Karimunjawa, Pesona Alam Tropis Karimunjawa, pernahkah Anda mendengar kata ini? Karimunjawa adalah gugusan pulau yang berada dalam lingkup Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sejak tahun 2001 Karimunjawa sudah menjadi Taman Nasional Laut dengan 27 pulau kecil, 5 diantaranya sudah berpenduduk, yaitu Pulau Genting, Kemujan, Karimunjawa, Nyamuk, dan Parang. Penduduknya terdiri dari Suku Jawa, Bugis, Makassar, dan Madura sehingga bentuk rumah adatnya pun khas. Untuk sampai di lokasi memakan waktu sekitar 4 sampai 6 jam dari daratan Pulau Jawa dengan menggunakan kapal motor cepat dari Semarang atau Jepara. Sedangkan untuk mengunjungi pulau-pulau yang ada di sana, bisa menggunakan perahu nelayan. Jarak antar pulaunya tidak terlalu berjauhan. Ada pula perahu yang dilengkapi dengan kaca pada bagian bawah perahu (glass bottom boat), agar kita dapat menikmati keindahan terumbu karang atau ikan-ikan dalam laut dari atas perahu. Karimunjawa memiliki pesona alam yang masih sangat alami. Daerah ini memiliki beberapa jenis ekosistem flora, yaitu ekosistem terumbu karang, hutan mangrove (padang lamun), hutan pantai, dan hutan dataran rendah. Di sisi lain, fauna pun bervariasi, seperti rusa dan kera ekor panjang maupun fauna akuatik yang terdiri atas 242 jenis ikan hias dan 133 genera akuatik. Selain itu, di lokasi ini terdapat pula jenis fauna langka yang berhabitat di Pulau Burung dan Pulau Geleang, seperti burung elang laut dada putih serta dua jenis penyu, yaitu penyu sisik dan penyu hijau. Suhu di sini rata-rata 26-30 derajat Celcius dan angin laut bertiup sepanjang hari. Di sini terdapat satu cerita rakyat yang mengilhami asal nama Karimunjawa. Berawal dari Sunan Nyamplung (Syech Amir Hasan) putera Sunan Muria. Sedari kecil, ia hidup dimanja sehingga ketika beranjak dewasa menjadi cenderung nakal. Sunan Muria sudah berusaha mendidik puteranya tersebut agar menjadi lebih baik, tetapi selalu gagal. Akhirnya Sunan Muria menitipkan puteranya kepada Sunan Kudus, dengan harapan menjadi lebih baik. Dalam bimbingan Sunan Kudus, Amir Hasan memang menjadi pribadi yang lebih baik dan taat, sehingga ia dikembalikan kepada keluarganya. Tetapi setelah berkumpul kembali dengan keluarganya, perilaku Amir Hasan kembali seperti semula. Sunan Muria merasa prihatin, dan akhirnya memerintahkan puteranya tersebut untuk turun Gunung Muria dan mengamalkan ilmu agama di pulau yang nampak “kremun-kremun” (tidak jelas) bila dilihat dari Gunung Muria. Dan Sunan Muria pun mengatakan bahwa Amir Hasan tidak boleh kembali ke Pulau Jawa sebelum tugasnya selesai. Dengan berbekal 2 buah biji nyamplung untuk ditanam di pulau tujuan, dan mustaka masjid (sampai saat ini masih berada di kompleks makam Sunan Nyamplungan), serta ditemani oleh 2 orang abdi, akhirnya Amir Hasan pun memulai perjalanannya. Setelah sampai dan menemukan tempat yang cocok untuk ditinggali, Amir Hasan kemudian menanam 2 buah biji nyamplung yang dibawanya dari Pulau Jawa. Tanaman yang tumbuh dari kedua biji nyamplung inilah yang sekarang dikenal sebagai pohon nyamplung, dan lokasinya diberi nama Dukuh Nyamplung. Biji nyamplung saat ini sudah bisa digunakan sebagai energi alternatif. Selain itu dewandaru juga merupakan tumbuhan khas Karimunjawa. Konon berasal dari tongkat Sunan Nyamplung yang ditancapkan kemudian tumbuh menjadi pohon dewandaru. Kayu dewandaru bagi yang percaya bisa untuk obat anak kecil yang sedang panas sawan, celupkan kayunya ke dalam air dan diminumkan, atas izin Yang Kuasa akan sembuh. Bagi seorang pemimpin bila mempunyai kayu ini akan lebih berwibawa, konon kabarnya Presiden I RI Soekarno, tongkat komandonya berasal dari kayu dewandaru asal Karimunjawa ini. Keindahan Karimunjawa bisa kita jelajahi dengan berenang, menyelam, menjelajah laut dengan perahu, atau melihat akuarium air laut. Untuk yang gemar memancing juga bisa melakukan hobinya di sini. Atau sekadar berjemur pun juga bisa. Kerajinan yang bisa kita jadikan oleh-oleh berupa kerajinan terbuat dari kayu-kayu langka, seperti kayu stigi, kayu dewadaru, dan kayu kalimasada. Hasil-hasil kerajinan yang lain berupa tongkat, keris, dan tasbih. Selain hasil kerajinan, di kepulauan ini juga terdapat barang-barang hasil industri rumah tangga, seperti kaus, topi, ikan teri, ikan asin, jenang, makanan olahan dari rumput laut, dan minyak kelapa. Barang-barang kerajinan ini dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko penjual barang-barang cenderamata yang berada di pusat kota Karimunjawa.