. f. menurunkan nyeri. g. membantu healing process setelah injuri/pembedahan h.Membantu mempertahankan kesadaran gerak pasien. Evaluasi inert structur menentukan limitasi gerakan, stabilitas sendi, elastisitas otot & jaringan lunak lainnya. Mengajarkan program active exercie menunjukkan gerakan yg diinginkan. Persiapan stretching sebagai warming-up.
B.Active dan Active-Assistive ROM Kontraksi otot secara aktif & menggerakkan suatu segmen dgn/tanpa bantuan, & ketika tidak ada kontraindikasi, active ROM digunakan utk : a. tujuan sama dgn passive ROM dgn tambahan manfaat yg berasal dr kontraksi otot. b. mempertahankan sifat fisiologis, elastisitas & kontraktilitas otot. c. memberikan sensori feedback dr kontraksi otot. d. memberikan stimulus pd integritas tulang. e. meningkatkan sirkulasi & mencegah formasi thrombus. f. mengembangkan koordinasi & motor skills utk aktifitas fungsional. Kelemahan otot (poor-fair minus), active-assistive ROM digunakan utk memberikan bantuan yg cukup pd otot dgn kontrol yg hati-hati sehingga otot dapat berfungsi pd level maksimum & penguatan secara progresif. Pada program aerobic conditioning, active-assistive/active ROM dpt dilakukan utk meningkatkan respon cardiovascular & respirasi yg dilakukan secara berulang & monitoring hasil.
Pertimbangan-pertimbangan khusus KETERBATASAN LATIHAN ROM Pasien bed rest, mencegah demineralisasi tulang, penurunan sirkulasi, penurunan fungsi cardiac & respirasi. Imobilisasi dlm waktu tertentu, ROM exc digunakan di atas/bawah segmen mempertahankan area ybs senormal mungkin & persiapan aktifitas tongkat/kruk Pertimbangan-pertimbangan khusus Keterbatasan Passive Motion 1. Jarak gerak pasif yang benar-benar rileks sulit dicapai ketika otot terinervasi. 2.Passive motion tidak akan : -mencegah atropi otot. - meningkatkan kekuatan/daya tahan. - membantu sirkulasi secara aktif pada otot yang berkontraksi
Keterbatasan Active ROM 1. Pada otot yang kuat, tidak akan mempertahankan/meningkatkan kekuatan otot. 2. Tidak akan mengembangkan skill/ koordinasi kecuali menggunakan pola-pola gerak.
PENCEGAHAN DAN KONTRAINDIKASI LATIHAN ROM Passive & active ROM kontraindikasi gerakan menyebabkan distrupsi pda healing process, immobilisasi yg mengarah kepada adhesi dan kontraktur, gangguan sirkulasi dan pemulihan dalam waktu lama. Riset Salter (1983), menyimpulkan pemberian passive motion secara kontinyu & bebas nyeri memberi manfaat penyembuhan/pemulihan jaringan lunak dan lesi sendi. Tahap awal ROM exc kontraindikasi setelah trauma akut, fraktur dan pembedahan. Gerakan terkontrol dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kecepatan proses pemulihan dilakukan sepanjang toleransi pasien dapat dimonitor. FT’s harus mengetahui dengan pasti kemungkinan yg terjadi akibat pemberian gerakan serta memahami jarak, kecepatan, dan toleransi pasien selama tahap pemulihan yang masih akut. Adanya trauma penyerta merupakan kontraindikasi. Tanda-tanda pemberian latihan yang berlebihan dan salah adalah peningkatan nyeri dan inflamasi.
Active ROM kontraindikasi pd kondisi kardiovaskular pasien tdk stabil & akan membahayakan pasien seperti pada infark myocardial. Dlm beberapa keadaan passive ROM dpt diberikan & juga active ROM pd ankle & kaki utk mencegah venous statis dan pembentukan thrombus. Aktifitas individual dapat dimulai dan dilakukan secara progresif sesuai toleransi pasien. ROM exc tdk sama dgn stretching.
Prosedur ROM Exc Didasarkan pada evaluasi level fungsi pasien, menentukan tujuan dan apakah dengan latihan passive, active-assistive atau active ROM untuk mencapai tujuan tersebut. Tempatkan pasien pada posisi yang nyaman (comfortable position) . Buat proper body alignment. Bebaskan segmen dari pakaian, splint dan balutan. Posisi FT’s harus menggunakan proper body mechanics. Untuk mengontrol gerakan, genggam ekstremitas di sekitar sendi. Jika sendi nyeri, modifikasi genggaman & berikan sanggahan yg dibutuhkan utk kontrol gerakan. Sanggah pd area yg mengalami kelainan integritas stuktural seperti hipermobilitas sendi, fraktur baru atau kelemahan. Gerakkan segmen secara penuh dan bebas nyeri. Jangan memberikan gerakan yang berlebihan karena akan terjadi gerakan penguluran pada daerah tersebut. Lakukan gerakan secara lembut & berirama sebanyak 5-10 kali. Jumlah pengulangan tergantung objektivitas program, kondisi pasien & respon treatmen.
Plan of care passive ROM kekuatan berasal dari luar (FT’s/peralatan mekanik). Pasien memberikan kekuatan & diajarkan utk menggerakkan segmen ybs. tidak ada aktive resisten/ bantuan yg diberikan pd otot-otot yg melalui persendian krn dpt menjadi active exercise. jika gerakan yg dilakukan bebas nyeri, capai ROM yg memungkinkan tanpa force pada gerakan atau nyeri.
Plan of care active/active assistive ROM 1. tunjukkan gerakan yang diinginkan dengan passive ROM kepada pasien, kemudian minta untuk melakukan gerakan tersebut, bantu dan arahkan pasien jika diperlukan. 2. bantuan hanya diberikan untuk memperhalus gerakan. Jika terdapat kelemahan, bantuan pada awal dan akhir gerakan. 3. gerakan yang dilakukan pada ROM yang memungkinkan
ROM exc dpt dilakukan pd: 1 ROM exc dpt dilakukan pd: 1. bidang anatomi ROM (frontal, sagital dan transversal) 2. otot dalam keadaan memanjang (antagonis sampai terjadi tarikan otot). 3. kombinasi pola gerakan (kombinasi gerak dalam beberapa bidang gerakan). 4. pola gerakan fungsional (gerakan-gerakan yang dilakukan dalam ADL).
EVALUASI Monitor keadaan umum pasien selama dan setelah latihan. Catat apakah terjadi pengaruh pada vital sign, terjadi perubahan suhu dan warna pada segmen yang bersangkutan dan beberapa perubahan pada ROM, nyeri dan kualitas gerakan. Dokumentasikan reaksi-reaksi yang dapat diobservasi dan diukur terhadap pemberian treatment. Modifikasi dan lakukan progresifitas treatmen.